BAB 15 All You Can Eat

Disra langsung mengangkat tasnya dan meletakan ke atas pahanya. Melvin melihat itu semua. Tidak seperti kedatangannya, gadis itu tak bersedia memberikannya bangku.

Felix duduk di samping Disra. Pandangannya ke depan. “Malam, Pak,” sapa Felix meskipun, dia tak pernah diajar oleh Melvin.

“Malam,” ucap Melvin dingin.

“Makanan gue belum datang?” tanya Felix pada Disra.

“Belum lah, baru juga dipesan,” jawab Disra.

“Kok loe dah duluan?” tanya Felix lagi.

“Lah, gua ‘kan udah duluan pesannya,” jawab Disra. Dia bicara santai tanpa peduli di depan mereka adalah seorang pengajar.

“Bagi gua, laper nih!” Felix mengulurkan tangan dan mengambil kulit bebek yang sudah disisihkan oleh Disra.

“Jangan ambil kulitnya!” keluh Disra. Namun, ucapannya tak berguna karena Felix sudah melahap kulit bebek tersebut. “Kebiasaan!”

“Entar gua ganti pake punya gue!” ujar Felix.

Disra hanya mendengus tanpa protes lagi, dia fokus akan makanannya tanpa mempedulikan tatapan Melvin kepadanya.

Felix juga merasa ada yang aneh dengan dosen mereka. “Pak Melvin, suka makan bebek juga?”

“Lumayan,” jawab Melvin. “Kamu suka makan bebek?”

“Nggak juga sih, karena dia di sini saja sih saya jadi ke sini,” papar Felix seraya menunjuk Disra.

Bebek jontor dan bebek kremes milik Felix datang. Melvin mengerutkan dahinya saat melihat warna merah di piringnya. Bebeknya tampak sedang tidur diselimuti dengan selimut berwarna merah dan hanya tampak sedikit bagian bebek yang terlihat. Aroma pedas sangat menusuk hidung.

Berbeda dengan Felix yang tampak tersenyum melihat isi piringnya. “Wah manteb, kremesnya banyak.” Dia melihat ke piring Melvin. “Pak Melvin, suka pedes?”

“Katanya, ini menu yang sangat direkomendasikan,” ujar Melvin melirik Disra. Tanpa dia mencicipinya, dari tampilan dan aroma pun tahu bahwa bebek itu sangat pedas.

“Iya, di rekomendasikan untuk yang sangat-sangat pecinta pedas saja. Kalau yang hanya ngakunya pecinta pedas saja, nggak bakal kuat, Pak. Kaya sebelah saya ini, doyan sambal tapi kalau bebek jontor mah, dia bendera putih,” ejek Felix pada Disra.

Disra geram Felix yang terlalu banyak bicara. Dia langsung mengambil kulit bebek milik Felix. “Gua ambil kulit bebek loe!” ujar Disra.

“Ambil deh, ambil!” seru Felix.

Disra mengulurkan tangannya lagi lalu mengambil kremes milik Felix.

“Kremesnya jangan diambil!” seru Felix menghadang tangan Disra yang sudah memegang kremes.

“Minta dikit doank! Pelit amat!” keluh Disra.

“Nggak mau, itu kesukaan gua!” Felix memukul tangan Disra agar melepaskan kremesnya.

“Nanti gua traktir nasi goreng, bagi gua dikit!” hardik Disra.

“Nggak sebanding sama kremesnya!” timpal Felix.

“Bagi nggak?” paksa Disra.

“Nggak!”

Suci dan Melvin hanya melihat perseteruan dua manusia memperebutkan kremes bebek. “Dis, loe bisa pesen kremesnya doang kok,” lerai Suci.

“Kremes yang terpisah rasanya berbeda. Kalau yang ini, kremesnya hasil sisa dari goreng bebeknya,” terang Disra.

Felix menaruh kremesnya ke piring Disra. “Ya udah ini makan, tapi gua nggak mau ditraktir nasi goreng, loe ‘kan dah dapet kerjaan baru. Jadi, harus yang lebih enak!” seru Disra.

“Siap.” Disra mengambil kremes di piring Felix.

“Gua mau makan all you can eat grill and shabu-shabu,” timpal Felix.

“Gua juga mau kalau itu,” timpal Suci.

“Boleh,” ucap Disra. Tak sengaja melihat Melvin yang masih menatapnya. “Nggak di makan, Pak. Bebeknya?” tanyanya.

“Saya mau,” ujar Melvin. Maksud dari ucapannya adalah mau ikut makan all you can eat.

“Silakan,” ujar Disra yang menganggap Melvin mau makan bebeknya.

“Kapan?” tanya Melvin.

“Kapan apa, Pak?” tanya Disra bingung.

“Kapan traktir all you can eat-nya?”

“Ha?” Disra semakin tak mengerti ucapan Melvin. Felix dan Suci hanya saling lirik.

“Bukannya kamu bilang akan traktir grill dan all you can eat?”

“Oh, itu maksud saya ….”

