Joe terpental lalu meringis kesakitan.
Ditekannya jempol kaki siswi itu, dia makin kesakitan. Joe mendapatkan kembali tendangan darinya. 2-0.
"Wooi ... Pegangin dong!" teriak Joe ke sekitarnya.
Teman teman yang lain malah satu persatu melipir ke luar dari toilet sambil bergidik ngeri.
Entah mendapat keberanian dari mana, aku malah mendekat dan membantu Joe memegangi anak itu.
"Yas?" ucap Joe kaget.
"Udah buruan, keluarin setannya!" paksaku sambil memegangi tangannya.
Joe mengangguk lalu melanjutkan lantunan doa doa. Siwi, dia adalah siswi yang kesurupan, Ia malah makin brutal. Menggigit tanganku.
"Aaaaarrrhhh ...." erangku lalu berusaha melepaskan diri dari Siwi.
Nita ikut mendekat lalu mencoba membantuku.
Tak lama Arka datang.
"Astaga!" pekiknya sambil menjambak rambutnya sendiri.
Arka ikut masuk dan membantuku agar bisa terlepas dari Siwi.
Akhirnya dengan bantuan mereka, tanganku berhasil terlepas dari gigitan Siwi. Namun lukanya cukup dalam. Siwi pun berhasil ditenangkan oleh Joe, dan kini tak sadarkan diri.
Darah mulai mengalir dari punggung tanganku.
"Berdarah, Beb!" pekik Nita panik.
"Dikit doang ah" sahut Arka cuek.
Aku segera menuju wastafel untuk membersihkan darah yang terus mengalir. Saat membersihkan, entah kenapa pikiranku kosong. Aku menerawang jauh entah kemana. Lalu saat selesai, aku bercermin. Anehnya, suasana sekitarku berwarna abu-abu.
Kutoleh ke belakang dan semua terlihat sama. Bahkan tembok sekelilingku terlihat kotor.
"Beb! " panggilku.
"Joe? "
"Arka?"
Namun tidak ada yang menyahut. Kubuka satu persatu bilik toilet. Dan saat kubuka bilik toilet yang terakhir, aku melihat siswi yang sama, yang saat itu ku temui sebelum aku ke gudang.
"Eh, maaf ... " seru ku tak enak, karena menyelonong masuk begitu saja.
Dia hanya diam dan terus menunduk dikloset duduk. Melihat keadaan agak aneh. Kulanjutkan bertanya padanya.
"Maaf kamu siapa?"
"Sri" ucapnya datar.
"Oh Sri. Eh, Sri ... Kok sepi yah? Pada kemana? Perasaan tadi masih rame. Kamu liat Nita, Joe sama Arka nggak?"
Sri menggeleng.
"Oh, enggak. Jadi dari tadi kamu disini?"
Dia mengangguk pelan.
"Kamu tadi tau, Siwi kesurupan?kamu tau kenapa? Kan kamu di sini dari tadi." tanyaku sambil celingukan.
"Karena ... AKU!" Teriaknya keras lalu tiba tiba saja dia menghampiriku dengan gerakan cepat. Tangannya mencekikku hingga aku tidak bisa bernafas. Dia mengangkatku tinggi- tinggi hingga kakiku meronta ronta mencari pijakan.
Tiba tiba seluruh ruangan dipenuhi asap putih dan tak lama, gelap.
"Buruan masuk. Yaelah, malah bengong." Kata Arka lalu menarikku masuk ke kelas.
"Bu, ada murid baru nih," tunjuk Arka padaku. Dia malah ngeloyor begitu saja duduk di bangku paling belakang.
"Oh, kamu Yasmin?"
"Iya, Bu."
Akhirnya aku pun memperkenalkan diri seperti murid baru pada umumnya. Lalu duduk di bangku paling depan dengan Sofi.
Selama seharian di kelas, aku sudah bisa menebak kalau Arka ini anaknya bandel. Dia suka menyeletuk sembarangan dan menimbulkan kegaduhan di kelas. Aku juga satu kelas dengan Joe. Dia sebangku dengan Arka.
Bel istirahat pun baru saja berbunyi. Aku segera melangkah ke luar kelas guna mencari keberadaan kantin. Perutku sudah rock n'roll di dalam. Sampai di depan pintu kelas, aku celingukan mencari di mana letak kantin. Atau setidaknya arah atau petunjuk di mana Kantin berada.
"Mau ke kantin?" tanya Joe yang ternyata sudah ada di sampingku dengan Arka. Aku mengangguk dan hanya melirik mereka sekilas.
