Jarak

Sudah tiga hari berlalu semenjak Reyno di skorsing dan setelah melewati weekend kemarin,terhitung hari ini Reyno pun kembali masuk sekolah.

Seperti biasanya,saat dirinya melewati lorong sekolah yang akan mengantarkannya ke kelas. Puluhan bahkan ratusan pasang mata menatapnya tanpa jeda,bahkan beberapa gadis yang punya kepercayaan diri lebih,memberanikan diri mereka menyapa Reyno bahkan memberikan gift berupa coklat,amplop surat dan lain sebagainya.

Reyno mengabaikan mereka,ia memilih terus naik ke lantai dua lalu pergi ke depan loker kelasnya.

Setelah mengambil topi dan memasang dasi yang sengaja ia tinggal di loker,pria tinggi itu pun berlalu menuju lapangan.

Suara derap langkah kaki lebih dari satu orang terdengar mengikutinya. Pria tinggi itu lantas berhenti lalu berbalik.

Terlihat keempat temannya,si kembar humble Fadil dan Fendy,lalu menyusul di belakangnya dua orang lagi. Si kalem Tama dan si ketus Sky.

"Akhirnya bro..,masa hukuman lo berakhir juga. Lain kali jangan bandel ya,biar gak di skorsing."

Kalimat pembukaan awal yang di lontarkan oleh si rese Fadil,berhasil membuat salah satu alis Reyno terangkat.

"Sorry,lo salah orang. Gue gak bandel dan gue di skorsing bukan karena kesalahan gue tapi karena kehadiran cewek sialan itu! Catat!"

Reyno menekankan setiap kata yang diucapkannya dan tak lupa,segaris tatapan tajam ia pancarkan dari matanya,guna menegaskan pada sang sahabat bahwa dirinya tidak bersalah.

Bukannya tersinggung dengan nada bicara Reyno yang tak bersahabat,Fadil justru senyum-senyum bangga.

"Cewek sialan? Wahh,lo udah dapat nama panggilan sayang buat tuh cewek?"

Memang dasarnya jahil,Fadil malah makin gencar mengompori Reyno membuat mata tajam pria itu semakin memancarkan kebengisan.

"Diam sendiri atau sepatu gue bakalan bungkamin bibir lo!"

Sudah cukup. Ancaman Reyno barusan berhasil membuat Fadil menutup mulut bandelnya,ditambah capitan di pinggang bagian belakangnya membuat cowok setinggi 180cm itu benar-benar bungkam.

Tama dan si ketus Sky hanya geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah salah satu sahabat mereka yang kelewat rese itu.

♡♡♡

Segerombolan gadis cantik dengan penampilan modis dari kelas 11 IPS 1 turun berbarengan dengan Reyno dan kawan-kawannya yang juga hendak pergi ke lapangan.

"Calista tungguin gue!!"

Suara teriakan melengking dari seseorang di belakang mereka,membuat Reyno dan kawan-kawannya menoleh.

Terlihat seorang gadis imut berambut sebatas bahu tengah berlari di lorong lantai dua.

Di depannya ada satu gadis lagi yang baru hendak turun tangga namun menjeda langkahnya akibat namanya di panggil.

Gadis yang tengah berdiri di kepala tangga itu menoleh pada sekumpulan cowok di bawahnya,matanya bersibobrok dengan mata seseorang dan orang itu adalah Reyno.

"Cih.."

Reyno buru-buru membuang mukanya ke arah lain. Kehadiran gadis yang beberapa saat lalu sempat menjadi bahan omongan teman-temannya itu kembali merusak moodnya.

"Gue duluan.."

Reyno berlalu meninggalkan keempat temannya yang mana berhasil membuat keempat laki-laki itu mengangkat kedua alis mereka.

"Rey! Tunggu woi! Astaga!"

Fadil yang semula berada di belakang Reyno,mempercepat langkahnya,menuruni tangga guna menyusul sang sahabat yang sudah lebih dulu hilang ditelan belokan lorong.

Bersamaan dengan situasi tak tertebak barusan,bel sekolah Bina Bangsa berbunyi dan himbauan agar para siswa berkumpul di lapangan untuk melaksakan upacara pun di gaungkan.

♡♡♡

Rangkain pelajaran untuk jam pertama akhirnya berlalu. Calista merapikan buku-buku pelajarannya dan bersiap pergi dari tempat duduknya. Namun belum juga sempat mengangkat bumpernya,suara Laura menghentikan Calista.

"Udah dapat pacarnya Lis?"

Calista kembali mendudukkan badannya. Keberadaan teman sekelasnya yang sok cantik ini merusak moodnya,mana ia lapar lagi. Jadi tambah ingin memanggang orang rasanya.

"Gue.."

"Katanya udah lo Ra.."

Bukan Calista yang menjawab,justru Karamel,teman sebangkunya.

