BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!

Melvin fokus saat menerangkan isi materi. Hingga matanya tertuju pada seorang gadis yang menguap dengan mulut terbuka cukup besar. Sangat tidak sopan bagi Melvin menguap di tempat umum tanpa menutup mulutnya. “Kau, gadis berbaju biru!” panggil Melvin dengan suara cukup tinggi.

Disra mendongak, mencari sumber suara, semua mata menatap padanya. Pada akhirnya, dia tahu bahwa dirinya yang sedang dipanggil oleh dosen muda. “Iya, Pak!” jawab Disra menyibakan rambut yang menutupi wajah.

Melvin seketika membeku saat melihat wajah Disra secara jelas. “Kau ….” Melvin terdiam, mengingat kembali wajah mahasiswa yang ditegurnya. Wajah yang sangat familiar. Namun, Melvin tidak ingat dimana mereka bertemu.

“Iya, Pak,” ucap Disra lagi, dia melihat diamnya Melvin sehingga berinisiatif membuka suaranya hanya untuk sekadar membangunkan Melvin dari lamunannya.

Melvin tersadar, dia mengingat seseorang. Namun, dia tidak yakin bahwa gadis yang baru saja menguap adalah orang yang dikenalnya. “Kalau tidak suka dengan matakuliah yang saya ajar, lebih baik kamu keluar dari ruangan ini daripada tertidur di dalam kelas!” jelas Melvin.

“Maaf Pak, saya tidak tidur. Saya hanya menguap dan saya mendengar semua materi yang Anda berikan,” terang Disra.

“Kalau aku tidak menegurmu, mungkin kamu sudah tidur sekarang.” Melvin geram dengan Disra yang membuat alasan.

“Tidak ada yang menjamin setelah menguap akan tertidur. Meskipun menguap sangat erat kaitannya dengan rasa kantuk dan lelah. Namun, menguap tidak hanya disebabkan oleh kedua hal tersebut. Ada banyak hal yang bisa membuat seseorang menguap, termasuk penyakit atau kondisi tertentu. Sebuah riset menunjukkan bahwa menguap merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk meningkatkan jumlah oksigen. Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa aktivitas ini berkaitan dengan kebosanan,” tutur Disra panjang lebar.

“Jadi, aktivitas menguapmu itu karena materi ku membosankan?” tanya Melvin menelisik.

“Saya tidak bilang materi kuliah Anda membosankan,” jawab Disra lantang.

“Kalau bukan karena materinya membosankan, apa alasanmu menguap?” tantang Melvin.

Orangnya yang membosankan! Disra hanya bisa menggerutu dalam hati.

“Kondisi tertentu … anemia,” jawab Disra penuh percaya diri.

Melvin menaikan alisnya sebelah. “Oke. Sekarang bisa kau beri contoh cyber crime?” tanyanya menguji Disra.

“Phishing, Spoofing, Cracking, Serangan Ransomware, Serangan DDoS, Injeksi SQL, Carding, Peretasan Situs dan Email, Penipuan OTP, Data Forgery, Cyber Espionage, Pemalsuan Identitas, dan Cyber Terrorism,” jawab Disra lantang. Bekerja sebagai agent call center pada penyedia layanan internet membuatnya tidak asing dengan dunia broadband.

“Bisa jelaskan, apa itu data forgery?” tanya Melvin lebih ke pertanyaan menantang Disra.

“Data forgery adalah tindakan memalsukan data dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database.” Disra tersenyum karena sangat lancar menjelaskan pada dosen pengganti ini.

“Pemalsuan data biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan cara membuat seolah-olah terjadi ‘salah ketik’, yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat disalahgunakan.” Disra menambahkan penjelasannya. “Apa Bapak ingin saya menjelaskan semua jenis cyber crime lainnya?” tanya balik Disra seolah menantang sang dosen muda.

“Cukup! Aku rasa semua temanmu juga mengetahui tentang cyber crime.”

Disra hanya mendecak pelan. Bukankah sama saja uraian panjang lebarnya direndahkan oleh dosen muda sombong ini, menganggap semua orang tahu akan apa yang dia terangkan dan bukan sesuatu yang spesial jika bisa menjawab pertanyaannya dengan lugas.

Selama mata kuliah, Disra tidak berani untuk sekadar menguap. Dirinya fokus mendengarkan celoteh dari sang dosen muda. Entah mengapa, dia merasa sang dosen muda selalu mencuri pandang padanya. Namun, Disra tidak peduli, yang dia inginkan perkuliahan segera berakhir.

Akhirnya, jam perkuliahan keamanan jaringan telah usai. Hari ini hanya ada satu jadwal mata kuliah. Disra dan Suci bersiap untuk meninggalkan ruangan. Melvin terlebih dulu keluar ruangan.

“Ciprut!” teriak Felix menghampiri Disra.

