BAB 2 Kerja Kuliah

Disra langsung melepas headsetnya dan berjalan menuju toilet. "Angel, baru online udah out! Mau kemana?" tanya Firdaus seorang supervisor yang sukses menghentikan langkah Disra. Dalam lingkup kerjanya, akan lebih sering memanggil dengan nama online dibanding dengan nama asli.

"Nggak tahan mau ke toilet, Pak," jawab Disra.

"Jangan lama-lama, lagi Gamas, waiting list!" ujar Firdaus.

"Baik, Pak," seru Disra.

Disra menatap pantulan dirinya di cermin, menghembuskan nafasnya pelan. Menyalakan keran air dan membasuh wajahnya.

"Oke, tenang! Nggak ada yang tahu loe maki pelanggan. Belum tentu itu pelanggan memperpanjang masalah!" ujar Disra pada dirinya sendiri.

Setelah merasa sedikit tenang, Disra kembali lagi ke ruang layanan. Berjalan menuju kabinnya berada. Meja berukuran 100 x 80 centi meter dengan sekat-sekat menjadi sebuah tempat kerja bagi seorang petugas call center. Meja berderet dua baris dengan jumlah 12 meja berjejer disetiap baris kiri dan kanannya secara berhadapan. Setiap meja dilengkapi sebuah cermin, monitor, telepon, airphone, serta sebuah CPU (Central Processing Unit) di bawah meja dan sebuah kursi putar.

Dia mulai memasang headset dan mulai kembali pekerjaannya. Dua jam sudah Disra dan para rekan kerjanya menginformasikan kepada pelanggan mengenai gangguan masal hingga akhirnya mendapat informasi bahwa jaringan normal kembali.

"Ini internet saya nggak nyala, Mba!" ucap seorang pelanggan bernama Oky.

"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya Pak Oky, sebelumnya telah terjadi gangguan masal. Namun, kini kondisi sudah normal, bisa dicoba restart modem-nya terlebih dahulu, Pak?" tawar Disra.

"Sudah Mba, sudah beberapa kali, lampu modem juga normal, lampu act berkedip-kedip tapi agak lambat dan lampu yang lainnya nyala stabil!" seru Oky.

"Baik, untuk saat ini kondisi Bapak sedang berada di depan komputer?" tanya Disra.

"Iya," jawab Oky.

"Saya pandu terlebih dahulu, bersedia Pak Oky?" tanya Disra.

"Boleh, tadi saya sudah masuk ke command prompt, hasilnya replay semua Mba," ujar Oky.

Disra tersenyum, dia suka jika melayani pelanggan yang paham komputer, hal itu memudahkan dirinya memandu jika terjadi masalah.

"Baik, Pak. Jika seperti itu bisa cek DNS-nya (Domain Name Server) Pak."

"Oh, iya saya belum cek DNS, saya lihat dulu ya Mba." Oky langsung mengecek DNS di komputernya, Disra tidak perlu memandu dimana letak DNS berada karena pelanggan sudah sangat familiar dengan komputernya. "Oh Iya, kosong nih Mba, Berapa DNS yang bagus Mba?"

Disra menyebutkan deretan angka DNS kepada Oky, setelah beberapa saat Oky berkata dengan suara yang terdengar bahagia, "Oke, sudah bisa nih Mba internet saya."

"Sudah bisa ya Pak. Ada lagi yang bisa dibantu?" tawar Disra.

"Tidak ada Mba.”

Akibat dari gangguan masal semakin banyak pelanggan yang menghubungi call center, berbagai macam jenis pelanggan, ada yang sangat paham akan komputer dan ada pula yang sangat awam dengan perangkat komputer. Ada nasabah yang bisa dipandu hanya melalui telepon dan ada pula pelanggan yang tidak bisa dipandu dan meminta didatangkan teknisi ke lokasi pelanggan.

Cukup melelahkan bagi Disra hari ini, jika lidah punya hati mungkin dia sudah protes karena harus berceloteh selama delapan jam, belum lagi cukup banyak pelanggan yang sulit dipandu, Disra harus bersabar, mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah pelanggan hanya melalui agent call center. Sebisa mungkin koneksi internet aktif kembali tanpa harus mendatangkan teknisi.

***

Setelah lelah bekerja bukan berarti Disra bisa beristirahat, dia masih harus kuliah sore. “Belum mulai ‘kan Ci?” tanya Disra pada Suci teman kuliahnya seraya duduk di samping Suci.

“Belum, tumben nggak telat? Bareng Felix?” tanya Suci.

“Jalanan lancar. Nggak bareng, dia juga gawe,” jawab Disra mengeluarkan buku dalam tas-nya. Dia menoleh pada Suci. “Ci, di tempat loe ada lowongan nggak?”

“Ngapain loe nanya kerjaan sama gue? Udah enak kerja di Terabig Net yang merupakan perusahaan besar daripada kerja kaya gue cuma resepsionis di apartemen yang nggak beken!” terang Suci.

“Outsourcing! Outsourcing! Kaya nggak tahu aja, mana bisa jadi karyawan tetap!” dengus Disra.

Disra mengeluarkan ID Card-nya dan menunjukan pada Suci. Temannya menerima ID Card tersebut dan meneliti ID Card Disra.

“Gua itu bekerja pada anak perusahaan PT Terabig Net. Jika dilihat dari depan ID Card, maka akan tertera PT Terabig Net. Tapi, coba loe balik ID card tersebut, maka akan tertera nama PT Adinaro Media,” seru Disra dan Suci membalik ID Card tersebut.

Disra mulai mengoceh kembali. “Gedung berlantai tiga puluh dengan nama JK. Link Tower tempat kerja gua itu, itu bukan gedung milik PT Adinaro Media. Itu gedung yang disewakan kepada beberapa perusahaan termasuk PT Adinaro Media. PT Adinaro Media adalah anak perusahan dari PT Terabig Net yang bergerak di bidang Business Process Management. Bergerak di bidang service, melayani mulai dari perusahaan induknya yaitu Terabig Net ataupun untuk perusahaan rekanan PT Adinaro Media.” Disra menghela napasnya dan melanjutkan kembali ocehannya.

"PT Adinaro Media pun nggak merekrut karyawan, melainkan menggunakan jasa perusahaan outsourcing. Gue, masuk ke dalam PT Adinaro Media melalui jasa perusahaan outsourcing bernama PT Rafcon Sarana. Jadi, gue terlihat hebat bisa bekerja di perusahaan provider terbesar PT Terabig Net padahal mah bekerja pada outsourcing. Paklaring gua nantinya ya sebagai karyawan PT Rafcon Sarana yang bekerja untuk PT Adinaro Media.”

Hati Disra hanya bisa tertawa getir, menerima kenyataan bahwa dirinya hanyalah karyawan kontrak dari perusahaan Rafcon Sarana. Miris, itu yang dirasakan oleh Disra, Terabig Net membayar Adinaro Media dan Adinaro Media membayar pada Rafcon Sarana. Setelah itu, barulah Disra menerima gaji. Bisa dibayangkan berapa potongan angka yang diterima oleh Disra setiap bulannya. Bisakah dia menyebut bekerja pada perusahaan outsourcing di dalam outsourcing? Ya, itu hanyalah ungkapan dirinya saja. Disra hanya bisa menghela napas mengingat rantai keuangan perusahaan, yang terpenting dia bisa membiayai kuliahnya.

“Duh, gua pusing sama ocehan loe yang belibet!” ejek Suci.

“Ya udah nggak usah dipikirin entar loe tambah tua! Biar gua aja yang mikirin coz muka gue baby face. Mikir banyakan nggak bikin cepet tua!”

“Baby face apa babi face!” seru Suci terkekeh.

“Oh ****!”

“Gue aja mau resign, cari kerja bareng yuk!” seru Suci.

“Boleh!”

“Mau daftar jadi Asdos (Asisten Dosen) nggak? Loe ‘kan lumayan pinter, Dis,” ajak Suci.

“Ogah ah, bergajulan gini!” ujar Disra.

Seorang pria muda masuk ke dalam kelas, seketika kelas menjadi sunyi. “Selamat sore, kita mulai perkuliahan hari ini,” ujar sang dosen muda.

Disra menyenggol Suci. “Mata kuliah keamanan jaringan bukannya Pak Frieyadi?” tanya Disra berbisik. Seharusnya Dosen paruh baya lah yang akan mengisi perkuliahan.

“Minggu kemarin Loe nggak masuk, ini Pak Melvin dosen pengganti. Pak Frieyadi, katanya lagi ngurus Akreditasi kampus yang di Pemalang,” jelas Suci.

“Owh, muda banget, paling cuma selisih beberapa tahun dia atas kita” bisik Disra.

“Masih 24 tahun, Beb.”

“Gila, muda banget!”

“Akselerasi! SD, SMP, SMA semua loncat kelas. Usia 15 tahun dah lulus SMA,” seru Suci.

Mereka berdua diam saat sang dosen muda memulai perkuliahan. Melvin mulai memaparkan matakuliah hari ini. “Kita harus mengenali terlebih dahulu tentang cyber crime.”

Sangat terampil Melvin menjelaskan isi materi perkuliahan, dia melihat Disra yang sedang menguap saat dirinya menerangkan. “Kau, gadis berbaju biru!” panggil Melvin dengan suara cukup tinggi.

Disra mendongak, mencari sumber suara, semua mata menatap padanya. Pada akhirnya, dia tahu bahwa dirinya yang sedang dipanggil oleh dosen muda. “Iya, Pak!” jawab Disra menyibakan rambutnya yang menutupi wajah.

Melvin seketika membeku saat melihat wajah Disra secara jelas. “Kau ….”

Terpopuler

Comments

Endang Sulistia

Endang Sulistia

peter kah...

