12. MAK LAMPIR MENGAMUK

Pria memakai baju piyama berdiri di teras rumah, memandang Putra dan keempat temannya.

“Siapa Mel?” tanya pria itu.

“Ini Putra, dia adalah…” penjelasan Imelda terhenti saat Putra mengeluarkan suaranya.

“Sepertinya kedatangan kami tidak tepat,” membungkuk, “Kami pamit dulu,” lanjut Putra berpamitan ke Imelda.

Imelda hanya mengangguk, menatap kepergian Putra dan keempat temannya keluar dari pagar rumah Imelda.

“Kenapa dengan Putra, ya?” gumam Imelda bertanya sendiri.

Pria itu menuruni anak tangga teras rumah, dan berdiri di samping Imelda.

“Kamu berteman dengan bocah?” tanya pria itu, Darwin.

“Diamlah, lagian kenapa kamu pakek keluar segala sih!” ketus Imelda tak suka. Kedua kakinya mulai melangkah masuk ke dalam rumah diikuti Darwin.

“Tentu saja aku ingin melihat tamu mana yang datang sepagi ini ke rumah kamu,” menyikut lengan Imelda saat langkah mereka seirama, “Apa pria muda itu gebetan baru kamu?” lanjut Darwin bergurau.

“Kepo!” cetus Imelda mempercepat langkah kakinya.

Segaris senyum nakal tercetak di wajah Darwin saat menatap punggung Imelda sudah berada jauh di depannya.

Darwin Surya, atau sapaan Darwin adalah sepupu jauh dari mendiang Papa Imelda. Darwin baru saja pulang dari salah satu tempat wisata di kota Medan. Mengingat masih memiliki saudara di kota Medan, Darwin memutuskan untuk singgah sebentar ke rumah Imelda, sekaligus lepas rindu sama sepupu jauhnya itu.

Sementara itu di rumah kontrakan milik Putra. Putra, Joni, Lila, Randy, dan Fuji duduk di sofa ruang tamu. Randy, Lila, dan Randy saling sikut saat melihat wajah cemburu tersirat di wajah garang Putra.

“Sepertinya mereka akan ribut besar besok?” bisik Joni menyimpulkan.

“Iya, akan ada peperangan besar di tempat kerja besok,” sambung Lila ikutan berbisik.

“Dan sudah pasti tidak ada colokan gratis untuk penambah daya,” sambung Randy dengan pikiran salahnya.

Fuji berada di sebelah mereka langsung melirik tajam, membuat Randy, Joni dan Lila terdiam. Fuji kembali mengalihkan pandangannya ke arah Putra masih dengan mode datar setengah kusut.

Dari kemarin hanya membahas Putra itu adalah anak tajir melintir di Desa. Nah, Author ingin kasih tahu sedikit tentang Putra.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

💫POV AUTHOR 💫

3 bulan sebelum kedua orang tua Putra meninggal dunia karena pembuluh darah pecah.

Di desa tempat mereka tinggal Putra adalah seorang anak dari pasangan suami-istri tuan tanah, dan persawahan. Kekayaan kedua orang tua Putra saat itu bisa terbilang cukup besar dari orang-orang kaya lainnya di Desa.

Meski Putra terlahir dari orang berada, kedua orang tua Putra tidak pernah membenarkan dan memberi contoh untuk bersikap sombong atau memamerkan kekayaan mereka kepada orang lain.

3 bulan sebelum meninggalkannya kedua orang tua Putra.

Di bulan pertama. Kedua orang tua Putra mendadak mendapat serangan jantung, tapi masih bisa di tangani.

Di bulan kedua, kedua orang tua Putra mendadak terkena struk dan harus terapi rutin di rumah sakit, dengan biaya cukup besar membuat Putra perlahan-lahan menjual kekayaan milik kedua orang tuanya.

Di bulan ketiga, hasil gagal panen di sawah milik kedua orang tuannya gagal total, membuat kerugian besar menyerang perkonomian mereka. Kekayaan di miliki kedua orang tua Putra lambat laun habis untuk makan, dan mulai menanam bibit baru di sawah seluas 50 hektar.

Lagi dan lagi, seolah nasib baik tidak menyertai mereka. Bibit baru di tanam menjadi hancur karena sebuah wabah menyerang Desa mereka.

Hal itu membuat mendiang kedua orang tua Putra semakin drop. Tubuh seharusnya bisa kembali bergerak, kini kembali kaku. Hutang menumpuk kepada rentenir Desa, membuat rentenir setiap hari menagih ke rumah membuat pikiran mendiang kedua orang Putra semakin berat, hingga suatu hari pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan kedua orang tuanya meninggal dengan bersamaan.