“Curut, dah selesai loe?” tanya Disra.

“Udah. Nyok pulang.”

“Bawa helm ‘kan loe?”

“Bawalah.”

“Tunggu ye, gua ke toilet dulu.”

“Dis, gua ikut!” seru Suci.

“Akhirnya berakhir juga, pengen cepet-cepet pulang,” keluh Disra sembari mencuci tangannya di wastafel.

“Loe nggak pacaran sama Felix?” tanya Suci ragu.

Disra menoleh. “Nggak, kenapa? Loe naksir Felix?”

Suci salah tingkah. “Kagak! Gua cuma nanya doang, loe selalu pulang sama dia.”

“Oh, itu karena rumah kita berdekatan, cuma beda blok aja. Terus kita itu satu sekolah dari SD, dari situ, gua dan Felix Abraham menjadi bestie.”

“Bestie juga bisa pacaranlah.”

“Nggak mungkin!”

“Kenapa?”

“Selain nggak ada perasaan cewe dan cowok. Kita juga kuat iman masing-masing. Nggak mungkin ninggalin kepercayaan demi hubungan kekasih,” terang Disra.

“Pret!” cibir Suci. “Kuat iman gimana? Loe aja bergajulan begini!” tambahnya.

Disra hanya terkekeh mendengar cibiran Suci. Ya, hubungannya dengan Felix murni persahabatan meskipun mereka berbeda agama. Namun, tidak bisa meruntuhkan persahabatan yang sudah lama mereka jalin. Disra tidak percaya dengan quote yang beredar bahwa pria dan perempuan tidak akan pernah bisa tulus berteman. Pasti diantara salah satunya menyimpan perasaan. Tetapi, bagi Disra, itu bukan hal yang tak mungkin. Dia percaya hubungan persahabatannya dengan Felix murni suatu hubungan baik.

Suci dan Disra keluar dari kamar mandi. Suci pamit terlebih dulu, Disra berjalan menuju Felix, siap menaiki motor ninja milik sahabatnya. “Lix, tunggu bentar ya. Kayanya hardisk external gua ketinggalan di kelas!” seru Disra.

“Lagian bawa-bawa hardisk segala!” keluh Felix.

“Penting itu! Isinya drakor semua!” terang Disra sumringah. Dia turun dari motor dan menuju ruang kelas.

Melvin yang sudah berada di ruang dosen mencari-cari ID Card Dosen miliknya yang tidak ditemukan di dalam tasnya. Dia tidak bisa absen pulang tanpa ID Card tersebut. Keluar dari ruang dosen dan kembali lagi ke dalam ruang kelas terakhir mengajar.

Disra terburu-buru masuk ke dalam ruang kelas, dia menuju tempat dirinya duduk. “Nasib baik, nasib baik nggak hilang,” tukas Disra.

Dia bergegas keluar dari ruangan. Namun, matanya tertuju pada sebuah benda yang ada lantai, sebuah ID Card tergeletak di bawah meja pengajar. Dia membungkuk dan mengambil ID Dosen tersebut.

“Peter Melvin Damara,” gumam Disra. “Bagus juga tuh nama dosen muda.”

“Itu milik saya.” Suara Melvin tiba-tiba menggema di ruangan yang sepi.

Disra menoleh pada Melvin, dia melihat kembali ID Dosen yang sedang dipegangnya. Photo di ID Card tersebut tidak beda jauh dengan aslinya. Wajah pria itu masih terlihat sama.

“Ini punya Bapak,” ujar Disra menyodorkan ID Card Melvin.

Melvin menerimanya. “Terima kasih,” ujarnya.

“Sama-sama Pak,” timpal Disra, dia menatap wajah Melvin.

“Ada apa?” tanya Melvin menelisik.

Disra tersadar telah menatap wajah Melvin. “Oh, tidak apa Pak. Hanya saja, nama Anda bagus, Peter Melvin Damara,” tuturnya.

Melvin hanya diam dan meninggalkan Disra sendiri di dalam kelas. Sedangkan Disra sendiri sengaja untuk tetap tinggal di kelas agar mereka tidak berjalan beriringan. “Peter Melvin Damara. Seperti tidak asing,” lirihnya.

Melvin pulang ke tempat kost elitenya, dia duduk di depan komputernya. Entah apa yang dia ketik di depan komputer, tersimpul senyum di wajahnya. “Tamat riwayatmu, Miss Call Angel!”

