Saat sudah berada di dalam rumah Ari melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Abinya.
tok
tok
"Assalamualaikum Abi". Ucap Ari.
"Waalaikumussalam masuk saja ". Ucap Ilham.
Ari mendorong pintu lalu mengahampiri Abinya yang sedang duduk di sofa.
"Abi sedang sibuk". Tanya Ari.
"Tidak, ada apa". Jawab Ilham pada sang putra.
"Ari ingin mengatakan sesuatu". Ucap Ari.
"Soal apa". Tanya Ilham.
"Abi sudah beberapa hari ini ada yang mengintai rumah kita dan juga mengikuti kita saat keluar dari rumah, dan semua ini ada hubungannya dengan Nilam". Ucap Ari.
"Lalu". Ucap Ilham.
"Dan itu semua adalah perintah dari mertuanya Nilam dan apa yang di katakan mertuanya tentang Nilam tidak benar bi, yang ada mertuanya sering menyiksa Nilam". Sambung Ari.
"Abi sudah tau". Ucap Ilham.
"Abi tau semuanya tentang Nilam". Tanya Ari dan Ilham menganggukkan kepalanya.
"Kenapa tidak memberitahu ku bi". Ucap Ari.
"Agar kamu bisa mencari tau mana yang benar mana yang salah dan agar kamu tidak langsung mengambil kesimpulan dengan perkataan orang tanpa bukti". Ucap Ilham lalu meletakkan laptopnya.
"Abi bangga padamu Ari, kamu mencari bukti terlebih dahulu daripada langsung percaya". Ucap Ilham dan menepuk pundak putranya.
"Abi harap kamu bersikap seperti untuk selamanya, mengambil tindakan dengan mencari bukti terlebih dahulu". Sambung Ilham.
"Abang". Teriak Ehsan dan Eshal.
Ari yang mendengar teriakkan si kembar langsung memijat dahinya, Ari menghembuskan nafasnya ketika si kembar masuk ke ruang kerja Abinya.
"Abang nanti malam ke pasar malam yuk". Ajak Eshal.
"Uya Abang tadi kata teman ku ada pasar malam, aku penasaran seperti apa pasar malam itu". Ucap Ehsan.
"Iya bang, Abang yang ganteng, lagian sudah lama Abang tidak ajak kami jalan jalan". Ucap Eshal.
"Iya kan Selama ini Abang ada di Mesir, jadi sekarang waktunya menghabiskan waktu bersama kita sebelum Abang menikah". Ucap Ehsan.
"Menikah menikah kalian itu masih kecil tidak usah bahasa menikah". Ucap Ari.
"Bang ntar malam ke pasar malam ya ya". Bujuk Eshal.
"Iya tapi kalian tidak boleh membuat ulah saat di sana". Ucap Ari dan di anggukan oleh si kembar.
"Sudah sana ganti baju kalian, dan kerjakan itu pr kalian". Perintah Ari.
"Siap Abang". Jawab Ehsan dan Eshal
"Oh ya lupa, assalamualaikum Abi Abang ". Ucap Eshal lalu mencium punggung tangan Abinya dan juga Abang yang di ikuti oleh Ehsan lalu mereka keluar dari ruang kerja Abinya.
"Waalaikumussalam". Jawab Ilham dan Ari.
"Abi Ari juga keluar assalamualaikum". Ucap Ari.
"Waalaikumussalam". Jawab Ilham.
Ari keluar dari ruangan Abinya dan saat sampai di depan pintu Air mencium punggung tangan Bundanya saat berpapasan. Sintia masuk ke dalam ruang kerja suaminya membawa teh dan juga camilan.
"Mas istirahat dulu, minum tehnya dan makan camilan". Ucap Sintia dan meletakan Camilan di atas meja.
"Mas ada keperluan apa Ari kemari". Tanya Sintia pada Suaminya.
"Membicarakan soal Nilam". Jawab Ilham.
"Apa Ari sudah tau semuanya". Tanya Sintia.
"Sudah". Jawab Ilham.
"Mas sepertinya mertuanya Nilam itu sangat berbahaya, dia memerintahkan orang untuk mengintai rumah kita dan mengikuti kita pergi kemana saja". Ucap Sintia.
"Tidak perlu khawatir, bersikaplah seolah olah kita tidak tau". Ucap Ilham dan mengusap punggung tangan Sintia.
"Aku hanya takut dia berbuat jahat pada kita mas". Ucap Sintia.
"Kamu tenang saja, kamu tidak perlu memikirkan itu, biar ini jadi urusan mas". Ucap Ilham dan mengusap pipi istrinya.
Sintia menyadarkan kepalanya di bahu suaminya lalu Ilham mencium puncak kepala Sintia. Di usianya tidak muda lagi itu tidak mengurangi kemesraan keduanya dan semakin hari Sintia dan Ilham semakin mesra. Ilham meminum teh buatan istrinya.
"Teh buatan mu sungguh nikmat sayang". Ucap Ilham.
Sedangkan Ari yang berada di kamarnya berjalan menuju balkon, sesampainya di balkon kamarnya Ari membaringkan tubuhnya di kursi yang ada di sana. Saat sedang menikmati cuaca yang cerah Ari melihat Nilam yang sedang menjemur pakaian
"Sungguh coba yang begitu besar harus kamu lewati". Ucap Ari.
drt
drt
drt
Ari mengambil ponselnya dan melihat nama Fatimah yang tertera, Ari langsung menggeser tombol hijau.
"Assalamualaikum Ari". Ucap Fatimah.
"Waalaikumussalam ". Jawab Ari.
"Akhirnya kamu angka juga , Ari kenapa pesan ku tidak pernah kamu balas dan juga telepon tidak pernah kamu angkat ". Tanya Fatimah.
