BAB 8 Interview

Tak bisa hanya bicara tanpa tindakan. Lakukan saja, entah bagaimana dengan hasilnya!

~Disra Auristela~

Dering ponsel Disra berbunyi di saat jam mata kuliah berakhir. Dirinya terkejut mendapatkan undangan interview dari sebuah perusahaan. “Besok gua interview!” seru Disra pada Felix.

“Serius?” tanya Felix memastikan.

“Serius! Gua juga nggak nyangka bisa secepet ini dapat panggilan.”

“Outsourcing bukan? Biasanya outsorcing yang cepet dapat panggilan.”

“Gua nggak ngelamar di perusahaan outsourcing. Pokoknya, gua dah nggak mau kaya kerja di Terabig Net lagi. Ini perusahaan software house.”

“Lah, elo ngelamar di perusahaan software house? Emang loe mau jadi programmer?”

“Kayanya sih gue nggak ngelamar jadi programmer. Nggak pede gue sama kemampuan gua sendiri. Tapi yang jelas, gua ngelamar dibanyak perusahaan. Di mana ada lowongan ya gue sebar tuh cv gue. Masalah diterima atau enggak urusan belakangan.”

“Kapan interview-nya?”

“Besok pagi, Lix.”

“Cepet banget ya. Gua nggak bisa cuti dadakan, nggak bisa nganterin loe.”

“Ya elah! Bisa sendiri keles gue!”

“Ya, udah hati-hati. Jadi, nggak perlu loker dari gua nih?”

“Tetep lah buat serep! Kalau nggak diterima bisa ngelamar di tempat loe!” timpal Disra.

***

Disra sudah siap dengan blazer hitam yang membungkus kemeja putih. Dipadukan dengan rok selutut dan sepatu pantofel, mengikat rambutnya ke belakang agar tampak rapi.

“Dis, tumben kamu rapi begini? Biasanya hanya pake kaos berkerah dan celana jeans saja?” tanya Tina.

“Disra mau interview, Bu,” jawab Disra antusias.

“Kamu mau ganti kerja lagi? Bukannya udah enak di Terabig Net? Itu ‘kan perusahaan besar!”

“Itu perusahaan outsourcing, Bu. Disra mau cari yang bisa jadi karyawan tetap,” jelas Disra.

“Ya udah, semoga lulus interviewnya.”

Disra mengulurkan tangannya dan meraih tangan Tina lalu mencium punggung tangan ibunya. “Disra berangkat dulu.”

“Iya, hati-hati.”

Disra beranjak pergi keluar rumah. Namun, langkahnya terhenti dan berbalik menghadap sang ibu. “Bu, Dika udah bayar uang study tour ‘kan?”

“Udah, ‘kan kamu sudah kasih uangnya.”

“Oh yaudah, Disra lupa.”

Disra menatap gedung di depannya, gedung perkantoran yang cukup besar dengan nama gedung Barvia Tower. Entah ada berapa perusahaan yang ada di gedung tersebut. Dia langsung ke resepsionis menginformasikan kedatangannya dan untuk mendapatkan kartu visitor.

Menekan tombol 30 untuk ke lantai yang dituju. Melgalaxy Technologies, perusahaan yang ia lamar. “Selamat pagi,” sapa Disra pada seorang resepsionis di lantai 30.

“Pagi, ada yang bisa dibantu?” tanya sang resepsionis.”

“Saya mau interview.”

“Ditunggu sebentar ya, Bu.” Sang resepsionis mengetik di depan komputernya. “Nama Anda siapa, Bu?”

“Disra Auristela.”

“Boleh saya minta cv-nya?”

“Oh, tentu.” Disra mengeluarkan amplop cokelat dan memberikan pada sang resepsionis. Meskipun dia melamar melalui e-mail. Fisik cv dibutuhkan saat wawancara tatap muka.

“Ditunggu sebentar ya, Bu.”

“Baik,” jawab Disra, tidak keberatan dirinya dipanggil ‘Bu’ karena dia tahu memang seperti itu dalam pelayanan.

Dia menunggu di ruang tunggu interview dengan sesekali matanya mengedar ke sekeliling. Tidak banyak karyawan yang ada di ruangan itu. Sedangkan sang resepsionis masuk ke dalam sebuah ruangan. Hanya sebentar, sang resepsionis keluar lagi. Diduga Disra, sang resepsionis hanya mengantar cv-nya.

Tidak sampai sepuluh menit menunggu. Ada seorang pria yang memanggilnya dari ruang interview dan mempersilakan Disra masuk ke dalam ruangan. Pria yang berusia sekitar 27 tahun.

“Selamat pagi, Pak,” sapa Disra.

“Pagi. Disra Auristela?” gumam sang pewawancara sembari menatap cv milik Disra.

“Iya, Pak.”