Kehilangan segalanya, bahkan ada beberapa warga Desa menghina dirinya, membuat Putra berubah menjadi dingin, lebih pendiam, dan cuek kepada siapapun. Setelah terpuruk, dan terjatuh hingga lebur bagai abu, membuat Putra bisa memandang jelas bagaimana cara manusia menilai, dan memandang rendah dirinya.

Tidak ingin terlalu larut dalam hinaan dan tuduhan palsu menganggap almarhum orang tua Putra adalah penganut ilmu hitam. Putra fokus belajar karena saat itu ia sedang menjalani ujian akhir sekolah.

1 bulan setelah kedua orang tua Putra meninggal, Putra lulus dengan nilai cukup memuaskan. 2 bulan kemudian, ijazah juga sudah berada di tangannya.

Bingung harus membayar hutang, dengan berat hati Putra memutuskan untuk menjual rumah mendiang kedua orang tuanya untuk melunasi hutang-hutang ke rentenir.

Rumah dengan ukuran 1000x2000 meter itu di jual sedikit murah dari harga pasaran, sehingga banyak orang berminat untuk membelinya. Setelah laku, Putra segera melunasi hutang almarhum kedua orang tuanya, dan memilih untuk hidup di kota, mencari kehidupan baru.

POV END

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Randy melambaikan tangannya ke hadapan Putra.

“Put, Putra. Apakah nyawa kamu masih berada di dalam jasad ini?” gurau Randy, Lila dan Joni tertawa pelan.

Putra melirik tajam. “Mungkin hampir hilang,” sahut Putra.

“Apa kamu benar menyukai janda itu?” tanya Joni penasaran.

“Entahlah, aku sendiri tidak tahu gimana perasaanku kepada seorang wanita,” sahut Putra membuat Randy, Lila, dan Joni kesal.

“Ku rasa hanya kaulah pria bodoh yang ada di muka bumi ini,” cetus Joni geram mendengar jawaban Putra.

“Kalian benar,” sahut Putra pasrah.

Fuji menggeram, ia beranjak dari duduknya mendekati sofa tempat Putra duduk. Tangan mungil itu mencengkram kerah baju kemeja bagian depan Putra, menatap Putra dengan tatapan suram.

“Bodoh! Bagaimana mungkin kamu tidak tahu tentang perasaanmu sendiri. Apa di hatimu ini tidak memiliki rasa cemburu, perhatian, dan ingin memiliki rasa lainnya kepada lawan jenis?!” tanya Fuji meninggikan nada suaranya, membuat Randy, Lila, dan Joni saling berpelukan.

“Mak lampir mulai mengamuk,” bisik Randy diangguki Lila dan Joni.

Dengan santai Putra menjawab. “Itu urusanku, bukan urusanmu.”

Bam!

Kepalan tinju mendarat di pelipis Putra, membuat pelipis itu membiru dan bengkak.

“Duh, sakit juga ternyata,” gumam Putra datar, tangannya mengelus pelipisnya.

Randy, Lila, dan Joni semakin takut, mereka berpelukan sangat erat seolah tidak ingin di pisahkan.

“Mak lampir memulai serangannya. Gimana caranya agar kita bisa kabur,” bisik Lila ketakutan.

Fuji mendengar hujatan dari ketiganya langsung melirik, melangkah mendekati Lila, Randy dan Joni. Kini wajah suram itu memandang satu persatu wajah ketiga temannya semakin takut.

“Kalian tadi bilang apa?” tanya Fuji dengan suara horornya.

“Ti-tidak, ka-kami tidak ikut campur mengenai urusan kalian berdua!” sahut Lila ketakutan.

Fuji terdiam, ia berbalik badan. Setelah merasa lega memberi serangan ke Putra. Fuji kembali ke tempat duduknya, menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

“Uhh! Ternyata puas juga setelah mengeluarkan uneg-uneg di dalam hati,” hela Fuji terlihat lega.

Randy, Lila, dan Joni semakin bergidik ngeri melihatnya.

