BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!

Disra kembali pulang, dia berjalan sangat tidak bersemangat. Terjawab sudah hati yang tidak tenang sejak pagi. Tindakan dirinya memaki pelanggan sudah diketahui. Beruntung, hari ini tidak ada jadwal kuliah sehingga bisa langsung pulang setelah selesai bekerja.

“Assalamualaikum,” ucap Disra saat pulang ke rumah.

“Walaikumsalam,” jawab Tina dengan suara tertahan.

Disra menghampiri ibunya dan duduk di sampingnya. “Ibu kenapa? Abis nangis?” tanya Disra.

“Ibu nggak apa-apa,” jawab Tina.

“Jangan bohong, Bu,” ujar Disra.

“Bapakmu kena pecat, udah gitu nggak dapat pesangon,” lirih Tina.

“Kok bisa?” tanya Disra penuh keheranan.

“Sekarang di kantor polisi,” jelas Tina menitikkan air mata.

Disra terkejut mendengar penuturan sang ibu. “Bapak dipecat dan sekarang di kantor polisi. Kenapa Ibu nggak telepon Disra? Sebenernya apa yang terjadi?” cecar Disra.

“Bapakmu dituduh melakukan pencurian, padahal dia nggak tahu apa-apa,” terang Tina semakin terisak.

Disra langsung bangkit dari duduknya. “Disra mau ketemu Bapak,” ujarnya pada sang ibu.

“Dis ….”

Disra tidak menggubris ucapan ibunya dan pergi begitu saja. Dia menuju ke kantor polisi dan bertemu dengan ayahnya.

“Bapak kenapa bisa di sini?” tanya Disra khawatir.

“Bapak dipecat dan dituduh mencuri,” jelas Roni, ayah Disra.

“Tadi ibu udah bilang. Bisa jelasin ke Disra yang sebenarnya?”

“Bapak diminta bawa kotak-kotak ke dalam mobil terus di kasih uang sama pak Dasep,” terang Roni yang bekerja sebagai kurir di suatu perusahaan yang bergerak dalam industri pangan.

“Maksudnya, kotak-kotak itu ternyata curian?” tanya Disra.

“Iya, Bapak nggak tahu itu curian.”

“Isinya apa?” tanya Disra penasaran.

“Bunga saffron. Tapi, pas bawa kotak itu Bapak nggak tahu isinya. Baru tahu pas di kantor polisi ini.”

Disra hanya menghembuskan napasnya pelan. Dia tahu bunga saffron termasuk mahal. Mungkin mencapai 49 juta satu kilonya. Entah berapa kilo, banyak bunga yang dicuri. “Bapak di kasih uang berapa sama Pak Dasep itu?”

“Sepuluh juta.”

“Jangan-jangan waktu beli kulkas dan TV baru itu ya?”

“Iya.”

“Bukannya itu Bapak bilang lagi dapet bonus?”

“Iya, itu yang dari Pak Dasep. Sama saja dengan bonus ‘kan?”

Disra hanya memijat keningnya. “Emang tertera di slip gaji Bapak?”

“Enggak ada.”

“Duh Pak, uang sepuluh juta itu besar. Kalau hanya tips nggak mungkin segitu. Kenapa nggak nolak sih? Emang nggak curiga apa?” keluh Disra.

Toni hanya bisa menundukkan kepalanya. Meskipun bukan dia pelaku utamanya. Namun, dirinya pun terlibat secara tidak langsung.

Disra pulang dari kantor polisi tanpa semangat, dirinya terlalu lelah. Memikirkan cara agar ayahnya bisa keluar dari penjara.

***

Sulit tidur semalam, membuat Disra memiliki kantung mata. Dia berangkat kerja tanpa semangat. Belum juga duduk di kabin layanan. Dirinya sudah di panggil ke ruang SPV.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ungkapan yang tepat untuknya. Masalah sang ayah yang ditahan dan sekarang ditambah lagi dengan pemecatan dirinya.

“Pak, ini seriusan aku diberhentikan?” tanya Disra tak terima. Dia baru melakukan kesalahan sekali. Namun, sudah mendapatkan konsekuensi yang cukup berat.

“Angel, ini bukan keputusan saya. Ini keputusan perusahaan. Terabig Net sudah mengetahui kasus ini. Pelanggan pun tidak hanya mempublikasikan di surat pembaca,” terang Firdaus. Dia pun tak tega melihat Disra yang bersedih. Dia tahu, Disra baru pertama kali melakukan kesalahan dan itu sangat fatal karena memaki pelanggan.

