BAB 11 Hidung Minimalis

Disra memiringkan kepalanya. Ingin lebih jelas melihat wajah tersebut. Dia memicingkan matanya. Semakin dia menelisik, semakin merasa tidak asing sisi samping pria itu.

"Woi! Biasa aja liatnya!" seru Raska.

Disra menoleh pada Raska, sedikit kesal karena pria itu mengagetkannya. Semakin banyak orang yang datang ke rooftop. Semakin Disra tidak bisa melihat secara jelas wajah bosnya.

"Siapa nama bos kita, Kak?"

"Itu ...."

"Raska, lama tak jumpa," ujar seorang perempuan memotong ucapan Raska. Wanita itu duduk di meja Disra dan Raska duduk.

"Eh Devi. Udah lama nggak ke rooftop?" tanya Raska.

"Iya, gue sibuk. Padahal kita satu gedung ya, tapi jarang ketemu," ujar Devi.

Raska dan Devi berbincang sedikit. Devi adalah karyawan yang bekerja di perusahaan pialang. Kerja di gedung yang sama tak jarang akan ada perkenalan diantara para karyawan meskipun mereka bukan dari perusahaan yang sama. Setelah berbincang sebentar, Devi pamit.

"Kayanya cewe tadi suka sama Kakak," bisik Disra setelah kepergian Devi.

"Sok tahu! Udah belum? Kita harus kembali bekerja," ujar Raska.

"Aku habiskan dulu Kak." Disra langsung menyedot ice lemon tea miliknya.

Saat Disra dan Raska berdiri untuk kembali ke lantai 30. Sudah tidak ada Bagas di sana. Raska mulai mengajari Disra apa yang harus dilakukan. Dia menunjuk layar komputer di depannya.

"Klien kita, dia ingin sistem gajiannya secara online dan otomatis. Di sini ada blue color dan white color."

"Blue color dan white color di sini apa?" tanya Disra.

"Bisa dibilang pemisahan grade di perusahaan mereka."

"Oh."

Raska menjelaskan kembali pada Disra. "Mereka ingin membedakan sistem gaji dari golongan tersebut. Hanya saja, sistem perhitungan gaji mereka masih manual. Di sini kita buat sistem untuk penggajian karyawan perusahaan," papar Raska.

"Bukannya itu ada data analisis tersendiri dari perusahaan itu untuk menentukan besar gaji?"

"Dodol! Ya iyalah, tetap mereka yang melakukan perhitungan budgeting perusahaan mereka. Kita hanya diminta membuat sistem penggajian jika si golongan white color ini mendapatkan bonus 15% dari gaji dan yang blue color 20%. Nah kita buat sistem agar mereka bisa mengatur sendiri berapa persen kenaikannya. Namun, masih ada syarat-syarat yang dimasukan ke dalam sistem penggajian itu." Raska memberikan proposal pada Disra. "Lihat ini, ini ada IF kondisi nih, nanti akan ada redudansi di sini. Untuk yang golongan white color, tidak hanya bisa mendapatkan bonus 15% tapi ada penambahan jika performanya tinggi. Nanti yang mengisi mereka."

Disra menyimak dengan baik apa yang telah Raska paparkan. Bukan hal asing bagi Disra bahasa-bahasa pemrograman. Seperti sintax, IF, Select, Insert, Quit.

"Ini, kita hanya berdua mengerjakannya, Kak?" tanya Disra penasaran.

Dia pernah membuat program penjualan dengan Microsoft Visual Foxpro untuk tugas kuliahnya dan juga pernah membuat program penggajian dengan bahasa pemrograman visual basic untuk tugas akhir sebagai syarat kelulusan Diploma III. Namun, aplikasi yang dia buat masih sangat sederhana. Tidak seperti saat ini yang begitu rumit. Tak mungkin hanya dikerjakan oleh dua orang.

"Maksud loe satu orang?" tanya Raska.

"Ha?"

"Loe 'kan baru jadi asisten gua! Belum bisa dibilang programmer!" seru Raska menggoda.

