18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!

Penasaran apakah benar Imelda sakit. Maya, Rihana, dan 8 janda lainnya mengikuti Putra ke rumah Imelda. Langkah kaki Putra, Maya, Rihana, dan 8 janda lainnya terhenti di depan pintu kamar Imelda. Perdebatan sejenak terjadi.

“Apa benarnya sih janda hiper itu sakit?” bisik Maya ke 9 janda lainnya.

“Entah, aku juga sebenarnya tidak percaya dengannya. Bisa jadi ini…”

“Mau masuk atau tidak?” tanya Putra dingin, wajahnya berubah menjadi suram.

Seketika wajah Maya, Rihana, dan 8 janda lainnya menciut, takut akan Putra mengamuk pada mereka.

“I-iya,” angguk mereka patuh.

Putra mendorong handle pintu, terlihat dari depan pintu kamar Imelda masih terbaring dengan kompres handuk tak panas lagi, masih terletak di atas dahinya.

“Sepertinya beneran sakit,” bisik janda lainnya.

“Iya, kasihan juga ya? Gimana kalau hal seperti ini terjadi pada kita?” bisik lainnya.

“Tenang aja, ‘kan di sini ada Putra,” sambung Maya dengan entengnya. Putra melirik sinis, membuat Maya terdiam.

Mendengar keributan dari depan pintu kamar, Imelda perlahan membuka matanya, mengarahkan pandangannya ke pintu.

“Putra, kenapa ada ibu-ibu hebat di depan pintu kamarku?” tanya Imelda lemah, Maya, Rihana, dan 8 lainnya tersentuh mendengar ucapan sopan Imelda.

“Mereka tidak percaya jika kamu sakit. Jadi, wanita-wanita ini terus mengikuti sampai ke sini,” sahut Putra jujur, sambil melangkah mendekati ranjang.

“Terimakasih telah mencemaskan ku,” terimakasih Imelda lemah.

Salah satu janda mendekati ranjang Imelda, memegang lengan Imelda masih terasa hangat. Maya dan Rihana masih berdiam diri di depan pintu dengan wajah tak suka.

“Kamu sudah berobat?” tanya wanita memakai baju berwarna kuning corak bunga-bunga.

“Sudah, aku sudah memberikan obat padanya,” sahut Putra sembari mengambil handuk kompres dari dahi Imelda.

“Kamu sungguh seorang pria yang baik,” puji wanita berbaju kuning corak bunga-bunga.

“Mungkin karena dulu aku sudah terbiasa merawat almarhum kedua orang tuaku sendiri,” sahut Putra, tangannya mengambil baskom kecil berisi air bekas kompres Imelda. “Aku titip Imelda, jangan kalian usik pikirannya selama aku mengambil air panas yang baru untuk mengompres dahinya,” lanjut Putra memberi pesan.

“Iya-ia, kamu tenang saja. Sudah sana pergi ambil dulu,” sahut wanita baju berwarna kuning corak bunga-bunga.

5 menit setelah Putra turun, Maya, dan Rihana mendekati ranjang Imelda. Imelda sendiri tersenyum lemah menyambut kedatangan Maya dan Rihana.

“Terimakasih ya, sudah….”

“Jangan senang dulu kamu! Aku ke sini karena aku ingin memastikan sainganku apakah beneran sakit atau tidak,” celetuk Maya sinis.

“Tumben kamu sakit, apa kamu sakit karena sedang mengandung anak dari pria hidung belang?” tanya Rihana mengejutkan Imelda dan lainnya.

“Kamu tidak boleh berkata kasar seperti itu Rihana!” tegur wanita memakai baju berwarna kuning corak bunga-bunga.

“Loh, kenapa rupanya? Apa aku salah bertanya seperti itu? wajar saja ‘kan jika bibirku ini melontarkan pertanyaan seperti itu. Bukannya kalian semua tahu jika janda satu ini adalah janda hip….” ucapan Rihana terhenti saat Maya mencubit perutnya.

“Diam!” perintah Maya menekan nada suaranya, pandangannya mengarah pada pintu kamar, di sana sudah berdiri Putra dengan raut wajah terlihat tak bersahabat.