“Te-ternyata Mak lampir ini hanya ingin meluapkan kekesalannya ke Putra. Wah! Bisa gawat kita jika sewaktu-waktu kegilaannya keluar,” bisik Lila, Randy dan Joni hanya menatap wajah tenang Fuji.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

berarti, diam' putra sudah memiliki rasa pada seorang janda 😆✌️

2023-04-12

0

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

miris juga kisah kehidupan putra 😢

2023-04-12

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
Kyk Putra suka ama Imelda deh
Ry Benci Pakpol mampir

2023-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 01. Perdebatan Para Janda
2 02. Perdebatan Bapak-bapak
3 03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4 04. Minta Foto
5 05. Makan Bersama Para Wanita
6 06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7 Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8 Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9 09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10 10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11 11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12 12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13 13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14 14. Ciuman Perpisahan Kita
15 15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16 16. 80% Janji, 20% Hasrat
17 17. Merencanakan Untuk Sakit
18 18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19 19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20 20. GAGAL BERDUAAN
21 21. Hasutan Maya
22 22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23 23. Ada Semut di Bibir
24 24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25 25. Darwin datang Untuk melamar
26 26. Kalung Emas Untuk Imelda
27 27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28 28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29 29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30 30. Pilihlah
31 31. Para wanita menangis
32 32. Tak perlu bersedih
33 33. GALAU
34 34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35 35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36 36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37 37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38 38. Putra Menghentikan Ciuman
39 39.
40 40. Mami nggak Marah, kan?
41 41. Kehebohan Maya dan Rihana
42 42. Mengatur
43 43. Bingung Melihat sikap wanita
44 44. Linda Janda Bohay
45 45.
46 46.
47 47. MELAMARMU
48 48. Apa kamu puas?
49 49. Janda Baru
50 50. Kedua orang Asing
51 51. Di tengah-tengah Kemesraan
52 52. Pelaku Misterius dan Siti
53 53. Di Buntuti
54 54. Tak Tahan Di tindas
55 55. Ternyata Mimi
56 56. Dynamic
57 57. Sandera Bohongan
58 58. Sepucuk Surat Dari Doni
59 59. Tertangkap
60 60.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
01. Perdebatan Para Janda
2
02. Perdebatan Bapak-bapak
3
03. Sorakan Wanita Setengah Tua
4
04. Minta Foto
5
05. Makan Bersama Para Wanita
6
06. Hanya Melirik Jempol Kaki
7
Bab 07. Begitu Segarnya Mata Ini
8
Bab 08. BERSELISIH KARENA LONCENG
9
09. 9 Janda menjajah Rumah Putra
10
10. Maaf ya, Aku nggak suka yang Sempit
11
11. Lelaki Lain di Rumah Imelda
12
12. MAK LAMPIR MENGAMUK
13
13. Ini Namanya Bukan Film 18±
14
14. Ciuman Perpisahan Kita
15
15. AKU INGIN MENONTON SIARAN LANGSUNG
16
16. 80% Janji, 20% Hasrat
17
17. Merencanakan Untuk Sakit
18
18. Imelda sakit Pasti mengandung Anak Dari pria hidung Belang!
19
19. Pikiran Anak dan Papa Sama Ajah!
20
20. GAGAL BERDUAAN
21
21. Hasutan Maya
22
22. Aku Lelah! Mau tidak jadi Pacarku
23
23. Ada Semut di Bibir
24
24. Buka Celana Demi Membuktikan Cintaku
25
25. Darwin datang Untuk melamar
26
26. Kalung Emas Untuk Imelda
27
27. Aku Sudah Dijodohkan dengan Putra!
28
28. Perjodohan itu sebenarnya tidak ada
29
29. Aku ingin keluar dari Perusahaan kamu
30
30. Pilihlah
31
31. Para wanita menangis
32
32. Tak perlu bersedih
33
33. GALAU
34
34. Kau tidak akan bisa menggapai ku
35
35. Kedua Kaki Lemas, Hati Terasa Sakit
36
36. Apa yang Akan Kalian Lakukan Tante?!
37
37. 4 tahun berlalu (Apa itu anak kamu?)
38
38. Putra Menghentikan Ciuman
39
39.
40
40. Mami nggak Marah, kan?
41
41. Kehebohan Maya dan Rihana
42
42. Mengatur
43
43. Bingung Melihat sikap wanita
44
44. Linda Janda Bohay
45
45.
46
46.
47
47. MELAMARMU
48
48. Apa kamu puas?
49
49. Janda Baru
50
50. Kedua orang Asing
51
51. Di tengah-tengah Kemesraan
52
52. Pelaku Misterius dan Siti
53
53. Di Buntuti
54
54. Tak Tahan Di tindas
55
55. Ternyata Mimi
56
56. Dynamic
57
57. Sandera Bohongan
58
58. Sepucuk Surat Dari Doni
59
59. Tertangkap
60
60.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!