Drama Pulang Sekolah

Dentingan bel pulang yang biasanya selalu ditunggu,kini sudah lewat. Calista terlihat menendang-nendang kumpulan debu di lantai parkiran dengan kasar.

Sudah dua puluh menit berlalu namun sang abang yang biasanya menjemput belum juga terlihat barang asap knalpotnya.

Sementara itu,Alina Maheswara juga sudah pulang sejak tadi. Sebenarnya bisa saja Calista menumpang mengingat mereka tetanggaan,namun sayangnya tadi Calista ada sedikit urusan yang membuatnya harus pulang lebih lambat dan ia tidak mau menyuruh Alina menunggu.

Sayangnya kendati ia pulang lebih lambat,nyatanya ia harus dibuat menunggu lagi karena Kalandra Wijaya kakak kandung Alina itu belum juga datang menjemputnya.

Beberapa kali Calista mencoba menghubungi namun panggilan tidak juga di jawab.

"Ting.." Notifikasi ponsel akhirnya terdengar setelah beberapa saat kondisi senyap.

From : Bg Kala

Dek,abang gak bisa jemput deh kayaknya. Masih ada kelas yang jamnya di majuin.

From :  Bg Kala

Lo telpon supir pribadi aja ya..

Soryy🙏😁

^^^To : Bg Kala^^^

^^^Kenapa  gak bilang dari tadi sih bg!^^^

^^^Nyebelin deh!^^^

^^^😡😠🤬^^^

Calista menghempaskan napasnya dengan kasar.

Dua puluh menitnya benar-benar berlalu dengan sia-sia. Andai Kalandra mengabari dari tadi kalau ia tidak bisa menjempur pastilah Calista sudah meminta Alina menunggu sebentar atau ia bisa antisipasi dengan lebih dahulu mengabari mamanya atau supir di rumah.

"Bang Kala,kadang-kadang kurang ajar emang." Batin Calista mau tak mau mengumpati Kalandra abangnya.

Calista terpaksa menggulir kembali nama-nama kontak di HP-nya hingga nama sang sopir ketemu.

Sebuah mobil sport berwarna putih berhenti tiba-tiba di depan Calista,tepat saat Calista ingin menempelkan HP ke kupingnya. Kehadiran mobil sport putih itu membuat Calista mengernyit sekaligus refleks mematikan panggilan bahkan saat telepon belum tersambung.

"Belum dijemput?" Suara serak terkesan berat terdengar menyapa indera pendengaran Calista.

Gadis itu refleks mendongak dan detik berikutnya  Calista berdiri dengan mata membulat sempurna dan mulut menganga.

"L..lo?? Ngapain lo di sini?" Tanya Calista dengan ekspresi kaget.

Sosok di dalam mobil tersebut tak menjawab,namun di detik selanjutnya sosok itu lantas turun dari mobil kemudian menghampiri tempat dimana Calista tengah berdiri.

Ia melirik jam tangannya sebentar sebelum akhirnya berbicara lagi.

"Pukul 13 : 55,waktu yang terlalu siang kalau lo masih mau nunggu. For you information,keadaan sekolah udah bener-bener sepi dan sebentar lagi pak Sapri. Penjaga sekolah kita juga bakalan pulang,lo yakin masih kuat nunggu di sini?"

Calista mendengus. "Kalau lo mau pulang ya pulang aja. Gak usah ceramah di sini,ini juga gue mau ngehubungin supir gue di rumah kok. Bentaran lagi pasti dia datang."

Cowok tinggi berbalut hoodie hitam itu melirik jam di tangannya sekali lagi.

"Tiga menit lagi gerbang sekolah bakalan di tutup dan pak Sapri bakalan pulang. Lo yakin supir lo bisa datang dalam waktu tiga menit?"

Calista mengepalkan tangannya kuat-kuat. Cowok di hadapannya ini benar-benar mengesalkan.

"Lo,Reyno Margantara atau siapa pun itu nama lo. Gue gak ada urusan ya sama lo,lo kalau mau pulang ya pulang aja. Gak usah urusin gue,gue bisa pulang sendiri."

Reyno tersenyum smirk. "Gengsian." Sindirnya dengan nada datar.

