EPISODE 017

Sang Ibu mengambil kaleng itu dengan acuh dan meneguknya beberapa kali tegukan.

“Namanya Fredrik. Kami bertemu saat masih muda. Setelah lulus SMA, aku pernah bekerja di jasa pengiriman barang. Jauh sebelum mengenalmu.”

“Sebenarnya, itu benar. Pernah terjadi pertengkaran diantara aku dan dia. Kupikir itulah sebabnya banyak timbul kekacauan,” jelas Igor.

Sang Ibu menghela nafas panjang, meneguk kaleng minuman nutrisi. Menatap Igor dengan iba.

“Maafkan aku telah menamparmu. Apa itu sakit?”

“Tidak. Aku baik-baik saja.”

Tangan Sang Ibu bergetar akibat memikir dan merasakan apa yang akan terjadi. Dia terus berpikir negatif, membuatnya terlihat seperti orang yang memiliki anxiety.

“Lantas, bagaimana dengan istrimu? Dia tidak tahu masalah ini, bukan?”

“Tidak. Dia bertanggung jawab atas kasus ini dengan timnya.”

“Apa?” Sang Ibu membanting minuman kaleng. Lantai rumah penuh dengan minuman kaleng yang tumpah. Dia kembali syok dan mengamuk.

“Kubilang juga apa? Aku sudah berulang kali memperingatkanmu, kan? Sudah kubilang dia akan memperburuk keadaan.”

Sang Ibu meronta-ronta, mengelus dadanya sendiri. Bersabar.

Igor beranjak berdiri dan mengambil alat pel. Membersihkan tumpahan minuman kaleng di lantai.

“Mungkin juga dia bisa lebih cepat membantu kita untuk membersihkan namaku dari semua tuduhan, agar aku bisa hidup sebagai Arthur, bukan Igor.”

“Tidak. Aku tidak menyukai istrimu sejak awal. Kau harus berhati-hati. Dia sangat bermuka dua. Bagaimana kau bisa menikah dengan orang sepertinya. Astaga.”

“Kau tenang saja. Pelakunya tertangkap kamera CCTV saat melakukan kejahatan, dan dia bahkan meninggalkan noda darah di tempat kejadian. Aku yakin kasus ini akan segera dituntaskan, karena petunjuknya cukup banyak.”

Igor terus memberikan penjelasan agar ibu angkatnya tak terus marah dan menggebu-gebu.

“Mereka mungkin mengejar Arthur, tapi, mereka tidak akan mengejar Igor. Tidak akan! Artinya, kau harus terus berada di sisiku, agar hal buruk tidak terjadi.”

“Terserah kau saja. Sebaiknya kau cepat pergi dari sini.” Sang Ibu beranjak dari kursinya. Berjalan ke pintu, membuka pintu.

“Baiklah. Aku akan pergi.” Igor menyusul ke pintu.

“Rumah kita terlalu besar. Terlalu besar untuk dua orang. Kau harus sesekali datang dan makan bersama kami,” ucap Sang Ibu.

Igor menghentikan langkahnya. Membalik badan dan tersenyum. “Tidak. Bukan hanya kalian berdua. Kalian bertiga. Kalau aku ada, berarti menjadi empat.”

Sang Ibu melotot pada Igor. Sejuta makna dari ucapan Igor, membuktikan dia memiliki banyak rahasia yang hanya diketahui olehnya.

“Baiklah. Sampai jumpa!” Igor berjalan pergi ke pekarangan rumah. Menyalakan mobil, dan mobil pun melesat dengan cepat dari halaman rumah.

Sang Ibu masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya.

Sebuah ruangan kosong yang ada di dalam rumah. Ruangan itu dipenuhi oleh beberapa penghargaan, piala, dan juga piala. Tertulis di atasnya dengan nama Igor.

Ruangan berukuran 7X7, sebuah kamar tidur yang cukup luas dan sebanding dengan rumah megah yang dimiliki oleh orang tua angkat Igor.

Seorang pria muda berumur akhir 30an, terbaring di atas ranjang. Beberapa infus tergantung dan juga menggunakan alat bantu pernapasan untuknya.

Dia bernama Igor. Igor asli. Anak kandung dari orang tua angkat Igor. Dia terbaring tak berdaya di atas ranjang itu.

Sang Ayah beberapa kali mengecek dan memastikan keadaan anak kandungnya sendiri. mengganti infus dan beberapa kali membersihkan pakaiannya.

Singkat cerita, Arthur bertemu dengan orang tua angkatnya, melihat anak kandungnya yang berumur sama sepertinya sedang koma panjang.

Akhirnya, mereka membuat perjanjian dan memutuskan untuk mengasuh Arthur dan mengganti namanya menjadi Igor, sementara Igor yang asli masih berada dalam keadaan koma.

***

Di sebuah sanggar tari dan teater. Beberapa orang menari balet diiringi oleh musik dari instrumen piano.

