06. Hanya Melirik Jempol Kaki

1 jam sudah berlalu.

Putra, Maya, Rihana dan wanita lainnya selesai makan dan membereskan sisa makanan mereka. Putra, Maya, Imelda, Rihana, dan wanita lainnya kini sedang duduk di ruang tamu.

Para wanita terus memandangi Putra dari atas sampai bawah, ada juga terpikat pada jari jempol milik Putra terlihat panjang dan lebar. Pikiran buruk para wanita mulai meronta-ronta di dalam hati mereka masing-masing.

‘Uluh-uluh, mantab betul lah itu jempol kaki dan jari-jemari lainnya,’ batin wanita memakai baju piyama sutra.

‘Iiiihh…gemesnya aku pingin lihat. Saat berdiri tegak pasti, aaaih! Meleleh aku, meleleh,’ batin wanita memakai baju dress rajut lembut.

‘Untung belum bulan puasa. Kalau sudah memasuki bulan puasa, mana bisa mataku jelalatan seperti sekarang ini. Puas-puasin dulu akh, melirik yang bening-bening seperti ini,’ batin Maya.

Lamunan dan pikiran para wanita terhenti saat Putra beranjak berdiri dari duduknya.

“Mau kemana dek?” tanya Maya spontan sembari menatap langkah Putra.

“Mau sholat Isya. Kenapa?” sahut Putra datar, ia pun menghentikan langkahnya.

“Kalau gitu aku ikut, ya. Aku pulang dulu ambil mukenah sama sajadah di rumah,” ucap Maya ingin ikutan sholat.

“Maaf, sebaiknya ibu dan lainnya pulanglah. Aku ingin istirahat setelah selesai sholat,” Putra menundukkan kepalanya, “Terimakasih atas makanan lezat dari ibu-ibu sekalian,” lanjut Putra tak lupa mengucapkan terimakasih sudah diberikan makanan enak.

“Ah, sama-sama. Mulai hari ini kami akan mengirimkan makanan untuk nak Putra. Siapa tahu melalui makanan kita bisa menjadi jodoh,” ucap Rihana tak lupa menyelipkan rayuannya untuk Putra.

Putra hanya bisa menghela nafas panjang, dan menggeleng.

Mendengar Rihana mulai meluncurkan rayuannya, para janda lainnya pun ikut serta merayu Putra.

“Jangan hanya sama dia. Rihana itu wanita tua yang kaku saat di atas ranjang. Sebaiknya sama tante saja.”

“Sama tante juga bisa. Kebutulan sekali tante saat ini ingin memiliki pendamping hidup.”

“Kalau sama tante enak, kamu tidak perlu bekerja di tempat janda aneh itu. Kamu cukup menemani kemanapun tante pergi.”

Lagi, lagi, Putra kembali menghela nafas panjang, lalu berbalik badan membelakangi para wanita dengan wajah sedikit menoleh.

“Mohon maaf untuk semuanya. Saat ini aku sedang fokus untuk menyukseskan diri sendiri,” tolak Putra datar, ia merasa mulai tak nyaman melihat sikap para wanita di sana.

Merasa tak nyaman melihat sikap dingin dan datar Putra, Maya memutuskan untuk mengajak para wanita di sana untuk pulang ke rumah mereka masing-masing setelah berpamitan dengan sopan. Namun ada satu wanita masih tinggal di sana yaitu, Imelda.

“Anu…Putra…aku..”

“Tanya saja jika Anda ingin menanyakan sesuatu,” sela Putra datar.

“Anu….aku lihat dari tadi kamu terlihat kesal. Apa itu semua karena kami?” tanya Imelda merasa canggung melihat sikap Putra.

“Tidak, aku hanya ingin istirahat dan segera melaksanakan sholat Isya,” jelas Putra sedikit berbohong.

“Kalau gitu aku…aku pulang dulu. Soal besok…”

“Aku akan datang ke rumah Anda, dan tetap bekerja," sambung Putra dengan cepat saat tahu maksud dari ucapan Imelda.

“Syurkurlah, aku pikir kamu tidak akan bekerja di tempatku lagi setelah malam ini,” hela Imelda merasa lega.

“Aku bukan anak kecil yang akan membawa masalah pribadi ke lingkungan pekerjaan. Jadi, Anda tidak perlu kuatir,” sahut Putra tegas.

“Kalau gitu aku pamit dulu,” pamit Imelda sekali lagi, sebelah tangan kaku terangkat sendiri untuk melambai, “Da-daaa!”

Setelah memberi lambaian, Imelda berlari cepat keluar dari rumah Putra dengan wajah memerah menahan malu.

Setelah kepergian Imelda dan para wanita lainnya. Putra segera menekan nomor kontak Mama Inces.

📲[“Hallo, darlingku yang blame-blaem!”] sapa Mama Inces setelah mengangkat panggilan telepon dari Putra.

📲[“Aku rasa cuman Anda lah wanita paling ekstrem yang membuat kontrakan di tengah-tengah situasi darurat seperti ini. Pantes saja banyak orang yang marah kepada Anda, ternyata…ternyata…”]

📲[“Uuuhhh…jangan marah begitu dong darling. Lagian para janda di sana baik-baik kok. Suatu saat kamu juga pasti membutuhkan pertolongan janda-janda di sana.”]

📲[“Ahh…kesal aku melihat Anda!”]

📲[“Hei, hei. Jangan marah-marah seperti itu dong, darling. Bukannya sekarang kamu sudah menerima manfaat dari salah satu janda paling tajir di sana?”] cetus Mama Inces sudah mendengar gossip Putra bekerja di tempat Imelda

.

📲[“Tahu darimana kamu?”] tanya Putra sinis.

📲[“Darlingku, sayangku. Aku, dan janda-janda di sana adalah seorang wanita normal seperti lainnya. Meski kami tajir melintir dan selalu sibuk dengan masing-masing pekerjaan kami. Kami ini adalah seorang wanita normal yang hobi menggosip ria, berbelanja, dan juga kami akan genit jika sedang merasa kehausan. Dan ingat ya, sayangku. Bukannya para janda di kompleks itu tidak ingin menikah. Mereka pernah menikah bahkan ada yang gagal sampai 10 kali karena suaminya terlampau jahat. Jika janda-janda di sana suka merayu dan memberi perhatian ekstra kepada kamu, mungkin mereka hanya ingin melepas rasa lelah saja. Maklumi sana, janda di kompleks itu beda dari janda-janda lainnya.”] jelas Mama Inces panjang lebar.

📲[“Terimakasih atas penjelasannya. Aku tutup dulu panggilan teleponnya, sebab aku sudah terlalu lama mengulur waktu untuk sholat.”] pamit Putra ingin menutup panggilan teleponnya.

📲[“Mau sholat? Jangan lupa selipkan nama Mama Inces di doa….”]

Tut tut!

Tanpa banyak bicara Putra langsung menutup panggilan teleponnya. Kedua kakinya mulai melangkah menuju lantai 2, ruang sholat terletak di lantai 2.

Setelah selesai sholat, Putra membaringkan tubuhnya di atas ranjang, sejenak ia bermain dengan ponsel miliknya, sampai ada satu pesan wa mengejutkan dirinya.

“Buset, hampir saja ponselku ini jatuh ke lantai,” gerutu Putra.

Putra segera membaca isi pesan wa di grup miliknya. Grup pemuda tampan di DESA KUNO, itulah nama grup wa itu. Bola mata Putra membulat sempurna saat membaca isi pesan dari para teman di Desanya.

“Gila! Kenapa mereka semua bercandanya seserius ini!”gumam Putra histeris.

Di saat Putra sibuk dengan isi pesan di wa grup. Imelda sendiri sedang berjalan mondar-mandir mengingat mimik wajah Putra seolah dirinya ingin pergi meniggalkan kompleks ini.

“Apa Putra beneran masih ingin bekerja di Perusahaanku. Gimana jika dia tiba-tiba saja kabur. Aku jadi tidak punya alasan untuk membuat dirinya tetap bersamaku!” gumam Imelda sembari menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk.

Imelda berulang kali menghela nafas, sorot matanya memandang ke langit-langit ruang tamu bernuansa awan mendung. Kelopak matanya kembali memancarkan sebuah kenangan, kenangan itu adalah dimana saat pertama kali Putra memasuki kompleks perumahan mewah.

Imelda meraskan kehangatan dan rasa nyaman berbeda saat pertama kali melihat wajah Putra. Seolah tidak ingin putus harapan untuk ingin terus mendekati Putra, Imelda saat itu membuat banyak kegiatan tak bermutu. Mulai menyapu halaman rumah sampai sengaja memampangkan kedua gunung kembarnya. Pura-pura membungkuk dengan rok span pendek hingga penutup segitiga hampir terlihat, dan banyak hal aneh lainnya untuk memikat Putra. Namun sayangnya, Putra saat itu tidak terlihat tertarik dengan Imelda. Hal itu pula yang membuat Imelda semakin tertantang untuk mendekati Putra.

Karena baginya Putra seperti seorang dewa yang akan menghiasi kehidupannya. Makaya dari saat itu Imelda berusaha keras untuk berbuat baik kepada Putra dengan cara sopan, meski hatinya terus meronta-ronta.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

~~N..M~~~

~~N..M~~~

Puber kedua kah ini

2023-06-14

0

Denry Deny

Denry Deny

bisa aja

2023-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 01. Perdebatan Para Janda
2 02. Perdebatan Bapak-bapak
3 03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4 04. Minta Foto
5 05. Makan Bersama Para Wanita
6 06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7 Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8 Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9 09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10 10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11 11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12 12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13 13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14 14. Ciuman Perpisahan Kita
15 15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16 16. 80% Janji, 20% Hasrat
17 17. Merencanakan Untuk Sakit
18 18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19 19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20 20. GAGAL BERDUAAN
21 21. Hasutan Maya
22 22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23 23. Ada Semut di Bibir
24 24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25 25. Darwin datang Untuk melamar
26 26. Kalung Emas Untuk Imelda
27 27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28 28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29 29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30 30. Pilihlah
31 31. Para wanita menangis
32 32. Tak perlu bersedih
33 33. GALAU
34 34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35 35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36 36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37 37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38 38. Putra Menghentikan Ciuman
39 39.
40 40. Mami nggak Marah, kan?
41 41. Kehebohan Maya dan Rihana
42 42. Mengatur
43 43. Bingung Melihat sikap wanita
44 44. Linda Janda Bohay
45 45.
46 46.
47 47. MELAMARMU
48 48. Apa kamu puas?
49 49. Janda Baru
50 50. Kedua orang Asing
51 51. Di tengah-tengah Kemesraan
52 52. Pelaku Misterius dan Siti
53 53. Di Buntuti
54 54. Tak Tahan Di tindas
55 55. Ternyata Mimi
56 56. Dynamic
57 57. Sandera Bohongan
58 58. Sepucuk Surat Dari Doni
59 59. Tertangkap
60 60.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
01. Perdebatan Para Janda
2
02. Perdebatan Bapak-bapak
3
03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4
04. Minta Foto
5
05. Makan Bersama Para Wanita
6
06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7
Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8
Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9
09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10
10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11
11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12
12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13
13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14
14. Ciuman Perpisahan Kita
15
15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16
16. 80% Janji, 20% Hasrat
17
17. Merencanakan Untuk Sakit
18
18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19
19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20
20. GAGAL BERDUAAN
21
21. Hasutan Maya
22
22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23
23. Ada Semut di Bibir
24
24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25
25. Darwin datang Untuk melamar
26
26. Kalung Emas Untuk Imelda
27
27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28
28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29
29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30
30. Pilihlah
31
31. Para wanita menangis
32
32. Tak perlu bersedih
33
33. GALAU
34
34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35
35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36
36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37
37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38
38. Putra Menghentikan Ciuman
39
39.
40
40. Mami nggak Marah, kan?
41
41. Kehebohan Maya dan Rihana
42
42. Mengatur
43
43. Bingung Melihat sikap wanita
44
44. Linda Janda Bohay
45
45.
46
46.
47
47. MELAMARMU
48
48. Apa kamu puas?
49
49. Janda Baru
50
50. Kedua orang Asing
51
51. Di tengah-tengah Kemesraan
52
52. Pelaku Misterius dan Siti
53
53. Di Buntuti
54
54. Tak Tahan Di tindas
55
55. Ternyata Mimi
56
56. Dynamic
57
57. Sandera Bohongan
58
58. Sepucuk Surat Dari Doni
59
59. Tertangkap
60
60.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!