Detik berikutnya Reyno beranjak mendekati mobilnya lagi,namun bukan untuk masuk melainkan untuk membukakan pintu di kursi penumpang.

"Get in." Suruhnya dengan nada datar.

Calista membulatkan matanya sekali lagi.

"Reyno lo apa-apaan sih?"

"I said,get in Calista Ariana!" Suruhnya kali ini dengan suara yang lebih tegas.

Calista mendengus tak suka. "Gue gak mau!" Jawab gadis itu kekeh.

Kesabaran Reyno habis sudah. Pria itu berjalan mendekati Calista dengan aura membunuh,detik berikutnya tubuh Calista sudah ia gendong bak karung beras dan ia masukkan paksa ke dalam mobil miliknya tak peduli seberapa keras Calista meronta.

Usai perdebatan searah yang sempat terjadi beberapa detik sebelumnya,kini Calista akhirnya duduk anteng. Menatap datar keluar jendela,berusaha untuk tidak melihat bahkan menganggap tidak ada manusia di sampingnya.

Begitu pun sebaliknya,Reyno juga tampak tak acuh dengan bungkamnya Calista. Justru hal itulah yang ia tunggu karena sejujurnya pemberontakan Calista barusan membuatnya tak bisa menyetir.

"Alamat rumah?" Di tengah-tengah keheningan suara Reyno kembali terdengar.

Calista menyodorkan smartphone miliknya kepada Reyno. Pria itu mengambil handphone Calista dengan satu tangan sedangkan tangannya yang lain masih sibuk menyetir.

"Jarak dari sekolah ke rumah gue lumayan jauh. Kalau lo keberatan lo boleh turunin gue di sini biar gue baik ta.."

"Gue anter!" Pemotongan kalimat yang Reyno lakukan barusan berhasil membuat Calista kembali bungkam.

"Huh.." Gadis itu menghembuskan napasnya dengan kasar lantaran bosan dengan situasi canggung nan kaku yang saat ini menghinggapi keduanya.

Calista ini bukan makhluk antisosial yang cenderung pendiam,biasanya di keadaan seperti ini Calista suka menghidupkan suasana. Namun entah kenapa,kali ini dengan Reyno,Calista memulai interaksi.

"Lo anak kelas mana?"

Calista refleks menoleh. Lagi-lagi Reyno yang membuka pembicaraan. Tampaknya pria itu juga bukan orang yang antisosial,terbukti dari tidak kakunya ia saat bertanya.

"Gue,kelas sebelas IPS satu." Jawab Calista lugas. Ia lantas tak bertanya balik mengenai kelas Reyno lantaran tadi pagi sudah menjambangi sendiri kelas pria itu.

Suasana kembali bungkam selama beberapa saat sampai akhirnya Calista membuka topik lebih dulu.

"Lo gak jadi di skorsing?" Pertanyaan yang ia simpan sedari tadi akhirnya terungkap juga.

Reyno memutar stir,membelokkan mobil memasuki perempatan dan setelah itu melaju lagi dengan kecepatan normal. Kemampuan menyetir untuk anak seusianya memang patut di ancungi jempol.

"Rey.."

"Gue ketiduran di rooftop." Jawaban singkat bernada datar barusan cukup membuat Calista bungkam. Gadis itu lantas tak bertanya lagi karena sudah mendapat jawaban yang ia inginkan.

"Lo cewek yang tadi datang ke kelas gue kan? Ngapain?"

Pertanyaan Reyno kali ini membuat Calista kikuk.

Refleks gugup yang biasa ia lakukan membuat Calista menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

Lirikan mata Reyno yang tertangkap netra Calista melalui kaca spion depan berhasil membuat Calista menghentikan kegugupannya dan berusaha menegakkan duduknya untuk mengusir hawa dingin yang mendadak muncul.

"Gue tadi ada urusan." Kalimat pertama meluncur tanpa gugup. Calista menghembuskan napas lega setelah berhasil menjawab pertanyaan Reyno.

"Urusan apa?" Pertanyaan kedua yang kembali menbuat Calista kikuk namun tidak sekikuk di awal tadi.

"Gue sebenarnya ada urusan sama lo." Mengulangi kalimat awal dengan menambahkan sedikit imbuhan di akhir.

Ucapan Calista saat itu berhasil membuat Reyno menoleh.