"Ya udah, bareng aja. Kita juga mau ke kantin." ajak Joe.
"Hmm?" kunaikan sebelah alisku sambil menatapnya dingin.
"Nita juga pasti udah di kantin kok. " jelas Joe lagi.
"Uhuuuuk ...." Arka batuk batuk sambil tersenyum kecil.
Aneh.
"Ya udah deh. Yuk," kataku yang akhirnya pasrah. "Eh, kemana nih?" tanyaku ke Joe. Saat berada di persimpangan koridor.
"Silahkan Nona. ..." ujar Joe sopan sambil memberiku jalan ke arah yang seharusnya. Aku berjalan lebih dulu lalu diikuti mereka berdua.
"Pindahan dari mana?" tanya Joe sambil berjalan di sampingku.
"JAWA!" sahut Arka sedikit berteriak.
Joe menoleh ke Arka sambil tersenyum.
"Rumahnya di mana?" tanya Joe lagi.
"Kepo deh," jawab Arka lagi.
Joe berbalik badan lalu mengapit kepala Arka gemas. Mereka saling serang lalu tertawa bersama.
Aku hanya menaikan sebelah bibirku, sambil geleng- geleng kepala melihat tingkah mereka.
"Kalian udah lama temenan?" tanyaku.
"Tetanggan kita mah," sahut Joe lalu kembali berjalan di sampingku. Arka pun ikut berjalan bersama kami, dia ada di samping kananku.
"Elu temennya, Nita?" tanya Joe.
"Eheeee ...." Arka batuk batuk. Lagi.
Kulirik Arka yang senyum- senyum aneh lalu beralih ke Joe.
"Dia kenapa?" tanyaku sambil menunjuk Arka di sampingku.
"Biasa, kumat. Gila. Nggak usah diurusin." Sahut Joe santai.
"Eh, Nita ya? Iya ... Aku temen Nita. Temen kecil sih dulu." jawabku.
Joe manggut-manggut.
Dan tak lama kami sampai di Kantin.
"Tu temen loe ...." tunjuk Arka ke ujung Kantin.
Disana ada Nita yang sedang duduk bersama Irfan.
"Mereka pacaran udah lama?" tanyaku sambil melirik ke Joe.
"Hmm ... Lumayan," jawab Joe malas malasan lalu menarik kursi dan duduk di tempat yang masih kosong.
"Makan apa nih?" tanya Arka sambil celingukan. Mencoba mendinginkan keadaan.
"Bakso sama es teh. " jawab Joe datar lalu menatap kosong ke arah samping kanannya.
"Elo?" tanya Arka padaku.
"Samain aja,"
"Oke. " Arka pergi memesan makanan sementara aku menarik kursi dan duduk di depan Joe. Pandangannya kosong. Tak lama dahinya berkerut seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Kamu tadi dari mana?" tanya Joe tiba tiba.
"Tadi? Dari mana?" tanya ku balik.
"Sebelum ke kelas!" tanya Joe memperjelas.
"Oh ... Itu. Aku nyasar ke ujung sana tuh. Ada yang ngerjain deh. Masa tadi kan aku tanya kelas kita di mana... Eh ada murid cewek nunjuk ke arah situ tuh." jelasku dengan semangat berkobar kobar.
"Murid cewek?" tanya Joe heran.
"Hooh. Duduk di kursi itu tuh. Terus lagi baca buku." tambahku lagi.
"Hmm ...." gumamnya sambil menarik nafas panjang lalu menyilangkan kedua tangannya didada.
"Kenapa, Joe?"
"Hmm ... Nggak apa- apa," sahutnya sambil melebarkan senyum yang kurasa dipaksakan.
"Eh terus ya, Joe. Pas aku di depan gudang. Ada yang minta tolong. Eh, kata si Arka kampret, itu setan, terus dia narik aku cepet banget balik ke kelas."
Joe terkekeh sambil garuk - garuk kepala.
"Udah, nggak usah dipikirin. Lain kali, nggak usah dateng ke sana lagi." saran oe.
"Hah? Kenapa? Beneran ada setan tah?" tanyaku semangat.
"Hahaha ... Ya ngapain kamu ke gudang. Orang kotor gitu. Nggak ada kerjaan banget." tutur Joe.
Tak lama Arka datang membawa nampan berisi makanan dan minuman pesanan kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Maz Andy'ne Yulixah
Hlo kok dobel kak🤔
2024-04-29
0
Maliqa Effendy
ulang lagi???
2023-07-06
0
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
Kak Osi salah up apa gimana ini
2023-04-03
0