“Kamu bisa datang ke Rafcon Sarana untuk mengurus pemberhentian mu. Mungkin kamu juga akan di black list dari outsourcing kamu itu. Tapi, bukan berarti perusahaan outsourcing lainnya tidak akan menerima kamu. Kamu masih muda, saya yakin kamu bisa mendapatkan pekerjaan lain lagi,” tambah Firdaus menghibur Disra.

“Baik Pak. Terima kasih. Saya izin ke kabin dulu.”

Disra duduk di tempat layanannya. Meskipun, sebenarnya para agent bebas duduk di kabin manapun. Namun, Disra lebih senang duduk ditempat yang sama. Dia membuka folder di komputernya, mencari folder yang dia buat untuk menyimpan notepad nama-nama pelanggan beserta nomor teleponnya.

Mengeluarkan kertas dan mencatat satu nomor telepon. Siapa lagi kalau bukan nama Peter yang dia catat. Lalu menghapus folder tersebut. Setelah selesai dia sedikit berpamitan dengan rekan kerjanya.

“Hati-hati ya, Dis. Gua ikut prihatin,” ujar Dina.

“Iya, nggak pa-pa. Loe jangan ikutin jejak gue, pastikan tombol AUX tertanam dengan benar,” cerocos Disra.

Tidak banyak barang yang di bawa Disra. Headset dan segala keperluan kerja adalah milik perusahaan. Dia hanya membawa tas selempang yang biasa dia pakai.

Setelah keluar dari gedung tempatnya bekerja, Disra duduk di taman. Merutuki nasib malangnya. Dipecat dan sang ayah di penjara. Belum dapat jalan penyelesaian ayahnya. Kini, sudah mendapat masalah baru.

Merogoh kantung celananya dan mengambil ponselnya, berniat untuk mencari pekerjaan baru. Namun, gerak tangannya terhenti, dia teringat akan sesuatu. Dia berjalan menuju toko pulsa dan membeli sim card baru.

Membuka ponselnya dan mengganti sim card ponselnya dengan sim card yang baru. Dia mulai menelpon Peter, laki-laki yang membuat dirinya di pecat.

“Hallo ….” Satu kata yang keluar dari mulut Peter. Namun, sudah diblokir oleh makian Disra.

“Dasar kecoa bunting! Babi busuk! Cowo brengsek!” maki Disra histeris.

Disra menutup panggilan teleponnya. Dia puas melampiaskan kekesalannya pada Peter. Dia kembali membuka perangkat ponselnya dan mengeluarkan sim card tersebut dan menggantinya dengan yang lama.

Disra tersenyum smirk. Sudah dipecat, tidak ada alasan lagi bagi dirinya untuk bertindak sopan pada Peter. Tindakannya setengah sadar, dia terbawa emosi. Disra tahu, meskipun dia mengganti nomor ponselnya. Namun, nomor identitas dalam registrasi sim card baru tersebut tetap membutuhkan NIK (Nomor Induk Kependudukan) dirinya.

Namun, jika Peter ingin melacak siapa yang menelponnya. Dia harus menghubungi layanan telepon kabel dan meminta list daftar telepon masuk dan keluar. Hal itu bisa di dapatkan Peter. Hanya saja, jika dia sudah mendapatkan nomor ponsel yang menghubunginya, untuk mengetahui siapa pemilik nomor ponsel tersebut. Dirinya harus ke provider sim card tersebut dan untuk mendapatkan informasi tidak semudah itu karena merupakan privasi pelanggan.

Jika memang kasus penipuan atau tidak kejahatan lainnya. Harus membutuhkan pendukung lainnya. Bisa berupa rekaman dari makian tersebut dan itu bisa di dapatkan melalui pihak telepon kabel. Juga di dukung dengan laporan kepolisian. Disra sangat yakin, pelanggannya tidak akan mungkin bisa bertindak jauh yang membutuhkan tenaga cukup  banyak.

“Dasar gila!” maki Peter menatap gagang telepon kabel rumahnya.

Peter langsung menuju ke komputernya untuk melacak nomor telepon yang baru saja menghubungi telepon rumahnya. Tidak sulit baginya untuk melacak. Tidak harus menghubungi layanan telepon kabel rumahnya ataupun datang ke pihak provider telepon selular. Dirinya hanya perlu meretas jaringan. Dia tersenyum, setelah mendapatkan alamat dari orang yang memakinya di telepon. Sudah waktunya memberi pelajaran pada agent call center tersebut.

Terpopuler

Comments

Endang Sulistia

Endang Sulistia

seru nih...

2025-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2 BAB 2 Kerja Kuliah
3 BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4 BAB 4 Surat Pembaca
5 BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6 BAB 6 Tanggung Jawab
7 BAB 7 Babi
8 BAB 8 Interview
9 BAB 9 Sekali Interview
10 BAB 10 Hari Pertama Kerja
11 BAB 11 Hidung Minimalis
12 BAB 12 Keganjenan
13 BAB 13 Enkripsi
14 BAB 14 Bebek Jontor
15 BAB 15 All You Can Eat
16 BAB 16 Tembus
17 BAB 17 Ciuman Pertama
18 BAB 18 Sah!
19 BAB 19 Mimpi
20 BAB 20 Ciuman Kedua
21 BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22 BAB 22 1 Tahun Pacaran
23 BAB 23 Beauty and The Beast
24 BAB 24 Syntax Error
25 BAB 25 Dinas
26 BAB 26 Thailand
27 BAB 27 Bos Besar
28 BAB 28 Jenius
29 BAB 29 Trust
30 BAB 30 Transphobia
31 BAB 31 Makan Malam
32 BAB 32 Jam Tangan
33 BAB 33 Couple Sweater
34 BAB 34 Aturan Persahabatan
35 BAB 35 Pattaya
36 BAB 36 Satu Ranjang
37 BAB 37 Panggilan Telepon
38 BAB 38 Mineral Water
39 BAB 39 E-Commerce
40 BAB 40 Klakson
41 BAB 41 Di bawah pohon mangga
42 BAB 42 Penculikan
43 BAB 43 Room 19
44 BAB 44 Battle Dance
45 BAB 45 Makam
46 BAB 46 Kepergok
47 BAB 47 Tanggung Jawab
48 BAB 48 Persiapan Pernikahan
49 BAB 49 Bawa istrimu pergi
50 BAB 50 Malam Pertama
51 BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52 BAB 52 Kabur
53 BAB 53 ASET
54 BAB 54 Bertaubat Bersama
55 BAB 55 Pesugihan
56 BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57 BAB 57 Rendah Diri
58 BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59 BAB 59 Video
60 BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61 BAB 61 Persahabatan
62 BAB 62 Publikasi
63 BAB 63 Sistem Pakar
64 BAB 64 Hamil
65 BAB 65 Menuju Pernikahan
66 BAB 66 End
67 Terima Kasih
68 Promo Novel
69 April's Voice
70 Lucid Dream
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2
BAB 2 Kerja Kuliah
3
BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4
BAB 4 Surat Pembaca
5
BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6
BAB 6 Tanggung Jawab
7
BAB 7 Babi
8
BAB 8 Interview
9
BAB 9 Sekali Interview
10
BAB 10 Hari Pertama Kerja
11
BAB 11 Hidung Minimalis
12
BAB 12 Keganjenan
13
BAB 13 Enkripsi
14
BAB 14 Bebek Jontor
15
BAB 15 All You Can Eat
16
BAB 16 Tembus
17
BAB 17 Ciuman Pertama
18
BAB 18 Sah!
19
BAB 19 Mimpi
20
BAB 20 Ciuman Kedua
21
BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22
BAB 22 1 Tahun Pacaran
23
BAB 23 Beauty and The Beast
24
BAB 24 Syntax Error
25
BAB 25 Dinas
26
BAB 26 Thailand
27
BAB 27 Bos Besar
28
BAB 28 Jenius
29
BAB 29 Trust
30
BAB 30 Transphobia
31
BAB 31 Makan Malam
32
BAB 32 Jam Tangan
33
BAB 33 Couple Sweater
34
BAB 34 Aturan Persahabatan
35
BAB 35 Pattaya
36
BAB 36 Satu Ranjang
37
BAB 37 Panggilan Telepon
38
BAB 38 Mineral Water
39
BAB 39 E-Commerce
40
BAB 40 Klakson
41
BAB 41 Di bawah pohon mangga
42
BAB 42 Penculikan
43
BAB 43 Room 19
44
BAB 44 Battle Dance
45
BAB 45 Makam
46
BAB 46 Kepergok
47
BAB 47 Tanggung Jawab
48
BAB 48 Persiapan Pernikahan
49
BAB 49 Bawa istrimu pergi
50
BAB 50 Malam Pertama
51
BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52
BAB 52 Kabur
53
BAB 53 ASET
54
BAB 54 Bertaubat Bersama
55
BAB 55 Pesugihan
56
BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57
BAB 57 Rendah Diri
58
BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59
BAB 59 Video
60
BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61
BAB 61 Persahabatan
62
BAB 62 Publikasi
63
BAB 63 Sistem Pakar
64
BAB 64 Hamil
65
BAB 65 Menuju Pernikahan
66
BAB 66 End
67
Terima Kasih
68
Promo Novel
69
April's Voice
70
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!