"Aku sedang sibuk Fatimah ". Jawab Ari.
"Ari barang atau makanan atau apa yang di sukai oleh orang tua mu apa". Tanya Fatimah.
"Kenapa tanya kesukaan orang tuaku". Ucap Ari.
"Aku ingin membelikan sesuatu pada orang tua mu , nanti aku akan berikan saat aku kesana". Ucap Fatimah.
"Tidak perlu membawa apapun Fatimah ". Ucap Ari.
"Ishh tinggal jawab saja, apa susahnya ". Ucap Fatimah.
"Kedua orang tua akan menerima apapun pemberian orang lain selagi pemberi ikhlas ". Ucap Ari.
"Apapun ya". Tanya Fatimah.
"Iya". Jawab Ari.
"Aku rasanya tidak sabar untuk kesana Ari". Ucap Fatimah.
"Ari ". Panggil Fatimah.
"Iya".Jawab Ari.
"Apa boleh nanti saat aku ke Indonesia, aku tinggal di rumahmu". Tanya Fatimah.
"Sebaiknya tinggal di hotel saja". Jawab Ari.
"Ari aku tidak lama di sana dan aku takut jika harus sendirian di hotel, kamu tau kan aku orangnya takut ". Ucap Fatimah.
"Fatimah dengar kita tidak memiliki hubungan apapun dan tidak boleh berada di satu atap yang sama , jadi sebaiknya kamu bawa teman jika takut sendirian di hotel ". Ucap Ari.
"Baiklah, tapi nanti kamu yang jemput aku di bandara ya". Ucap Fatim.ah.
"Ya". Jawab singkat Ari
"Fatimah sudah dulu , assalamualaikum ". Ucap Ari.
"Wassalamu'alaikum ". Jawab Fatimah.
Ari meletakkan ponselnya setelah mengakhiri sambung teleponnya.
Ting
*ayahnya Fatimah*
Assalamualaikum Ari, bisakah nanti saat Fatimah ke Indonesia tinggal di rumah mu, om khawatir jika dia harus tinggal di hotel karena selama ini Fatimah belum pernah berpergian jauh apalagi tinggal di hotel , om takut Fatimah salah memilih hotel.
^^^*Anda*^^^
^^^waalaikumussalam, maaf om tidak bisa, Abi ku tidak akan mengizinkannya, soal hotel nanti Ari akan Carikan hotel yang aman, jika om khawatir Fatima sendirian , sebaiknya Fatimah bawa teman atau keluarga^^^
*ayahnya Fatimah*
Fatimah tidak lama di Sana Ari dan om yakin Fatimah tidak akan macam macam
^^^*anda*^^^
^^^maaf om tidak bisa^^^
*ayahnya Fatimah*
baiklah nanti om minta tolong Carikan hotel yang aman dan nyaman untuk Fatimah, nanti biar Fatimah datang ke Indonesia bersama sepupunya
^^^*anda*^^^
^^^iya om, nanti Ari carikan^^^
Cuacanya yang semakin panas membuat Ari memilih untuk masuk ke dalam kamar, saat Ari akan merebahkan tubuhnya Ari mendengar ketukan pintu , Ari melangkahkan kakinya lalu membuka pintu.
"Maaf mas saya mau mengantarkan pakaian yang sudah di seterika ". Ucap Nilam.
"Iya". jawab Ari singkat lalu mengambil keranjang yang berisi pakaiannya.
"Saya permisi mas". Ucap Nilam lalu berjalan turun untuk melanjutkan pekerjaannya di bawah, setelah Nilam tidak terlihat Ari menutup pintunya lalu berjalan menuju lemari dan menata pakaian.
Sedangkan Nilam yang ada di bawa melanjutkan mengepal lantai dapur yang terlihat licin karena dia tidak sengaja menumpahkan minyak. Sesekali Nilam menyeka keringatnya.
"Alhamdulillah akhirnya selesai". Ucap Nilam.
"Mandi sepertinya segar, gerah sekali". Ucap Nilam.
Nilam membereskan alat pel yang dia gunakan tadi, setelah itu baru Nilam berjalan menuju kamar sesampainya di kamar Nilam masuk ke kamar mandi. Setengah Nilam sudah selesai mandi.
"Segarnya". Ucap Nilam.
Nilam duduk di pinggir kasur lalu melepaskan kalungnya lalu membuka bandul berbentuk love. Nilam tersenyum saat melihat foto yang ada di dalam bandul tersebut.
"Mas aku rindu". Ucap Nilam dan mengusap foto suaminya.
"Mas kenapa kisah kita tidak seperti orang lain". Sambung Nilam.
"Mas beberapa waktu yang aku mama mu datang dan Tante Sarah membuat cerita palsu mengenai diriku". Ucap Nilam.
"Mas Nilam rasanya ingin ikut mas saja". Sambung Nilam.
"Maaf ya mas Nilam belum bisa datang ke makam mas karena Nilam takut Tante Sarah memberikan Nilam lalu menyiksa Nilam lagi ". Ucap Nilam.
Setelah cukup puas dan rasa rindunya terobati Nilam memakai kalungnya kembali. Kalung tersebut satu satu pemberian suaminya yang Nilam punya. Karena pemberian yang lain telah di bakar oleh Sarah termasuk buku nikah mereka. saat mendengar adzan dhuhur Nilam lebih memilih untuk tidur.
💙💙💙
Hay aku punya rekomendasi cerita lagi ini yang wajib dibaca, cuss langsung ketik judulnya" Jodohku Brandal Kampus" karya " Elprida Wati Tarigan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Crazy update donk thor alx penasaran ne ☺️
2023-05-19
0
New Oppo Medan
up LG Thor
2023-05-18
0