04. Minta Foto

Sesampainya di lantai 3, Imelda mengarahkan Putra ke ruangan kecil tepat di depan ruangan kerja miliknya. Imelda menjelaskan sedikit tentang bagaimana cara bekerja menjadi sekretaris di perusahaan miliknya.

“Nah, begini ya, Putra,” ucap Imelda, tubuhnya berdiri di samping kanan Putra, tanpa sadar ia menempelkan gunung kembarnya di lengan Putra.

Deg deg!

‘Dekat, dekat, sangat dekat. Benda kenyal ini juga terus bergerak menyentuh otot lenganku. Fokus, fokus Putra. Tidak….aroma tubuhnya sangat mengusik indra penciuman dan kepalaku. Aroma ini juga terus berputar di kepalaku. Ya Allah, tolong jauhkan aku dari cobaan mendebarkan ini,’ batin Putra sampai meminta tolong kepada sang pencipta.

“Gimana, sudah paham ‘kan?” tanya Imelda memecah lamunan Putra.

“Eh, maaf, tadi aku…” ucapan Putra terhenti saat Imelda menepuk sebelah bahu Putra.

“Baiklah, tidak masalah jika kamu tidak mengerti. Aku masuk ke dalam ruangan dulu,” pamit Imelda melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Waktu terus berjalan, Putra semakin lama semakin mahir mengerjakan pekerjaan miliknya. Tiba saatnya makan siang. Melihat Imelda tak kunjung keluar dari ruangannya, Putra memutuskan untuk menghampiri Imelda.

“Permisi, apakah aku boleh masuk?” tanya Putra mengulurkan kepalanya ke dalam pintu, sorot matanya mendadak liar menatap sekeliling ruangan Imelda.

“Te-tentu saja, silahkan masuk,” sahut Imelda gugup karena terkejut di hampiri Putra.

“Hem, Imelda tidak makan siang?” tanya Putra setelah ia berdiri di depan meja kerja Imelda.

“Nanggung, sebentar lagi pekerjaan ku siap,” sahut Imelda kembali sibuk di depan komputer miliknya.

Tanpa ada rasa segan, Putra menahan tangan lentik Imelda menari-nari di atas keyboard. Hal itu membuat debaran jantung Imelda semakin kencang.

‘Aku kira karena dia orang Desa telapak tangannya kasar, ternyata kulit telapak tangannya sangat lembut seperti kulit bayi. Aduh, aduh….hatiku semakin lama semakin meleleh. Bagaimana ini?’ batin Imelda dengan debaran dan pikiran mulai tak menentu.

“Apakah Imelda baik-baik saja?” tanya Putra sedikit cemas melihat Imelda terus melamun dengan wajah terlihat memerah seperti kepiting rebus.

Tidak ingin terlihat aneh di hadapan Putra, Imelda buru-buru menenangkan pikiran dan hatinya dari pikiran negative terus mengusik pikirannya.

Berulang kali ia menarik nafas panjang untuk menetralkan pikiran kotornya itu. Setelah merasa cukup tenang, ia memberanikan diri menatap wajah Putra masih berdiri di sisi kirinya.

“Karena kamu memaksaku untuk ikut makan siang denganmu, maka aku akan menerima tawaran kamu,” ucap Imelda mulai beranjak dari duduknya.

“Maaf sudah memaksa Imelda untuk makan siang bersamaku. Sebenarnya…sebenarnya aku mengajak Anda karena aku tidak tahu tempat makan yang layak untuk kantong ku di sini,” jelas Putra santai tanpa rasa malu.

“Hahaha, aku pikir kenapa. Ternyata kamu hanya tidak tahu tempat makan yang enak ternyata,” kekeh Imelda geli mendengar ucapan Putra terlampau polos dan santai.

“Iya, soalnya sisa uangku hanya tinggal 1 juta sampai aku mendapatkan gaji dari Anda,” sahut Putra kembali terlampau polos.

“Sudah, sudah, tentang hal itu kamu jangan pikirkan. Jika kamu membutuhkan uang, maka salah satu gaji kamu akan aku transfer terlebih dahulu. Gimana?” tawar Imelda.