“Oh, hahaha. Maksudku tadi, aku ingin bertanya kenapa kamu sakit tidak mengabari kami. Dan siapa yang sudah membuang kamu menjadi demam tinggi seperti ini?” ralat Rihana di sela tawa paksanya.

Langkah kaki Putra terhenti di samping ranjang, meletakkan baskom kecil berisi air panas di atas nakas. Putra berdiri berhadapan dengan Rihana, nanar mata tanpa berkedip terus memandang wajah panik Rihana berubah menjadi pucat.

“Katakan lebih jelas di hadapanku tentang ucapan kasar yang baru saja Anda katakan kepada Imelda!” tegas Putra ingin mendengarkan kembali ucapan kasar Rihana.

“I-itu, kenapa rupanya kalau aku bertanya seperti itu padanya. Bukannya hal wajar jika aku bertanya seperti itu kepada seorang janda kaya raya yang kesepian, sekaligus wanita hiper ini!” ucap Rihana dengan lantangnya.

Maya mencubit Rihana, memperingatkan jika ucapannya barusan sungguh kelewatan. Namun, Rihana tidak memperdulikan hal itu. Sebab di dalam pikirannya saat ini adalah mana ada seorang janda mampu bertahan hidup tanpa melakukan hubungan intim dengan lelaki lain. Apalagi Imelda memiliki hal luar biasa tersendiri di atas ranjang. Jadi baginya sakit Imelda ini adalah karena hamil, tidak mungkin sakit demam biasa.

“Oh, sungguh mulia ucapan Anda!” mengulurkan tangannya ke pintu, “Dengan besar hati aku minta tante, dan ibu-ibu lainnya segera tinggalkan rumah Imelda. Biarkan aku sendiri di sini merawatnya, dan kalian tidak perlu tahu kenapa Imelda bisa mendadak demam tinggi seperti ini!” usir Putra dengan tegas.

“Maaf tante dan yang lainnya, ya,” wanita memakai baju kuning bunga-bunga mengelus singkat bahu Putra, “Sebaiknya tante permisi, entar malam tante akan kirimkan makanan untuk kamu dan Imelda,” lanjutnya sebelum pergi.

“Oh, tidak perlu repot-repot, aku bisa masak sendiri kok,” tolak Putra halus.

“Jangan, kamu cukup merawat Imelda. Tentang masak…”

“BIAR KAMI YANG MENGURUSNYA!” sambung Maya, dan 7 wanita lainnya, Rihana sendiri hanya mendengus kesal.

“Aku nggak nyangka jika kalian baik kepadaku,” cetus Imelda senang.

“Ck, jangan senang dulu kamu janda hiper. Kamu kira aku melakukan ini karena kamu sakit. Tidak! Aku ingin memasak karena brondong ku sedang merawat mu ekstra di sini. Jujur saja, aku tidak ingin brondong ku jatuh sakit karena hal itu. Jadi jangan geer dulu kamu!” ucap wanita memakai baju bunga-bunga kuning jujur. Imelda hanya mengangguk pasrah, ia baru sadar jika Putra adalah rebutan di kompleks ini.

Putra sendiri menghela nafas berulang kali, pasrah akan setiap ucapan para wanita memperebutkannya. Namun, Putra sedikit lega melihat Imelda bisa sedikit tersenyum. Tidak seperti tadi pagi, wajahnya terlihat gelisah seperti sedang memikirkan sesuatu. Mungkin efek trauma atas perbuatan Darwin padanya.

10 menit berlalu, Maya, Rihana, dan 8 wanita lainnya telah pulang ke rumah mereka masing-masing. Putra sendiri kembali ke dalam kamar Imelda, kembali mengompres dahi Imelda agar demamnya bisa turun dengan cepat.

“Kenapa kamu terus memandangku?” tanya Putra risih akan tatapan Imelda.

“Kenapa kamu perduli padaku?” Imelda balik bertanya.

“Emang seorang tetangga tidak boleh baik kepada tetangganya?”

“Boleh,” angguk Imelda.

Putra menggenggam tangan Imelda, mengelus lembut punggung tangan halus itu.