Terpopuler

Comments

Wulan Sari

Wulan Sari

sama tuh Thor ibu juga kelahiran Pemalang sama2 dr sn mb Jen, salam jenal

2025-03-17

1

jen

jen

itu ada kota Pemalang td Thor? kota kelahiran sy Thor.


ini othornya cerdas bgt sih, istilah" apa itu td yak hahaha ga ngerti

2025-03-02

1

Nani Kurniasih

Nani Kurniasih

lah langsung ketemu 😄

2025-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2 BAB 2 Kerja Kuliah
3 BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4 BAB 4 Surat Pembaca
5 BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6 BAB 6 Tanggung Jawab
7 BAB 7 Babi
8 BAB 8 Interview
9 BAB 9 Sekali Interview
10 BAB 10 Hari Pertama Kerja
11 BAB 11 Hidung Minimalis
12 BAB 12 Keganjenan
13 BAB 13 Enkripsi
14 BAB 14 Bebek Jontor
15 BAB 15 All You Can Eat
16 BAB 16 Tembus
17 BAB 17 Ciuman Pertama
18 BAB 18 Sah!
19 BAB 19 Mimpi
20 BAB 20 Ciuman Kedua
21 BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22 BAB 22 1 Tahun Pacaran
23 BAB 23 Beauty and The Beast
24 BAB 24 Syntax Error
25 BAB 25 Dinas
26 BAB 26 Thailand
27 BAB 27 Bos Besar
28 BAB 28 Jenius
29 BAB 29 Trust
30 BAB 30 Transphobia
31 BAB 31 Makan Malam
32 BAB 32 Jam Tangan
33 BAB 33 Couple Sweater
34 BAB 34 Aturan Persahabatan
35 BAB 35 Pattaya
36 BAB 36 Satu Ranjang
37 BAB 37 Panggilan Telepon
38 BAB 38 Mineral Water
39 BAB 39 E-Commerce
40 BAB 40 Klakson
41 BAB 41 Di bawah pohon mangga
42 BAB 42 Penculikan
43 BAB 43 Room 19
44 BAB 44 Battle Dance
45 BAB 45 Makam
46 BAB 46 Kepergok
47 BAB 47 Tanggung Jawab
48 BAB 48 Persiapan Pernikahan
49 BAB 49 Bawa istrimu pergi
50 BAB 50 Malam Pertama
51 BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52 BAB 52 Kabur
53 BAB 53 ASET
54 BAB 54 Bertaubat Bersama
55 BAB 55 Pesugihan
56 BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57 BAB 57 Rendah Diri
58 BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59 BAB 59 Video
60 BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61 BAB 61 Persahabatan
62 BAB 62 Publikasi
63 BAB 63 Sistem Pakar
64 BAB 64 Hamil
65 BAB 65 Menuju Pernikahan
66 BAB 66 End
67 Terima Kasih
68 Promo Novel
69 April's Voice
70 Lucid Dream
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2
BAB 2 Kerja Kuliah
3
BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4
BAB 4 Surat Pembaca
5
BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6
BAB 6 Tanggung Jawab
7
BAB 7 Babi
8
BAB 8 Interview
9
BAB 9 Sekali Interview
10
BAB 10 Hari Pertama Kerja
11
BAB 11 Hidung Minimalis
12
BAB 12 Keganjenan
13
BAB 13 Enkripsi
14
BAB 14 Bebek Jontor
15
BAB 15 All You Can Eat
16
BAB 16 Tembus
17
BAB 17 Ciuman Pertama
18
BAB 18 Sah!
19
BAB 19 Mimpi
20
BAB 20 Ciuman Kedua
21
BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22
BAB 22 1 Tahun Pacaran
23
BAB 23 Beauty and The Beast
24
BAB 24 Syntax Error
25
BAB 25 Dinas
26
BAB 26 Thailand
27
BAB 27 Bos Besar
28
BAB 28 Jenius
29
BAB 29 Trust
30
BAB 30 Transphobia
31
BAB 31 Makan Malam
32
BAB 32 Jam Tangan
33
BAB 33 Couple Sweater
34
BAB 34 Aturan Persahabatan
35
BAB 35 Pattaya
36
BAB 36 Satu Ranjang
37
BAB 37 Panggilan Telepon
38
BAB 38 Mineral Water
39
BAB 39 E-Commerce
40
BAB 40 Klakson
41
BAB 41 Di bawah pohon mangga
42
BAB 42 Penculikan
43
BAB 43 Room 19
44
BAB 44 Battle Dance
45
BAB 45 Makam
46
BAB 46 Kepergok
47
BAB 47 Tanggung Jawab
48
BAB 48 Persiapan Pernikahan
49
BAB 49 Bawa istrimu pergi
50
BAB 50 Malam Pertama
51
BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52
BAB 52 Kabur
53
BAB 53 ASET
54
BAB 54 Bertaubat Bersama
55
BAB 55 Pesugihan
56
BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57
BAB 57 Rendah Diri
58
BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59
BAB 59 Video
60
BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61
BAB 61 Persahabatan
62
BAB 62 Publikasi
63
BAB 63 Sistem Pakar
64
BAB 64 Hamil
65
BAB 65 Menuju Pernikahan
66
BAB 66 End
67
Terima Kasih
68
Promo Novel
69
April's Voice
70
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!