BAB 20 Ciuman Kedua

“Jadi, kau pun bermimpi yang sama?” tanya Melvin tersenyum. “Sekarang, kau yakin bukan, kalau kita itu berjodoh?”

Disra memicingkan matanya. “Aku memang mimpi menikah. Tapi, menikah dengan Genderuwo!” hardik Disra. Menolak dirinya bermimpi menikah dengan Melvin.

“Kalau begitu, aku akan buat nasib baik untukmu.” Melvin menarik lengan Disra agar masuk ke dalam mobilnya.

“Lepas! Ini namanya penculikan! Sepertinya Bapak emang udah nggak waras yah?” Disra mencoba melepaskan diri dari Melvin.

Melvin melihat ponsel yang ada di saku celana Disra. Tanpa aba-aba, dia mengambil ponsel itu dan mengangkat tangannya.

“Apa yang kau lakukan? Kembalikan ponselku!” hardik Disra.

“Ikut denganku dulu, baru aku kembalikan!” seru Melvin.

“Mau loe apa sih?” tanya Disra sudah tak mengindahkan Melvin sebagai dosennya.

“Saya itu ingin menikahi mu!” seru Melvin.

Seorang pria yang tak pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun. Pria yang tak pernah bersosialisasi. Hingga, tidak tahu harus bersikap seperti apa di hadapan seorang wanita. Hanya Disra wanita satu-satunya yang selama ini dia cari. Namun, gadis itu melupakannya.

“Mana ada orang ngajak nikah seperti ini? Benar-benar tak masuk akal!” rutuk Disra.

“Sudah ikut dulu, nanti kau akan terkesima!” seru Melvin mendorong Disra masuk ke dalam mobilnya. Dia langsung memakaikan sabuk pengaman pada Disra. “Akan aku kembalikan ponselmu setelah kita sampai di tempat tujuan.”

Disra hanya mengetuk-ngetuk lututnya dengan jemarinya. Tidak ada rasa takut di dirinya. Dia tahu, pria yang sedang mengemudi adalah pria aneh. Namun, dia masih yakin otak pria itu masih sedikit waras.

“Kita mau ke mana?” tanya Disra.

“Kau akan tahu nanti.”

Ck! Disra hanya mendecak. Mobil terus melaju, pikiran Disra yang awalnya tenang menjadi gelisah. Jalan yang mereka lewati adalah jalanan yang sepi pengendara. Banyak pepohonan rimbun di sekitar jalan.

Ketukan jemari di lututya melemah, pikiran Disra menerawang ke film-film psikopat yang pernah ia tonton. Matanya melirik ke samping, jalanan yang sepi, penerangan yang minim, rimbunnya pepohonan. Dia sedikit menoleh, melirik ke arah Melvin yang sedang berkendara. Pria itu … menyinggungkan senyum. Tampan, manis, tetapi … siapa yang tahu, seperti apa kepribadian aslinya. Senyum itu, senyum menyeramkan bagi Disra.

Mau dibawa ke mana gua?

Jangan-jangan mau dimutilasi lagi!

Dibuang ke lautkah?

Disekapkah?

Atau … gua mau diperkaos!

Pikiran-pikiran buruk memenuhi kepala Disra. Dia menggigit pelan bibirnya. Benar kata pepatah yang mengatakan mulutmu harimaumu. Bisa jadi karena perkatan dirinya yang ketus telah menyakiti hati pria aneh di sampingnya. Bisa saja pria itu telah sakit hati dan ingin membalas dendam padanya. Namun, yang tak habis pikir adalah mengapa pria itu sangat menginginkan menikah dengannya? Dia menggeleng pelan, mengusir pikiran buruk di kepalanya.

Meskipun sudah berusaha untuk menghempas pikiran buruk, dengan cara bernyanyi di dalam hati. Namun, tetap saja otaknya masih memproses pikiran-pikiran buruk.

Disra merasakan mobil melambat dan akhirnya berhenti, sukses membuat pikiran buruknya menghilang sejenak. Hanya dalam kurang dari satu jam. Mobil Melvin berhenti di sebuah restoran.

