14 . sosok wanita berbaju merah

"Pagi, Yasmin ...." sapa Arka yang tiba - tiba sudah mensejajari langkahku.

"Hai ... Pagi juga, Arka. Eh gimana Mama kamu? "

"Hm, masih sama, Yas. Belum ada perubahan. Eum, kamu udah sarapan belum? Aku tadi beli nasi kuning dua bungkus. " ucapnya sambil menunjukan bungkusan di tangannya. Dia berjalan mundur di depanku dengan terus menyunggingkan senyumnya. Sepertinya pagi ini Arka tampak bahagia.

"Eum, boleh, Ka. Kebetulan aku belum sarapan. " sahutku.

'Belum sarapan? Terus yang ngabisin nasi goreng tadi pagi siapa ya? ' bisik seseorang di telingaku.

Arkana!

Aku melirik ke samping kananku dengan tatapan sinis. Angin berhembus agak kencang lalu hilang begitu saja.

"Udah pergi kayaknya tuh orang. Eh kok orang. Hm, aku sebut apa yah enaknya." gumamku pelan.

"Apa Yas? Kamu bilang apa barusan?" tanya Arka bingung.

"Eh ... Nggak apa- apa kok. Hehe. Lagi nyanyi nggak jelas aja. Hehe" jawabku bohong.

Kami sampai di taman yang ada di sudut sekolah, dimana disini ada kursi taman yang dekat dengan sebuah pohon beringin yang cukup rindang. Duduk. Dan mulai membuka bungkusan nasi yang dibawa Arka.

Perlahan udara terasa berbeda, agak panas tapi entah kenapa tengkuk dan lenganku malah merinding. Arka yang sedang asik makan sepertinya tidak merasakannya. Ku toleh kebelakang, lebih tepatnya di mana pohon beringin itu berdiri kokoh. Dan, mataku terbelalak, karena di salah satu dahan ada seorang wanita sedang duduk sambil menggoyang goyangkan kakinya pelan. Wanita itu memakai baju merah, rambutnya panjang sekali bahkan sampai menyentuh tanah. Wajahnya remuk sebagian, terlihat bibir sebelahnya yang memang hanya sebelah itu sedang menyeringai kepadaku. Aku langsung kembali melihat ke depan dengan tubuh gemetaran. Arka yang menyadari kegelisahanku lalu menatapku.

"Kenapa, Yas? " tanyanya sambil menyentuh pundakku.

Aku menoleh padanya lalu menunjuk kebelakang kami, "iiitu ... Ada ... Itu, "ucapku terbata - bata. Keringat dingin mulai muncul disekujur tubuhku. Tiba- tiba, datang angin dari arah depan kami seolah menembus ketubuhku. Sejuk. Saat aku menoleh ke belakang, kulihat Arkana sedang berjalan menghampiri wanita berbaju merah tadi. Dan anehnya wanita itu terlihat ketakutan. Dan, hilang. Arkana pun ikut hilang entah kemana. Barulah aku bisa bernafas lega. Arka memberikanku botol air mineral yang dia bawa. Aku meminumnya.

"Eh eh eh ... Ada yang lagi mojok disini rupanya, " celetuh seseorang yang ternyata adalah Irfan bersama teman - temannya. Wajah Arka terlihat merah padam, nafasnya mulai tidak beraturan.

"Ngapain loe disini? " tanya Arka ketus.

"Kenapa? Nggak boleh gue kesini? Mentang- mentang bokap loe kepala sekolah disini gitu? Eh, gue juga bayar sekolah disini. " Irfan juga mulai terpancing emosinya.

Kini mereka sudah berdiri berhadapan, teman - teman Irfan juga sudah mulai mengitari kami.

"Mau loe apa, hah?!" tanya Arka sambil mencengram kerah baju Irfan. Teman - teman Irfan mulai maju.

"Arka ...," gumamku pelan sambil menarik ujung bajunya agar segera mundur.