"Urusan sama gue?" Tanya pria itu sambil menoleh sekilas lalu fokus lagi pada jalanan di depannya.

Calista mengangguk. "Ya. Tadinya sih,tapi sekarang udah enggak kok."

Reyno menoleh lagi. Kali ini sorot keraguan jelas terlihat di kedua bola matanya,namun hanya sebentar karena setelahnya pria itu kembali fokus pada jalanan di depannya dan tidak membuka percakapan lagi.

♡♡♡

Mobil sport putih yang dikendarai oleh Reyno akhirnya berhenti tepat di depan sebuah gerbang besi setinggi satu meter yang mana menampakkan jelas pemandangan rumah megah di dalamnya.

Calista melepaskan sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya kemudian menoleh ke arah Reyno.

"Makasih ya,udah nganterin." Calista berkata sembari

menepuk pelan pundak Reyno.

Raut kaget terpampang jelas seolah Reyno baru saja terbangun dari lamunannya. Perubahan ekspresi Reyno yang drastis barusan tentu saja berhasil membuat firasat curiga timbul di batin Calista.

"Reyno,lo ngelamun?" Tanya Calista to the point.

Terlihat Reyno gelagapan menanggapi pertanyaan Calista barusan.

"Eh,ekhm. Gue gak sengaja ngelamun tadi. Kenapa? Lo tadi ngomong apa?" Tanya Reyno bak orang linglung.

Calista menggeleng-geleng heran. "Ngelamunin apa sih Rey? Cewek?"

"Enggak." Jawab laki-laki itu singkat cenderung malas seolah tidak suka persoalannya yang melamun tadi di bahas.

Menangkap raut kurang sedap barusan,Calista memilih jalan aman dengan cara membuka pintu mobil dan bersiap turun.

"Sekali lagi makasih ya Rey,udah mau nganter."

Reyno terlihat mengangguk. "Ya santai aja."

Setelah mendapatkan jawaban yang sebenarnya kurang memuaskan Calista turun dari mobil,tepat saat dirinya membuka pagar besi rumahnya,sebuah suara lagi-lagi menghentikannya.

"Calista tunggu..!"

Ternyata Reyno juga menyusul turun dan hal itu cukup membuat Calista mengernyit.

"Kenapa lagi Rey?" Tanyanya sembari berbalik menghadap lawan bicaranya itu.

"Jepit rambut lo jatuh." Cowok itu menyodorkan sebuah jepit rambut kecil berwarna putih ke tangan Calista.

Sontak saja keberadaan jepit rambut di tangan Reyno tersebut membuat Calista refleks menyentuh poninya.

Benar saja,poninya yang semula rapi kini sudah terburai karena jepitan yang menyangganya terlepas.

"Makasih loh Rey." Calista mengambil jepitan tersebut dari tangan Reyno kemudian memasangnya lagi di poni.

"Sebenarnya jepit kelinci ini tadi sepasang,tapi yang satu kayaknya jatuh di jalan deh. Gak ada di mobil kan ya?" Tanya gadis itu lagi.

Reyno menggeleng sembari tersenyum manis. "Gak ada Calista,gue udah periksa tadi." Ujar Reyno lugas masih dengan senyum manis yang terukir di bibirnya.

Senyuman manis Reyno tak ayal membuat jantung Calista berdetak dua kali lebih kencang,jiwa jomblonya seketika itu juga meronta minta di lepaskan.

"Kalau gini terus,gue bisa mati jantungan!" Teriak Calista di dalam hati.

"Gue balik ya.."

Calista mengerjabkan matanya beberapa kali. Jiwanya yang tadi melayang akibat senyuman Reyno kini sudah kembali ke tempat asalnya.

"Iya,Rey gimana?" Tanya Calista tak nyambung.

Merasa ada yang aneh Reyno mendelik. "Lo ngelamun?" Tanya Reyno membalikkan pertanyaan Calista barusan.

"Eh..,enggak. Apaan,orang tadi cuma...."

"Oke,gue balik."

Tanpa mendengarkan penjelasan Calista,Reyno dengan santainya berbalik meninggalkan Calista yang masih dalam keadaan mangap.

"Sialan. Dia ngerjain gue barusan?"

♡♡♡

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!