Nita kembali membuka warung, setiap pagi sampai jam sebelas ia kan berjualan, setelah itu warung kecil ini akan kembali ditutup, karena ia hanya berjualan sayur-sayuran, jadi orang-orang belanja hanya pagi saja jika sore hari pasti sepi. Dan sepertinya sebentar lagi akan segera tutup lebih cepat, karena hari ini ia kurang bersemangat untuk berjualan.
“Pagi Mbak Nita, Udah buka ya?”
Nita yang melihat suami Tetangganya mampir, ia tersenyum ramah. “Iya mas Jun, malah mau tutup sebentar lagi ... Mas mau belanja?”
Pria yang dipanggil Jun itu tersenyum canggung, “iya mbak ... Istri saya lagi hamil muda, dia malas katanya mau jalan buat belanja.” Sepertinya pria itu sedikit malu harus berbelanja keperluan dapur, mungkin belum terbiasa.
“Alhamdulillah akhirnya penantian kalian berbuah baik juga, selamat ya Mas.” Ucap Nita ikut senang, “Oh, ya. Mau beli apa Mas?”
Pria itu menyebut beberapa pesanan istrinya, setelah membayar Jun segera pulang.
“Terima kasih ya, mbak. Saya permisi dulu, kembalian nya buat mbak aja,” ucapnya. Nita tersenyum sembari mengucapkan terima kasih.
Setelah pria yang bernama Jun itu pergi, Nita kembali sibuk membuka kedainya kembali. Menata sayur-sayuran dan juga bahan yang lain agar terlihat segar dan banyak pembelinya yang tertarik.
“Oh, jadi begitu caramu merayu pria lain?!” Nita terkejut melihat keberadaan adam dibelakang-Nya tanpa dia sadari.
“Mas, sejak kapan kamu disana?”
Tak menjawab pertanyaan istrinya, adam langsung menarik kasar tangan Nita memasuki rumah. Saat sampai di dalam pria itu menampar wajah Nita dengan keras.
“Selain menjadi istri pembakang ternyata kau cukup hebat juga menggoda pria. Dasar wanita murahan!” teriak Adam murka.
“Mas... Aku bisa jelaskan. Aku gak merayu dia, kamu kenapa sih marah-marah terus?!” bentak Nita tak terima. Dia mengusap pipinya yang terasa kebas, suaminya ini benar-benar tak punya hati.
Adam terlihat melengos, “kalau bukan menggoda apa lagi? Kau bahkan tersenyum genit begitu, lalu pria bajingan itu memberimu uang! Kau pikir aku tidak dengar pembicaraan kalian!”
Nita mengusap pipinya yang merah, Kepalanya terasa sakit, juga merasakan rasa asin di dalam mulut, sepertinya berdarah lagi.
“Dia hanya ingin berbelanja sayuran, mas. Lagi pula dia punya istri, mas Jun bukan pria yang suka selingkuh.” Adam mendelik tajam, ia sadar Nita sedang menyindir dirinya.
“Lagi pula apa yang membuatmu cemburu, dia hanya memberi uang belanja yang sedikit berlebih dan kamu langsung memukul aku! Kamu punya hati gak sih, Mas. Kamu kok tega benar sama aku?” Mata Nita terlihat berkaca-kaca, dia benar-benar tidak bisa terbiasa menerima perlakuan kasar ini setiap harinya.
Adam terdiam sejenak, ia menatap istrinya dengan tatapan kasihan. “Maaf sudah menampar mu tadi ... Aku hanya merasa cemburu.” Adam mengusap lembut bekas tamparannya, ia merasa sedih setelah melihat bekas tamparan kemarin belum sembuh, tapi hari ini ia kembali menyakitinya.
Air mata Adam menetes, ia merasa sedih, ia merasa menyesal telah melakukan hal itu pada istrinya. Nita terenyuh melihat suaminya perhatian, apa suaminya telah kembali?
Tidak mungkin pria ini bisa berubah dalam waktu sehari bukan. Ia tahu saat ini suaminya hanya merasa bersalah, seperti biasanya ia akan memohon maaf, lalu besok pagi akan ia ulangi lagi.
Nita menepis pelan tangan suaminya, ia kembali ke depan rumah untuk menutup kedai. Mencoba menolak sentuhan Suaminya agar tak terbuai dengan kasih sayang yang semu. Tak ingin berharap lagi, dia takut nanti angannya terhempas dan hatinya akan tercabik-cabik lagi melihat kesalahan yang dilakukan Adam.
“Sekali lagi Maaf, Dek. Mas benar-benar khilaf. Tadi mas terlalu cemburu melihat kamu tersenyum sama pria itu,” Adam kembali mengusap wajah Nita dan kali ini wanita itu tak menolak lagi sentuhan suaminya.
Nita memilih mengangguk saja. Ia malas berdebat, Jikapun dia mencoba membalas perkataan Adam pasti suaminya itu akan kembali murka, dan kemukminan tamparan kedua mungkin akan dia dapatkan nanti.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments