“Kau, masyarakat sekitar, polisi, detektif, dan semua orang sekalipun. Mereka tetap akan menuduhku sebagai tersangka, jadi, apa aku akan terbebas dari dakwaan, jika aku mengatakan bahwa aku tidak membunuhnya?”
“Lantas, kenapa para detektif dan penyidik menemukan senjata pembunuhan berada di dalam tas ransel mu saat itu? Kenapa mereka masih memburumu hingga saat ini?”
“Sebenarnya cukup sederhana. Jika kau tak merasa bersalah, kau hanya perlu mengikuti prosedur dari petugas kepolisian, dan membersihkan namamu.”
“Bagaimana kau tahu, jika mereka masih mengejarku hingga saat ini? Apa kau masih terus berusaha untuk mencari tahu? Kenapa?” tanya balik Igor.
“Itu karena….. Ah, tidak. Lupakan saja. Aku hanya mendengar itu dari suatu tempat. Sebagai seorang wartawan sekaligus reporter, aku harus selalu update mengenai hal baru,” jawab Roy ketakutan.
“Baiklah. Sepertinya, aku harus benar-benar pergi. Terima kasih untuk kopinya, Arthur.” Roy berdiri dan mengambil tasnya, bersiap untuk segera pergi dari tempat itu.
“Lantas, apa kau sekarang akan pergi ke kantor polisi dan kau berkata pada mereka ‘Aku melihat Arthur seorang tersangka pembunuhan sepuluh tahun lalu yang kasusnya belum selesai’ begitukah?”
“Hhh. Kenapa aku harus melakukan itu? Aku tidak tertarik dengan urusan orang lain,” sangkal Roy berdiri di tempatnya.
“Apa kau sudah menikah, Roy?”
Roy menggeleng, “Belakangan ini, hidup menyendiri adalah sebuah tren yang baru, dan aku sedang melakukan tren terbaru itu. Makan, minum, dan melakukan semua pekerjaan sendiri.”
“Kau adalah seorang reporter dan wartawan mingguan. Itu berarti kau memiliki jam kerja yang cukup fleksibel, bukan begitu?”
Igor terus memberikan Roy pertanyaan-pertanyaan yang memojokkannya. Seketika Roy berpikir bahwa Igor akan melakukan hal padanya saat itu.
“Terimalah ini.”
Sebuah guci antik yang terbuat dari marmer diambil oleh Igor. Dia membungkus guci itu dengan hati-hati, berniat ingin memberikannya pada Roy.
“Hei, tidak perlu! Kau tak perlu memberikanku barang antik itu, Arthur. Aku tidak butuh hadiah.”
“Tak apa. Anggap saja ini untuk menyuap mu agar tetap diam dan tak berbicara pada siapapun, bahwa kau telah menemuiku di tempat ini.”
“Astaga, bukankah sudah kubilang padamu? Aku tak akan bergosip dengan siapapun. Kau tak perlu khawatir.”
“Duduklah kembali, Roy. Tuliskan alamatmu disini. Aku akan mengirimkan barang antik ini ke tempat tinggalmu.
“Aku tak melihat Pak Igor. Kudengar dari Detektif Eva, dia adalah pemilik di tempat ini.” Igor pun kembali duduk dan menuliskan alamat tempat tinggalnya di atas kertas putih.
Sembari Roy menulis, perlahan Igor berjalan mengunci pintu ruangan dan menutup semua jendela dengan gorden berwarna abu-abu. Beberapa lampu dimatikan olehnya dan membesarkan volume sound yang menyala.
Menyadari hal itu, Roy dengan cepat bergegas dari tempat duduknya dan berlari untuk keluar dari ruangan.
*BRAKK!!!
Layaknya petarung MMA yang sedang bertarung, Igor menarik jaket tebal Roy dan membantingnya ke meja, membuat meja itu terbelah menjadi 2 bagian.
Roy terlentang di lantai. Dia mengerang kesakitan seperti ikan saat keluar dari air.
Melihat Roy akan mencoba untuk kabur lagi, dengan cepat Igor menahan leher Roy dengan kedua lengan kekarnya, membuatnya agar Roy tak sadarkan diri.
Mata Roy perlahan tertutup dan semua tubuhnya melemas. Kali ini dia benar-benar sudah tak sadarkan diri.
Waktu itu berlalu dengan cepat. Dia harus membereskan semua kekacauan yang telah dia buat, sebelum menjemput anaknya pulang dan menunggu kepulangan istri tercintanya.
Ada sebuah basement kosong yang berada di ruangan kerjanya. Igor menggendong Roy dan memasukkannya ke dalam basement kosong itu.
Igor melakukan itu karena dia takut, jika Eva, seorang wanita yang sangat dia cintai, mengetahui semua hal buruk dari ucapan Roy.
Nasib sial bagi Roy. Dia harus mendekap di basement. Igor mengikat kaki, tangan dan menutup mulutnya menggunakan lakban berukuran sedang, agar dia tak bisa berteriak atau mencoba kabur saat tersadar.
***
Pukul 3 sore. Terlihat Igor yang sudah bersama buah hati kecilnya di ruang keluarga.
Igor mengajak anaknya bermain gitar dan menyanyikan lagu bersama.
“Boy!”
“Mama!!!!” Boy berlari memeluk Eva yang baru pulang setelah bekerja seharian.
“Astaga, Putraku yang tampan.” Eva memeluk Boy yang berlari ke arahnya.
“Boy, Mamamu sangat lelah. Biarkan dia beristirahat dulu.”
“Tidak. Aku tidak lelah sama sekali. Aku sangat bersemangat hari ini,” ucap Eva masih memeluk Boy.
“Kemarilah, Sayang. Berikan kita energi tambahan!”
Igor tersenyum, berjongkok dan memeluk istri dan anaknya bersama.
Pemandangan yang sangat indah melihat keharmonisan keluarga kecil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments