Bekal

"Kyakkk,romantis,romantis,romantis banget tau Lis..."

"Sampai di bawain bekal gitu,sumpah Tama aja gak pernah loh bawain bekal buat aku,selalu aku yang bawain bekal buat kita berdua makan itu pun izinnya maksa."

"Lah ini,seorang Reyno Margantara,cowok yang notabenenya paling cuek se-Bina Bangsa,nganterin bekal buat miss Jones kayak lo. Mujizat woi!!!"

Calista memutar bola matanya dengan malas,sejenak ia berpikiran ingin  berteleportasi saja ke Mars. Membuat dunia baru di sana dan hidup tenang tanpa suara cempreng Karamel,tanpa tuntutan percintaan gila,tanpa masalah sosial dengan orang-orang di sekitarnya.

Oh atau,Calista ingin tinggal di hutan belantara saja,biar bisa melihat panaroma indah yang pastinya jauh juga dari suara cemprengnya Karamel. Sumpah ia muak,kenapa juga cewek gila malah heboh hanya karena kotak bekal beruang isi sandwich dua potong yang baru beberapa menit lalu di antar oleh Reyno saat bel nyaris berbunyi.

"Karam,lo bisa gak? Diem bentar aja!"

Calista memberikan sorotan tajam seraya memegang sepatunya,bersiap melepas dan menyumpalkannya ke mulut Karamel jika gadis itu kembali heboh.

Karamel seketika bungkam. Mempan di ancam.

Sementara di sebelah mereka,Alina Tamara menahan tawa geli.

"Udahlah Lis,jangan galak-galak gitu. Lagian beruntung kali,kayak yang gue bilang kemarin. Lo itu lagi dapat anugerah harusnya di rayakan dan di syukuri bukannya di ratapi kayak gini."

Calista memejamkan matanya rapat-rapat,sayang sekali daun telinganya tidak bisa di lipat seperti telinga kambing atau anjing,kalau bisa mungkin saja ia akan melipatkan telinganya agar tidak lagi mendengar ocehan keramat teman laknatnya itu.

"Anugerah,anugerah,anugerah. Lo berdua benar-benar gila!!"

Sudah muak dengan ocehan kedua temannya di jam istirahat kedua ini,Calista akhirnya berteriak mengeluarkan unek-uneknya.

"Capek banget sumpah! Nyesel-senyeselnya gue,kenapa coba. Waktu itu gue bego-begonya mau aja kepancing sama provokasi Laura yang songongnya minta ampun itu!"

"Sabar Lis,sabar.."

Alina masih jahil dengan mengelus-elus puncak kepala Calista layaknya menenangkan anak kecil.

Calista mendelik sinis.

"Balik sana lo berdua! Tinggalin gue sendiri di sini!"

"Waduh.."

Alina memegang dadanya,berakting seolah-olah ia shock berat atas pengusiran yang sahabatnya lakukan itu.

Calista makin-makin keki dengan kelakuan sahabat dan teman sebangkunya itu,bukannya bantu menghibur atau setidaknya turut prihatin mereka berdua justru berada di garda depan,menambah kejengkelannya.

"Tau ah! Kalau lo berdua gak mau pergi,biar gue yang pergi!!"

Calista akhirnya benar-benar meninggalkan kedua teman laknatnya itu,yang malah di tanggapi keduanya dengan tertawa.

"Calista sumpah lo lucu banget!! Sarangbeo Calista!!"

♡♡♡

Pulang sekolah kali ini,Calista Adriana memutuskan untuk tidak dulu melakukan akting pacaran kontrak. Usai berdiskusi dengan sang pacar kontrak,guna membahas untuk menjaga jarak sementara waktu,kini Calista pun mulai menjalani rutinitas pulang sekolahnya yang normal.

To : Bang Kala

"Abang,jemput Calista dong.."

^^^From : Bang Kala^^^

^^^"Tumben?"^^^

^^^From : Bang Kala^^^

^^^"Putus lo sama pacar lo yang kemarin?"^^^

To : Bang Kala

"Gak ******!"

"Mau aja di jemput sama lo!"

^^^From : Bang Kala^^^

^^^"Tapi gue ada agenda jalan-jalan sama pacar gue,gimana dong?"^^^

To : Bang Kala

"Gak ngurus. Pokoknya jemput sekarang,gue tunggu depan gerbang sekolah!!"