2025-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2 BAB 2 Kerja Kuliah
3 BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4 BAB 4 Surat Pembaca
5 BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6 BAB 6 Tanggung Jawab
7 BAB 7 Babi
8 BAB 8 Interview
9 BAB 9 Sekali Interview
10 BAB 10 Hari Pertama Kerja
11 BAB 11 Hidung Minimalis
12 BAB 12 Keganjenan
13 BAB 13 Enkripsi
14 BAB 14 Bebek Jontor
15 BAB 15 All You Can Eat
16 BAB 16 Tembus
17 BAB 17 Ciuman Pertama
18 BAB 18 Sah!
19 BAB 19 Mimpi
20 BAB 20 Ciuman Kedua
21 BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22 BAB 22 1 Tahun Pacaran
23 BAB 23 Beauty and The Beast
24 BAB 24 Syntax Error
25 BAB 25 Dinas
26 BAB 26 Thailand
27 BAB 27 Bos Besar
28 BAB 28 Jenius
29 BAB 29 Trust
30 BAB 30 Transphobia
31 BAB 31 Makan Malam
32 BAB 32 Jam Tangan
33 BAB 33 Couple Sweater
34 BAB 34 Aturan Persahabatan
35 BAB 35 Pattaya
36 BAB 36 Satu Ranjang
37 BAB 37 Panggilan Telepon
38 BAB 38 Mineral Water
39 BAB 39 E-Commerce
40 BAB 40 Klakson
41 BAB 41 Di bawah pohon mangga
42 BAB 42 Penculikan
43 BAB 43 Room 19
44 BAB 44 Battle Dance
45 BAB 45 Makam
46 BAB 46 Kepergok
47 BAB 47 Tanggung Jawab
48 BAB 48 Persiapan Pernikahan
49 BAB 49 Bawa istrimu pergi
50 BAB 50 Malam Pertama
51 BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52 BAB 52 Kabur
53 BAB 53 ASET
54 BAB 54 Bertaubat Bersama
55 BAB 55 Pesugihan
56 BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57 BAB 57 Rendah Diri
58 BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59 BAB 59 Video
60 BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61 BAB 61 Persahabatan
62 BAB 62 Publikasi
63 BAB 63 Sistem Pakar
64 BAB 64 Hamil
65 BAB 65 Menuju Pernikahan
66 BAB 66 End
67 Terima Kasih
68 Promo Novel
69 April's Voice
70 Lucid Dream
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 Magic Word Tak Berguna
2
BAB 2 Kerja Kuliah
3
BAB 3 Tamat Riwayatmu! Miss Call Angel!
4
BAB 4 Surat Pembaca
5
BAB 5 Dasar Kecoa Bunting! Babi Busuk! Cowok Brengsek!
6
BAB 6 Tanggung Jawab
7
BAB 7 Babi
8
BAB 8 Interview
9
BAB 9 Sekali Interview
10
BAB 10 Hari Pertama Kerja
11
BAB 11 Hidung Minimalis
12
BAB 12 Keganjenan
13
BAB 13 Enkripsi
14
BAB 14 Bebek Jontor
15
BAB 15 All You Can Eat
16
BAB 16 Tembus
17
BAB 17 Ciuman Pertama
18
BAB 18 Sah!
19
BAB 19 Mimpi
20
BAB 20 Ciuman Kedua
21
BAB 21 Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!
22
BAB 22 1 Tahun Pacaran
23
BAB 23 Beauty and The Beast
24
BAB 24 Syntax Error
25
BAB 25 Dinas
26
BAB 26 Thailand
27
BAB 27 Bos Besar
28
BAB 28 Jenius
29
BAB 29 Trust
30
BAB 30 Transphobia
31
BAB 31 Makan Malam
32
BAB 32 Jam Tangan
33
BAB 33 Couple Sweater
34
BAB 34 Aturan Persahabatan
35
BAB 35 Pattaya
36
BAB 36 Satu Ranjang
37
BAB 37 Panggilan Telepon
38
BAB 38 Mineral Water
39
BAB 39 E-Commerce
40
BAB 40 Klakson
41
BAB 41 Di bawah pohon mangga
42
BAB 42 Penculikan
43
BAB 43 Room 19
44
BAB 44 Battle Dance
45
BAB 45 Makam
46
BAB 46 Kepergok
47
BAB 47 Tanggung Jawab
48
BAB 48 Persiapan Pernikahan
49
BAB 49 Bawa istrimu pergi
50
BAB 50 Malam Pertama
51
BAB 51 Tragedi Malam Pertama
52
BAB 52 Kabur
53
BAB 53 ASET
54
BAB 54 Bertaubat Bersama
55
BAB 55 Pesugihan
56
BAB 56 Mulutmu Harimaumu
57
BAB 57 Rendah Diri
58
BAB 58 Keistimewaan Hidung Minimalis
59
BAB 59 Video
60
BAB 60 Antara Marah dan Panggilan Alam
61
BAB 61 Persahabatan
62
BAB 62 Publikasi
63
BAB 63 Sistem Pakar
64
BAB 64 Hamil
65
BAB 65 Menuju Pernikahan
66
BAB 66 End
67
Terima Kasih
68
Promo Novel
69
April's Voice
70
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!