19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!

Keesokan paginya.

Putra terlihat buru-buru keluar dari dalam rumahnya untuk mengunjungi Imelda, memastikan apakah suhu tubuhnya sudah turun atau masih mengalami demam tinggi seperti semalam. Jika memang demamnya belum juga turun, Putra berniat untuk membawa Imelda pergi ke rumah sakit.

Tanpa mengetuk pintu kamar, Putra mendorong handle pintu, bola matanya membulat sempurna saat melihat Imelda sedang memakai baju dengan resleting belakang belum terkancing. Sejenak mereka saling diam memandang satu sama lain, sampai Putra kembali tersadar karena punggung Imelda masih terekspos jelas di kedua matanya.

“Maaf!” maaf Putra sembari menutup kembali pintu kamarnya.

“Eh, kenapa kamu tidak mengetuk pintu kamar ku dulu? Bagaimana kalau tadi aku benar-benar tidak memakai pakaian sama sekali?!” omel Imelda dari dalam.

“Maka aku akan tanggung jawab atas apa yang aku lihat,” sahut Putra tenang, meski saat ini ia merasakan debaran aneh mulai muncul di dadanya.

“Kalau aku minta kamu tanggung jawab untuk menikahi ku, apakah kamu juga mau?”

“Tentu!” sahut Putra dengan cepat.

Pintu kamar terbuka, Imelda berdiri dengan pandangan menatap lekat wajah tenang Putra terlihat panik.

“Cepat sekali jawabnya. Apa kamu ingin cepat-cepat menikah?” tanya Imelda mulai menggoda.

“Tidak! Kalau memang kesalahanku membuat orang lain merugi, atau merasa harga dirinya telah di nodai, maka aku siap untuk menikah dengannya,” sahut Putra menjelaskan.

“Ouh!” angguk Imelda.

“Kamu sudah sembuh?” tanya Putra memutar arah berdirinya, berhadapan dengan Imelda, punggung tangan menempel di dahi licinnya.

Deg deg deg!!

‘A-apa-apaan ini. Sangat dekat denganku, harum deodorant ketiaknya saat mengangkat tangan membuat seluruh tubuhku bertambah segar. Oh, apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?’ gumam Imelda dalam hati, tanpa ia sadari bibirnya bergerak tersenyum sendiri.

“Sedang membayangkan apa?” tanya Putra memutus senyuman Imelda.

“Eh, i-itu, kamu sudah sarapan belum?” Imelda balik bertanya untuk mengalihkan rasa gugupnya.

“Belum.”

“Kenapa belum sarapan?”

“Aku pikir kamu masih sakit, aku memutuskan untuk datang cepat-cepat ke rumah kamu untuk bisa memasak sarapan buat kita berdua,” sahut Putra terdengar seperti menggombal.

“Kamu mulai pande merayu, ya!”

“Enggak, aku serius. Kalau aku masak di rumah akan lama jadinya. Lebih bagus aku mengecek situasi kamu dulu, baru itu bisa memutuskan untuk melakukan apa selanjutnya. Bukan merayu,” celetuk Putra.

“Baik banget sih, kamu. Wanita yang menjadi calon pendamping kamu pastinya akan sangat senang nantinya,” puji Imelda di sela harapan ingin menjadi salah satu wanita pilihan Putra suatu hari nanti.

“Aku tidak sebaik itu,” tangannya mengulur ke arah tangga, “Mari kita turun,” lanjut Putra mengajak Imelda turun ke bawah.

2 jam kemudian.

Putra dan Imelda sudah berada di parkiran perusahaan.

“Ahh! Lega sekali rasanya saat bisa melihat Perusahaan tercinta,” hela Imelda, pandangannya mengarah pada gedung Percetakan miliknya.

“Apa kamu yakin bisa bekerja hari ini?” tanya Putra cemas.

“Yakin, bahkan aku sangat semangat untuk hari ini!” sahut Imelda penuh keyakinan.

“Kamu seperti anak kecil,” gumam Putra, tanpa sadar tangannya mengelus puncak kepala Imelda, membuat Imelda seperti melambung tinggi ke udara.

.

.

Sementara itu di ruang tamu bernuansa mewah.