“Saya ada waktu selepas mengajar. Tapi, hari rabu saya off mengajar. Jadi, bisa lebih awal atau saat weekend. Saya pun hanya di rumah,” terang Melvin memotong ucapan Disra.

Disra hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Tak mungkin dirinya mengatakan pada Melvin dia tak bersedia mentraktir Melvin.

Melvin langsung memakan bebek jontornya tanpa melihat Disra. Hatinya kesal dengan kedekatan Disra dan Felix. Dia harus lebih cepat menjadikan gadis itu miliknya. Sesuap demi sesuap bebek bercampur nasi putih hangat masuk ke dalam mulut Melvin.

Semua mata menatap ke arah Melvin yang makan bebek jontor tanpa merasakan pedas.

Disra sampai melebarkan matanya melihat Melvin yang seperti itu. Jebakannya untuk memberi pelajaran pada Melvin tak berguna. Lelaki itu ternyata pecinta pedas.

“Saya ke toilet dulu,” ujar Melvin setelah menghabiskan makanannya.

Disra, Suci dan Felix saling tatap. “Gila, nggak kepedesan tuh orang!” seru Felix.

“Bener-bener pecinta cabai,” tambah Suci.

“Nggak pedes lah, mulutnya sendiri memang mulut cabai,” ejek Disra.

“Hush! Loe kenapa si Dis, ketus banget sama Pak Melvin?” tanya Suci.

“Nggak pa-pa. Nggak suka aja gua sama dia,” ujar Disra ketus.

“Ganteng gitu nggak suka!” sindir Suci.

“Makan tuh ganteng kalau nyebelin orangnya!” ucap Disra.

“Nyebelin gimana? Meskipun dia dingin tapi akhir-akhir ini dia ramah kok,” bela Suci.

“Dih, ramah apanya!” dengus Disra.

“Hati-hati nanti loe kena tulah terus suka sama dia!” ujar Felix. Meskipun sebenarnya, hatinya tak nyaman saat mengatakannya.

Persahabatan yang terjalin antara dirinya dan Disra sudah berlangsung lama. Meskipun pernah menyimpan rasa pada gadis itu. Felix tidak ingin merusak persahabatan mereka dan mengubur perasaan itu jauh ke dasar jurang.

Tidak hanya ingin merusak persahabatan. Mereka pun terhalang oleh perbedaan keyakinan dan dia tahu satu sama lain sangat yakin akan agama yang mereka anut.

“Ih, amit-amit dech gua suka sama cowo kaya gitu!” tolak Disra.

“Dasar Pesek, sok cantik!” ejek Felix.

“Kampret loe! Bawa-bawa hidung segala!” kesal Disra memukul bahu Felix.

“Dasar kucing persia!” ejek felix lagi.

“Nggak usah banyak ngomong! Abisin tuh makanan loe!” tunjuk Disra pada ayam kremes Felix.

Felix terkekeh melihat Disra yang sedang ngambek. Sedangkan Suci, dia hanya menyentuh hidung mancungnya tanpa berkata satu patah pun. Disra melihat Suci yang menyentuh hidungnya seolah menyindir hidung minimalisnya. “Kenapa loe Ci? Mau ikut-ikutan Felix? Nge-bully gua?”

“Dih siapa? Sensi banget loe hari ini? Gua cuma pegang hidung gua yang gatel! Lagi PMS loe ya?” tanya Suci.

“Iye, yang PMS suasana hati gua!” timpal Disra.

“Nggak jelas loe!” ejek Suci lagi.

Felix membuka obrolan di antara mereka. Dia menceritakan keseruan yang terjadi di kantornya. “Kampret banget! Udah pada keluar gedung semua nih ya, eh nggak tahunya ada yang iseng mencet alarm! Gua pikir ‘kan ada kebakaran. Mana listrik dimatiin lagi, ‘kan takut apinya nyamber!” seru Felix.

Suci dan Disra tertawa mendengar cerita Felix. “Jadi karena itu loe telat masuk kuliah?” tanya Disra.

“Iye!” jawab Felix.

Melvin keluar dari toilet dan kembali bergabung. Mendengar cerita Felix yang terdengar sangat bersemangat. “Pasti sangat melelahkan hari ini,” ujarnya.

“Ya, lumayan Pak,” jawab Felix.

“Udah malem, pulang yuk?” ajak Suci.

“Yuk Ci,” ucap Disra.

Mereka berdiri, Disra menuju kasir, diikuti Suci. “Bayarin dulu, nanti gua bayar ke loe,” bisik Suci.

“Sip,” jawab Disra yang ikut berbisik.

“Sudah saya bayar semua,” ucap Melvin menghentikan langkah Disra yang sedang menuju meja kasir.

“Oh, kalau begitu, saya bayar ke Bapak,” ucap Disra.

“Tidak usah, biar saya yang traktir. Jangan lupa traktir saya yakiniku dan shabu-shabu,” ujar Melvin.

Disra hanya bisa tersenyum manis di hadapan Melvin. Namun, hanya dia yang tahu isi hatinya begitu membenci Melvin.