“Tidak usah, aku yakin masih bisa berhemat selama 1 bulan dengan uang yang ada,” tolak Putra sopan.

“Baiklah, aku tidak akan memaksa 'kan apapun kepada kamu. Tapi, jika suatu saat kamu membutuhkan uang katakan saja padaku, aku akan siap mentransfer gaji kamu,” ucap Imelda diangguki oleh Putra.

Kruk kruk!

Perut Putra terdengar keroncongan hebat, membuat Imelda tertawa geli.

“Apa kamu tidak sarapan tadi?” tanya Imelda menahan tawanya.

“Tidak, tidur saja aku tidak nyenyak memikirkan hari ini aku akan bekerja sebagai sekrestaris,” sahut Putra polos.

“Ya sudah, mari kita pergi cari tempat makan,” ajak Imelda sembari menepuk bahu Putra.

Putra dan Imelda berjalan beriringan keluar dari Perusahaan, Imelda pun mengajak Putra untuk makan di salah satu tempat makan cukup terkenal di kota Medan.

Sesampainya di tempat makan, Imelda memilih meja paling akhir agar tidak di lewati dan dilihati banyak orang, itu menurut Imelda, tapi kenyataanya saat ini, meja mereka di kelilingi para wanita dan lelaki untuk mengajak Putra foto bareng.

“Gagah sekali. Boleh tidak kita foto bareng?”

“Wajah kamu sangat tampan seperti orang Pakistan, boleh foto bareng, ya?”

“Kamu artis luar negeri, ya? Aku minta foto ya?”

Bukannya marah karena banyak orang meminta foto padanya, Putra hanya mengernyit, lalu mengambil salah satu ponsel milik pengunjung dan mengajaknya untuk foto bersama.

Ceklek ceklek!

Selama 30 menit, hanya itu terdengar di meja tempat Imelda dan Putra duduki. Merasa waktu makan siang sudah terbuang sia-sia, Imelda akhirnya bergerak untuk menyuruh para pengunjung pergi dari meja mereka. Dengan wajah kesal para pengunjung meninggalkan meja Imelda dan Putra.

“Terimakasih, terimakasih sekali sudah menolong ku,” terimakasih Putra terus menundukkan kepalanya.

“Jika tak suka maka tolak lah dengan halus, jangan paksakan dirimu untuk membahagiakan orang lain dengan membawa perasaan rasa segan atau akan menyinggung perasaan orang lain,” ucap Imelda memberi masukan.

“Maaf, untuk hal itu aku tidak bisa. Karena almarhum kedua orang tuaku melarangku untuk menyakiti perasaan orang lain,” sahut Putra menolak masukan Imelda.

“Ha,ah. Mari kita makan dulu,” hela Imelda tidak bisa berkata apapun lagi.

30 menit sudah mereka selesai makan, karena pekerjaan masih menumpuk, Imelda memutuskan untuk mengajak Putra kembali ke Perusahaan. Selesai membayar dan keluar dari dalam rumah makan, Imelda malah berjumpa dengan mantan suaminya di parkiran bersama dengan seorang wanita pegawai bank.

“Nggak nyangka, setelah bercerai denganku kamu malah berpacaran dengan lelaki seperti itu.” cetus mantan suaminya sembari merangkul wanita di sebelahnya.

“Jangan sombong, kalau hanya bermodalkan ketampanan dan kantong tembal saja. Semua lelaki di muka bumi ini juga bisa melakukannya. Tapi coba kamu berkaca, ketahan saat di atas ranjang masih sama dengan yang dulu atau…” ucapan Imelda menghina mantan suaminya terhenti saat Putra menahan pergelangan tangan Imelda.

“Bukannya kita harus segera kembali ke Perusahaan?” sela Putra pura-pura bertanya untuk mengakhiri percakapan aneh.

“Tapi aku….” Ucapan Imelda kembali terhenti saat mantan suaminya balik menghina dirinya.

“Dasar wanita tidak waras. Jika kamu menuduhku seperti itu harusnya kamu berkaca dulu!” hardik mantan suaminya.

“Mohon maaf, bisa tidak untuk saat ini kita tidak membahas hal itu. Aku dan Imelda pamit dulu, pekerjaan kami masih menumpuk di kantor,” pamit Putra sopan, ia pun menarik tangan Imelda untuk masuk ke dalam mobil.

Karena kekuatan Putra sangat kuat, Imelda tidak bisa melawan, ia hanya pasrah menerima perlakuan Putra padanya. Tak ingin menunggu waktu lama, Putra melajukan mobil meninggalkan parkiran rumah makan, dimana mantan suami masih berdiri bersama wanita.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Denry Deny

Denry Deny

Wanita ini, jumpa yang ganteng aja langsung meleyot

2023-04-13

0

Denry Deny

Denry Deny

Fokus, jangan khilaf karena ini bulan puasa

2023-04-13

0

Vie

Vie

pemikiran yang bagus untuk melakukan pendekatan 🤣

2023-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 01. Perdebatan Para Janda
2 02. Perdebatan Bapak-bapak
3 03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4 04. Minta Foto
5 05. Makan Bersama Para Wanita
6 06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7 Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8 Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9 09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10 10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11 11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12 12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13 13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14 14. Ciuman Perpisahan Kita
15 15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16 16. 80% Janji, 20% Hasrat
17 17. Merencanakan Untuk Sakit
18 18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19 19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20 20. GAGAL BERDUAAN
21 21. Hasutan Maya
22 22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23 23. Ada Semut di Bibir
24 24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25 25. Darwin datang Untuk melamar
26 26. Kalung Emas Untuk Imelda
27 27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28 28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29 29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30 30. Pilihlah
31 31. Para wanita menangis
32 32. Tak perlu bersedih
33 33. GALAU
34 34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35 35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36 36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37 37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38 38. Putra Menghentikan Ciuman
39 39.
40 40. Mami nggak Marah, kan?
41 41. Kehebohan Maya dan Rihana
42 42. Mengatur
43 43. Bingung Melihat sikap wanita
44 44. Linda Janda Bohay
45 45.
46 46.
47 47. MELAMARMU
48 48. Apa kamu puas?
49 49. Janda Baru
50 50. Kedua orang Asing
51 51. Di tengah-tengah Kemesraan
52 52. Pelaku Misterius dan Siti
53 53. Di Buntuti
54 54. Tak Tahan Di tindas
55 55. Ternyata Mimi
56 56. Dynamic
57 57. Sandera Bohongan
58 58. Sepucuk Surat Dari Doni
59 59. Tertangkap
60 60.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
01. Perdebatan Para Janda
2
02. Perdebatan Bapak-bapak
3
03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4
04. Minta Foto
5
05. Makan Bersama Para Wanita
6
06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7
Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8
Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9
09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10
10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11
11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12
12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13
13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14
14. Ciuman Perpisahan Kita
15
15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16
16. 80% Janji, 20% Hasrat
17
17. Merencanakan Untuk Sakit
18
18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19
19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20
20. GAGAL BERDUAAN
21
21. Hasutan Maya
22
22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23
23. Ada Semut di Bibir
24
24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25
25. Darwin datang Untuk melamar
26
26. Kalung Emas Untuk Imelda
27
27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28
28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29
29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30
30. Pilihlah
31
31. Para wanita menangis
32
32. Tak perlu bersedih
33
33. GALAU
34
34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35
35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36
36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37
37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38
38. Putra Menghentikan Ciuman
39
39.
40
40. Mami nggak Marah, kan?
41
41. Kehebohan Maya dan Rihana
42
42. Mengatur
43
43. Bingung Melihat sikap wanita
44
44. Linda Janda Bohay
45
45.
46
46.
47
47. MELAMARMU
48
48. Apa kamu puas?
49
49. Janda Baru
50
50. Kedua orang Asing
51
51. Di tengah-tengah Kemesraan
52
52. Pelaku Misterius dan Siti
53
53. Di Buntuti
54
54. Tak Tahan Di tindas
55
55. Ternyata Mimi
56
56. Dynamic
57
57. Sandera Bohongan
58
58. Sepucuk Surat Dari Doni
59
59. Tertangkap
60
60.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!