Darwin duduk bersama dengan sepasang suami-istri, tak lain adalah kedua orang tuanya.

“Kenapa kamu tidak pulang-pulang selama beberapa hari ini?” tanya Mamanya, wanita berambut panjang sebahu, sebut saja Jenni.

“Aku ke rumah Imelda. Kenapa Ma?” balas Darwin balik bertanya.

“Ck, buat apa kamu pergi ke sana. Apa kamu kasihan dengan anak yatim-piatu itu?” sela Papanya, sebut saja Doni.

“Aku menginginkannya, Pa. Aku ingin Imelda menjadi istriku!” sahut Darwin tegas. Jenni dan Doni terlihat tidak senang.

“Apa kamu sudah tidak waras? Di dunia ini masih banyak wanita single, lebih kaya, tajir, dan memiliki segalanya. Kenapa kamu harus menyukai janda itu?!” celetuk Jenni tak suka.

“Walaupun dia janda, Imelda tetap wanita yang luar biasa. Imelda juga bukan seorang wanita miskin, dia sama seperti wanita karir lainnya. Bedanya perusahaan miliknya tidak besar,” sela Darwin membela Imelda.

“Pasti kamu ada niat lain selain menyukainya. Katakan pada Mama, apa niat busuk mu itu, Darwin?!” desak Jenni meninggikan nada suaranya.

“Tentu saja ada. Aku menginginkan Imelda karena aku ingin ikut ambil alih mengurus perusahaan milik mendiang Papanya. Bukan itu saja, pelan-pelan aku ingin menguasai perusahaan miliknya, membuat perusahaan itu jatuh ke tanganku!” sahut Darwin menjelaskan niatnya.

‘Bukan itu saja tujuanku, Ma…Pa. Tujuan lainku adalah aku ingin terus menjajah setiap inchi dari tubuhnya. Benar-benar bentuk sempurna tak pernah aku lihat dari wanita manapun,’ tambah Darwin dalam hati.

Bukan hanya Darwin, ternyata Papa, Doni diam-diam juga memandang hasrat kepada keponakannya itu. Terlalu lama memendam hasrat di dalam hati, Doni langsung saja menyetujui permintaan Darwin. Jika Darwin bisa menikahi Imelda, berarti Darwin akan membawa Imelda masuk ke dalam rumah mereka. Kesempatan besar tercipta untuk Doni bisa melihat bahkan berniat ingin mencicipi Imelda.

“Pemikiran yang bagus. Papa bangga mendengar kamu ingin melakukan hal seperti itu,” cetus Doni menyetujui perbuatan putra semata wayangnya.

“Tuh 'kan, Papa saja setuju. Kenapa Mama tidak! Apakah Mama tidak ingin mencoba menikmati bisnis di bidang lain, gitu? Siapa tahu bisnis milik Imelda bisa menambah grafik kekayaan kita tahun depan,” rayu Darwin kembali.

“Sejak kapan kamu belajar menjadi licik seperti ini?” tanya Jenni paham betul dengan karakter putranya sama dengan Doni.

“Itu tidak penting, terpenting adalah gimana caranya agar kita bisa memiliki usaha lain selain perusahaan milik Papa dan Mama,” sahut Darwin santai.

“Kapan kamu ke rumah Imelda lagi?” tanya Doni, pikiran aneh mulai menyerangnya.

“Untuk saat ini sepertinya aku tidak bisa pergi ke rumah Imelda. Malas banget ketemu sama bocah tetangga baru di komplek rumahnya,” sahut Darwin jelous.

“Bocah! Maksudnya apa?” tanya Jenni penasaran.

“Hemm! Aku jujur ini sama Papa dan Mama. Sebenarnya aku yang tidak pulang-pulang ke rumah aku menginap di rumah Imelda. Di sana aku mencoba merencanakan sesuatu demi bisa mendapatkan Imelda secara utuh, dan mau menuruti semua ucapanku. Sayangnya, setelah aku berhasil menjambak Imelda, dan baru saja hendak melanjutkan rencanaku, seorang bocah datang, membuat semua rencanaku gagal total,” sahut Darwin menjelaskan dengan penuh amarah.

