“Astaga.” Eva melihat arloji jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah delapan. “Bagaimana ini? Aku sudah hampir terlambat. Bagaimana kau bisa melakukan itu disaat waktu yang tidak tepat?”
Eva melepas tangan Igor dari pinggangnya dan segera memakai jaket tebal bersiap untuk berangkat ke kantor.
“Wah, kau sungguh tidak tahu malu. Bagaimana jika pelanggan mu datang dan melihat kita saat kita sedang erotis?”
Igor hanya tersenyum kecil melihat istrinya yang terus mengoceh dan balik menyalahkannya.
“Bukankah itu bagus? Jika mereka datang, mereka akan mengira bahwa rumah tangga kita adalah rumah tangga yang berbahagia?”
“Terserah kau saja. Oh, ya. Jangan lupa untuk membawakan Boy bekal. Semuanya sudah aku siapkan di dapur. Mungkin bus sekolah akan tiba sebentar lagi. Dadah, Sayang!”
Igor melambaikan tangan pada Eva yang berjalan keluar dari ruangan kerjanya.
Kantor polisi tempat Eva bekerja juga tak jauh dari rumahnya. Tak lebih dari 30 menit perjalanan menuju ke kantor itu.
Eva hanya perlu melewati beberapa gang kecil dan jalan tikus lainnya untuk sampai ke kantor polisi pusat, tempat dia bekerja.
Dia menyetel lagu BUTTER dari BTS di dalam mobil dan mulai bernyanyi dan mengangguk-angguk mengikuti irama lagu.
Para preman dan jambret lainnya berada di pasar yang ada dalam gang itu. Mereka berlarian dan kejar-kejaran dengan beberapa satpol pp dan opsir kepolisian yang mengejarnya.
Eva tidak turun dari mobilnya. Hanya merengut dan berharap semoga para jambret itu cepat tertangkap. Bukannya dia tidak ingin membantu atau acuh dengan itu.
Akan tetapi, itu sudah bukan menjadi ranah dia sebagai seorang detektif. Dia membiarkan para opsir dan satpol pp yang akan mengurus para preman bedebah itu.
Di kantor polisi pusat tempat Eva bekerja. Mobil Eva meluncur dan melewati gerbang pagar gedung.
Beberapa satpam yang menjaga pagar, dengan sigap langsung membuka gedung, melihat mobil Eva yang akan masuk. Berdiri dengan tegap dan tersenyum memberi hormat pada Eva.
“Selamat pagi, Detektif!”
Eva membuka kaca jendela mobil dan membalas tersenyum kepada satpam.
“Semoga harimu menyenangkan, Pak!”
“Siap! Terimakasih, Detektif.”
Satpam kembali menutup pagar gerbang saat mobil Eva sudah masuk kedalam gedung.
Gedung polisi pusat terbesar di kota Vladivostok itu cukup megah. Memiliki 5 lantai dengan bagian-bagian yang terstruktur rapi di dalamnya. Terdapat lift dan tangga darurat di setiap sudut gedung dan lantai, agar mudah mengevakuasi semua orang saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Eva melepas kacamata hitam yang masih dipakainya saat berjalan memasuki gedung. Dia tersenyum kepada semua orang yang hanya sekedar melintas dan menunduk di depannya.
Di lantai utama, tempat lobby berada. Banyak petugas kepolisian yang menangani keluhan dari masyarakat kecil. Seperti pencurian sepeda motor, perampok, dan beberapa kekerasan lainnya.
Di lantai 3 Eva berada. Dia bersiap untuk menindak lanjuti kasus yang sedang dia hadapi, tindak kriminal dan beberapa percobaan, bahkan pembunuh berantai.
Seorang pria langsung mendatangi Eva saat itu. Pria itu adalah junior Eva yang bekerja di dalam tim yang sama.
Mike mengatakan bahwa kali ini dia sedang menghadapi masalah baru yang terjadi. Sebuah percobaan pembunuhan yang dilakukan suami pada istrinya sendiri.
Sudah beberapa kali Sang Suami melakukan kekerasan (KDRT) pada istrinya, hingga kali ini dia melakukan percobaan pembunuhan.