Calista menoleh sembari mencebikkan bibirnya.

"Denger sendiri kan? Gue udah dapet pacar,tenang aja!"

Calista berbohong dengan lancar.

Jika ada tim produser yang tahu bakat aktingnya itu,mungkin sekarang Calista sudah jadi artis dan syuting sinetron di SCTV. Tapi sayangnya tidak ada yang tahu dan Calista pun tak bodoh untuk membeberkan faktanya. Karena lagi-lagi tentang harga diri,ia masih ingin hidup tenang.

Laura menatap Calista dengan penuh selidik,kedua matanya menyipit dan gestur tubuhnya dibuat melentik hingga nyaris menabrak dahi Calista.

"Lo beneran udah dapet pacar? Siapa? Kok gak di publish?"

Wah...

Calista nyaris terbungkam. Untuk kedatangan seseorang menyelamatkan nyawanya.

"Calists ayo ngantin!" Alina datang dan nyelonong masuk,menyelamatkan Calista dari ujung tanduk iblis merah berwujud manusia di hadapannya itu.

Calista yang di selamatkan pun lantas tak menyiakan kesempatan,ia bangun dari kursinya dan menyambut uluran Alina.

Agar aktingnya semakin berdamage,cewek berambut legam nyaris sepinggang itu pun menambahkan gestur menyesalnya.

"Aduh Ra,sorry ya. Gue kayaknya harus ke kantin,gak bisa lanjutin obrolan sama lo. Tapi tentang apa yang di bilang Karamel tadi,itu benar kok. Urusan di pulish atau enggaknya,nanti pasti bakalan di publish kok. Lo tunggu aja di hari ultah lo. Gue bakalan datang dan bawa pasangan gue. Lo tenang aja okey..,bye Ra. Gue ngantin dulu!"

Kini Calista benar-benar selamat. Ia dan Alina akhirnya keluar dari kelas tanpa gangguan apapun lagi.

♡♡♡

Keadaan kantin ramai seperti biasanya,di sudut ruangan,gerombolan geng Reyno tampak asyik bersenda gurau terutama si kembar Fadil dan Fendy.

Sementara yang wajahny paling serius adalah Sky dan Reyno. Reyno asyik dengan tabletnya,mencorat-coret sesuatu di sana, entah apa yang ia kerjakan.

Tapi dari obrolan teman-temannya kemarin,yang mengatakan bahwasanya Reyno adalah pararel satunya anak MIPA,Calista meyakini jika pria itu tengah belajar.

Lalu Sky,entahlah,dari gestur yang dapat Calista tangkap. Pria berwajah ketus itu tengah bermain game.

Suara ribut-ribut di depan pintu kantin membuat kepala Calista berputar ke arah sumber suara.

Terlihat segerombolan cowok bertubuh tinggi nan atletis memasuki kantin. Jumlah mereka ada sembilan orang dan yang paling depan wajahnya tak asing bagi Calista.

Lantas tangan Calista mengetuk tangan Alina yang sedari tadi tidak bisa diam,terus menyuapkan bulatan bakso ke mulut munggilnya.

"Berhenti dulu makannya,lo liat deh ke pintu masuk kantin. Itu yang datang anak-anak basket sekolah kita kan? Ada Digo gak? Coba liatin!"

Alina yang tadinya sibuk makan,terpaksa harus meletakkan sendok dan garpunya. Lantas kepalanya melingak ke belakang,memperhatikan arahan yang dIkberikan oleh Calista barusan.

Seperti Calista barusan sebut,segerombolan cowok kece yang barusan datang tadi memanglah anak-anak basket dan di antara mereka ada Digo Sadewa,sang kapten basket. Target kedua Calista.

Alina memutar kepalanya lagi dan bersiap melanjutkan makannya.

"Digo ada. Lo udah liat fotonya,lo pasti kenal lah sama yang namanya Digo. Nanti pulang sekolah tungguin aja di tribun,gue denger dia sama timnya ada latihan tambahan sore ini."

Mendengar berita yang disampaikan oleh intel andalan sekaligus sahabatnya itu,Alina menghembuskan napas senang.

"Yes! Makasih ya Lin,lo udah bela-belain nyari info buat gue. Gue janji sama yang kali ini,bakalan gue perjuangin pake separuh napas gue. Janji!"

Alina mendengus malas.

"Bakso lo tuh,udah mau dingin. Buruan di habisin sebelum bel bunyi dan lo kelaparan di kelas."

Seperti halnya anak kecil yang tunduk pada mamanya ,Calista menurut patuh.

Ia memakan habis bakso miliknya sembari otaknya berkelana,memikirkan kesan apa yang nantinya harus ia berikan di pertemuan pertamanya dan Digo Sadewa.

"Intinya gue harus buat Digo terkesan!" Tekad Calista dalam hati.

♡♡♡

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!