“Rencana apa itu?” tanya Doni penasaran.

“Aku menaruh obat pera*ngsang di minumannya. Sudah hampir berhasil melakukannya, namun harus gagal karena bocah itu datang!”

Jenni berulang kali menarik nafas panjang. Benar-benar tak menyangka jika Putranya bisa memiliki rencana seburuk itu kepada sepupunya. Sejenak Jenni melirik ke Doni, terlihat dari nanar kedua bola mata suaminya itu seperti memendam gejolak hasrat.

Ya, meski Doni berusaha menutupi hasrat terpendam terlarang miliknya dari sang istri. Tetap saja Jenni mampu melihat dengan kedua matanya sendiri jika suaminya sudah lama menyimpan hasrat itu.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

ayo semangaatt semangaatt up kembali kk

2023-04-18

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
Kalau Putra sebaik itu ama Imelda
yg ada baper lah Imelda
Ry Benci Pakpol Mampir

2023-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 01. Perdebatan Para Janda
2 02. Perdebatan Bapak-bapak
3 03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4 04. Minta Foto
5 05. Makan Bersama Para Wanita
6 06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7 Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8 Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9 09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10 10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11 11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12 12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13 13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14 14. Ciuman Perpisahan Kita
15 15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16 16. 80% Janji, 20% Hasrat
17 17. Merencanakan Untuk Sakit
18 18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19 19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20 20. GAGAL BERDUAAN
21 21. Hasutan Maya
22 22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23 23. Ada Semut di Bibir
24 24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25 25. Darwin datang Untuk melamar
26 26. Kalung Emas Untuk Imelda
27 27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28 28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29 29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30 30. Pilihlah
31 31. Para wanita menangis
32 32. Tak perlu bersedih
33 33. GALAU
34 34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35 35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36 36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37 37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38 38. Putra Menghentikan Ciuman
39 39.
40 40. Mami nggak Marah, kan?
41 41. Kehebohan Maya dan Rihana
42 42. Mengatur
43 43. Bingung Melihat sikap wanita
44 44. Linda Janda Bohay
45 45.
46 46.
47 47. MELAMARMU
48 48. Apa kamu puas?
49 49. Janda Baru
50 50. Kedua orang Asing
51 51. Di tengah-tengah Kemesraan
52 52. Pelaku Misterius dan Siti
53 53. Di Buntuti
54 54. Tak Tahan Di tindas
55 55. Ternyata Mimi
56 56. Dynamic
57 57. Sandera Bohongan
58 58. Sepucuk Surat Dari Doni
59 59. Tertangkap
60 60.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
01. Perdebatan Para Janda
2
02. Perdebatan Bapak-bapak
3
03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4
04. Minta Foto
5
05. Makan Bersama Para Wanita
6
06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7
Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8
Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9
09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10
10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11
11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12
12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13
13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14
14. Ciuman Perpisahan Kita
15
15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16
16. 80% Janji, 20% Hasrat
17
17. Merencanakan Untuk Sakit
18
18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19
19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20
20. GAGAL BERDUAAN
21
21. Hasutan Maya
22
22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23
23. Ada Semut di Bibir
24
24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25
25. Darwin datang Untuk melamar
26
26. Kalung Emas Untuk Imelda
27
27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28
28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29
29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30
30. Pilihlah
31
31. Para wanita menangis
32
32. Tak perlu bersedih
33
33. GALAU
34
34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35
35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36
36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37
37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38
38. Putra Menghentikan Ciuman
39
39.
40
40. Mami nggak Marah, kan?
41
41. Kehebohan Maya dan Rihana
42
42. Mengatur
43
43. Bingung Melihat sikap wanita
44
44. Linda Janda Bohay
45
45.
46
46.
47
47. MELAMARMU
48
48. Apa kamu puas?
49
49. Janda Baru
50
50. Kedua orang Asing
51
51. Di tengah-tengah Kemesraan
52
52. Pelaku Misterius dan Siti
53
53. Di Buntuti
54
54. Tak Tahan Di tindas
55
55. Ternyata Mimi
56
56. Dynamic
57
57. Sandera Bohongan
58
58. Sepucuk Surat Dari Doni
59
59. Tertangkap
60
60.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!