17. Merencanakan Untuk Sakit

Putra akhirnya benar-benar tidur di rumah Imelda. Pagi ini, seperti biasa setelah selesai mandi dan sholat subuh, Putra membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Tapi karena ia menginap di rumah Imelda, ia membuatkan sarapan untuk Imelda juga.

Pukul 07:30, sarapan nasi goreng hangat tersaji di atas meja. Tidak seperti biasanya, Imelda masih belum bangun, dan itu membuat Putra bingung.

Haruskah ia pulang meninggalkan Imelda setelah selesai sarapan. Apakah ia mengecek keadaan Imelda terlebih dahulu lalu pergi meninggalkan Imelda?

Selama 10 menit Putra menatap ke lantai 2, kamar Imelda. Namun, tak juga mendapatkan tanda-tanda akan bangunnya Imelda. Gelisah dengan hatinya sendiri, Putra mulai melangkahkan kedua kakinya menaiki anak tangga menuju lantai 2, kamar Imelda.

Begitu sampai di kamar Imelda, Putra mengernyitkan dahinya melihat tubuh Imelda masih berbalut selimut lembut.

“Imelda, bangun!” ucap Putra setelah berdiri di samping ranjang.

Bukannya mendengar sebuah jawaban dari bibir Imelda, Putra malah mendengar suara rintihan manja seperti gadis kecil rindu mengadu kepada Papa nya.

“Pa, Imel takut Pa. Imel takut tinggal sendirian di rumah ini, Imel juga takut akan keluar dari rumah ini. Darwin, Imel tidak menyangka kalau Darwin mempunyai niat buruk untuk Imel. Imel salah apa padanya, Imel benar-benar takut, Pa,” rintihan Imelda, tubuhnya bergetar ketakutan.

Putra mengernyitkan dahinya, berulang kali ia menarik nafas panjang, berfikir harus berbuat apa untuk bisa membuat Imelda tenang. Untuk memastikan apakah suhu tubuh Imelda baik-baik saja, Putra mulai mendekatkan punggung tangannya ke dahi Imelda. Baru saja menyentuh kulit, Putra langsung menarik kembali punggung tangannya dari dahi Imelda.

“Panas sekali,” gumam Putra merasakan kulit dahi Imelda panas seperti bara api.

Putra bergerak cepat keluar dari dalam kamar untuk mengambil kotak obat dan baskom kecil berisi air hangat untuk mengompres dahi Imelda, agar demamnya turun.

“Imelda, apa kamu bisa mendengar ku?” tanya Putra setelah duduk di tepian ranjang.

Perlahan kelopak mata Imelda terbuka, mata sayu itu memandang lekat wajah cemas Putra terlihat buram.

“Ka-kamu…uhuk, uhuk!”

“Su-sudah jangan bergerak dan banyak bicara lagi. Hari ini kamu cukup diam di tempat tidur, dan biarkan aku merawat mu,” sela Putra.

Imelda hanya mengangguk, kembali memejamkan kedua matanya.

Putra pun mulai mengompres dahi Imelda dengan handuk hangat, ia juga memasakkan bubur sup iga sapi untuk Imelda.

1 jam selesai ini dan itu, Putra kembali ke kamar Imelda dengan membawa teh hangat, dan bubur sup iga sapi buatannya.

“Imelda, bangun. Aku sudah membuatkan bubur sup iga sapi untuk menambah staminamu,” panggil Putra menggoyangkan tubuh Imelda.

Dengan di bantu Putra, Imelda perlahan bangkit dari tidurnya, menyandarkan tubuh lemahnya di kepala ranjang.

“Kamu harus makan dan minum obat terlebih dahulu sebelum kembali beristirahat,” ucap Putra sembari menyuapkan bubur sup iga sapi ke dalam mulut Imelda.

“Aku tidak menyangka jika kamu bisa sebaik ini padaku,” gumam Imelda sambil mengunyah bubur di dalam mulutnya.

Putra terdiam sejenak, memandang wajah pucat Imelda masih melahap bubur.

‘Benar juga. Baru kali ini aku perduli dan mau mengurus seorang wanita. Ada apa dengan diriku ini, ya?’ gumam Putra bertanya dalam hati, tangan kembali menyuapkan bubur ke dalam mulut Imelda.

