BAB 12 Keganjenan

Disra lupa kalau hari ini adalah mata kuliah keamanan jaringan. Dosen menyebalkan yang ternyata adalah pelanggan yang berseteru dengannya ada di depan matanya. Dosen yang pernah mengajukan permintaan konyol.

Melvin masuk ke dalam kelas. Dia menyapa para mahasiswa dengan senyum terukir. Para mahasiswa terkejut melihat Melvin tersenyum. Selama ini, dosen tersebut selalu menampilkan ekspresi dingin.

Tidak sengaja mata mereka bertemu, Melvin memberikan senyum hangat pada Disra. Mungkin, jika gadis lain yang mendapatkan senyum hangat itu akan membuat hati berbunga. Tetapi tidak bagi Disra.

"Apa-apaan sih tuh dosen! Keganjenan!" gumam Disra dalam hati.

Hari ini, Melvin banyak menyebar senyum saat mengajar. Terlihat indah bagi kebanyakan mahasiswi. Tidak bisanya dosen dingin tersebut menyunggingkan senyum.

"Saya tidak membatasi kreativitas yang akan kalian buat. Kalian bebas memilih bahan apapun untuk dipresentasikan, selama itu berhubungan dengan keamanan jaringan," jelas Melvin.

"Baik, Pak," ujar para mahasiswa.

"Kalian bisa mencari saya jika mengalami kendala dan dalam satu kelompok, saya ingin ada pimpinan projectnya. Jadi, tidak perlu bergerombol untuk menemui saya. Cukup pimpinan projectnya."

"Baik, Pak."

"Kalian buat outline nya terlebih dahulu. Paling lambat dikumpulkan lusa. Besok dan lusa saya ada di gedung F," ujar Melvin.

Universitas mereka memiliki empat gedung di satu area. Satu gedung ada beberapa Fakultas.

"Baik, Pak," ucap semua mahasiswa.

Mata kuliah keamanan jaringan telah usai, sebelum keluar kelas. Melvin sempatkan tersenyum kepada Disra.

Disra bergidik melihat senyum Melvin. Jika bukan karena permintaan Melvin yang tidak masuk akal dengan cara meminangnya. Mungkin Disra akan meleleh melihat senyum tampan di wajah Melvin.

Wajah tampan yang disertai dengan kelakuan aneh membuat Disra menghilangkan sisi tampan Melvin.

"Pak Melvin hari ini beda banget," ujar suci sumringah. "Dia kaya soft gitu sekarang. Nggak kaya kemaren-kemaren kaya kulkas."

"Soft? Emang detergen pakaian apa!" dengus Disra.

"Ih apa sih? Emang loe nggak liat apa dia itu manis banget, terus hari ini lembut banget. Jangan-jangan dia lagi jatuh cinta lagi. Eh iya, btw cewe kaya gimana ya, cewe idamannya?"

"Cewe yang punya hidung minimalis!" seru Disra.

"Masih jaman punya hidung minimalis? Bukannya sekarang udah ganti mancung semua ya?" ejek Suci seraya memegang hidung mancungnya.

"Iya, nanti gua ke Korea buat benerin hidung! Puas loe!" dengus Disra.

Suci hanya terkekeh melihat Disra yang merajuk. Sebelum mata kuliah selanjutnya dimulai. Suci dan Disra mencari teman untuk satu kelompoknya.

Total satu kelompok ada enam orang. 4 perempuan dan 2 laki-laki.

"Dis, loe jadi pimpro (Pimpinan Project) ya?" pinta Suci

"Dih, jangan gua! Ada laki, biar yang laki jadi pemimpin!" tolak Disra.

Suci menatap dua pria di sampingnya. "Kalian berdua. Siapa yang mau jadi pimpro?"

Ali dan Bara langsung mengangkat tangannya bertanda tak mampu.

"Jangan gua! Gua cuma kerja di bank, itu pun bagian penagihan," jelas Ali.

"Apalagi gua, cuma supervisor toko baju," tambah Bara.

"Udah Dis, loe aja. Kerja loe kan meski call center tapi berhubungan dengan jaringan internet," timpal Amanda. Seorang teman satu kelompok dengan Disra.

"Eh, gua udah resign dari sana," potong Disra.

"Tapi sekarang loe udah jadi asisten programmer!" timpal Suci. "Bentar lagi jadi seorang programmer handal!" sambungnya.

"Amiin yang gede!" seru Disra.

"Ya udah, loe yang jadi pimpro!" seru Bara.

Mau tidak mau, Disra menerima menjadi pimpro. Dia sebenarnya enggan untuk jadi pimpro karena mengharuskan bertemu dengan Melvin.

"Ya udah, kita tentuin bahan untuk tugas kita," ujar Disra.

"Kalau itu, gua nggak ada ide," ujar Anita.

"Gua juga," sambung Amanda.

"Apalagi, gue!" seru Suci.

"Kalau gitu, kita serahkan semua sama loe ya, Dis," ujar Bara tersenyum.

"Asem loe pada!" kesal Disra.

Jam kuliah telah usai, hari berlanjut. Masih sama seperti hari sebelumnya. Dia bekerja dan bertemu dengan dua rekan lainnya. Rozak dan Bambang. Cukup menyenangkan bekerja dengan para pria.

"Juli, belum datang?" tanya Raska pada Bambang.

"Dis, boleh minta tolong nggak pesenin kita kopi," pinta Rozak.

"Bisa, Kak," jawab Disra.

Rozak mengeluarkan uang di saku celananya. "Gua mau nyuruh Ob, tapi lagi nggak ada. Nggak pa-pa 'kan?"

"Nyantai aja Kak."

"Beli buat kita. Sekalian beliin buat Juli juga."

"Aku nggak suka kopi. Boleh aku pesen teh aja?" izin Disra.

"Boleh."

Disra keluar dari ruangan untuk membeli pesanan Rozak. Pergi ke rooftop dan membeli semua pesanan. Setelah mendapat yang diinginkan, Disra kembali ke lantai 30.

Langkah kakinya terhenti saat Ila menghentikannya. "Dis, bawa ini oleh-oleh buat tim kamu."

Disra menoleh dan menghampiri Ila. "Oleh-oleh?"

"Iya. Dari tim lain yang baru pulang dari Thailand. Kamu ambilin sekalian untuk teman-teman kamu. Ambil 5 jangan lebih, sisanya untuk tim lain." Ila menunjuk kantong belanjaan pada Disra. "Kamu ambil sendiri, aku mau ke toilet." Ila pergi meninggalkan Disra sendiri.

Disra meletakan kopi di atas meja, beruntung kemasan kopi tertutup dan dikemas menjadi satu di dalam kardus khusus untuk kopi. Dia mengambil 5 barang yang ada di dalam kantong plastik. Memilih yang sekiranya cocok untuk rekan kerjanya.

Mengangkat kopi berserta oleh-oleh. Dia masuk ke dalam ruangan. "Ini Kak, kopinya." Dia melihat sekitar dan melihat Bambang sedang berbicara dengan pria yang tak dikenal Disra.

Rozak menerima kopi dan dia melihat kantong plastik di samping kopi. "Apa ini, Dis?"

"Oh, itu oleh-oleh dari tim yang baru pulang dari Thailand."

"Wih, dapet oleh-oleh," ujar Raska. Dia langsung membuka kantong plastik dan menemukan pouch bag.

Raska memilih warna hitam, Rozak memilih warna cokelat. "Keren nih pouch-nya."

"Dis, loe yang warna pink?" tanya Rozak.

"Iya, Kak." Disra mengambil pouch berwarna pink. "Kak, pria itu siapa yang ngobrol sama Kak Bambang?" bisik Disra pada Raska. Tak ingin terdengar oleh Bambang dan orang yang sedang berbicara dengannya.

"Apa?" tanya Raska.

"Ini warna pink kok ada dua?" tanya Rozak mengangkat satu pouch berwarna pink.

"Oh, itu buat kak Juli," jawab Disra.

"Jul, elo dapet warna pink nih!" seru Rozak.

Orang yang sedang berdiskusi dengan Bambang menoleh. "Lah, pink?"

Disra hanya melebarkan matanya. "I—tu Kak Juli?" tanya Disra mematikan pada Raska.

"Iya," jawab Raska.

"Aku pikir Kak Juli itu perempuan. Jadi, aku ambilin warna pink," jelas Disra. Dia menoleh pada Juli. "Maaf ya Kak?"

Juli menghampiri Disra. "Oh, ini anak baru di tim kita?"

"Iya, Kak," jawab Disra.

"Santai aja, nanti bisa gua kasih ke keponakan saja."

"Mangkannya nanya-nanya dulu. Nggak selamanya nama Juli itu cewek!" kekeh Raska.

Hanya Disra wanita satu-satunya di tim tersebut. Semua rekan kerjanya begitu baik terhadapnya. Meskipun pekerjaannya memusingkan. Namun, lingkungan kerjanya nyaman.

Bukan untuk memanfaatkan rekan kerjanya, Disra hanya meminta pendapat untuk tugas kuliahnya. Bahan yang akan diambil pada mata kuliah keamanan jaringan.

Episodes
1 BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2 BAB 2 Kerja Kuliah
3 BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4 BAB 4 Surat Pembaca
5 BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6 BAB 6 Tanggung Jawab
7 BAB 7 Babi
8 BAB 8 Interview
9 BAB 9 Sekali Interview
10 BAB 10 Hari Pertama Kerja
11 BAB 11 Hidung Minimalis
12 BAB 12 Keganjenan
13 BAB 13 Enkripsi
14 BAB 14 Bebek Jontor
15 BAB 15 All You Can Eat
16 BAB 16 Tembus
17 BAB 17 Ciuman Pertama
18 BAB 18 Sah!
19 BAB 19 Mimpi
20 BAB 20 Ciuman Kedua
21 BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22 BAB 22 1 Tahun Pacaran
23 BAB 23 Beauty and The Beast
24 BAB 24 Syntax Error
25 BAB 25 Dinas
26 BAB 26 Thailand
27 BAB 27 Bos Besar
28 BAB 28 Jenius
29 BAB 29 Trust
30 BAB 30 Transphobia
31 BAB 31 Makan Malam
32 BAB 32 Jam Tangan
33 BAB 33 Couple Sweater
34 BAB 34 Aturan Persahabatan
35 BAB 35 Pattaya
36 BAB 36 Satu Ranjang
37 BAB 37 Panggilan Telepon
38 BAB 38 Mineral Water
39 BAB 39 E-Commerce
40 BAB 40 Klakson
41 BAB 41 Di bawah pohon mangga
42 BAB 42 Penculikan
43 BAB 43 Room 19
44 BAB 44 Battle Dance
45 BAB 45 Makam
46 BAB 46 Kepergok
47 BAB 47 Tanggung Jawab
48 BAB 48 Persiapan Pernikahan
49 BAB 49 Bawa istrimu pergi
50 BAB 50 Malam Pertama
51 BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52 BAB 52 Kabur
53 BAB 53 ASET
54 BAB 54 Bertaubat Bersama
55 BAB 55 Pesugihan
56 BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57 BAB 57 Rendah Diri
58 BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59 BAB 59 Video
60 BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61 BAB 61 Persahabatan
62 BAB 62 Publikasi
63 BAB 63 Sistem Pakar
64 BAB 64 Hamil
65 BAB 65 Menuju Pernikahan
66 BAB 66 End
67 Terima Kasih
68 Promo Novel
69 April's Voice
70 Lucid Dream
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2
BAB 2 Kerja Kuliah
3
BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4
BAB 4 Surat Pembaca
5
BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6
BAB 6 Tanggung Jawab
7
BAB 7 Babi
8
BAB 8 Interview
9
BAB 9 Sekali Interview
10
BAB 10 Hari Pertama Kerja
11
BAB 11 Hidung Minimalis
12
BAB 12 Keganjenan
13
BAB 13 Enkripsi
14
BAB 14 Bebek Jontor
15
BAB 15 All You Can Eat
16
BAB 16 Tembus
17
BAB 17 Ciuman Pertama
18
BAB 18 Sah!
19
BAB 19 Mimpi
20
BAB 20 Ciuman Kedua
21
BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22
BAB 22 1 Tahun Pacaran
23
BAB 23 Beauty and The Beast
24
BAB 24 Syntax Error
25
BAB 25 Dinas
26
BAB 26 Thailand
27
BAB 27 Bos Besar
28
BAB 28 Jenius
29
BAB 29 Trust
30
BAB 30 Transphobia
31
BAB 31 Makan Malam
32
BAB 32 Jam Tangan
33
BAB 33 Couple Sweater
34
BAB 34 Aturan Persahabatan
35
BAB 35 Pattaya
36
BAB 36 Satu Ranjang
37
BAB 37 Panggilan Telepon
38
BAB 38 Mineral Water
39
BAB 39 E-Commerce
40
BAB 40 Klakson
41
BAB 41 Di bawah pohon mangga
42
BAB 42 Penculikan
43
BAB 43 Room 19
44
BAB 44 Battle Dance
45
BAB 45 Makam
46
BAB 46 Kepergok
47
BAB 47 Tanggung Jawab
48
BAB 48 Persiapan Pernikahan
49
BAB 49 Bawa istrimu pergi
50
BAB 50 Malam Pertama
51
BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52
BAB 52 Kabur
53
BAB 53 ASET
54
BAB 54 Bertaubat Bersama
55
BAB 55 Pesugihan
56
BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57
BAB 57 Rendah Diri
58
BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59
BAB 59 Video
60
BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61
BAB 61 Persahabatan
62
BAB 62 Publikasi
63
BAB 63 Sistem Pakar
64
BAB 64 Hamil
65
BAB 65 Menuju Pernikahan
66
BAB 66 End
67
Terima Kasih
68
Promo Novel
69
April's Voice
70
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!