Beberapa dari penari itu tak hanya berasal dari kalangan wanita, bahkan beberapa lelaki bertubuh kekar dan maskulin juga mengikuti kelas tari balet itu.

Gedung sanggar dibagi menjadi 2, satu untuk latihan menari, dan lainnya untuk latihan teater.

Beberapa orang yang berambisi menjadi aktor terlihat sedang menunjukkan kemampuan beraktingnya satu sama lain. menghafalkan teks. Mendalami peran.

Beberapa dari mereka memerankan sebagai tokoh utama, tokoh antagonis, dan protagonis. Semuanya berlomba-lomba menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

Seorang wanita aktor senior sedang melatih beberapa orang untuk aktingnya.

Memiliki wajah yang cantik judes. Rambutnya pirang dan cukup lebat dengan sedikit poni yang menutupi jidatnya.

“Nona, Oliv! Ada seorang Detektif yang mencarimu di luar gedung.” Seorang pembantu Crew sanggar itu memberitahukan pada Oliv. Dia juga berbisik pada Oliv, mengatakan sesuatu yang sangat rahasia.

“Detektif? Arthur?” Oliv terkejut, menguncir rambut lebatnya dengan karet.

Dia segera bergegas meninggalkan muridnya untuk bertemu dengan orang yang sedang mencarinya.

“Nona Oliv?” panggil Eva melihat Oliv yang datang.

Eva berdiri di depan sanggar gedung dengan kacamata hitam dan setelan modisnya. Dengan penampilannya itu, dia lebih cocok menjadi istri seorang Bos Mafia daripada Detektif di kepolisian.

“Siapa kau?” tanya Oliv ketus.

“Aku adalah Detektif Eva.”

“Bagaimana kau mengenalku? Apa aku sangat mirip dengan adikku, Arthur?”

“Entahlah. Aku bahkan tak tahu wajah adikmu, Arthur. Aku hanya menebak saja,” jawab Eva melepas kacamata hitamnya.

“Hmmm. Ternyata kau adalah seorang aktor senior. Aku terkesan saat pertama kali mengetahui itu.” Eva mengambil kartu namanya. “Ini kartu namaku. Kau bisa…..”

“Aku tidak tahu apapun.” Belum sampai Eva menyelesaikan ucapannya, Oliv sudah memotong.

“Apa maksudmu?”

“Kau tak mendengarkanku? Aku tidak tahu apa-apa. Sesudah Arthur menghilang beberapa tahun lalu, aku tak pernah berjumpa dengannya sama sekali.”

“Beberapa tahun kulalui, aku sudah bertemu dengan detektif dan polisi yang sama sepertimu, dan aku pun tetap mengatakan hal yang serupa.”

Eva menghela nafas mendengar Oliv.

“Kau sudah selesai? Apa aku boleh pergi sekarang?” tanya Eva.

“Sebenarnya, bukan itu yang ingin aku tanyakan. Sekitar seratus ribu dollar aset yang dimiliki oleh ayahmu, Alex. Belum diproses sebagai warisanmu.”

Bahkan Eva sudah menyelidiki lebih dalam tentang keluarga Alex sebelum dia bertemu dengan Oliv.

“Bukan hanya itu, beberapa perumahan dan apartemen di pusat dan pinggiran kota juga dimilikinya, lantas, kenapa kau menjual kavling tanah tapi meninggalkan bangunan itu?”

“Sepertinya kau menyiapkan tempat perlindungan untuk Arthur. Apa aku benar?”

Seketika hening. Oliv terdiam mendengar Eva yang ternyata sudah mengetahui sejauh itu tentang keluarganya, bahkan detail hingga warisan yang dipunyai keluarganya.

“Hhh. Sepertinya, polisi jaman sekarang menyelidiki sesuatu hanya berdasarkan imajinasinya. Aku menjual tanah kavling itu untuk membayar keluarga para korban dari ayahku.”

“Selain itu, aku bahkan sama sekali tidak tertarik dengan uang yang dihasilkan oleh Monster mengerikan itu. Harus berapa kali aku mengatakan agar kau percaya padaku?” sangkal Oliv.

“Jika kau sudah berurusan dengan polisi dan media dengan sendirian selama bertahun-tahun, aku yakin kau pasti sangat membenci adikmu, tapi, jika kulihat dari matamu, kau terlihat sedih dan merasa kasihan padanya.”

“Matamu mengatakan, bahwa kau sangatlah peduli dan selalu khawatir, bahkan saat aku bertanya padamu.”

“Hmm, Sepertinya kita sudah terlalu lama. Maaf, aku tidak bisa membantumu. Aku harus pergi, beberapa muridku sudah menungguku. Permisi.”

Oliv berbalik dan meninggalkan Eva, masuk ke dalam sanggarnya kembali.

Melihat sikapnya, Eva dapat menyimpulkan bahwa Oliv pasti menyembunyikan sesuatu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!