♡♡♡

Lima belas menit berlalu,Calista mulai jengkel. Kakinya sudah terasa kebas karena sedari tadi berdiri di depan gerbang,menunggu sang abang yang brengseknya belum juga muncul-muncul padahal sudah ia hubungi dan ingatkan berkali-kali.

"Kebo laknat! Udah lambat,hidup lagi." Umpatnya jengkel pada sang abang.

Sebuah mobil sport putih terlihat berhenti di depan matanya dan hal itu berhasil membuat Calista merasa dejavu.

"Kayak kenal,ini kan mobil..."

Mata Calista nyaris keluar,saat ternyata dugaan yang baru saja ia batinkan muncul menjadi kenyataan di depan matanya.

Di depannya saat ini,sudah berdiri sosok Reyno Margantara. Cowok cuek yang sekitaran dua minggu lalu pernah mengantarkannya pulang bahkan di hari pertama mereka berkenalan.

"Astaga..."

"Astaga..."

"Astaga..."

"Calista mikir! Ayo mikir!  Mikir dong...!!"

"Haduh gimana ini!!"

Bukannya bersikap tenang dan pura-pura abai akan kedatangan Reyno,Calista malah bersikap seperti cacing yang habis di siram air garam.

Gadis itu terus saja berputar ke depan dan kebelakang,seperti ingin lari namun tidak juga benar-benar lari.

"Hei.."

Sial!!

Pria yang sedang Calista usahakan untuk di hindari itu malah jutsru muncul di depan matanya saat ini.

"Lo sendirian?"

Terdengar Reyno bertanya lagi.

Calista menggigit bibirnya kuat-kuat.

Gatal ingin menjawab sekaligus mencolok mata Reyno dengan kuku-kuku panjangnya. Sudah tau ia di situ sendiri,masih aja nanya. Kan bego.

"Bang Kala mana sih? Ya ampun.."

Calista kembali membatin sembari memutar bola matanya ke sana kemari,menghindar bertemu pandang dengan Reyno yang notabenenya nyebelin pake banget.

Reyno menyadari bahwasanya gadis di depannya itu tengah menghindari,namun bukan Reyno namanya kalau ia tidak melakukan hal-hal yang membuat Calista jantungan.

Ditariknya lengan gadis itu hingga Calista terpekik kaget.

"Ishhh!! Rey! Apa-apaan sih?"

Calista menepis cepat tangan kurang ajar Reyno itu.

"Ngapain pegang-pegang?" Bentaknya lagi.

Reyno mendengus kesal. "Mau di anterin juga. Gak udah lebay deh."

Calista melotot garang. Lebay katanya? Itu mah modus ******!!

"Gak usah sok perhatian! Gue bisa pulang sendiri!!" Calista menolak dengan ekspresi juteknya.

Reyno melipat tangannya di depan dada dengan satu alis terangkat naik.

"Oh ya? Kalau bisa pulang sendiri,kenapa masih di sini?"

"Gue nunggu bang Kala."

"Alasan. Bilang aja kalau lo sengaja mancing biar gue anter pulang kayak waktu itu."

Kekesalan Calista makin menjadi-jadi.

"Kepedean!! Siapa juga yang nunggu lo! Gue beneran bisa pulang sendiri. Nih kalau gak percaya..!"

Calista menunjukkan keberaniannya dengan pergi meninggalkan Reyno sambil mencak-mencak.

Belum lima kali melangkah,pergelangan tangannya sudah di cekal oleh Reyno dan itu berhasil membuatnya tercekat.

"Apa-apaan,lepas ******!"

Reyno melotot,tangannya refleks menyentil jidat Calista membuat gadis itu menjerit.

"Jangan ngomong kasar. Gue gak suka,mau gue cium,hm?"

Giliran Calista yang melotot.

"Gila!!" Teriaknya kasar dan hal itu berhasil membuat Reyno menarik tengkuk Calista.

Bukan main paniknya Calista,napasnya memburu saat jarak keduanya makin menipis. Mata Calista sudah pejam,takut melihat kenyataan yang akan terjadi,hembusan napas Reyno makin menyapu wajahnya hingga saat wajah kedua nyaris bersentuhan,bunyi klakson mobil terdengar.

Baik Reyno dan Calista saling dorong hingga kedua berjarak.

Calista menoleh ke sumber suara,begitupun dengan Reyno.

Bukan main kagetnya Calista saat melihat Kalandra turun dari mobil dengan raut wajah merah padam.

"Bangsat!! Lo apain adek gue??"

♡♡♡

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!