Salting

Seseorang pernah berkata bahwa 'me time' terbaik adalah di kamar sendiri. Usai mengantar Calista kembali ke rumahnya tadi sore,kini Reyno tengah menikmati me time nya dengan di temani suara hujan juga gemuruh petir yang sesekali terdengar.

Biasanya di sore menjelang malam ini,Reyno justru baru kembali ke rumah. Masa pulang sekolahnya biasa Reyno habiskan di rooftop selama setengah sampai satu jam dan di lanjutkan dengan berkeliling kota menggunakan mobil dengan kecepatan yang sesuai dengan suasana hatinya.

Tapi,akhir-akhir ini atau tepatnya dua minggu belakangan ini Reyno agaknya menyadari perubahan di dalam dirinya. Semenjak Calista rutin mengganggu harinya beberapa hari belakangan,Reyno jadi jarang bersantai di rooftop.

Seringnya waktu santainya justru di gunakan untuk menghadapi kelakuan anti manstream dari Calista.

Belum lagi setelah beredarnya kabar hubungan Calista dan Digo,entah kenapa Reyno justru punya keinginan untuk terus mengikuti gadis itu dan menghalangi pertemuannya dan Digo.

Sebenarnya Reyno merasa asing dengan dirinya sendiri,seperti ada satu sisi yang membuatnya ingin terus-terusan dekat dengan Calista. Namun di sisi lain,lewat kejadian yang terjadi di meja belajar tadi,Reyno agaknya mulai menyadari bahwa ia belum sesiap itu untuk menghadapi kedatangan orang baru.

♡♡♡

Desiran angin yang bertiup lewat celah ventilasi kamar memberikan hawa sejuk yang membuat sang pemilik kamarnya tak perlu menyalakan pendingin ruangan.

Usai mandi setelah tadi sempat termenung,kini laki-laki pemilik kamar itu memilih kembali duduk di balkon.

Hujan sudah reda,menyisakan bau hujan juga gelapnya langit tanpa bintang. Suasana malam itu terasa lebih tenang,setenang perasaan pria itu yang entah kenapa makin ke sini makin merasa lebih baik.

Angin berdesir sekali lagi,menggelitik pori-pori pria itu,membiarkan setengah tubuhnya yang terbuka merasakan sensasi dingin malam.

Pikirannya agaknya mulai melayang,memikirkan bagaimana jika ia memberi ruang pada gadis itu untuk masuk,gadis yang berhasil membuatnya tertarik dalam kurun waktu kurang dari satu menit.

"Kalo jalan pake mata dong! Lo gak liat apa? Di sini ada orang yang juga lagi jalan! Buta ya lo??"

"Heh? Lo bisu juga?"

"Ngomong apa,lo tadi di awal?"

"LO BUTA,dan LO JUGA TULI! PUAS??"

Sekelabat ingatan tentang gadis itu kembali terekam di otaknya. Tanpa sadar ia tersenyum.

"Lucu."

Reyno menutup wajahnya dengan kedua tangan,agaknya ia merasa malu sekaligus salah tingkah saat wajah Calista melintas di ingatannya.

Berpikir bahwa jam saat ini belum terlalu larut,Reyno sedikit di buat ingin mengetahui kiranya apa saja kegiatan gadis itu saat ini.

Di raihnya ponsel yang berada tak jauh dari posisinya duduk kemudian di scrollnya ponsel tersebut,namun sayang. Tak ada satu pun kontak orang yang bernama Calista ia temukan di sana.

Laki-laki itu mendengus. Ia baru sadar bahwasanya keduanya belum pernah bertukar kontak.

Tak kehabisan cara,laki-laki teringat satu hal. Tama,ya,temannya itu pasti bisa membantunya.

Laki-laki itu pun menggeser layar ponselnya hingga di temukanlah kontak sang sahabat.

Segera ia kirimkan permintaan tolong berupa pesan pada sahabatnya itu.

To : Tama

Cariin nomor Calista Adriana! Sekarang!

(read message)

^^^Typing....^^^

^^^From : Tama^^^

^^^Mana ada,gue gak nyimpen Ray.^^^

^^^To : Tama^^^

^^^Cari!^^^

♡♡♡

Tama mengusar rambutnya hingga acak-acakkan, pesan dari sahabatnya beberapa detik lalu membuatnya kesal bukan main. Niat hati ingin rebahan sembari vidio call dengan sang pacar,namun niatnya belum terealisasikan lantaran sahabatnya malah menganggunya.

"Gak ada Ray,gue cuma nyimpen kontak anak-anak basket,Fadil,Fendy,Sky,lo dan pastinya pacar gue. Gak ada kontak lain."

