16. 80% Janji, 20% Hasrat

Putra tidak menjawab pertanyaan Darwin, sorot matanya fokus ke Imelda terlihat begitu gelisah karena efek obat masih merasuki tubuhnya.

“Katakan penawarnya padaku!” pinta Putra tenang, meski saat ini tangannya ingin sekali melayangkan bogem mentah ke wajah Darwin.

“Penawar satu-satunya hanya melakukan hubungan itu. Kalau kamu tidak ingin Imelda tersiksa, maka biarkan aku lanjutkan permainan ini,” sahut Darwin dengan wajah bengisnya.

“Ck,” decak Putra, kedua kakinya melangkah mendekati ranjang, tangannya menarik selimut tebal, lalu membungkus tubuh polos Imelda dengan selimut hangat.

“Hei, kenapa kamu membungkusnya seperti itu?” tanya Darwin tidak senang.

“Aku akan membawanya pulang ke rumah,” ucap Putra dengan wajah datarnya, kedua tangan menggendong tubuh polos Imelda berbalut selimut.

“Pu-Putra, a-aku tidak tahan lagi, rasanya sangat mengusikku,” keluh Imelda.

“Tenanglah, aku akan mencari cara untuk menetralkan efek obat itu dari tubuhmu,” ucap Putra datar.

Tidak senang mendengar ucapan Putra ingin membawa Imelda pergi bersamanya, dan rencananya untuk menjadikan Imelda sebagai budaknya gagal. Darwin meraih laci bopet, mengeluarkan pisau lipat, menodongkannya ke jenjang leher Putra.

“Letakkan tubuh Imelda kembali, dan kau segera pergi dari rumah ini. Jika kau masih bersikeras untuk membawanya pergi bersamamu, maka aku pastikan jenjang leher yang gagah ini akan mengeluarkan darah segar!” ancam Darwin mulai menusukkan ujung pisaunya, sehingga setetes darah membasahi ujung pisau.

Putra memicing matanya, segaris senyum tercetak di wajah garangnya.

“Silahkan lakukan apa saja yang kamu inginkan. Tapi…” mendekatkan wajahnya ke wajah Darwin. Nanar mata saling bertemu. “Tapi, akan ku pastikan bisnis yang sedang di tangani oleh kedua orang tuamu di ambang ke hancuran setelah video kejahatan putra kesayangan mereka melakukan hal tak senonoh seperti ini…”

“KAU!”

“Kenapa? Aku tinggal tekan tombol rekaman ini untuk menyebar luaskan perbuatanmu. Baiklah, aku akan kasih kamu 2 pilihan, keluar dari rumah ini dengan berlari, atau berlari dari rumah ini!” ancam Putra dengan tenang.

Prang tang!

Darwin menjatuhkan pisau ke lantai sembari berlari meninggalkan kamar, dan rumah Imelda.

Tak tahan dengan efek obat, Imelda menangkup wajah Putra, mencium bibir Putra dengan rakus. Putra terdiam, bola matanya membulat sempurna mendapat serangan mendadak seperti ini dari Imelda.

‘Ci-ciuman pertamaku di rebut oleh wanita ini! ma-mana sangat rakus dan membuat sesuatu yang aneh berputar di kepalaku. Tidak! Aku tidak akan membiarkan hal lebih terjadi padaku. Aku harus melepaskan….’ Gumaman batin Putra terhenti saat Imelda mendorong tubuh Putra hingga jatuh ke atas ranjang saling bertumpuk.

“Imelda, apa yang akan kau lakukan padaku?” tanya Putra mulai panik saat tangan kecil itu mulai merayap ke bagian sensitive.

“A-aku sudah tidak tahan lagi, bantu aku!” sahut Imelda gemetar menahan gejolak semakin naik.

“TIDAK!” teriak Putra menolak keras, tubuhnya spontan menggendong Imelda, membawanya masuk ke dalam kamar mandi, meletakkannya tubuh mungil itu perlahan di dalam bathub.

“Putra, apa kamu ingin kita main di dalam kamar mandi?” tanya Imelda, keringat mulai bercucuran membasahi seluruh tubuh polosnya.