30 menit berlalu. Putra telah selesai membantu Imelda makan dan minum obat. Putra akhirnya pamit sejenak untuk mengganti pakaian miliknya. Meski sudah mandi, tetap saja pakaian semalam terasa tidak nyaman.

Setelah mendapatkan izin, Putra keluar dari rumah Imelda dengan raut wajah bingung mengingat sifatnya terlihat begitu berbeda dari biasanya.

“Akh, kenapa aku seperti pacarnya saja,” gumam Putra terus melangkah menuju rumahnya.

Langkah Putra terhenti saat Maya Rihana, dan 8 janda lainnya tiba-tiba berkumpul di teras rumahnya.

“Ada apa ini?” tanya Putra melangkahkan kaki kanannya naik ke teras rumah.

“Kenapa bisa kamu tidur di rumah janda hiper itu?” tanya Maya menyelidik.

“Imelda saat ini sedang demam tinggi. Karena tidak memiliki saudara, jadi aku memutuskan untuk merawatnya,” sahut Putra tenang, tangannya membuka kunci pintu rumah.

“Yakin?” tanya Rihana tak percaya.

“Kalian lihat!” ucap Putra mendekatkan tubuhnya di hadapan Maya, Rihana dan lainnya.

Tanpa basa-basi, Maya langsung mengendus jenjang leher Putra, lalu menerawang jenjang leher Putra tanpa meninggalkan seinchi pun. Bukannya mendapatkan apa yang ia pikirkan, Rihana dan 8 janda lainnya langsung bergerak cepat untuk menarik Maya menjauh dari Putra agar tidak terjadi hal aneh sesuai dengan pikiran Maya.

“Maya!” tegur Rihana sembari menarik Maya menjauh dari Putra.

“Apaan sih, ganggu aja kalian semua,” gerutu Maya.

“Jangan kau pikir kau aja yang menginginkan hal itu. Aku juga!” bisik Rihana ingin ikutan mengendus aroma tubuh Putra.

“Ada hal lainnya lagi atau tidak yang harus aku tunjukkan?” tanya Putra karena ia ingin segera masuk dan mandi untuk kedua kalinya.

“Ti-tidak ada, kamu silahkan masuk,” sahut Maya mempersilahkan Putra masuk.

Putra langsung masuk ke dalam rumahnya, tak lupa mengunci pintu rumah agar tidak bisa seorang pun menerobos masuk ke dalam rumahnya.

Setelah kepergian Putra.

Rihana, Maya, dan 8 janda lainnya berjalan menjauh dari halaman rumah Putra. Mengingat Imelda jatuh sakit dan di rawat oleh Putra. Maya, Rihana dan 8 janda lainnya memiliki ide cemerlang agar bisa bersama dengan Putra, dan merasakan perawatan dari kedua tangan kekar Putra.

“Yang benar aja jika janda hiper itu bisa melakukan trik selicik ini, kenapa kita tidak bisa!” cetus Maya tak suka.

“Kalau gitu kita jangan mau kalah sama dia. Kenapa janda satu itu bisa berhasil sakit, dan kenapa kita tidak!”

“Benar, gimana kalau kita berkerjasama untuk membuat diri kita sendiri jatuh sakit, agar Putra bisa merawat kita,” usul Rihana.

“Caranya gimana?” tanya wanita memakai baju kaftan hitam.

“Gimana kalau kita boking bapak-bapak tukang es krim, dan tukang bakso keliling. Makan pedas, di tambah minum es, supaya suhu tubuh kita naik,” usul wanita dengan rambut berwarna merah menyala.

“Nggak ah! Janda merah aja yang melakukan hal itu, aku mah, ogah. Entar tubuh langsing dan seksi ku bisa-bisa berubah menjadi gendut, bergelambir. Iiiiiiihhh, membayangkannya saja sudah takut.”

“Gini aja, gimana kalau rencana itu kita lakukan sendiri-sendiri sesuai dengan kemauan kita. Setelah berhasil, kalian bisa menghubungi Putra untuk memintanya merawat kita,” usul Maya.