Akibat dari itu, Sang Istri harus mendekam di rumah sakit dan terbaring lemas. Begitupun dengan suaminya yang mendekam di kursi interogasi.
Inspektur Han, seorang pria atasan Eva sendiri yang saat itu menginterogasi Sang Suami sebagai tersangka pelaku percobaan pembunuhan kepada istrinya sendiri.
Dari balik ruangan interogasi, Han terlihat sangat lesu dan mulai bosan dengan apa yang dia lakukan setiap harinya. Dia sudah menjadi aparat negara selama 20 tahun, tapi tak sekalipun dia mendapat apa yang dia inginkan dengan tujuan awal dia ingin menjadi seorang aparat negara.
Saat duduk di bangku SMA, Han memiliki cita-cita untuk menjadi seorang aparat negara, hanya karena dia sering menonton film action yang membahas tentang para mafia besar yang ada di Rusia dan Amerika.
Seperti film The GodFather dan beberapa film yang membahas kehidupan mafia besar lainnya. Han sangat ingin bertemu dengan setidaknya salah satu orang saja yang bekerja dengan bos mafia itu.
Dia ingin tahu, kenapa keluarga mafia bisa sebesar dan memiliki kerajaan yang sangat luas. Bahkan mereka memiliki seorang pengacara dan penasehat keuangannya sendiri, agar mereka tak terkena hukum sama sekali.
Akan tetapi, Han bahkan tak pernah menemukan sekalipun pada semua kasusnya yang berkaitan tentang keluarga mafia. Dia hanya menangani beberapa masalah kecil sepele dan paling parah hanya tindak kriminal kejam seperti pembunuhan berantai dan lainnya.
Sudah pudar keinginan Sang Inspektur itu untuk bertemu dan mengurus kasus yang berkaitan dengan keluarga mafia terbesar yang ada. Umurnya sudah hampir 50 tahun dan sebentar lagi dia akan pensiun dari tugasnya itu.
Usai menjalankan interogasi, dia menyuruh Eva dan juniornya, Mike untuk bergegas dan langsung menyelidiki apa yang sudah terjadi. Mendatangi korban, dan mendatangi tempat kejadian kekerasan.
Eva dan Mike langsung menuju rumah sakit tempat korban berada. Di dalam kamar korban, Eva melihat seorang reporter sekaligus wartawan yang sudah berada di dalam kamar dan menginterogasi korban.
“Wah, sepertinya ada berita menarik. Bukan begitu, Reporter Roy? Aku sangat penasaran, apa berita utamanya.” Eva berdiri di samping pintu dan melihat wartawan kenalannya lebih dulu datang daripadanya.
“Astaga. Bukan begitu, Detektif. Aku hanya ingin… Sudahlah lupakan saja.”
Roy kelabakan dan langsung bergegas pergi dari kamar korban, saat Eva melihatnya.
Tentu saja itu adalah kabar yang sangat menarik untuk semua reporter dan wartawan seperti Roy. Mendapatkan berita heboh itu adalah salah satu cara untuk Roy mencari nafkah dari pekerjaannya.
“Ini. Terimalah ini. Aku memberikan ini kepada semua timku satu persatu. Kurasa aku juga harus memberikan ini kepadamu.” Eva memberikan sebuah pulpen logam kepada Roy setelah dia keluar dari ruangan korban.
“Wah, ini cantik sekali. Hahahaha. Terimakasih banyak, Detektif. Mungkin, dengan pulpen ini aku akan dapat berita yang lebih banyak dan menarik.”
“Sangat cantik, bukan? Suamiku sendirilah yang membuat itu. Mampirlah jika kau sempat.” Eva memberikan kartu nama suaminya kepada Roy.
“Hmmm. Menarik sekali. Sepertinya aku harus datang dan mampir ke rumahmu untuk memesan lebih banyak lagi barang antik.” Roy melihat dan memutar-mutar pena itu dan memasukkannya ke dalam saku kemeja.
“Baiklah, Detektif. Aku permisi dulu. Semoga harimu indah.”
Setelah Roy pergi, Eva dan Mike pun langsung masuk ke dalam ruangan pasien dan mengintrogasinya terkait dengan kejadian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments