Tak kuat menahan sakit lagi

Tubuh Nita tergeletak tak berdaya, wanita itu sudah tak lagi mampu berbicara ataupun berteriak meminta ampunan. Setengah sadar ia bisa melihat anak-anaknya yang saling memeluk ketakutan.

Anak sekecil itu harus melihat pertengkaran yang begitu menakutkan. Nita mengangkat tangganya untuk mengapai sang buah hati, tapi tak sampai karena tubuhnya yang tak berdaya. Tak peduli dengan tubuhnya yang kesakitan, ia lebih merasa sesak melihat anak-anaknya ketakutan karena perbuatan mas Adam padanya.

“puja... Puji,” panggil Niat lirih, ia ingin menyuruh anak-anaknya pergi, tapi untuk mengeluarkan suara rasanya ia tak mampu lagi. Pada akhirnya ia hanya bisa menatap mereka dengan tatapan kasihan.

“Maafkan bundamu nak... Bunda sudah tak kuat lagi, aku berharap kalian bisa menjadi anak yang baik tanpa ibu,”

Meratapi nasib yang malang, dirinya bisa apa. Pada akhirnya ia berakhir ditangan pria yang dipilihnya sendiri untuk menjadi teman hidupnya. Ia sudah dapat merasakan, ini akan menjadi hari terakhirnya menatap buah hatinya. Tatapan yang begitu sayap terus saja menyoroti kedua buah hatinya sebelum ia menutup mata.

.....

Adam berhenti memukul saat merasa istrinya tak bergerak lagi. Pria itu tertawa melihat tubuh istrinya yang tergeletak. Pria kejam itu tak berhenti disitu saja. Sesuatu telah ia rencanakan untuk menghabisi istrinya ini, dengan tersenyum iblis pria itu mengeluarkan Sebotol cairan dari saku celananya.

Sebotol cairan itu di paksa masuk ke dalam mulut istrinya. Nita berusaha menolak untuk tidak menelannya, tapi Adam mencengkeram kuat dagu istrinya agar tak bisa mengelak.

“Telan! Cepat kau telan sialan!”

Tak bisa menolak, wanita malang itu terpaksa menelan carian yang diberikan suaminya dengan paksa. Rasa panas serasa membakar tenggorokannya, gadis itu berteriak kesakitan sembari memegang lehernya.

“Mas...! Sakit!” teriakkannya begitu pilu, yang diiringi pekikan takut kedua bocah kecil yang melihatnya.

Nita meringkuk menahan sakit di sekujur tubuhnya, setelahnya wanita itu jatuh tak sadarkan diri. Hari itu... Hari dimana dia merelakan hidupnya... Hari dimana dia meninggalkan anak dan suaminya dengan kesakitan yang tiada tara.

******

Suara derap langkah para pekerja medis terdengar nyaring di sepanjang lorong rumah sakit.

Pintu ICU terbuka membuat semua orang yang tadi duduk menunggu langsung berdiri menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu. Mereka sudah menunggu hampir dua jam lebih di luar ruang rawat darurat ini.

“Dokter, bagaimana keadaan putri saya?” tanya Nur dengan cemas.

“Apa saya bisa bicara dengan keluarga dekat pasien, ada beberapa hal yang harus dijelaskan.” Dokter meminta seseorang untuk ke ruangannya, karena tak mungkin ia menjelaskannya disini.

Saat Nur ingin berkata, Adam terlebih dahulu mengajukan diri.

“Saya suaminya, dok. Biar saya yang akan ke ruangan Anda,” buru-buru Adam berucap.

Sang dokter mengangguk mengerti, “baiklah, silakan bapak ikut saya. Dan ibu pasien sudah boleh menjenguknya, tapi hanya untuk satu orang saja.”

Ibu nur terlihat sangat bahagia, ia sudah tak sabar melihat keadaan putrinya sekarang. Saat kabar buruk ini sampai pada dirinya, wanita itu bahkan jatuh pingsan. Ia mengira kabar ini hanya lah mimpi buruk, tapi saat ia melihat sendiri bagaimana anaknya berbaring tak berdaya di brankar rumah sakit, ia merasa nyawanya seakan mau melayang.

Air matanya tak bisa lagi ia tahan saat melihat putrinya berbaring dengan wajah yang terlibat sangat pucat. Ia mengusap lembut wajah yang terlibat tak berdarah itu. Mata Nita masih tertutup rapat membuat rasa cemas dalam hati nur bertambah besar.

“Ya Allah, nak. Apa yang terjadi padamu sebenarnya? Kenapa bisa berakhir seperti ini?” Nur terisak pilu sambil mencium punggung tangan Anaknya Berkali-kali.

Saat ia bertanya pada Menantunya apa yang terjadi pada Nita, Adam hanya bilang jika Nita mencoba bunuh diri. Pria itu juga berkata saat ia menemukan istrinya sudah dalam keadaan seperti ini.

Awalnya Nur dan juga keluarganya merasa heran, karena saat pertama kali yang membawa Nita ke rumah sakit adalah Adam. Dan saat mereka sampai semuanya terlihat sudah dibereskan, Nita juga sudah dirawat oleh dokter. Sedangkan adam terlihat enggan untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, pria itu terkesan menghindar saat kali ditanyakan.

Padahal beberapa mememar di pipi Nita cukup untuk dirinya mendesak Adam untuk bercerita, tapi melihat menantunya itu begitu bungkam membaut dia takut sendiri dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Dan sekarang kecurigaan Nur semakin menjadi melihat sikap menantunya itu tadi saat berbicara dengan dokter, ia menyadari serasa ada yang janggal. Nur menyikap sedikit pakaian rumah sakit yang dikenakan Nita, baju itu terlihat kebesaran yang bisa menutupi seluruh tubuh wanita itu, ia ingin memastikan sesuatu yang dari tadi ia pikirkan.

Nur hampir saja berteriak histeris saat melihat apa yang ada dibalik baju itu, yang pada anak tertutup rapat. Tidak, ini tidak mungkin.

“Astagfirullah! Apa terjadi pada mu nak?! Kenapa tubuhmu bisa begitu banyak luka?” Ibu nur menyerit pilu, ia merasa tak tega melihat tubuh anaknya yang terlihat banyak sekali memar bekas pukulan dan juga cambukkan. Bahkan bekas itu juga terlihat masih ada yang berdarah ulang.

Tubuh wanita tua itu bergetar ketakutan. Tak sampai disana ia kembali membuka baju Nita lebih besar lagi, dan ia semakin melihat luka yang lebih parah dari sebelumnya. Tak tahan lagi melihat keadaan anaknya, Ibu nur hanya bisa terisak pilu. Ia memeluk tubuh yang bagai tak bernyawa itu dengan hati yang hancur.

Ibu Nur tersentak kaget saat merasa tubuh anaknya sedikit bergerak. Ia melepaskan pelukannya, ia merasa tak sabar melihat anaknya akan membuka mata kembali. Mungkin nanti ia bisa bertanya siapa pelaku penyiksaan ini, ia bersumpah akan membalasnya lebih dari ini.

Tapi tidak... Sudah lama Ibu Nur menunggu, tapi Nita tak kunjung membuka matanya. Saat mendengar sedikit rintihan dari bibir pucat anaknya, Nur segera saja mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan di telinga sang putri.

“Sayang ... Buka matamu, nak.” Bisik Ibu Nur.

Beberapa saat tak ada jawaban, tapi bibir pucat wanita itu mulai bergumam pelan.

“Bunda ... Sakit,” dua kalimat itu Nita ulang-ulang dalam ke tidak saudaranya.

Nur bukan wanita bodoh, meskipun ia sudah tua tapi ia tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Wanita tua itu menghidupkan ponsel kecilnya, cukup bisa untuk merekam setiap kalimat yang keluar dari bibir anaknya.

Nur kembali berbisik, “katakan nak, apa yang ingin kamu katakan. Bunda akan mendengarkannya.”

Nita kembali bergumam pelan, ia masih mengulang-ulang kata yang sama dengan mata yang masih terpejam erat.

“Bunda... Sakit. Bunda... Sakit. Bunda... Dia memukul ku... Sakit bunda.” Nita mencoba mengerakkan matanya untuk dibuka, tapi sepertinya wanita itu tak mampu. Pada akhirnya ia hanya bisa tetap menutup mata.

Nur terisak, sekuat tenaga ia menahan air matanya. Sekarang ia harus mencari tahu semuanya, jika tidak ia bisa kehilangan untuk menangkap siapa pelakunya. Melihat sang putri yang begitu berjuang ingin mengatakan sesuatu, Nur semakin yakin ia sudah mengambil langkah yang benar.

Nur kembali berbisik, “katakan pada bunda nak, siapa yang menyakiti mu?” bisik ibu nur lembut.

Lama tak dijawab, Nita masih terlihat gelisah seperti menahan sesuatu yang ingin meledak dari tubuhnya. Sekali lagi Ibu nur kembali berbisik lembut, berharap sang anak merasa nyaman dan mengatakan isi hatinya.

Ternyata kali ini berhasil, wanita itu kembali bergumam. Tapi satu kata terakhir yang ia ucapkan cukup membuat seorang ibu serasa mau pingsan.

“Sakit ... Bunda. Adam... Adam ... Pukul ... Aku.” Suara itu begitu lemah, bahkan nyaris tak terdengar.

Nur sungguh terkejut mendengarnya, ia menutup mulutnya tak percaya dengan kenyataan ini. Wanita tua itu langsung menutup rekaman suara yang ia lakukan. Melihat sang anak mulai melemah, Nur berteriak memanggil dokter.

Tidak! Dia tidak ingin kehilangan putrinya!

Bagaimanapun putrinya harus baik-baik saja. Nur benar-benar tak rela melihat tubuh putrunya yang kejang-kejang.

*****

Jangan lupa comen, like nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!