Disra hanya mengendus. "Iya, iya."

Raska hanya terkekeh melihat Disra yang cemberut. "Enggak, loe ikut masuk kok ke project ini. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Besok Rozak, Juli dan Bambang datang ke kantor."

"Katanya boleh kerja di rumah?"

"Emang! Tapi, kan ada loe sebagai anggota baru. Jadi, loe juga harus kenal sama mereka dan mereka bersedia datang untuk kenal loe!"

"Wah, aku jadi terhura," ujar Disra sumringah. Jadi hanya tim kita aja ya yang anggotanya lima orang?"

"Ya."

Masih hal-hal dasar yang diterangkan Raska pada Disra. Mereka bekerja hingga akhirnya matahari sudah menurunkan tingkat panasnya.

"Udah jam 4, kita pulang," ujar Raska.

"Bukannya jam 5?"

"Udah nggak pa-pa yang penting dah beres. Kita udah ngirim codingan kita. Biar Juli yang periksa."

"Wah asik juga ya Ka kerjanya," gumam Disra.

"Enak di waktu kerja tapi jangan lupa, coding bikin pusing!"

"Iya benar, aku agak kaget tadi Kakak bisa buat codingan seperti itu. Ternyata Kakak hebat juga."

Raska tidak jumawa atas pujian Disra. "Ya udah, ayo pulang."

"Iya, Ka."

"Pulang ke mana?" tanya Raska saat mereka keluar ruangan.

"Aku mau ke kampus dulu."

"Masuk hari ini?" tanya Raska memainkan kunci mobil di tangannya.

"Iya, Kak."

"Kampusnya daerah mana?"

"Daerah pusat."

"Wah deket rumah gua tuh. Searah kita."

"Kakak sekarang mau ke rumah?"

"Ya iyalah. Mau ke mana lagi. BTW loe naek apa?"

Wah modus nih! Jangan-jangan mau nganter gua lagi!

"Naek kendaraan umum," terang Disra.

"Oh ya udah. Hati-hati dech," ujar Raska setelah itu berjalan melalui Disra.

Disra hanya mengigit bibirnya pelan. Dirinya terlalu percaya diri. Tidak disangka Raska melewatinya begitu saja dan tak menawarinya tumpangan.

Disra ke kampus dengan kendaraan umum. Belum ada teman sekelasnya yang datang. Dia sempatkan diri terlebih dahulu membeli somay untuk cemilannya. Tidak lama Felix menghampirinya.

"Makan sendirian aja!" seru Felix seraya mengambil somay Disra yang menggunakan plastik bening sebagi wadah somay tersebut.

"Nggak telat! Tumben?"

"Iye," jawab Felix sembari memasukan somay ke dalam mulutnya. "Gimana, enak nggak kantor baru loe?"

"Lumayan. Nggak bnyak peraturan. Tapi, baru hari pertama kerja aja udah bikin pusing!" seru Disra.

"Ya iyalah, namanya juga programmer. Hati-hati aja kepala loe jadi botak kebanyakan mikir!" dengus Felix masih terus memakan somay Disra.

"Apa karena pressure pekerjaan yang tinggi ya mangkannya peraturan di perusahaan itu nggak ketat. Pakaian bebas asalkan sopan, rambut, jam kerja, tempat kerja. Itu semua tak dipermasalahkan, yang penting pekerjaan beres," jelas Disra.

"Iya mungkin." Felix memasukan somay terakhir ke mulutnya. "Ini buat loh." Felix memberikan bungkus plastik somay pada Disra.

"Minta apa rampok ini, sisa bumbunya doang!" keluh Disra.

"Tadi gue makan siang cuma dikit. Niatnya cuma mau icip somay loe, eh ternyata enak. Jadi keterusan deh," ujar Felix menyeringai.

"Itu sih namanya doyan!" dengus Disra. Dia melihat Suci datang. "Udah ya, gua masuk kelas dulu. Loe masuk kelas loe deh."

Mereka bangkit dari duduknya. "Pulang mau bareng nggak?" tawar Felix.