“Maaf!” tegas Putra, tangannya memutar kran air hangat sehingga bathub terisi air hangat.

“Ke-kenapa kamu merendam tubuhku seperti ini? a-aku hanya membutuhkan…” ucapan Imelda terhenti saat Putra membelakangi Imelda.

“Maaf, aku bener-benar tidak bisa membantumu untuk melakukan hal itu. Meskipun saat ini kamu seorang janda, aku akan tetap menghormati kesucian milikmu. Rawatlah dirimu sendiri, aku yakin kamu bisa melakukannya sendiri tanpa menambah dosa baru. Aku tunggu kamu di luar!” jelas Putra menolak keras.

Imelda terdiam, membenamkan tubuh polosnya ke dalam rendaman air hangat, sorot matanya mengarah pada punggung Putra menghilang di balik pintu kamar mandi.

Sementara itu di luar kamar.

“Mati aku, untung saja aku cepat tersadar dan tak terbuai apa pun setelah melihat sangat jelas lekukan tubuh, bahkan kedua gunung kembar terlihat kenyal itu sangat menggodaku,” pandangannya mengarah ke titik tempur terlihat tegang. “Bangun jadinya. Mana bangunnya terjepit dengan resleting celana, sakit kali!” lanjut Putra bergumam.

Agar titik tempur tidak tegang dan meminta mangsa, Putra memutuskan untuk merebahkan tubuhnya, mengambil benda pipih miliknya, membuka salah satu Aplikasi untuk menonton film anime, berharap bisa mengalihkan pikirannya.

2 jam berlalu, Imelda keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, dan handuk kecil melingkar di tubuhnya. Wajah Imelda terlihat segar, namun, kedua lututnya terlihat bergetar hebat.

“Putra,” panggil Imelda melihat Putra terlelap, ponsel miliknya masih menyala dengan film anime masih berputar.

Imelda mengambil selimut baru dari lemari, menyelimuti tubuh Putra. Tidak ingin membuang kesempatan bagus seperti ini, Imelda mengambil ponsel miliknya, diam-diam ia memotret wajah tampan terlihat garang begitu polos saat sedang tidur.

Cekrek!

Suara potret dari camera ponsel membuat Putra membuka kedua matanya, Imelda terkejut spontan terjatuh, duduk di lantai.

“Ma-maaf,” maaf Imelda gugup, menahan malu karena ketahuan memotret wajah Putra diam-diam.

Putra tidak menjawab, ia mendudukkan dirinya, tangannya mengulur, menarik pergelangan tangan Imelda, membawanya duduk di sebelahnya.

“Kenapa hanya wajahku saja yang kamu potret?” mengambil benda pipih dari genggaman tangan Imelda.

Cekrek cekrek!

Sebanyak 10 kali dengan pose berbeda-beda Putra memotret mereka berdua. Meski saat itu Imelda masih berbalut handuk dan rambut basahnya.

“Sepertinya pose yang aku pilih cukup bagus,” ucap Putra sembari memberikan ponsel milik Imelda ke tangannya.

Imelda masih terdiam dalam kebingungan, ritme debaran jantungnya benar-benar tak bisa di atur lagi olehnya, sehingga untuk sekali lagi Imelda mencium Putra.

“Hentikan!” tegas Putra mendorong lembut tubuh Imelda.

“Ma-maaf, habisnya kamu sangat menggemaskan,” gumam Imelda jujur.

“Aku bukan anak kecil,” cetus Putra, ia pun beranjak dari duduknya, sorot mata tajam mengarah pada wajah senang Imelda.

“Kenapa?” tanya Imelda.

“Aku benci padamu karena telah mencuri ciuman pertamaku. Aku harap besok setelah matahari terbit, kamu melupakan semua kejadian malam ini. Untuk kamu, mulai saat ini berhati-hatilah kepada orang lain, ataupun orang terdekat. Rambut sama hitam, hati dan pikiran kita tidak ada yang tahu,” pesan Putra sebelum melangkah pergi.

“Maaf,” hanya itu bisa di ucapkan dari bibir Imelda.

Putra tidak menjawab, ia mulai melangkah pergi meninggalkan kamar Imelda. Namun, langkah kakinya terhenti saat Imelda menahan pergelangan tangan kiri Putra.

