Aksi

Berkat aksi maniak yang di lakukan oleh Karamel kemarin siang,usaha pendekatan yang Calista targetkan pada Digo berjalan dengan sangat mulus.

Sebagai gadis yang belum pernah pacaran selama enam belas tahun hidup,Calista tidak pernah menyangka bahwasanya menjalin hubungan dengan seseorang bisa semudah ini.

Memang benar apa kata pepatah,kalo gak pinter ya minimal goodlooking lah pasti doi bakalan datang tanpa di cari. Seperti itulah kira-kira pengalaman yang Calista dapatkan,di bidang akademik Calista memang tidak terlalu pintar,tapi untuk urusan wajah. Dia sangat memenuhi standar,kriteria gadis yang tak rugi untuk di pacari.

Jika di bilang dunia kejam dalam hal menilik seseorang,maka tak ada yang salah karena begitulah faktanya. Nyatanya untuk menjadi seseorang yang di sukai,minimal harus mempunyai satu saja kelebihan yang bisa kita andalkan,jika tidak ya kembali lagi pada takdir. Beruntung-beruntung tidak di bully saja,karena memang dasarnya dunia ini semakin hari semakin kejam.

"Pulang sekolah nanti nonton basket lagi ya Lis,barengan nanti kita ke sana."

Dewi Fortuna memang pintar memihak,terbukti tanpa perlu banyak usaha. Hari ini Calista resmi menjalin hubungan dengan Digo Sadewa.

Si kapten basket yang katanya terkenal susah untuk di pacari itu nyatanya dengan mudah menyetujui permintaan Calista untuk menjalin hubungan pura-pura. Kebetulan keduanya sama-sama punya visi masing-masing jadi menjalin hubungan pura-pura pun di sepakati.

Lewat obrolan via whats'app semalam,kedua orang yang saling membutuhkan itu akhirnya mengikat sebuah kesepakatan. Calista butuh Digo untuk menyelamatkan harga dirinya di depan Laura dan teman sekelasnya,sementara Digo butuh Calista untuk membungkam para cewek-cewek fanatik yang berusaha mengejarnya tanpa henti.

Calista cantik dan cukup pemberani,orang-orang pun akan berpikir dua kali untuk menyainginya dalam mendapatkan Digo. Kedua sudah serasi bukan? Membentuk relasi demi visi,kira-kira begitulah padu padan kata yang pas untuk keduanya.

"Pulang sekolah nanti gue ada piket,selepas piket bisa sih sama-sama ke sana. Itu pun kalo lo mau,kalo lo mau nunggu,kalo gak ya paling gue bareng Alina. Kebetulan dia mau ikut nonton abas main katanya."

Kedua orang yang sebelumnya hanya teman sebangku itu mendadak makin akrab setelah kejadian kemarin.

"Lagi ngomongin apa lo berdua? Seru banget keknya.."

Akhirnya setelah sekian purnama,sosok yang Calista malas temui muncul lagi. Untungnya kali ini ia sudah sangat siap menjawab semua pertanyaan Laura dengan memasang wajah tak kalah songongnya.

"Bahas pacar-pacar kitalah!"

Sialannya,sebelum Calista sempat unjuk aksi pamer,malah Karamel yang ambil start.

"Asal Laura tau aja ya,pacar Calista itu ternyata anak basket. Kaptennya malah!"

Pulpen berwarna pink bertutup kuda poni yang tengah Laura pegang mendadak tertarik gravitasi hingga membuatnya jatuh ke bawah.

Damage dari ucapan Karamel barusan sepertinya sangat menusuk hingga ke dalam ulu hati,terbukti untuk beberapa saat lamanya. Laura tak dapat mengatakan apapun.

"L..lo ngomong a..apa sih? G..gak mungkin,gak mungkin Calista pacar..."

"Lista!!"

Mata Laura semakin terbelalak.

Sosok yang barusan dibicarakan benar-benar muncul di depan pintu kelasnya.

Digo Sadewa. Laki-laki berbadan tegap lengkap dengan seragam basketnya itu tengah melambai-lambaikan tangannya ke arah Calista tak lupa seutas senyuman lebar dan tatapan memuja ia hadiahkan pada satu sosok yang saat ini tengah memasang wajah setengah kagetnya.

Sepertinya atmosfer kekagetan tidak hanya melingkupi Laura dan Calista,karena terbukti beberapa teman sekelasnya yang sudah datang tampak langsung memasang wajah penuh tanda tanya mereka.

Sementara itu,si pelaku yang berhasil membuat satu kelas bungkam itu dengan santainya melanjutkan langkah menghampiri Calista.

"Hai,aku ke sini nganterin titipan mama buat kamu." Cowok berkulit seputih susu menyerahkan sebuah kotak bekal berbentuk beruang,berwarna coklat ke tangan Calista.

"Buat kamu ngemil sambil nemenin aku latihan pulang sekolah nanti."

Calista meraih tempat bekal berbentuk beruang tadi dengan perasaan gugup.

"B..bilang s..sama mama kamu,ma..makasih ya."

Digo tersenyum seraya mengusap pucuk kepala Calista.

"Kenapa gugup hm,kamu gak suka di datengin ke kelas kayak gini?"

Mata Calista melotot.

Apa-apaan,ia barusan di goda di depan umum? Demi apa?

Digo benar-benar sukses membuat teman sekelasnya bisu sekaligus takjub dengan keuwuan yang ia  pancarkan. Lihatlah mata teman-temannya sekarang,mata yang dulunya sering menatapnya dengan remeh kini berubah kagum sekaligus iri.

Calista melirik pada Laura,sama. Gadis itu juga tampak menatapnya tak percaya.

"L..lo hebat." Satu kata akhirnya meluncur dari mulut Laura mengakibatkan atmosfer kesombongan timbul di wajah Calista.

Calista memiringkan kepalanya sedikit sembari memasang senyuman manisnya.

"Makasih Ra."

Jawabnya santai.

Kemudian Calista berbalik lagi menatap Digo yang masih setia menebar raut wajah hangatnya sembari menatap Calista.

"Kamu ke lapangan gih,kasian nanti teman-teman kamu lama nunggunya."

"Ya udah,aku ke lapangan ya. Istirahat nanti jangan ke kantin duluan,biar nanti aku ajak Tama sekalian ke sini buat jemput kamu sama Kara."

Calista memasang senyum cantiknya sembari mengangkat tangannya lalu mengusap pelan pucuk kepala Digo yang lebih tinggi enam belas centi di atasnya itu.

"Semangat latihannya.."

Bisik Calista di depan wajah Digo.

Sontak saja aksi keduanya menimbulkan riuh heboh di kelas 11 IPS satu pagi itu.

Bahkan sampai Digo keluar berjalan keluar kelas pun,teman-teman Calista masih heboh menyoraki aksi keduanya.

Lima menit berlalu,suasan kelas mulai tenang.

Anak-anak kelas 11 IPS satu sudah bersiap-siap menunggu bel masuk berbunyi.

Beberapa dari mereka bahkan sudah mengeluarkan buku sesuai mata pelajaran jam pertama mereka,suasana hampir normal kembali ketika ketukan di pintu lagi-lagi mengacaukan suasana kelas.

Mata Karamel yang tadinya tertuju pada pintu berubah melotot seakan yang datang adalah malaikat pencabut nyawa.

Segera gadis itu mengguncang lengan teman sekelasnya yang justru sibuk menonton reels IG tanpa peduli keadaan sekitar.

"Liss..,turunin handphone lo,turunin! Liat ke depan kelas!"

Suruhnya memaksa.

Calista menepis tangan teman sebangkunya itu.

"Apa sih,ganggu aja.."

Mata Calista hampir keluar dari tempatnya saat tak sengaja menangkap sosok yang tak asing namun bukan teman sekelasnya itu.

"R..Reyno..?"

Mulut Calista langsung saja merapalkan nama seseorang yang baru saja datang itu.

Kehadiran Reyno dan berdirinya Calista dari kursinya itu berhasil membuat teman-teman sekelas Calista heboh kembali.

Beberapa dari mereka menunjukkan rasa penasaran secara terang-terangan.

Laura yang duduk di bangku paling depan langsung saja berdiri dari kursinya dan angkat suara.

"R..Reyno? Ke sini nyariin siapa?" Tanya Laura dengan nada sok imutnya itu.

Reyno tak menjawab,wajah dinginnya mendominasi,ia hanya menatap Laura sekilas lalu berjalan melewati kursi gadis itu tanpa menjawab sepatah katapun.

"Ikut gue."

Suara dingin Reyno barusan berhasil menyihir teman sekelasnya untuk menoleh dan melihat siapa orang yang Reyno ajak bicara.

CALISTA ANDRIANA??

Lagi,sosok satu itu berhasil membuat teman-temannya menganga untuk yang kedua kalinya.

Jadi Reyno datang ke sebelas IPS satu buat nemuin Calista?

Demi apa?

♡♡♡

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!