“Oke, Saya Bagas. Kita langsung saja, saya tidak suka basa basi,” ujar Bagas seraya melirik cv Disra lagi. “Belum lulus kuliah Strata Satu. Tapi, kamu dulu lulusan Diploma tiga jurusan manajemen informasi. Bahasa pemograman apa yang kamu kuasai?”

Disra terdiam sebentar, dia bahkan lupa posisi yang dia lamar. Yang dia tahu, ini adalah perusahaan software house. “Saya menguasai Vb. Net, Pascal, Linux, Visual Basic, Java, Visual Foxpro, Bahasa C, C++, Delphi,” jawab Disra percaya diri.

Tidak semua bahasa pemograman itu dia kuasai. Dia hanya menyebutkan semua yang telah ia pelajari di kampus. Dia yakin, jika dipelajari lagi, dia pasti mengingatnya.

“Bisa Python dan SQL?”

“SQL saya bisa. Phyton belum, Pak.”

“Kamu tahu ini perusahaan apa?”

“Software house, Pak Bagas.”

“Apa alasan kamu melamar di perusahaan ini?”

Disra menatap Bagas, dari banyaknya surat lamaran yang ia sebar. Disra memang tidak memperhatikan setiap posisi yang dia lamar. “Karena kuliah saya tidak jauh dengan bahasa pemograman. Pekerjaan saya sebelumnya, meskipun bergerak di bidang call center. Namun, posisi saya sebagai agent call center technical, Pak. Tidak asing lagi dengan jaringan dan SQL. Masih berhubungan dengan Sistem Informasi,” terang Disra.

“Lalu, kenapa kamu resign dari pekerjaan kamu sebelumnya?”

“Saya ingin mengembangkan diri saya sendiri. Tidak menampik, bekerja pada perusahaan broadband meningkatkan kemampuan saya dalam bidang komputer dan juga jaringan. Tapi, saya bekerja pada perusahaan outsourcing. Bukankah setiap orang memiliki keinginan untuk mendapatkan yang lebih baik?”

“Apa kamu pikir bekerja di sini akan lebih baik?”

“Tidak ada yang bisa menjamin hal itu. Resiko akan selalu ada. Tetapi, karena ini perusahaan software house, tentunya akan lebih mengembangkan ilmu pemograman dan itu suatu yang sangat bermanfaat.”

Bagas hanya menganggukan kepala. “Apa bisa bekerja dalam under pressure?”

“Saya yakin setiap pekerjaan ada tuntutannya. Istilah under pressure terjadi karena tidak bisa mengontrol pekerjaannya. Jadi, saya rasa under presure bukan sesuatu yang menakutkan, jika kita memang menguasai pekerjaan kita. Mencintai pekerjaan tak akan membuat kita tertekan,” jelas Disra.

“Baiklah, kita lagsung tes saja,” tutur Bagas. Dia bangkit dari duduknya.” Ayo ikut saya ke ruang sebelah.”

Disra bangkit dari duduknya dan mengikuti Bagas. Di dalam ruangan itu terdapat seorang pemuda yang sedang fokus di depan laptopnya.

Bagas mengetuk pintu agar sang pemuda menoleh. Raska menoleh setelah mendengar ketukan pintu. “Pak, Bagas,” ujar Raska.

“Ini ada pelamar, bisa kamu bantu tes?” pinta Bagas.

“Baik, Pak,” jawab Raska.

“Kamu dibantu dia ya,” ujar Bagas pada Disra.

Bagas keluar dari ruangan tersebut. Raska langsung menyodorkan sebuah kertas dan memberi intruksi pada Disra. “Buat hasilnya seperti ini, bisa?”

“Saya coba, Pak.” Disra menatap laptop di depannya, sudah ada aplikasi Visual Basic dan dia memulai mengerjakan perintah Raska.

...***...

“Dia cerdas,” terang Bagas. Dia sudah berada di ruangan lain dan memantau Disra dari rekaman cctv.

“Ya, aku tahu,” jawab Melvin.

“Apa dia wanita yang kau sukai?” tanya Bagas penasaran.

Bagas tahu, perusahaan mereka tidak kekurangan karyawan. Melvin tidak sembarangan merekrut karyawan, bisa dipastikan gadis itu sangat penting bagi Melvin. Sampai harus membuat Melvin menjerat gadis itu ke perusahaannya dengan cara diam-diam. Seolah Disra melamar pada perusahaan mereka. Namun, kenyataannya adalah perusahaan mereka yang menghubungi Disra. Tidak! Lebih tepatnya, Melvin meretas email Disra dan mengirimkan cv gadis itu ke perusahaannya sendiri.

Melvin hanya menoleh sepintas pada Bagas tanpa ada niat menjawab pertanyaan Bagas. Selangkah lebih dekat pada gadis kecilnya.

