Mengingat kejadian itu, Roy ketakutan dan berpikir bahwa Igor akan membalas dendam padanya setelah 15 tahun berlalu.
“Seharusnya kau dan teman-teman bodohmu memukulku dengan benar saat itu. Sekarang adalah waktunya, aku akan mengajarimu cara pria memukul seseorang.”
“Arthur!” Roy ketakutan melihat Igor *******-***** kedua tangannya dan mengepalkan tangannya.
Tak hanya itu, Igor juga mengambil sebuah palu berukuran besar, memiliki panjang 40 cm dan pemberat dengan besi seberat 3 kg. Roy menelan ludahnya sendiri, takut Igor akan menghantam kepalanya dengan palu itu.
Igor meletakkan palu itu, tepat di atas jidat Roy yang sedang terbaring miring, membuat Igor semakin ketakutan, seakan dia benar-benar akan bertemu dengan malaikat maut yang akan mencabut nyawanya disana.
“Kenapa? Apa kau takut? ‘Jika ini membuatmu terasa sakit, maka, jangan ragu untuk memberitahuku. Itu akan membuatku semakin terhibur.’, itulah yang kau katakan dulu sebelum kau memukulku.”
“Tidak! Jangan, Arthur. Saat itu kita masih muda. Ayolah, kumohon padamu. Begitulah anak remaja yang akan tumbuh, toh pelakunya bukan hanya aku.” Roy menangis ketakutan dan memohon pada Igor.
Igor tersenyum melihat Roy yang ketakutan, “Aku hanya bercanda. Jika aku memang berniat untuk membunuhmu, aku akan menutupi lantai ini dengan plastik, agar darahmu tak mengotori tempat ini.”
“Apa yang kau inginkan dariku, Arthur? Kalau kau ingin uang, aku akan memberikan semua yang kupunya padamu dan sebanyak apapun yang kau minta, akan aku berikan, asal kau melepaskanku.”
“Sebenarnya, saat ini aku sedang merasa sangat takut. Lengan dan kakiku yang terikat mulai kebas, seperti terkena bius.”
“Apa kau tahu, Roy? Aku memiliki kesamaan seperti ayah kandungku, seorang pembunuh berantai 15 tahun yang lalu. Walau aku membenci ayah kandungku karena seorang pembunuh, tapi tetap saja, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.”
“Kau mungkin sudah berusaha keras untuk membuat diriku mengasihanimu, tapi, aku tidak akan merasakan itu sama sekali, jadi, berhentilah menangis dan terlihat cengeng.”
“Jika kau terus menangis, kau malah membuatku ingin memasang plastik di lantai ini, lalu memukul tengkorakmu hingga pecah.”
Seketika Roy langsung terdiam dan berusaha menghapus air matanya yang menetes.
Igor mengambil ponsel Roy dan menyuruhnya untuk memberitahukan kode untuk membuka ponsel.
Lalu, Igor menyuruh Roy untuk menghubungi rekan dan atasan di tempat kerjanya, mengatakan bahwa dia sedang sibuk dan tak bisa kerja untuk be beberapa hari.
“Kau bekerja mingguan, jadi, tenggat nya adalah hari sabtu atau minggu, sebelum akhir pekan tiba. Aku memiliki waktu selama tiga hari penuh, sampai seseorang melaporkan bahwa kau menghilang,” tegas Igor.
“Arthur, dengarkan aku! Ini serius!”
“Ya, katakan saja!”
Roy menelan ludah dan mulai bercerita.
“Bukankah kita ada di basement milik, Igor?”
Igor tersenyum dan, “Ya, lanjutkan saja.”
“Aku tahu kau pasti pegawainya.”
“Ya, kau benar.”
“Kemarin, aku sudah berjanji dengan Igor untuk bertemu disini. Istrinya sendirilah yang mengusulkannya, agar aku bertemu Igor. Kau tak tahu, Istri Igor adalah seorang Detektif? Kau masih belum paham maksudku? Kau akan segera tertangkap, jika kau tak melepaskanku sekarang juga.”
Igor hanya tersenyum melihat tingkah laku bodoh dari Roy yang mengancamnya dengan hal itu. Igor menarik baju Roy, mendudukkannya di atas kursi.
“Hei, Berandal! Apa kau masih belum mengerti juga? Apa kau bodoh? Apa kau tak pernah berpikir, kenapa kau bisa terkurung di tempat ini, jika aku hanya seorang karyawan?”
“Menurutmu bagaimana aku bisa lepas, sebagai buronan selama 15 tahun silam? Semua orang mengatakan bahwa aku adalah seorang anak pembunuh berantai.”
“Mereka juga terus menuduh dan mengatakan bahwa aku hanyalah anak bodoh yang hanya dijadikan kaki tangannya untuk membunuh korban lain saat itu. Bagaimana menurutmu? Kenapa aku bisa bebas begitu saja hingga sekarang?”
Seketika suasana menjadi hening, karena otak lemot Roy berpikir dengan lambat.
“Tunggu, Arthur! Jangan bilang kau adalah Igor, suami Detektif Eva.” Mata Roy melotot seperti akan terlepas dari tempatnya, karena terkejut dengan hal itu.
“Kenapa Arthur? Kenapa kau melakukan ini? Kemarin kau bilang padaku, kau tidak berkaitan dengan kematian korban terakhir, seorang petani tua yang mati di kebunnya sendiri itu. Itu yang kau katakan padaku kemarin!”
“Apa kau ingin tahu kejadian yang sebenarnya? Begitu kau tahu yang sebenarnya, kau harus menanggung akibatnya sendiri.”
“Tidak. Sebenarnya, aku tidak ingin begitu tahu.” Ucapan Igor berhasil membuat Igor ketakutan karena terancam.
“Sebenarnya, aku tahu siapa orang yang membunuh petani malang itu. Kau tak ingin tahu? Itu akan menjadi berita bagus yang pernah kau dapat, selama kau bekerja menjadi reporter dan wartawan.
“Tidak!” Roy menggeleng ketakutan. “Aku sungguh tidak ingin tahu. Sama sekali, tidak.
“Kau yakin? Kau akan menyesal jika kau tak mengetahui hal ini.”
“Tidak, Arthur! Hentikanlah! Jangan lakukan hal ini!”
Igor tersenyum dan berbisik pada Roy, “Pembunuhnya adalah….”
“TIDAK!!! Jangan! Aku tidak mau mendengar hal itu. Kau tak perlu memberitahuku. Aku tidak ingin mendengar siapa pelakunya.”
Roy memotong ucapan Igor karena benar-benar ketakutan, jika dia harus menerima akibat mengetahui pembunuh yang sebenarnya.
“Sial! Tutup mulutmu, Brengsek!” Igor kembali menutup mulut Roy dengan lakban yang baru.”
“Kau benar, Roy. Akulah pembunuh petani tua itu.”
Tubuh Roy bergetar ketakutan saat Igor membisikkan tepat di telinganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments