SUAMIKU BUKAN PEMBUNUH

SUAMIKU BUKAN PEMBUNUH

EPISODE 001

Di sebuah salah satu gedung pencakar langit di kota Vladivostok, terlihat Igor yang berada di atap gedung tertinggi itu. Dia sedang mencekik dan menodongkan pisau kepada seorang pria.

Semua tubuh Igor berlumuran darah, setelah berkelahi dan mengalahkan pria itu.

“Kenapa? Kenapa kau melakukan itu padaku?”

Pria yang tercekik itu malah tertawa dan balik meludahi wajah Igor.

“Mati kau, Bajingan!!!!”

*DOR!!!!

Sebelum Igor dapat menikam leher pria itu, Eva dan beberapa detektif lainnya datang ke atap gedung, dengan membawa pistol di tangannya masing-masing.

Mereka semua mengarahkan pistol itu kepada Igor, termasuk Eva. Perlahan Eva berjalan mendekat pada Igor dan berusaha untuk menenangkannya.

“Letakkan senjatamu, Sayang! Jangan lakukan itu!” ucap Eva.

Igor pun menangis dan mulai dan melepaskan pisau yang digenggamnya dan melepaskan tangannya dari leher pria yang dicekik olehnya itu.

Semua petugas kepolisian dan para detektif pun mulai mendekat untuk mengamankan Igor dan seorang yang akan ditikam olehnya saat itu.

SATU BULAN SEBELUM KEJADIAN ITU

Pada suatu malam yang indah di kota Vladivostok. Melintas sebuah mobil sedan bermerek BMW di jalan raya kota itu.

Saat itu jalanan cukup padat dan dipenuhi dengan beberapa kendaraan lainnya yang saling berpapasan dan berjejeran satu sama lain.

Mobil sedan BMW itu melewati sebuah jembatan gantung yang indah dipenuhi dengan lampu kelap-kelip dan beberapa air mancur yang jatuh langsung ke sungai di bawahnya.

Sebuah keluarga kecil yang harmonis berada di dalam mobil itu. Igor, Eva, beserta anaknya yang bernama Boy.

Mereka akan menuju ke rumah Ayah dan Ibu Igor, kakek dan nenek Boy, untuk merayakan hari ulang tahun Igor.

Merayakan ulang tahun Igor di rumah ayah ibunya adalah ide dari Eva sendiri, karena Ayah Ibu Igor tidak begitu menyukai kehadiran Eva disisinya, begitupun dengan Boy.

“Apa itu tidak masalah, Sayang? Kita bisa melakukan ini dirumah kita sendiri. Aku takut membuatmu merasa tak nyaman,” ucap Igor.

“Aku harus menggunakan kesempatan ini untuk melihatnya lebih sering, toh mereka juga mertuaku.” Eva memegang tangan kiri Igor. “Mereka juga merupakan Kakek Nenek Boy.” Eva melihat Boy yang duduk bangku belakang mobil.

“Tapi… Aku takut dengan Nenek,” ucap Boy. “Kenapa kau takut dengan Nenek, Boy? Dia adalah Nenekmu. Kau tak boleh takut dengannya,” ucap Eva. “Kenapa, Mama pun juga takut padanya,” ucap Boy menunduk.

Eva menatap Igor, lalu tersenyum pada Boy. “Mama tidak takut, Nak. Kapan Mama takut?” Eva berbalik dan kembali menatap depan dan terus memegang tangan Igor yang fokus menyetir.

***

Di rumah Ayah dan Ibu Igor. Terlihat Eva dan Igor yang menggandeng tangan Boy berdiri di depan pintu rumah.

Begitupun dengan Ayah dan Ibu Igor yang sudah berada di luar pintu, menyambut kedatangannya anak dan menantunya. Dari raut wajah mereka sudah terlihat, bahwa mereka sangat tidak menyukai kehadiran Eva.

Boy sangat ketakutan saat melihat Kakek dan Neneknya itu. Dia melangkah mundur dan bersembunyi di balik tubuh Igor yang tinggi dan kekar.

“Hhhh. Apa kau tak mengajarkannya etika untuk menyapa dan bersalaman?” tanya Ibu Igor pada Eva.

“Dia ketakutan karena saat itu kau pernah memarahinya berlebihan,” sahut Igor ketus pada Ibunya. Eva menyikut tangan Igor, agar dia tidak melanjutkan perkataannya.

“Itu karena dia sendiri yang ngompol dan mengotori baju mahal ku di lemari,” jawab Ibu Igor.