Terpopuler

Comments

jen

jen

sukaaa sm cwo cerdas.
apalagi bonusnya ganteng dan tajir /Drool//Drool//Drool/

2025-03-03

1

fsf

fsf

sudah kuduga ini pasti karna malvin

2025-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2 BAB 2 Kerja Kuliah
3 BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4 BAB 4 Surat Pembaca
5 BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6 BAB 6 Tanggung Jawab
7 BAB 7 Babi
8 BAB 8 Interview
9 BAB 9 Sekali Interview
10 BAB 10 Hari Pertama Kerja
11 BAB 11 Hidung Minimalis
12 BAB 12 Keganjenan
13 BAB 13 Enkripsi
14 BAB 14 Bebek Jontor
15 BAB 15 All You Can Eat
16 BAB 16 Tembus
17 BAB 17 Ciuman Pertama
18 BAB 18 Sah!
19 BAB 19 Mimpi
20 BAB 20 Ciuman Kedua
21 BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22 BAB 22 1 Tahun Pacaran
23 BAB 23 Beauty and The Beast
24 BAB 24 Syntax Error
25 BAB 25 Dinas
26 BAB 26 Thailand
27 BAB 27 Bos Besar
28 BAB 28 Jenius
29 BAB 29 Trust
30 BAB 30 Transphobia
31 BAB 31 Makan Malam
32 BAB 32 Jam Tangan
33 BAB 33 Couple Sweater
34 BAB 34 Aturan Persahabatan
35 BAB 35 Pattaya
36 BAB 36 Satu Ranjang
37 BAB 37 Panggilan Telepon
38 BAB 38 Mineral Water
39 BAB 39 E-Commerce
40 BAB 40 Klakson
41 BAB 41 Di bawah pohon mangga
42 BAB 42 Penculikan
43 BAB 43 Room 19
44 BAB 44 Battle Dance
45 BAB 45 Makam
46 BAB 46 Kepergok
47 BAB 47 Tanggung Jawab
48 BAB 48 Persiapan Pernikahan
49 BAB 49 Bawa istrimu pergi
50 BAB 50 Malam Pertama
51 BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52 BAB 52 Kabur
53 BAB 53 ASET
54 BAB 54 Bertaubat Bersama
55 BAB 55 Pesugihan
56 BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57 BAB 57 Rendah Diri
58 BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59 BAB 59 Video
60 BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61 BAB 61 Persahabatan
62 BAB 62 Publikasi
63 BAB 63 Sistem Pakar
64 BAB 64 Hamil
65 BAB 65 Menuju Pernikahan
66 BAB 66 End
67 Terima Kasih
68 Promo Novel
69 April's Voice
70 Lucid Dream
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2
BAB 2 Kerja Kuliah
3
BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4
BAB 4 Surat Pembaca
5
BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6
BAB 6 Tanggung Jawab
7
BAB 7 Babi
8
BAB 8 Interview
9
BAB 9 Sekali Interview
10
BAB 10 Hari Pertama Kerja
11
BAB 11 Hidung Minimalis
12
BAB 12 Keganjenan
13
BAB 13 Enkripsi
14
BAB 14 Bebek Jontor
15
BAB 15 All You Can Eat
16
BAB 16 Tembus
17
BAB 17 Ciuman Pertama
18
BAB 18 Sah!
19
BAB 19 Mimpi
20
BAB 20 Ciuman Kedua
21
BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22
BAB 22 1 Tahun Pacaran
23
BAB 23 Beauty and The Beast
24
BAB 24 Syntax Error
25
BAB 25 Dinas
26
BAB 26 Thailand
27
BAB 27 Bos Besar
28
BAB 28 Jenius
29
BAB 29 Trust
30
BAB 30 Transphobia
31
BAB 31 Makan Malam
32
BAB 32 Jam Tangan
33
BAB 33 Couple Sweater
34
BAB 34 Aturan Persahabatan
35
BAB 35 Pattaya
36
BAB 36 Satu Ranjang
37
BAB 37 Panggilan Telepon
38
BAB 38 Mineral Water
39
BAB 39 E-Commerce
40
BAB 40 Klakson
41
BAB 41 Di bawah pohon mangga
42
BAB 42 Penculikan
43
BAB 43 Room 19
44
BAB 44 Battle Dance
45
BAB 45 Makam
46
BAB 46 Kepergok
47
BAB 47 Tanggung Jawab
48
BAB 48 Persiapan Pernikahan
49
BAB 49 Bawa istrimu pergi
50
BAB 50 Malam Pertama
51
BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52
BAB 52 Kabur
53
BAB 53 ASET
54
BAB 54 Bertaubat Bersama
55
BAB 55 Pesugihan
56
BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57
BAB 57 Rendah Diri
58
BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59
BAB 59 Video
60
BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61
BAB 61 Persahabatan
62
BAB 62 Publikasi
63
BAB 63 Sistem Pakar
64
BAB 64 Hamil
65
BAB 65 Menuju Pernikahan
66
BAB 66 End
67
Terima Kasih
68
Promo Novel
69
April's Voice
70
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!