“Ada apa lagi?”

“A-aku masih takut untuk tidur sendirian di rumah. Gimana kalau Darwin tiba-tiba kembali dan menyerangku saat aku tertidur lelap?” tanya Imelda merasa gelisah.

“Ha,ah. Baiklah, aku akan menemani kamu tidur. Tapi kamu harus janji tidak melakukan apa pun di saat aku sedang terlelap!”

“80% janji!” sahut Imelda mengangguk.

“20% lagi kemana?” tanya Putra bingung.

“20% menjadi hasrat yang harus di pendam,” sahut Imelda.

Putra tidak bisa berkata apa pun lagi, ia hanya bisa berulang kali menarik nafas untuk menenangkan hati dan pikirannya.

.

.

bersambung

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

baguslah putra tidak mudah tergoda,, sehingga tidak terjerumus dalam nikmat sesaat..

2023-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 01. Perdebatan Para Janda
2 02. Perdebatan Bapak-bapak
3 03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4 04. Minta Foto
5 05. Makan Bersama Para Wanita
6 06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7 Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8 Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9 09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10 10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11 11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12 12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13 13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14 14. Ciuman Perpisahan Kita
15 15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16 16. 80% Janji, 20% Hasrat
17 17. Merencanakan Untuk Sakit
18 18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19 19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20 20. GAGAL BERDUAAN
21 21. Hasutan Maya
22 22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23 23. Ada Semut di Bibir
24 24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25 25. Darwin datang Untuk melamar
26 26. Kalung Emas Untuk Imelda
27 27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28 28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29 29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30 30. Pilihlah
31 31. Para wanita menangis
32 32. Tak perlu bersedih
33 33. GALAU
34 34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35 35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36 36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37 37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38 38. Putra Menghentikan Ciuman
39 39.
40 40. Mami nggak Marah, kan?
41 41. Kehebohan Maya dan Rihana
42 42. Mengatur
43 43. Bingung Melihat sikap wanita
44 44. Linda Janda Bohay
45 45.
46 46.
47 47. MELAMARMU
48 48. Apa kamu puas?
49 49. Janda Baru
50 50. Kedua orang Asing
51 51. Di tengah-tengah Kemesraan
52 52. Pelaku Misterius dan Siti
53 53. Di Buntuti
54 54. Tak Tahan Di tindas
55 55. Ternyata Mimi
56 56. Dynamic
57 57. Sandera Bohongan
58 58. Sepucuk Surat Dari Doni
59 59. Tertangkap
60 60.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
01. Perdebatan Para Janda
2
02. Perdebatan Bapak-bapak
3
03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4
04. Minta Foto
5
05. Makan Bersama Para Wanita
6
06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7
Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8
Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9
09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10
10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11
11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12
12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13
13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14
14. Ciuman Perpisahan Kita
15
15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16
16. 80% Janji, 20% Hasrat
17
17. Merencanakan Untuk Sakit
18
18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19
19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20
20. GAGAL BERDUAAN
21
21. Hasutan Maya
22
22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23
23. Ada Semut di Bibir
24
24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25
25. Darwin datang Untuk melamar
26
26. Kalung Emas Untuk Imelda
27
27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28
28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29
29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30
30. Pilihlah
31
31. Para wanita menangis
32
32. Tak perlu bersedih
33
33. GALAU
34
34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35
35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36
36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37
37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38
38. Putra Menghentikan Ciuman
39
39.
40
40. Mami nggak Marah, kan?
41
41. Kehebohan Maya dan Rihana
42
42. Mengatur
43
43. Bingung Melihat sikap wanita
44
44. Linda Janda Bohay
45
45.
46
46.
47
47. MELAMARMU
48
48. Apa kamu puas?
49
49. Janda Baru
50
50. Kedua orang Asing
51
51. Di tengah-tengah Kemesraan
52
52. Pelaku Misterius dan Siti
53
53. Di Buntuti
54
54. Tak Tahan Di tindas
55
55. Ternyata Mimi
56
56. Dynamic
57
57. Sandera Bohongan
58
58. Sepucuk Surat Dari Doni
59
59. Tertangkap
60
60.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!