Arka malah meraih tanganku dan menggenggamnya. "Aku nggak apa - apa, " ujarnya dengan sedikit melirik ke arahku yang ada dibelakangnya.

Kulihat Irfan mengangguk ke salah satu teman nya, dan diujung ekor mataku, seseorang mendekat dengan sebuah balok kayu kecil.

"ARKAAA!! " Teriakku sambil sedikit bersembunyi karena dia akan melayangkan balok kayu itu ke arah Arka.

Arka menoleh sedikit lalu menghalangi pukulannya dengan lengan kirinya. BUG! Dia tidak terlihat kesakitan. Wajahnya makin merah padam. Dihampirinya orang yang memukul barusan. Arka merampas kayu ditangannya. Dan membuangnya jauh- jauh. Arka makin mendekat dan ... BUG! Sebuah pukulan telak mendarat diperutnya. Dia langsung jatuh tersungkur terkena pukulan Arka. Tidak sampai disitu, Arka melirik ke samping kirinya, dan kembali memukul satu persatu teman - teman Irfan. Anehnya, kenapa mereka seperti tidak ingin membalasnya. Irfan tersenyum dan ternyata sedang merekan kejadian ini. Kuhampiri Irfan dan segera merebut ponsel miliknya. "HEH! BALIKIN! " Teriak Irfan padaku.

Kutatap sinis ke arahnya. Licik!

Kuhapus rekaman barusan, namun Irfan lebih dulu mengambil ponselnya dengan sedikit mendorongku hingga aku jatuh terantuk kursi taman. "Aww, " erangku, "Arkaaa!! Hapenya!! " teriakku ke Arka yang kini sedang melihatku. Arka melirik tajam ke Irfan. Namun saat Arka akan mendekatinya, teman- teman Irfan kini mendekat dan menghalangi Arka. Irfan yang akan segera pergi tiba- tiba terlihat ketakutan saat melihat ke pohon beringin disampingnya. Dan, sosok wanita tadi terlihat duduk kembali disana sambil terus menatap Irfan tajam. Dia lalu melayang mendekat. Irfan makin histeris ketakutan, ponselnya terlempar jauh. Kupungut segera dan menghapus video tadi. Kini semua orang bingung melihat Irfan yang menangis histeris. Sepertinya mereka tidak melihat wanita berbaju merah yang sedang duduk diatas Irfan sambil tertawa melengking. Arka mendekat padaku. "Kenapa dia? "

"Rasain! Jahat sih! "

"Tapi kenapa sih dia? " tanya Arka masih penasaran.

"Panggil Joe aja deh, Ka. " suruhku.

Arka mengangguk dan mengambil ponsel disaku bajunya.

Tak lama, beberapa orang mulai berdatangan kemari. Tangisan Irfan mulai menarik perhatian orang - orang. Semua hanya berkerumun tak berani mendekat. Diantara kerumunan itu, Joe muncul. Melihat kami sambil menarik nafas panjang. Dia mendekat, sambil melantunkan ayat suci alquran. Irfan berontak. Kesurupan?

"BANTUIN PEGANGIN!! " teriak Joe ke teman- teman Irfan. Mereka malah mundur ketakutan. "Astagfirullohaladziiiim ... Bantuin WOII! " Joe kewalahan menangani Irfan seorang diri. Karena kini dia mulai menyakiti diri sendiri, menggigit tangannya hingga berdarah. Arka langsung mendekat dan memegangi Irfan, seolah lupa atas apa yang telah Irfan lakukan padanya tadi. Guru guru pun mulai berdatangan. Banyak orang disini, bukannya membantu malah hanya menjadikan ini tontonan. Sampai saat Bapak Kepala Sekolah datang dan membubarkan siswa disini. Hanya tinggal dewan guru yang sebenarnya hanya menonton saja. Pak Ratno, guru agama disekolah ikut membantu mereka. Hingga sekitar 15 menit kemudian Irfan mulai diam. Pingsan. Dia segera dibawa ke UKS untuk mendapat pengobatan atas luka - lukanya. Aku, Arka dan Joe masih menunggu didepan UKS. Tak lama Nita datang dengan wajah panik.