"Gua dua mata kuliah. Pulang 20:45."

"Kalau mau gua tunggu, gua cuma sampe 20:30 beda 15 menit doang."

"Ya udah mau bareng, mau menghemat gua sebelum gajian."

"Pokoknya, gajian loe wajib traktir gue!"

"Sip!"

Mereka terpisah dan masuk ke kelas masing-masing. Disra menghampiri Suci. "Ci!"

Suci menoleh. "Loe dah dateng dari tadi?"

"Iya, tidur dulu malah gua di sini."

"Ngaco loh!"

Disra hanya terkekeh. "Gua 'kan udah nggak kerja jadi call center lagi."

Suci melebarkan matanya. "Serius? Loe dah dapet kerjaan baru?"

"Iye. Software house," jelas Disra.

"Wah manteb! Ilmu kuliah loe kepake banget! Jadi Programmer?"

"Masih asisten," ujarnya.

"Gajinya berapa?" tanya Suci berbisik.

"Lumayan empat kali lipat dari gaji gua sebelumnya."

"Gila! Itu sih gede banget!"

"Iya, pusingnya juga gede banget!" seru Disra.

Suci mengeluarkan kaca mata dari dalam tasnya dan mulai memakainya. Kaca mata dengan bingkai hitam.

"Loe sekarang pake kaca mata, Ci? Emang minus?" tanya Disra.

"Oh, bukan. Ini kaca mata radiasi. Bukan kaca mata minus. Loe beli deh Dis, kerjaan loe sekarang ini 'kan selalu berhadapan dengan komputer. Kasian mata loe kena radiasinya, mencegah mata jadi minus juga," jelas Suci.

"Pusing nggak?"

"Enggak, nggak kaya make kaca mata malah."

"Berapa tuh harganya?" tanya Disra

"Lima ratus ribu."

"Lumayan ya. Coba gua pinjem bentar. Kalau enak gua beli."

Suci memberikan kaca matanya pada Disra. Disra mulai memaki kaca mata itu. Karena tidak pas dipakai, kaca mata itu melorot dan hampir terjatuh. Beruntung Disra bisa menangkap kaca mata itu.

Suci tertawa melihat kaca mata yang dipakai Disra melorot. "Hidung elo sih minimalis, jadi melorot tuh kaca mata!" serunya sembari terkekeh.

"Si*l!" maki Disra mengembalikan kaca mata Suci. "Nggak jadi beli gua!"

Suci menerima kaca matanya. "Elo ke pantai pasti nggak pernah pake kaca mata hitam ya?"

"Nggak pernah! Puas loh!" rajuk Disra berpura-pura. Dia sudah kebal dengan ejekan orang sekitarnya yang mengatakan hidungnya minimalis, pesek atau hidung minta karena hidungnya tak mancung.

Suci terkekeh, Disra masih merajuk, dia menyikut Disra. "Udah ada dosen," bisiknya.