Disra membelalakan matanya saat melihat restoran mewah di depannya. Hatinya mulai tenang. Setidaknya, mereka tidak berhenti di hutan atau laut. Tidak mungkin Melvin membekap mulutnya dan membuang jasadnya ke laut.

“Kenapa kita ke sini?” tanya Disra melembut. Bukan terkesan karena diajak ke restoran mewah. Melainkan dirinya takut menyinggung Melvin, dia tak tahu kepribadian asli pria itu. Menurutnya, tindakan semalam Melvin sesuatu yang tak masuk akal. Waras atau tidak, mencoba bicara baik-baik agar bisa terlepas dari dosen aneh itu.

Ah! Kenapa pria aneh ini bisa menjadi dosen? Apa karena hanya memiliki kepintaran di atas rata-rata? Apakah tak ada tes psikologi saat penerimaan dosen?

Melvin hanya tersenyum, hatinya menghangat saat mendengar Disra berkata lembut padanya. Dia keluar dari mobil dan mengitarinya. Dia membukakan pintu untuk Disra. “Ayo.”

Disra hanya menatap tak mengerti. Namun, dia mengikuti Melvin. Mereka berjalan beriringan. Masuk ke dalam restoran megah itu. Mata Disra mengedar, melihat situasi restoran.

Sepi, tidak ada pengunjung, alisnya tertaut. Bagaimana mungkin restoran yang biasanya tampak ramai. Namun, kini sepi pengunjung. Ya, meskipun Disra tidak pernah ke restoran tersebut, tetapi setiap lewat restoran itu selalu ramai pengunjung dengan mobil yang terparkir rapi.

Hanya ada satu meja di tengah ruangan. Melvin menarik kursi dan mempersilakan Disra untuk duduk. Gadis itu mengikuti perintah Melvin.

Melvin duduk di depan Disra, hatinya bertambah hangat karena gadis itu tak memakinya lagi. Tampaknya, panduan menaklukan hati pasangan di internet berguna. Ya, Melvin mencari informasi di internet tentang menaklukan hati pasangan, bagaimana cara membuat seorang gadis luluh. Memilih cara menyewa satu restoran hanya untuk mereka. Makan malam romantis diiringi oleh musik klasik.

“Bukankah Bapak ingin membicarakan sesuatu padaku?” tanya Disra sopan.

“Iya, kita bicara setelah makan malam,” jawab Melvin lembut.

Tidak lama, seorang pelayan datang membawakan makanan untuk mereka. Dua posri steak, tampak sangat menggugah selera. Disra menelan salivanya sendiri karena melihat daging tersebut. Namun, dia tak akan begitu saja memakan daging itu.

Siapa yang tahu, ada sesuatu zat yang ditambahkan dalam masakan itu tidak? Racunkah? Atau mungkin obat per*ngsang? Pikiran buruk tentang Melvin masih mendominasi otak Disra. Bukan menganggap dirinya wanita cantik yang digilai para pria sampai harus diberi obat per*ngsang. Namun, mengingat Melvin pernah dengan tidak sopan menciumnya, membuat Disra memiliki pikiran seperti itu.

Melvin memotong daging di depannya, begitu pula dengan Disra. Namun, Disra tidak ada keinginan untuk memakan daging itu.

“Kenapa tidak dimakan? Dari tadi hanya memotong?” tanya Melvin seraya memakan daging steaknya.

“Aku biasa memakan steak dipotong semua terlebih dahulu, Jadi, setelah terpotong semua, hanya tinggal makan tanpa harus memotong lagi,” kilah Disra. Hatinya mulai kacau lagi, musik klasik membuatnya teringat akan film pembunuh berantai.

“Oh,” gumam Melvin. Dia memakan kembali daging steaknya.

Melvin melihat Disra yang terus memotong hingga tak ada lagi daging steak yang besar. “Steakmu sudah di potong kecil-kecil. Kau tidak makan?”

“Ini jenis daging apa?” tanya Disra menunjuk steaknya.

“Oh, itu kobe steak. Steak paling enak di restoran ini.”

“Kalau yang di makan oleh Bapak?”

“Ini wagyu steak. Wagyu memiliki banyak jenis, salah satunya kobe steak. Ibaratnya, semua daging kobe adalah wagyu. Tapi, tidak semua wagyu adalah kobe dan yang kumakan adalah red wagyu.”

Tukang daging ya Pak dulunya?

Sindir Disra hanya dalam hati. Dia tak peduli dengan macam-macam daging. “Red Wagyu, aku lebih suka itu sebenarnya daripada kobe,” tutur Disra.

“Oh, kalau begitu, kita pesan satu lagi,” usul Melvin.

“Tidak, apa boleh kita bertukar steak saja?” pinta Disra dengan suara lembut. Setidaknya, daging yang dimakan oleh Melvin sudah terbukti tidak ada racun di dalamnya karena pria itu sudah memakan beberapa suap.

“Benar tidak apa? Ini sudah aku makan?” tanya Melvin.

“Tidak apa.” Disra mengangkat piringnya dan menyodorkan pada Melvin.

Melvin menerima piring Disra dan memberikan piringnya pada gadis itu. Disra langsung memakan daging steak itu. Ingin rasanya bersorak saat merasakan daging yang begitu lezat. Namun, tak mungkin dia tunjukan pada pria di depannya ini.

Melvin hanya tersenyum melihat Disra dengan lahap memakan daging steak itu. Dia sampai lupa memakan makanannya.

Disra mendongak dan tak melihat Melvin memakan steaknya. “Kenapa tak dimakan?” tanya Disra. Bertambah curiga dia dengan pria di depannya.

Jangan-jangan emang benar ada racunnya!

“Aku jadi kenyang melihatmu makan,” ujar Melvin.

Disra berhenti mengunyah, meyakinkan dirinya bahwa kobe steak itu sudah ditambah sesuatu.

“Aku jadi tak enak kalau makan sendiri. Makanlah,” bujuk Disra.

“Baik, aku makan.” Melvin mulai menusuk daging itu dan memasukannya ke dalam mulut.

Disra tak lepas pandangan dari Melvin. Pria itu tersenyum sembari mengunyah. Senyum itu sangat mengganggu Disra.

“Maaf Pak, kenapa tersenyum terus?”

"Sepertinya, kau menikmati ciuman kedua kita," ujar Melvin sumringah.

"Apa?" tanya Disra terkejut. Dia tak mengerti apa yang diucapkan oleh Melvin.

"Kau memakan dengan garpu bekasku. Bukankah, artinya itu ciuman kedua kita? Ciuman dengan perantara garpu."

Disra membentuk mulutnya huruf O, matanya pun membulat, terkejut dengan pemikiran pria di depannya. Jika itu disebut ciuman. Sudah berapa banyak dia dan Felix ciuman.