"Irfan kenapa? " tanya Nita panik.

Aku memeluknya, "nggak apa- apa kok, Beb. Bentar lagi juga sadar paling. " hiburku.

"Ini gimana ceritanya sih? Kenapa dia bisa kesurupan gitu? " Nita kembali cemas. Rupanya pelukanku tidak berhasil membuatnya tenang.

Joe melirik padaku. Arka diam sambil melihat arah lain. Entah kenapa tatapan mata Joe aneh. Seolah bertanya tentang hal ini. "Kenapa ngeliatinnya gitu amat, Joe? "

"Kamu tau sesuatu." hardik Joe.

"Aku? Hm, iya aku tadi emang liat gimana kejadiannya. "

"Serius, Beb? Terus gimana tadi kejadiannya? " tanya Nita tak sabaran.

Kuceritakan bagaimana kejadiannya, dari awal sampai akhir. Semua diam dan terus menyimak ceritaku.

"Serem juga. " celetuk Arka sambil bergidik ngeri.

"Iya, serem juga ya sosok yang dampingin kamu, Yas. " sahut Joe sambil menatapku dalam. Lalu pergi.

Arka dan Nita menoleh padaku. Dan aku hanya mengerikan bahuku saja dan mengikuti Joe pergi.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Mungkin kalau Arkana didepan Yasmin ganteng kalau di depan mahkluk tak kasat mata nyeremin kali ya😅😅