"Alay! Telpon pacar lo sekarang,mintain nomor Calista. Mereka sekelas kan?"

Solusi sekaligus pertanyaan yang barusan diberikan oleh sahabatnya membuat Tama langsung tersadar segera mengakhiri panggilannya dengan sang sahabat.

Demi agar kerunyaman ini segera berakhir,Tama pun menghubungi sang pacar dan memintanya agar mengirimkan nomor Calista.

Sempat terjadi sedikit introgasi,beruntung Tama lancar menjelaskan hingga kesalahan pahaman pun dapat di elakkan.

Usai mendapatkan apa yang sahabatnya itu inginkan,kini Tama menjeda sekejap komunikasinya dengan sang pacar guna mengirimi kontak itu pada sahabatnya.

Tugas selesai,Tama bersorak riang karena setelah inj tak ada masalah lagi yang menganggunya. Ia bisa bebas untuk merajut romantisme tertundanya itu dengan sang pacar.

♡♡♡

Sementara di sisi lain,Reyno tengah tersenyum puas usai mendapatkan apa yang ia mau.

Tidak mau membiarkan malam semakin larut dan kesempatan terbuang sia-sia,ia pun mengirimi pesan pada sang bayangan yang akhir-akhir ini suka mengikuti dan mengganggu pikirannya itu.

To : Noisy Girl

Hai :)

Reyno tersenyum geli usai mengirimkan pesan yang di bubuhi senyum dari tanda baca itu.

Tak lama berselang,ponselnya kembali bergetar. Sudut bibirnya makin terangkat saat gadis itu membalas chatnya.

^^^From : Noisy Girl^^^

^^^Siapa?^^^

To : Noisy Girl

Gue.

^^^From : Noisy Girl^^^

^^^Maksud gue,lo itu siapa?^^^

^^^Trus dapat nomor gue dari siapa?^^^

To : Noisy Girl

Masa depan lo :)

♡♡♡

Reyno buru-buru masuk kembali ke dalam kamar,mencari kaos putih yang biasa pakai sebelum tidur lalu mengenakannya untuk menutupi tubuhnya yang sedari tadi ia biarkan terbuka.

Hawa dingin sekaligus gemetaran akibat menggoda seorang gadis untuk pertama kalinya berhasil membuat Reyno nyaris tipes.

Ingin ia tarik kembali pesan tadi,namun apa daya terlanjur ia kirim dan sudah di baca juga.

Sungguh,jika di pikir-pikir lagi,kelakuan tadi bukanlah cerminan kepribadiannya.

Reyno agaknya merasa gila karena bisa-bisanya mengirimkan pesan konyol itu pada Calista. Diam-diam ia kepikiran,apa nanti gadis itu jijik? Jika tahu tentang tingkah konyolnya malam ini.

♡♡♡

Di dalam kamar temaram bernuansa ungu muda,Calista terdiam bingung menatapi pesan yang barusan ia dapat dari sebuah nomor asing.

Pesan berisi gombalan yang berakhir menggantung itu berhasil membuatnya kepikiran tentang siapa manusia kurang kerjaan yang barusan mengirimi pesan lalu seenaknya mengghostingnya itu.

"Gak mungkin Alina kan?" Batinnya mulai berspekulasi.

Bukan tanpa alasan ia menargetkan tuduhan pertamanya itu pada sang sahabat,semua lantaran karena Alina itu salah satu cewek rese yang kadang kala isemg mengirimkan pesan padanya melalui nomor baru dan mengakui bahwa dirinya orang lain.

"Kalau beneran Alina,bakalan gue geprek sih." Kali ini ia mengguman sembari memperagakan gerakan menggeprek seolah sang target ada depannya saat ini.

Tak lama setelah,ponsel di tangannya kembali berbunyi,sebenarnya Calista enggan melihat lagi ke layar pipih itu,namun tak ayal ia juga penasaran.

Hingga saat notif berbunyi untuk yang kerua kalinya,Calista pun mengalihkan kepalanya ke arah layar dan terpampanglah nomot seseorang yang berhasil membuat ia tersenyum.

From : Digo Sadewa

Telponan yuk.

Calista berjingkrak senang nyaris terpekik saat pacar pura-puranya itu menghubunginya dan mengajaknya telponan. Tanpa mau menyia-nyiakan kesempatan ia pun mengiyakan hingga malam itu terjadi lagi,dimana Calista menghabiskan waktu sebelum tidurnya untuk bercakap-cakap dengan Digo seperti pasangan kekasih bucin pada umumnya.

♡♡♡

^^^

^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!