Terpopuler

Comments

Endang Sulistia

Endang Sulistia

bagus nih....tokohnya g selalu sempurna

2025-03-27

2

jen

jen

lah kirain cantik. tapi pesek thor/Facepalm/

2025-03-03

1

Endang Sulistia

Endang Sulistia

asem

2025-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2 BAB 2 Kerja Kuliah
3 BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4 BAB 4 Surat Pembaca
5 BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6 BAB 6 Tanggung Jawab
7 BAB 7 Babi
8 BAB 8 Interview
9 BAB 9 Sekali Interview
10 BAB 10 Hari Pertama Kerja
11 BAB 11 Hidung Minimalis
12 BAB 12 Keganjenan
13 BAB 13 Enkripsi
14 BAB 14 Bebek Jontor
15 BAB 15 All You Can Eat
16 BAB 16 Tembus
17 BAB 17 Ciuman Pertama
18 BAB 18 Sah!
19 BAB 19 Mimpi
20 BAB 20 Ciuman Kedua
21 BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22 BAB 22 1 Tahun Pacaran
23 BAB 23 Beauty and The Beast
24 BAB 24 Syntax Error
25 BAB 25 Dinas
26 BAB 26 Thailand
27 BAB 27 Bos Besar
28 BAB 28 Jenius
29 BAB 29 Trust
30 BAB 30 Transphobia
31 BAB 31 Makan Malam
32 BAB 32 Jam Tangan
33 BAB 33 Couple Sweater
34 BAB 34 Aturan Persahabatan
35 BAB 35 Pattaya
36 BAB 36 Satu Ranjang
37 BAB 37 Panggilan Telepon
38 BAB 38 Mineral Water
39 BAB 39 E-Commerce
40 BAB 40 Klakson
41 BAB 41 Di bawah pohon mangga
42 BAB 42 Penculikan
43 BAB 43 Room 19
44 BAB 44 Battle Dance
45 BAB 45 Makam
46 BAB 46 Kepergok
47 BAB 47 Tanggung Jawab
48 BAB 48 Persiapan Pernikahan
49 BAB 49 Bawa istrimu pergi
50 BAB 50 Malam Pertama
51 BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52 BAB 52 Kabur
53 BAB 53 ASET
54 BAB 54 Bertaubat Bersama
55 BAB 55 Pesugihan
56 BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57 BAB 57 Rendah Diri
58 BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59 BAB 59 Video
60 BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61 BAB 61 Persahabatan
62 BAB 62 Publikasi
63 BAB 63 Sistem Pakar
64 BAB 64 Hamil
65 BAB 65 Menuju Pernikahan
66 BAB 66 End
67 Terima Kasih
68 Promo Novel
69 April's Voice
70 Lucid Dream
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2
BAB 2 Kerja Kuliah
3
BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4
BAB 4 Surat Pembaca
5
BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6
BAB 6 Tanggung Jawab
7
BAB 7 Babi
8
BAB 8 Interview
9
BAB 9 Sekali Interview
10
BAB 10 Hari Pertama Kerja
11
BAB 11 Hidung Minimalis
12
BAB 12 Keganjenan
13
BAB 13 Enkripsi
14
BAB 14 Bebek Jontor
15
BAB 15 All You Can Eat
16
BAB 16 Tembus
17
BAB 17 Ciuman Pertama
18
BAB 18 Sah!
19
BAB 19 Mimpi
20
BAB 20 Ciuman Kedua
21
BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22
BAB 22 1 Tahun Pacaran
23
BAB 23 Beauty and The Beast
24
BAB 24 Syntax Error
25
BAB 25 Dinas
26
BAB 26 Thailand
27
BAB 27 Bos Besar
28
BAB 28 Jenius
29
BAB 29 Trust
30
BAB 30 Transphobia
31
BAB 31 Makan Malam
32
BAB 32 Jam Tangan
33
BAB 33 Couple Sweater
34
BAB 34 Aturan Persahabatan
35
BAB 35 Pattaya
36
BAB 36 Satu Ranjang
37
BAB 37 Panggilan Telepon
38
BAB 38 Mineral Water
39
BAB 39 E-Commerce
40
BAB 40 Klakson
41
BAB 41 Di bawah pohon mangga
42
BAB 42 Penculikan
43
BAB 43 Room 19
44
BAB 44 Battle Dance
45
BAB 45 Makam
46
BAB 46 Kepergok
47
BAB 47 Tanggung Jawab
48
BAB 48 Persiapan Pernikahan
49
BAB 49 Bawa istrimu pergi
50
BAB 50 Malam Pertama
51
BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52
BAB 52 Kabur
53
BAB 53 ASET
54
BAB 54 Bertaubat Bersama
55
BAB 55 Pesugihan
56
BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57
BAB 57 Rendah Diri
58
BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59
BAB 59 Video
60
BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61
BAB 61 Persahabatan
62
BAB 62 Publikasi
63
BAB 63 Sistem Pakar
64
BAB 64 Hamil
65
BAB 65 Menuju Pernikahan
66
BAB 66 End
67
Terima Kasih
68
Promo Novel
69
April's Voice
70
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!