Terpopuler

Comments

jen

jen

/Facepalm/ hayalannya bertolak belakang bedua

2025-03-03

4

eka wati

eka wati

🤣🤣🤣 rada maksa yaa

2025-03-21

2

May Keisya

May Keisya

kocak bnr😂😂😂

2023-05-13

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2 BAB 2 Kerja Kuliah
3 BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4 BAB 4 Surat Pembaca
5 BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6 BAB 6 Tanggung Jawab
7 BAB 7 Babi
8 BAB 8 Interview
9 BAB 9 Sekali Interview
10 BAB 10 Hari Pertama Kerja
11 BAB 11 Hidung Minimalis
12 BAB 12 Keganjenan
13 BAB 13 Enkripsi
14 BAB 14 Bebek Jontor
15 BAB 15 All You Can Eat
16 BAB 16 Tembus
17 BAB 17 Ciuman Pertama
18 BAB 18 Sah!
19 BAB 19 Mimpi
20 BAB 20 Ciuman Kedua
21 BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22 BAB 22 1 Tahun Pacaran
23 BAB 23 Beauty and The Beast
24 BAB 24 Syntax Error
25 BAB 25 Dinas
26 BAB 26 Thailand
27 BAB 27 Bos Besar
28 BAB 28 Jenius
29 BAB 29 Trust
30 BAB 30 Transphobia
31 BAB 31 Makan Malam
32 BAB 32 Jam Tangan
33 BAB 33 Couple Sweater
34 BAB 34 Aturan Persahabatan
35 BAB 35 Pattaya
36 BAB 36 Satu Ranjang
37 BAB 37 Panggilan Telepon
38 BAB 38 Mineral Water
39 BAB 39 E-Commerce
40 BAB 40 Klakson
41 BAB 41 Di bawah pohon mangga
42 BAB 42 Penculikan
43 BAB 43 Room 19
44 BAB 44 Battle Dance
45 BAB 45 Makam
46 BAB 46 Kepergok
47 BAB 47 Tanggung Jawab
48 BAB 48 Persiapan Pernikahan
49 BAB 49 Bawa istrimu pergi
50 BAB 50 Malam Pertama
51 BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52 BAB 52 Kabur
53 BAB 53 ASET
54 BAB 54 Bertaubat Bersama
55 BAB 55 Pesugihan
56 BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57 BAB 57 Rendah Diri
58 BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59 BAB 59 Video
60 BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61 BAB 61 Persahabatan
62 BAB 62 Publikasi
63 BAB 63 Sistem Pakar
64 BAB 64 Hamil
65 BAB 65 Menuju Pernikahan
66 BAB 66 End
67 Terima Kasih
68 Promo Novel
69 April's Voice
70 Lucid Dream
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2
BAB 2 Kerja Kuliah
3
BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4
BAB 4 Surat Pembaca
5
BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6
BAB 6 Tanggung Jawab
7
BAB 7 Babi
8
BAB 8 Interview
9
BAB 9 Sekali Interview
10
BAB 10 Hari Pertama Kerja
11
BAB 11 Hidung Minimalis
12
BAB 12 Keganjenan
13
BAB 13 Enkripsi
14
BAB 14 Bebek Jontor
15
BAB 15 All You Can Eat
16
BAB 16 Tembus
17
BAB 17 Ciuman Pertama
18
BAB 18 Sah!
19
BAB 19 Mimpi
20
BAB 20 Ciuman Kedua
21
BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22
BAB 22 1 Tahun Pacaran
23
BAB 23 Beauty and The Beast
24
BAB 24 Syntax Error
25
BAB 25 Dinas
26
BAB 26 Thailand
27
BAB 27 Bos Besar
28
BAB 28 Jenius
29
BAB 29 Trust
30
BAB 30 Transphobia
31
BAB 31 Makan Malam
32
BAB 32 Jam Tangan
33
BAB 33 Couple Sweater
34
BAB 34 Aturan Persahabatan
35
BAB 35 Pattaya
36
BAB 36 Satu Ranjang
37
BAB 37 Panggilan Telepon
38
BAB 38 Mineral Water
39
BAB 39 E-Commerce
40
BAB 40 Klakson
41
BAB 41 Di bawah pohon mangga
42
BAB 42 Penculikan
43
BAB 43 Room 19
44
BAB 44 Battle Dance
45
BAB 45 Makam
46
BAB 46 Kepergok
47
BAB 47 Tanggung Jawab
48
BAB 48 Persiapan Pernikahan
49
BAB 49 Bawa istrimu pergi
50
BAB 50 Malam Pertama
51
BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52
BAB 52 Kabur
53
BAB 53 ASET
54
BAB 54 Bertaubat Bersama
55
BAB 55 Pesugihan
56
BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57
BAB 57 Rendah Diri
58
BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59
BAB 59 Video
60
BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61
BAB 61 Persahabatan
62
BAB 62 Publikasi
63
BAB 63 Sistem Pakar
64
BAB 64 Hamil
65
BAB 65 Menuju Pernikahan
66
BAB 66 End
67
Terima Kasih
68
Promo Novel
69
April's Voice
70
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!