Rumah Sakit

Ilham dan Sintia turun dari mobil untuk melihat korban yang dia tabrak. Korbannya seorang perempuan, Ilham segera menelpon ambulance dan sepuluh menit menunggu akhirnya ambulance datang. Ilham mengendarai mobilnya mengikuti ambulance. sesampainya di rumah sakit Ilham, Sintia dan si kembar mengikuti perawat yang membawa korban tersebut ke dalam. Sintia menatap korban itu tanpa berkedip.

"Mas". panggil Sintia.

"amas lihat tidak, tadi banyak memar di lengan dan Wajahnya, kalau di lihat bukan luka tertabrak mobil kita tadi". Tanya Sintia.

"Iya, mas melihatnya". jawab Ilham.

Mereka menunggu di depan ruangan untuk memastikan keadaan perempuan tersebut. Tiga peluh menit dokter belum juga kunjung keluar.

"Bagaimana keadaannya dok". Tanya Ilham saat melihat dokter keluar dari ruangan.

"Saya menemukan banyak luka di tubuhnya dan saya menduga bahwa dia korban penyiksaan atau kekerasan, untuk saat ini saya baru bisa mengobati luka luka yang ada di tubuhnya, tapi untuk keadaan mental harus menunggu dia sadar terlebih dahulu". Ucap dokter.

"Boleh saya masuk dok". Ucap Sintia.

"Silahkan". Jawab dokter.

Sintia masuk ke dalam ruangan tersebut dan menatap perempuan yang terbaring lemah di atas brankar dengan banyak luka. Sintia mengeluarkan tangannya dan mengusap dahi perempuan itu.

"Apa sebenarnya yang terjadi padamu". u

Ucap Sintia dan Sintia mengingat dulu dia pernah mendapatkan luka seperti ini karena di siksa.

"Semoga saja nasibmu tidak seperti ku". Ucap Sintia.

Ilham mengusap bahu istrinya saat masuk kedalam ruangan.

"Kita tunggu dia bangun, baru kita akan tau apa yang terjadi padanya". Ucap Ilham.

"Mas kita bantu dia ya". Tanya Sintia.

"Nanti setelah kita tau permasalahannya, kalau kita bisa membantunya ". Jawab Ilham.

Setelah berbicara pada istrinya Ilham keluar dari ruangan dan menemui si kembar.

"Ehsan Eshal kalian pulang terlebih dahulu, Abi sudah pesankan taxi untuk kalian". Ucap Ilham pada anak-anaknya.

"Iya Abi, kami pulang terlebih dahulu, assalamualaikum". Ucap Ehsan.

"Waalaikumussalam". Jcap Ilham.

Ehsan dan Eshal tidak lupa mencium punggung tangannya Abinya sebelum meninggalkan rumah sakit. Sedangkan di tempat lain seorang wanita sedang marah.

"Bodoh, Kenapa kalian tidak tau perempuan itu kabur ha". Bentak Sarah pada anak buahnya.

"Cari dia sampai ketemu jika tidak ketemu kalian akan tau akibatnya". Ucap Sarah dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Nilam semoga saja mereka tidak bisa menemukan mu dan semoga kamu bertemu dengan orang yang bisa melindungi mu, maafkan paman yang tidak bisa melindungi mu". Ucap Lukman dalam hati.

"Burhan maafkan saya tidak bisa menjaga amanah yang kamu berikan untuk menjaga Nilam". Sambung Lukman dalam hati.

pyar

pyar

pyar

"Awas kamu anak sialan, jika ketemu tidak ada ampun untuk mu". Teriak Sarah.

"Sabar ma". Ucap Lukman dan mengusap bahu istrinya.

"Papa pasti senang kan dia kabur atau jangan jangan papa yang membantunya ". Ucap Sarah pada suaminya.

"Papa saja tidak tau jika Nilam kabur ma". Ucap Lukman

Di rumah sakit Nilam membuka matanya secara perlahan hingga cahaya masuk ke dalam pengelihatan. Nilam melihat ke sekeliling , Nilam melihat punggung tangannya yang sedang terpasang infus.

"Nak kamu sudah sadar". Ucap Sintia.

Nilam hanya memandangi Sintia tanpa berkedip

"Kamu butuh sesuatu". Tanya Sintia.

"Tolong aku , aku tidak ingin kembali ke rumah itu, tolong bawa aku pergi". Ucap Nilam.

"Tante tolong aku, aku tidak mau tinggal di rumah itu lagi, sakit rasanya hiks". Ucap Nilam dan menangis.

"hey tenangnya jangan menangis". Ucap Sintia dan mengusap air mata yang jatuh dari sudut Mata Nilam.