“Bagaimana kabar kalian? Apa kalian sehat, Ayah, Ibu?” Eva mengalihkan pembicaraan.

“Kami baik-baik saja,” jawab Ayah Igor ketus. Eva tersenyum dan menjawab, “Syukurlah. Aku senang mendengarnya.

Eva terus berusaha membuat mertuanya agar luluh padanya, meskipun usahanya tak pernah berhasil sekalipun.

“Cepatlah masuk! Kakiku sudah sakit, karena berdiri sejak tadi,” ucap Ibu Igor yang langsung masuk ke dalam disusul dengan suaminya.

“Sepertinya Nenek tidak menyukai Boy. Nenek membenci Boy.” ucap Boy memelas.

Eva langsung berjongkok untuk menenangkan anaknya itu.

“Tidak, Boy. Kau tak boleh berkata begitu. Jika kau terus berusaha, aku yakin Nenek akan menyayangimu.

Igor diam menatap anak dan istrinya.

Di meja makan bundar yang cukup besar. Berbagai makanan eropa telah dihidangkan di meja makan itu, mulai dari makanan laut hingga daging berkualitas tinggi.

Dan sekotak kue ulang tahun bertuliskan nama Igor yang ditulis menggunakan saus.

Mereka semua duduk bersama dan bernyanyi memberi selamat ulang tahun kepada Igor.

Berbeda dengan Ayah dan Ibu Igor yang hanya diam dan melihat keluarga kecil bahagia itu dengan ketus.

“Selamat ulang tahun, Papa. Maafkan aku. Aku tak bisa memberikanmu hadiah apapun,” ucap Boy.

“Tak apa, Nak.” Igor mengelus rambut Boy. “Kau akan menjadi hadiah terhebat bagi Papa kelak.”

“Ini hadiah ulang tahun dariku, Sayang.” Sebuah kotak kecil berbentuk persegi panjang diberikan Eva.

“Astaga. Kenapa kau menyiapkan ini?” Igor membuka kotak itu. Sebuah kalung dan gelang perak dengan motif yang cukup simpel dan sederhana berada di dalamnya.

Igor tersenyum, lalu memakai kalung dan gelang pemberian dari Eva. “Wah, ini sangat cantik. Aku menyukai ini. Terimakasih.”

“Perhatikan gelang itu baik-baik. Jika kau melihatnya dengan teliti, kau akan dapat melihat namamu yang terukir kecil diatasnya.

Igor melihat tulisan kecil itu dan tersenyum pada Eva.

“Mama, aku mau pipis,” ucap Boy.

“Baik, Nak. Mari kita pergi ke kamar mandi.” Eva beranjak dari tempat duduknya dan menemani Boy untuk pergi ke kamar mandi.

Kini tinggal Igor beserta Ayah dan Ibunya.

“Apa kau kemari hanya untuk pamer kemesraanmu?” tanya Ibu Igor.

“Hhh. Seharusnya kau tak membukakan pintu untuk kami, jika kau tak ingin melihat kami. Kau hanya perlu membuat alasan apapun itu.” Igor mengambil sepotong daging dan menyantapnya.

“Tak bisakah aku mengucapkan, selamat ulang tahun untuk putraku sendiri?” 

Igor hanya diam dan mengabaikan Ibunya sendiri.

“Apa kau berpikir hidupmu sudah menjadi milikmu sendiri, sekarang?” tanya Sang Ibu.

“Tidak juga. Sekalipun tak pernah menjadi milikku, jadi, aku tak begitu tahu bagaimana rasanya,” jawab Igor.

“Apa kau sedang menyindirku? Jika bukan karena ku saat itu…..

*BRAKKK!!!

“Cukup!”

Ayah Igor menggebrak meja dengan kencang, kesal karena mendengar Igor dan istrinya yang terus berdebat, tak ingin mengalah.

“Kita semua berada di dalam kapal yang sama. Jika kalian tak ingin membuat kapal tenggelam, maka jangan saling membuat masalah.

Mereka langsung menghentikan perdebatan saat Eva dan Boy datang. Jelas, sesuatu yang rahasia telah disembunyikan oleh Igor dan kedua orang tuanya, tanpa memberitahu Eva.

“Sayang, maafkan aku. Sepertinya aku harus segera pergi.” Eva menunjukkan sebuah panggilan dari senior di kantor polisi, menyuruhnya agar segera datang.

“Baiklah, apa kau mau kuantar?”

“Tak apa, Sayang. Aku bisa memesan taksi.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!