“Benar, kebetulan sekali aku sudah memiliki nomor kontaknya,” sahut Rihana setuju.

“Bagi yang belum mendapatkan kontak nomor Putra, maka aku akan memberikannya untuk kalian. Aku kirim melalui wa,” ucap Maya serius.

Di tengah sibuknya Maya, Rihana, dan 8 janda lainnya minta nomor ponsel milik Putra. Putra malah keluar dengan baju kaos berwarna hitam, dan celana pendek sobek-sobek. Membuat aura tubuh Putra terpancar silau di mata Maya, Rihana, dan 8 janda lainnya.

“Tampan sekali,” gumam Maya, Rihana dan 8 janda lainnya dengan sorot mata terus mengikuti langkah kaki Putra menuju rumah Imelda.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
Kalau Mereka sakit Putra gk bkl ngurusin
Ry Benci Pakpol mampir

2023-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 01. Perdebatan Para Janda
2 02. Perdebatan Bapak-bapak
3 03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4 04. Minta Foto
5 05. Makan Bersama Para Wanita
6 06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7 Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8 Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9 09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10 10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11 11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12 12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13 13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14 14. Ciuman Perpisahan Kita
15 15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16 16. 80% Janji, 20% Hasrat
17 17. Merencanakan Untuk Sakit
18 18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19 19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20 20. GAGAL BERDUAAN
21 21. Hasutan Maya
22 22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23 23. Ada Semut di Bibir
24 24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25 25. Darwin datang Untuk melamar
26 26. Kalung Emas Untuk Imelda
27 27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28 28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29 29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30 30. Pilihlah
31 31. Para wanita menangis
32 32. Tak perlu bersedih
33 33. GALAU
34 34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35 35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36 36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37 37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38 38. Putra Menghentikan Ciuman
39 39.
40 40. Mami nggak Marah, kan?
41 41. Kehebohan Maya dan Rihana
42 42. Mengatur
43 43. Bingung Melihat sikap wanita
44 44. Linda Janda Bohay
45 45.
46 46.
47 47. MELAMARMU
48 48. Apa kamu puas?
49 49. Janda Baru
50 50. Kedua orang Asing
51 51. Di tengah-tengah Kemesraan
52 52. Pelaku Misterius dan Siti
53 53. Di Buntuti
54 54. Tak Tahan Di tindas
55 55. Ternyata Mimi
56 56. Dynamic
57 57. Sandera Bohongan
58 58. Sepucuk Surat Dari Doni
59 59. Tertangkap
60 60.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
01. Perdebatan Para Janda
2
02. Perdebatan Bapak-bapak
3
03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4
04. Minta Foto
5
05. Makan Bersama Para Wanita
6
06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7
Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8
Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9
09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10
10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11
11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12
12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13
13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14
14. Ciuman Perpisahan Kita
15
15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16
16. 80% Janji, 20% Hasrat
17
17. Merencanakan Untuk Sakit
18
18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19
19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20
20. GAGAL BERDUAAN
21
21. Hasutan Maya
22
22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23
23. Ada Semut di Bibir
24
24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25
25. Darwin datang Untuk melamar
26
26. Kalung Emas Untuk Imelda
27
27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28
28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29
29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30
30. Pilihlah
31
31. Para wanita menangis
32
32. Tak perlu bersedih
33
33. GALAU
34
34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35
35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36
36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37
37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38
38. Putra Menghentikan Ciuman
39
39.
40
40. Mami nggak Marah, kan?
41
41. Kehebohan Maya dan Rihana
42
42. Mengatur
43
43. Bingung Melihat sikap wanita
44
44. Linda Janda Bohay
45
45.
46
46.
47
47. MELAMARMU
48
48. Apa kamu puas?
49
49. Janda Baru
50
50. Kedua orang Asing
51
51. Di tengah-tengah Kemesraan
52
52. Pelaku Misterius dan Siti
53
53. Di Buntuti
54
54. Tak Tahan Di tindas
55
55. Ternyata Mimi
56
56. Dynamic
57
57. Sandera Bohongan
58
58. Sepucuk Surat Dari Doni
59
59. Tertangkap
60
60.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!