Terpopuler

Comments

jen

jen

bner ys, mustahil ada persahabatan perempuan dan laki-laki tanpa rasa

2025-03-03

2

May Keisya

May Keisya

wkwkwk...si Felix😂

2023-05-12

1

Fesdi Astuti

Fesdi Astuti

jangan terlalu benci nanti bucin Lo dia🤭

2023-04-08

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2 BAB 2 Kerja Kuliah
3 BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4 BAB 4 Surat Pembaca
5 BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6 BAB 6 Tanggung Jawab
7 BAB 7 Babi
8 BAB 8 Interview
9 BAB 9 Sekali Interview
10 BAB 10 Hari Pertama Kerja
11 BAB 11 Hidung Minimalis
12 BAB 12 Keganjenan
13 BAB 13 Enkripsi
14 BAB 14 Bebek Jontor
15 BAB 15 All You Can Eat
16 BAB 16 Tembus
17 BAB 17 Ciuman Pertama
18 BAB 18 Sah!
19 BAB 19 Mimpi
20 BAB 20 Ciuman Kedua
21 BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22 BAB 22 1 Tahun Pacaran
23 BAB 23 Beauty and The Beast
24 BAB 24 Syntax Error
25 BAB 25 Dinas
26 BAB 26 Thailand
27 BAB 27 Bos Besar
28 BAB 28 Jenius
29 BAB 29 Trust
30 BAB 30 Transphobia
31 BAB 31 Makan Malam
32 BAB 32 Jam Tangan
33 BAB 33 Couple Sweater
34 BAB 34 Aturan Persahabatan
35 BAB 35 Pattaya
36 BAB 36 Satu Ranjang
37 BAB 37 Panggilan Telepon
38 BAB 38 Mineral Water
39 BAB 39 E-Commerce
40 BAB 40 Klakson
41 BAB 41 Di bawah pohon mangga
42 BAB 42 Penculikan
43 BAB 43 Room 19
44 BAB 44 Battle Dance
45 BAB 45 Makam
46 BAB 46 Kepergok
47 BAB 47 Tanggung Jawab
48 BAB 48 Persiapan Pernikahan
49 BAB 49 Bawa istrimu pergi
50 BAB 50 Malam Pertama
51 BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52 BAB 52 Kabur
53 BAB 53 ASET
54 BAB 54 Bertaubat Bersama
55 BAB 55 Pesugihan
56 BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57 BAB 57 Rendah Diri
58 BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59 BAB 59 Video
60 BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61 BAB 61 Persahabatan
62 BAB 62 Publikasi
63 BAB 63 Sistem Pakar
64 BAB 64 Hamil
65 BAB 65 Menuju Pernikahan
66 BAB 66 End
67 Terima Kasih
68 Promo Novel
69 April's Voice
70 Lucid Dream
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2
BAB 2 Kerja Kuliah
3
BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4
BAB 4 Surat Pembaca
5
BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6
BAB 6 Tanggung Jawab
7
BAB 7 Babi
8
BAB 8 Interview
9
BAB 9 Sekali Interview
10
BAB 10 Hari Pertama Kerja
11
BAB 11 Hidung Minimalis
12
BAB 12 Keganjenan
13
BAB 13 Enkripsi
14
BAB 14 Bebek Jontor
15
BAB 15 All You Can Eat
16
BAB 16 Tembus
17
BAB 17 Ciuman Pertama
18
BAB 18 Sah!
19
BAB 19 Mimpi
20
BAB 20 Ciuman Kedua
21
BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22
BAB 22 1 Tahun Pacaran
23
BAB 23 Beauty and The Beast
24
BAB 24 Syntax Error
25
BAB 25 Dinas
26
BAB 26 Thailand
27
BAB 27 Bos Besar
28
BAB 28 Jenius
29
BAB 29 Trust
30
BAB 30 Transphobia
31
BAB 31 Makan Malam
32
BAB 32 Jam Tangan
33
BAB 33 Couple Sweater
34
BAB 34 Aturan Persahabatan
35
BAB 35 Pattaya
36
BAB 36 Satu Ranjang
37
BAB 37 Panggilan Telepon
38
BAB 38 Mineral Water
39
BAB 39 E-Commerce
40
BAB 40 Klakson
41
BAB 41 Di bawah pohon mangga
42
BAB 42 Penculikan
43
BAB 43 Room 19
44
BAB 44 Battle Dance
45
BAB 45 Makam
46
BAB 46 Kepergok
47
BAB 47 Tanggung Jawab
48
BAB 48 Persiapan Pernikahan
49
BAB 49 Bawa istrimu pergi
50
BAB 50 Malam Pertama
51
BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52
BAB 52 Kabur
53
BAB 53 ASET
54
BAB 54 Bertaubat Bersama
55
BAB 55 Pesugihan
56
BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57
BAB 57 Rendah Diri
58
BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59
BAB 59 Video
60
BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61
BAB 61 Persahabatan
62
BAB 62 Publikasi
63
BAB 63 Sistem Pakar
64
BAB 64 Hamil
65
BAB 65 Menuju Pernikahan
66
BAB 66 End
67
Terima Kasih
68
Promo Novel
69
April's Voice
70
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!