EPISODE 018

“Sayang, lihat ini!” Eva membawa sebuah mantel.

Malam itu, Igor akan beranjak tidur setelah menggosok gigi dan mencuci wajahnya.

Saat keluar dari dalam kamar mandi, Eva sudah berdiri di depan pintu dengan membawa jas hujan itu.

“Apa itu?” tanya Igor.

“Coba saja. Aku ingin kau memakai ini.” Eva mengulurkan tangannya dan memaksa Igor untuk memakai. “Kenapa? Ada apa dengan jas hujan itu?” tanya Igor.

“Sudahlah. Pakai saja dahulu.” Eva memakaikan jas hujan itu pada Igor.

Eva menjauh dan memperhatikan Igor dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Menyangga dagu dengan tangannya dan terus memperhatikan.

“Apa yang kau lakukan, Eva?” Igor kebingungan.

“Kasus pembunuhan di toko emas tadi pagi. Dia memakai jas hujan yang sama persis dengan milikmu itu.”

“Kenapa dengan itu? Jas hujan ini sangatlah umum. Aku yakin beberapa orang juga memiliki jas hujan seperti ini. Apa kau berpikir, bahwa aku keluar tengah malam dan melakukan pembunuhan itu?”

Eva tertawa dan mencubit perut Igor. “Kau bicara apa? Aku hanya ingin memperhatikan saja. Dengan penutup kepala seperti itu, aku pun tak bisa melihatmu dengan jelas, apalagi jika kau menggunakan masker.”

“Akan tetapi, Fredrik, korban pembunuhan itu langsung mengetahui dan mengenal siapa orang yang akan menyerangnya saat itu. Bahkan pembunuhnya menggunakan masker saat itu. Fredrik mencoba menelpon dan menyebutkan nama pelaku di pesan suaranya.” Eva berpikir keras.

“Mungkin saja dia juga keliru dan asal menyebut.” Igor melepas kembali jas hujan yang dipakainya.

“Menurutku tidak begitu. Aku yakin pelakunya adalah Arthur.”

“Kenapa kau sangat yakin bahwa itu dia?” tanya Igor.

“Hmmm. Aku hanya perlu menangkapnya, agar aku mendapatkan promosi khusus, karena berhasil memecahkan kasus lama yang tidak terpecahkan.” Eva tersenyum kecil membenarkan kimononya.

“Tidurlah dahulu, Sayang. Aku akan menyusulmu nanti. Aku harus kembali memeriksa beberapa kasus yang sedang kutangani.”

Eva pergi ke ruang keluarga dengan sebuah laptop dan beberapa lembaran berkas kasus, berisi tentang pembunuhan yang telah terjadi. Duduk di atas sofa, fokus memandang laptop. Menganalisis berkas lainnya.

Tak langsung pergi ke kamar, Igor mengikuti Eva dan mengintip dari balik dinding.

Tercengang. Melihat salah satu berkas yang menunjukkan tentang pembunuhan petani di sawahnya sendiri, dan beberapa berkas lainnya, tentang kejahatan ayahnya dahulu.

“Sayang, aku tak ingin tidur sendiri malam ini. Aku akan tidur disini, diatas pangkuanmu.” Igor berjalan ke ruang tamu. Merebahkan dirinya di sofa, meletakkan kepalanya di atas kaki Eva yang sedang sibuk menganalisa.

“Baiklah. Terserah kau saja.” Eva mengelus rambut pirang Igor dengan tangan kirinya.

Dengan posisi tubuh miring, Igor dapat melihat layar laptop dan beberapa berkas itu dengan jelas.

“Hmmm. Apa mereka tidak tahu?” gumam Eva.

“Apa maksudmu, Sayang?” tanya Igor.

“Aku ingin tahu apa anak-anak mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang pembunuh berantai.”

“Terutama Sang Ayah, mungkin saja dia mempengaruhi putranya, Arthur, karena dia memiliki gangguan anti sosial.”

Igor hanya diam dan mengelus-elus kaki indah dan jenjang milik istrinya.

“Bagaimanapun juga, ini adalah kasus yang sangat bagus untuk diselesaikan,” lanjut Eva.

“Kenapa begitu?”

“Ini adalah studi kasus yang bagus untuk meneliti efek DNA, bagaimana dia berperan dalam pengembangan gangguan kepribadian anti sosial.”

“Lantas? Apa kau yakin bahwa pelakunya akan segera ditangkap?”

“Ya, semoga saja. Kami memiliki DNAnya, jadi, yang harus kami lakukan hanyalah mengkonfirmasi wajah Arthur, tapi itu tidaklah mudah bagiku dan bagi semua orang di kantorku.”

“Dia sudah lama menghilang. Aku yakin banyak perubahan dari fisiknya. Akan lebih sulit lagi jika dia sudah melakukan operasi plastik.”

“Mungkin, Timku akan melakukan penggambaran sketsa. Ada beberapa orang yang mengenali wajah Arthur saat dia sudah beranjak dewasa. Aku yakin mereka bisa memastikan wajah Arthur dengan sketsa yang akan dibuat.”

“Siapa itu?” tanya Igor terkejut.

“Pemilik perusahaan ekspedisi pengiriman barang, tempat dia bekerja saat itu.”

Sial! Jantung Igor kini berdetak kencang. Bosnya dahulu pasti akan mengingat wajahnya, jika melihat dia saat ini.

“Aku sangat penasaran, kemana menghilangnya orang itu. Bagaimana dia bisa menghilang tanpa jejak seperti itu? Astaga. Ini gila. Andai aku percaya dengan dukun, pasti aku langsung pergi ke dukun untuk bertanya hal itu. Hahahaha. Konyol sekali.” Eva tertawa.

Igor beranjak dari kaki Eva dan memeluknya. “Sayang, berhentilah melihat berkas-berkas itu. Mari kita beristirahat,” bujuk Igor.

“Tidak. Begitu aku berbaring, aku akan sulit bagiku untuk bangun lagi.” Eva mengelak dari pelukan Igor.

“Astaga. Jangan melihat berkas itu terus menerus, lihatlah aku juga. Apa kau tak ingin melihatku?”

Eva tersenyum. Laptop dimatikan dan ditutup. Semua berkasnya di letakkan di meja. Berbaring berpelukan dengan Igor di atas sofa. Saling pandang satu sama lain.

“Wah, aku baru sadar. Ternyata suamiku setampan ini.” Eva membelai rambut dan pipi Igor.

“Itulah akibatnya jika kau terus memandangi kertas-kertas itu dan melupakanku.”

“Tidak. Aku bahkan bisa mengenali bayanganmu. Bahkan jika aku buta, aku masih bisa melihat wajah tampanmu dari hatiku.”

“Hmm. Istriku yang malang. Sepertinya aku harus membuatmu tertidur.”

Igor meraih leher Eva dan mencium bibirnya Eva, dengan Eva yang langsung membalas dengan ciuman yang lebih panas.

Hasrat biologis mereka tumpahkan di malam yang panjang itu. Di atas sofa ruang keluarga, tanpa berniat untuk pindah ke kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!