“Aku minta sama kamu, jangan pikirkan hal buruk apa pun yang pernah menimpamu di masa lalu. Cobalah singkirkan pikiran-pikiran buruk itu menjadi sebuah pikiran indah mengenai seseorang yang saat ini sedang engkau sukai,” ucap Putra memberi saran. Padahal dalam hatinya, ‘Aku memang karyawanmu di kantor. Aku juga memang tetangga baru mu di sini. Melihatmu mengalami kejadian buruk dan hinaan dari orag lain, membuatku ingin selalu menjagamu.’

“Baiklah, aku akan mengusahakannya,” sahut Imelda mengangguk patuh.

“Kalau gitu kembali beristirahat, aku akan membuatkan minuman herbal resep dari almarhum mendiang ibuku dulu,” ucap Putra sembari beranjak dari duduknya.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

putra masih tetap saja menjadi idola janda komplek

2023-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 01. Perdebatan Para Janda
2 02. Perdebatan Bapak-bapak
3 03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4 04. Minta Foto
5 05. Makan Bersama Para Wanita
6 06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7 Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8 Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9 09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10 10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11 11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12 12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13 13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14 14. Ciuman Perpisahan Kita
15 15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16 16. 80% Janji, 20% Hasrat
17 17. Merencanakan Untuk Sakit
18 18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19 19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20 20. GAGAL BERDUAAN
21 21. Hasutan Maya
22 22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23 23. Ada Semut di Bibir
24 24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25 25. Darwin datang Untuk melamar
26 26. Kalung Emas Untuk Imelda
27 27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28 28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29 29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30 30. Pilihlah
31 31. Para wanita menangis
32 32. Tak perlu bersedih
33 33. GALAU
34 34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35 35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36 36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37 37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38 38. Putra Menghentikan Ciuman
39 39.
40 40. Mami nggak Marah, kan?
41 41. Kehebohan Maya dan Rihana
42 42. Mengatur
43 43. Bingung Melihat sikap wanita
44 44. Linda Janda Bohay
45 45.
46 46.
47 47. MELAMARMU
48 48. Apa kamu puas?
49 49. Janda Baru
50 50. Kedua orang Asing
51 51. Di tengah-tengah Kemesraan
52 52. Pelaku Misterius dan Siti
53 53. Di Buntuti
54 54. Tak Tahan Di tindas
55 55. Ternyata Mimi
56 56. Dynamic
57 57. Sandera Bohongan
58 58. Sepucuk Surat Dari Doni
59 59. Tertangkap
60 60.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
01. Perdebatan Para Janda
2
02. Perdebatan Bapak-bapak
3
03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4
04. Minta Foto
5
05. Makan Bersama Para Wanita
6
06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7
Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8
Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9
09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10
10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11
11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12
12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13
13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14
14. Ciuman Perpisahan Kita
15
15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16
16. 80% Janji, 20% Hasrat
17
17. Merencanakan Untuk Sakit
18
18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19
19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20
20. GAGAL BERDUAAN
21
21. Hasutan Maya
22
22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23
23. Ada Semut di Bibir
24
24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25
25. Darwin datang Untuk melamar
26
26. Kalung Emas Untuk Imelda
27
27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28
28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29
29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30
30. Pilihlah
31
31. Para wanita menangis
32
32. Tak perlu bersedih
33
33. GALAU
34
34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35
35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36
36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37
37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38
38. Putra Menghentikan Ciuman
39
39.
40
40. Mami nggak Marah, kan?
41
41. Kehebohan Maya dan Rihana
42
42. Mengatur
43
43. Bingung Melihat sikap wanita
44
44. Linda Janda Bohay
45
45.
46
46.
47
47. MELAMARMU
48
48. Apa kamu puas?
49
49. Janda Baru
50
50. Kedua orang Asing
51
51. Di tengah-tengah Kemesraan
52
52. Pelaku Misterius dan Siti
53
53. Di Buntuti
54
54. Tak Tahan Di tindas
55
55. Ternyata Mimi
56
56. Dynamic
57
57. Sandera Bohongan
58
58. Sepucuk Surat Dari Doni
59
59. Tertangkap
60
60.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!