Dua File

Setelah merasa segar Ari keluar dari kolam lalu memakai jubah mandi sedangkan Nilam membalik badannya dan berjalan menuju kamarnya, mengurungkan niatnya untuk ke dapur. Ari mendudukkan dirinya di kursi santai yang ada di pinggir kolam renang lalu meminum jusnya.

drt

drt

Ari meraih ponselnya dan langsung menekan tombol hijau saat tau Ghazali yang menelponnya.

"Assalamualaikum". Ucap Ghazali di sebrang telepon.

"Waalaikumussalam". Jawab Ari.

"Bagaimana Ali apa sudah mendapatkannya". tanya Ari.

"Audah, tapi...". Ucap Ghazali dan menjeda perkataannya.

"Tapi apa". Tanya Ari.

"Ada dua versi tentangnya Ari". Ucap Ghazali.

"Maksudnya". Tanya Ari.

"Akan aku kirimkan filenya, aku merasa di sini ada yang janggal karena ada dua versi tentangnya". Ucap Ghazali.

"Ya sudah kirimkan saja, aku akan membacanya". Ucap Ari.

"Aku tutup, assalamualaikum Ari". Ucap Ghazali.

"Waalaikumussalam". Jawab Ari.

Ari segera membuka file yang di kirim oleh Ghazali, Ari membuka filenya yang pertama yaitu di mana berisi data tentang Nilam dimana dibesarkan oleh sepasang suami istri yaitu Sarah dan suami hingga ketika dewasa Nilam menikah dengan putranya mereka tetapi suaminya meninggal di Medan perang, walaupun suaminya sudah meninggal Nilam tetap tinggal disana dan Nilam di salahkan oleh mertuanya atas kematian putranya dan Nilam di anggap pembawa sial.

"Seperti aku pernah melihat wanita ini tapi di mana". Ucap Ari saat melihat foto kedua orang tua Nilam.

"Meninggalnya seseorang itu adalah sebuah takdir tapi kenapa ini di anggap pembawa sial". Sambung Ari.

Setelah membaca File yang pertama Ari membuka file kedua dimana isinya adalah Nilam mengalami depresi dan gangguan mental setelah kematian suaminya. Di dalam file itu juga tertulis bahwa Nilam juga telah membunuh orang.

Setelah membaca file itu Ari menelpon Ilham kembali.

"Assalamualaikum Ali". Ucap Ari.

"Waalaikumussalam Ari". Ucap Ghazali.

"Sudah kamu baca semua filenya ". Tanya Ghazali.

"Sudah dan aku merasa ada yang janggal dengan file kedua". Ucap Ari.

"Aku juga merasa seperti itu, kemarin aku sudah mendatangi keluarga Korban pembunuhan itu tapi saat di tanya mereka seperti ketakutan dan seperti tertekan". Ucap Ghazali.

"Dan aku masih menyelidiki keluarga itu dan selama pantauan ku mereka tidak pernah keluar rumah ". Sambung Ghazali.

"Kirimkan alamatnya Ali". Ucap Ari.

"Nanti aku akan kirimkan padamu". Ucap Ghazali.

"Terima kasih sudah membantu ku, besok aku akan mendatangi keluarga itu untuk menanyakan kebenarannya ". Ucap Ari.

"Ari jika memang perempuan itu berbahaya seharusnya dia sudah melakukan tindakan berbahaya itu, apalagi dia sudah tinggal berbulan bulan di rumah mu". Ucap Ghazali.

"Jika di pikir secara logika tidak mungkin dia akan diam saja di sana, apalagi kemarin mertuanya datang, jika perkataannya benar maka dia sudah membunuh keluarga mu agar tidak ada yang tau tentang kondisinya ". Sambung Ghazali.

"Jika ingin tau coba tatap matanya ketika dia bicara pasti akan terlihat apa dia berbohong atau tidak ". Sambung Ghazali.

"Yang ada dosa Ali aku menatap matanya lama lama". Ucap Ari dan Ghazali terkekeh di sebrang sana.

"Ari sudah dulu ya, anak anak anak mu ngajak main". Ucap Ghazali.

"Iya Ali assalamualaikum". Ucap Ari.

"Waalaikumussalam". Ucap Ghazali.

Setelah panggil berakhir Ari memilih yg untuk masuk kedalam rumah sambil membaca alamat yang di kirimkan oleh Ghazali. Sesampainya di kamar Ari membuka lemari dan mengambil pakaian untuk dia kenakan

setelah berganti pakaian Ari melihat kembali foto orang tua Nilam.

"Dimana ya aku pernah melihat ibunya Nilam, wajahnya seperti tidak asing". Ucap Ari.

Ari memasukkan foto itu ke dalam laci saat mendengar mobil orang tuanya, Ari segera turun ke bawah dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Bagaimana tadi pestanya". Tanya Ilham.

"Ya seperti itu bi membosankan". Jawab Ari.

Ilham hanya mengelengkan kepalanya karena sejak kecil Ari tidak pernah mau di ajak ke sebuah pesta.

"Jangan bilang kamu pulang duluan". Tanya Ilham dan Ari menanggukan kepalanya.

drt

drt

Ari menatap ponselnya dan langsung menekan tombol merah saat melihat nama Fatimah yang terlihat.

"Ari apa dia sering menghubungi mu". Tanya Ilham.

"Iya , Fatimah menghubungi ku hanya tanya soal tugas atau berhubungan dengan kuliah Bi, tidak lebih". Jawab Ari.

"Apa dia tidak ada teman perempuan yang bisa di tanya". Ucap Ilham dan Ari mengelengkan kepalanya.

"Jika merasa cocok sebaiknya segera di lamar daripada sering sering berhubungan seperti ini, kalau lama lama tidak akan baik". Ucap Ilham.

"Bi aku hanya berteman saja dengannya dan Ari tidak pernah melampaui batas ". Ucap Ari.

"Iya Abi Percaya soal itu, putra Abi tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan diri sendiri ". Ucap Ilham.

💙💙💙

Hay Hay ada rekomendasi cerita lagi ini yang wajib di baca, cuss langsung ketik judulnya"Pacar Onlineku" karya " M Anha"

Terpopuler

Comments

Marliana MARLIANA

Marliana MARLIANA

smoga Ari bisa membongkar kebusukan bu Sarah...

2023-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!