2024-04-30

0

🌜𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙🌛

🌜𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙🌛

waah Arkana bisa mengendalikan makhluk sesamanya

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Rumah Baru
2 2. Sekolah Baru
3 3. Teman baru
4 4. Kesurupan
5 5. Sri
6 6. Keributan di sekolah
7 7. Keanehan di rumah
8 8. Teror
9 9. nenek
10 10. rumah sakit
11 11. ruang rawat inap
12 12. Arkana
13 13. mulai terbiasa
14 14 . sosok wanita berbaju merah
15 15. Sakit hati Nita
16 16. Rumah di tengah hutan.
17 17. Amarah Nita
18 18. Ada apa dengan nita
19 19. lorong rahasia
20 20. makhluk lain
21 21. pintu rahasia lagi
22 22. tumbal
23 23. Pertarungan
24 akhir kisah rumah hantu
25 Mirror : death note
26 2 Ramon
27 3. telepon dari rangga
28 4. penghuni rumah rangga
29 5. apartemen
30 6. teror
31 7. Bang cen
32 8. teror wanita penghuni apartemen
33 9 dibalik tabir
34 10. psikopat
35 11. pemilik apartemen baru
36 12 apartemen baru
37 13. pemakaman aidil
38 14. live streaming horor
39 15. Desi
40 16. teror yang dialami oma
41 17 keanehan
42 18 koh rudi
43 19.pov koh rudi
44 20. pengakuan raja
45 21. serangan
46 22. Raja
47 23. bang cen datang
48 24. teman lama
49 25. menjenguk ramon
50 26. tragedi di rumah sakit
51 27. tim pemburu hantu
52 28 selamat tinggal
53 29 tempat kerja baru
54 30. misteri kematian antonio
55 31. petunjuk baru
56 32. siapa kah Lee?
57 33. kehidupan Lee
58 34. rumah baru Daniel
59 35. penculikan Yuna
60 36. cermin aneh
61 37. dalam cermin
62 38. Papa
63 39. rumah
64 40. gangguan di kamar
65 41. rencana liburan
66 42. tetangga samping
67 43. teror ular
68 44. ratu ular
69 45. i still love you
70 46. jalan jalan
71 47. Haris
72 48 sarang kuntilanak.
73 49. pulang
74 50 dunia sebelah
75 51. kebersamaan
76 52. hari pertama kerja
77 53 musuh lama
78 54. hotel
79 55 serangan lagi
80 56 Lee
81 57. Papaku mantan gangster
82 58 wanita bunuh diri
83 59. Gladis
84 60. Nida ke apartemen Rangga
85 61 bukan manusia
86 62 teror di rumah
87 63. Nasib rizal
88 64. aku dilamar
89 65. Awal hidup baru
90 Rosi Rangga Tamat
91 ILove You My Bos
92 1. Ari
93 2. kecelakaan
94 3. apartemen Adit
95 4. Ngikut
96 5. Bertemu Dani
97 6. Lapas
98 7 teror
99 8. Jadian
100 9. Dani pulang
101 10. Teror kembali
102 11. Rumah xxx
103 12. Putus
104 13. Balikan
105 14. Rumah adit
106 15 Last Part
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Rumah Baru
2
2. Sekolah Baru
3
3. Teman baru
4
4. Kesurupan
5
5. Sri
6
6. Keributan di sekolah
7
7. Keanehan di rumah
8
8. Teror
9
9. nenek
10
10. rumah sakit
11
11. ruang rawat inap
12
12. Arkana
13
13. mulai terbiasa
14
14 . sosok wanita berbaju merah
15
15. Sakit hati Nita
16
16. Rumah di tengah hutan.
17
17. Amarah Nita
18
18. Ada apa dengan nita
19
19. lorong rahasia
20
20. makhluk lain
21
21. pintu rahasia lagi
22
22. tumbal
23
23. Pertarungan
24
akhir kisah rumah hantu
25
Mirror : death note
26
2 Ramon
27
3. telepon dari rangga
28
4. penghuni rumah rangga
29
5. apartemen
30
6. teror
31
7. Bang cen
32
8. teror wanita penghuni apartemen
33
9 dibalik tabir
34
10. psikopat
35
11. pemilik apartemen baru
36
12 apartemen baru
37
13. pemakaman aidil
38
14. live streaming horor
39
15. Desi
40
16. teror yang dialami oma
41
17 keanehan
42
18 koh rudi
43
19.pov koh rudi
44
20. pengakuan raja
45
21. serangan
46
22. Raja
47
23. bang cen datang
48
24. teman lama
49
25. menjenguk ramon
50
26. tragedi di rumah sakit
51
27. tim pemburu hantu
52
28 selamat tinggal
53
29 tempat kerja baru
54
30. misteri kematian antonio
55
31. petunjuk baru
56
32. siapa kah Lee?
57
33. kehidupan Lee
58
34. rumah baru Daniel
59
35. penculikan Yuna
60
36. cermin aneh
61
37. dalam cermin
62
38. Papa
63
39. rumah
64
40. gangguan di kamar
65
41. rencana liburan
66
42. tetangga samping
67
43. teror ular
68
44. ratu ular
69
45. i still love you
70
46. jalan jalan
71
47. Haris
72
48 sarang kuntilanak.
73
49. pulang
74
50 dunia sebelah
75
51. kebersamaan
76
52. hari pertama kerja
77
53 musuh lama
78
54. hotel
79
55 serangan lagi
80
56 Lee
81
57. Papaku mantan gangster
82
58 wanita bunuh diri
83
59. Gladis
84
60. Nida ke apartemen Rangga
85
61 bukan manusia
86
62 teror di rumah
87
63. Nasib rizal
88
64. aku dilamar
89
65. Awal hidup baru
90
Rosi Rangga Tamat
91
ILove You My Bos
92
1. Ari
93
2. kecelakaan
94
3. apartemen Adit
95
4. Ngikut
96
5. Bertemu Dani
97
6. Lapas
98
7 teror
99
8. Jadian
100
9. Dani pulang
101
10. Teror kembali
102
11. Rumah xxx
103
12. Putus
104
13. Balikan
105
14. Rumah adit
106
15 Last Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!