Dokter masuk untuk memeriksa keadaan Nilam.

"Bagaimana keadaannya dok". Tanya Sintia.

"Ada sedikit trauma dalam dirinya". Jawab dokter.

"Nak apa yang terjadi padamu". Tanya Sintia.

"Dia jahat hiks hiks". Ucap Nilam.

"Sudah jangan menagis, maafkan Tante, Tante tidak akan tanya apapun". Ucap Sintia.

"Kenapa wajah mirip dengan seseorang". Ucap Sintia dalam hati.

Setelah pemeriksaan dokter menyarankan untuk memberikan obat kepada Nilam. Sebelum meminum obat dengan telaten Sintia menyuapi Nilam dan setelah itu membantu Nilam meminum obatnya. Nilam kembali tertidur setelah meminum obatnya.

"Bagaimana keadaannya sayang". Tanya Ilham.

"Mas sepertinya dia mengalami kekerasan, tadi dia bilang bawa pergi dari sini dan tidak mau kembali ke rumah itu". Jawab Sintia.

"Lalu kita harus bagaimana mas". Tanya Sintia.

"Untuk sementara waktu biarkan disini dan setelah itu kita bawa pulang, dan mas akan cari tau apa yang terjadi padanya ". Ucap Ilham.

"Sekarang kita pulang ya, nanti mas suruh beberapa orang untuk menjaganya di sini dan nanti mbok Darmi yang akan menemaninya ". Ucap Ilham.

"Jika memang dia mendapatkan kekerasan dan mas yakin dia masih dalam pencarian ". Sambung Ilham.

"Kenapa kamu memandanginya seperti itu ". Tanya Ilham.

"Aku merasa wajahnya mirip seseorang mas". Jawab Sintia.

Ilham mengajak istrinya untuk pulang ke rumah, sesampainya di rumah Sintia masih memikirkan Nilam.

"Ari sudah mengabari mas , dia sudah sampai di Mesir ". Ucap Ilham.

"Alhamdulillah ". Ucap Sintia.

"Ehsan dan Eshal dimana". Tanya Sintia.

"Tadi mama dan papa datang kemari jadi mereka ikut mama dan papa pulang". Jawab Ilham.

"Pulang, tapi nanti hari Senin mereka harus sekolah mas". Ucap Sintia.

"Besok masih Minggu dan Minggu sore mereka sudah ada di sini ". Ucap Ilham.

"Sayang berhubungan anak anak tidak ada bagaimana kita habis waktu berdua ". Ucap Ilham dan mengigit telinga istrinya.

"Jangan mesum mas". Ucap Sintia.

"Mesum sama istri sendiri juga tidak apa apa". Jawab Ilham.

"Ingat sudah tua". Jawab Sintia lalu bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah kepergian Sintia, Nilam membuka matanya dan menatap langit langit rumah sakit.

"Ya Allah hamba mohon buat Tante Sarah tidak bisa menemukan ku, aku tidak sanggup jika harus kembali ke rumah itu". Ucap Nilam.

"Permisi nona, Nyonya Sintia menyuruh saya untuk menjaga nona". Ucap mbok Darmi.

"Nyonya Sintia". Tanya Nilam.

Mbok Darmi membuka ponselnya dan menunjukkan foto Ilham dan Sintia pada Nilam.

"Ini nona, mungkin tadi nona dan nyonya belum sempat berkenalan". Ucap mbok Darmi.

"Panggil Nilam saja bibi". Ucap Nilam.

"Mbok Darmi". Ucap mbok Darmi.

"Aku panggil bibi tidak apa apa kan". Tanya Nilam.

"Tidak apa apa, senyaman nduk saja". Jawab mbok Darmi.

"Mereka orang baik yang bik sampai menyuruh bibi untuk menjaga ku di sini". Tanya Nilam.

"Iya mereka orang baik, jika butuh sesuatu jangan sungkan , katakan saja pada mbok". Ucap mbok Darmi dan Nilam menanggukan kepalanya.

"Tidak Nilam apa yang kamu pikirkan, apa kamu lupa bahwa dirimu pembawa sial, jika dirimu minta tolong padanya dan terjadi sesuatu pada keluarganya nanti kamu yang di salahkan lagi Nilam, cukup terima kasih sudah menolong dan membawamu ke rumah dan setelah itu pergi jauh dari sini agar tante sarah tidak bisa menemukan mu". Ucap Nilam dalam hati.

Terpopuler

Comments

Marliana MARLIANA

Marliana MARLIANA

kok belum ad kelanjutan thor,penasaran dgn kelanjutan hubungan ari.

2023-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!