Setelah merasa lega setelah menangis Nilam mencuci mukanya dan keluar dari kamar untuk mengembalikan ponsel mbok Darmi.
tok
tok
"Mbok". Ucap Nilam.
tok
tok
"Masuk saja nduk". Ucap Mbok Darmi.
Nilam memutar handle pintu dan saat pintu itu terbuka Nilam melihat mbok Darmi yang sedang memijat kakinya. Nilam menghampiri mbok Darmi.
"Mbok, ini Nilam mau mengembalikan ponsel". Ucap Nilam.
"Letakan di atas meja itu nduk". Ucap mbok Darmi.
"Nilam pijit ya mbok". Ucap Nilam.
Nilam memegang kaki mbok Darmi lalu menuangkan minyak urut dan Nilam langsung memijatnya.
"Nduk kamu habis menangis". Tanya mbok Darmi saat mobil mata Nilam sedikit membengkak.
"Cerita aja nduk, mungkin dengan cerita bisa meringankan beban". Sambung mbok Darmi.
Nilam menatap mbok Darmi lalu menceritakan bahwa dirinya sudah menikah tetapi suaminya telah meninggal karena gugur di Medan perang dan ibu mertuanya menyalahkan dirinya dan dianggap sebagai pembawa sial, sejak kematian suaminya ibu mertuanya selalu menyiksanya dan tidak membiarkan dirinya hidup dengan tenang. Mbok Darmi mengusap bahu Nilam saat melihat Nilam kembali terisak. Mbok Darmi membawa Nilam kedalam pelukan.
"Hiks hiks Nilam takut mbok, Nilam takut Tante Sarah menemukan Nilam dan menyiksa Nilam lagi hiks hiks". Ucap Nilam dan mbok Darmi mengusap punggung Nilam.
"Kenapa aku dilahirkan harus mengalami ini semua mbok, apa salah ku". Sambung Nilam.
"Nduk yakinlah suatu saat nanti nduk Nilam pasti akan merasakan kebahagiaan dan kebahagiaan itu akan membuat nduk Nilam melupakan kesakitan selama ini yang nduk Nilam alami ". Ucap mbok Darmi.
"Tapi kapan mbok Nilam sudah lelah rasanya Nilam tidak sanggup untuk hidup ". Ucap Nilam dan mbok Darmi semakin mengeratkan pelukannya.
Sintia menghapus air matanya saat mendengar cerita Nilam dan itu mengingatkan dirinya pada masa lalunya, Sintia pernah merasakan frutasi seperti Nilam. Sintia membalikkan badannya dan meninggalkan kamar mbok Darmi dan mengurungkan niatnya untuk menemui mbok Darmi.
"Terima kasih mbok, aku merasa dimiliki ibu". Ucap Nilam dan menghapus air matanya.
"Jangan putus asa ya dan jangan sampai salah mengambil jalan dengan cara bunuh diri, itu tidak baik". Ucap mbok Darmi dan Nilam menanggukan kepalanya.
Nilam melanjutkan memijat kaki mbok Darmi hingga membuat wanita yang sudah lanjut usia itu tersenyum dan mengusap punggung Nilam.
Sedangkan di Mesir Fatimah menumpukkan dagunya di punggung tangannya dan terus memperhatikan Ari yang fokus mengerjakan tugasnya, Fatimah menyunggingkan senyumnya.
"Ari". Panggil Fatimah.
"Hmm". Guman Ari tanpa melihat ke arah Fatimah dan fokus pada bukunya.
"Andainya nanti jika aku yang jadi istrimu bagaimana". Taanya Fatimah sehingga membuat pergerakan terhenti dan menatap Fatimah.
"Kenapa diam". Ucap Fatimah.
"Ya berarti kamu adalah jodohku". Ucap Ari lalu kembali fokus pada tugasnya.
"Berarti kamu tidak akan menolak seandainya kita di jodohkan". Tanya Fatimah.
"Hmmm". Guman Ari dan Fatimah tersenyum.
"Hay". Ucap seseorang dan duduk di antara mereka.
"Hay beb Fatimah". Ucap seorang laki-laki sambil mengedipkan matanya pada Fatimah.
"Kamu kenapa kesini Aldo, tempat duduk masih banyak". Ucap Fatimah.
"Karena aku ingin menatap bidadari di depan ku ini". Ucap Aldo.
"CK menganggu saja". Ucap Fatimah lalu membukakan bukannya.
"Jangan cemburut nanti cantiknya hilang lo beb". Goda Aldo dan Fatimah memutar bola matanya dengan malas.
"Kalau mau ribut jangan disini". Ucap Ari.
"Santai bro, aku ingin menanyakan soal ini aku tidak paham". Ucap Aldo dan meletakan bukunya di depan Ari.
Ari mengambil buku Aldo dan membacanya lalu menjelaskannya pada Aldo.
"Terima kasih bro". Ucap Aldo.
"Aku duluan ya assalamualaikum". Ucap Ari.
"Waalaikumussalam". Jawab Fatimah dan Aldo.
"Beb Fatimah tinggal kita berdua ini". Ucap Aldo.
"Assalamualaikum ". Ucap Fatimah lalu meninggalkan Aldo.
"Waalaikumussalam ". Jawab Aldo.
"Yah kenapa aku di tinggal sendirian, selalu seperti ini ". Ucap Aldo.
Fatimah berjalan menuju ruangan ayahnya karena ingin membicarakan sesuatu.
tok
tok
"Assalamualaikum ". Ucap Fatimah.
"Waalaikumussalam ". Jawab Umar
Fatimah masuk kedalam ruangan ayahnya lalu duduk di depan ayahnya.
"Yah". Panggil Fatimah.
"Iya Fatimah, ada apa, tidak biasanya menemui ayah di jam seperti ini". Tanya Umar.
"Fatimah ingin bicara sesuatu ". Ucap Fatimah.
"Ingin bicara apa". Tanya Umar.
"Yah Fatimah kan sudah besar dan selama ini Fatimah selalu mengikuti apa kemauan ayah, jadi Fatimah ingin ayah mengabulkan keinginan Fatimah ini". Uap Fatimah.
"Memangnya Fatima ingin apa". Tanya Umar.
"Fatimah ingin..."
drt
dtt
Umar langsung mengangkat panggilan telepon tersebut dan bicara serius dengan seseorang di sebrang telepon.
"Fatimah ayah harus pergi, nanti di rumah kita bicarakan lagi ". Ucap Umar
"Iya yah". Jawab Fatimah dan tersenyum.
"Kalau begitu Fatimah langsung pulang, Assalamualaikum ". ucap Fatimah.
"Waalaikumussalam ". jawab Umar.
Fatimah melangkahkan kakinya menuju mobilnya untuk pulang ke rumah, Fatimah mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang hingga dua puluh menit sampai di sebuah rumah, Fatimah turun dan langsung masuk kedalam kamar untuk beristirahat.
Di asrama Ari mengambil sebuah lalu menghubungi keluarga.
"Assalamualaikum Abi bunda". Jawab Ari saat panggilan video memperlihatkan kedua orang tuanya.
"Waalaikumussalam, Ari sehatkan disana". Tanya Sintia.
"Alhamdulillah Ari sehat Bun". Jawab Ari.
"Tumben telepon ada apa". Tanya Ilham.
"Memang tidak boleh telepon". Jawab Ari.
"Buruan kuliahnya di selesaikan dan setelah itu menikah". Ucap Ilham.
"Abi seperti Ilham tidak akan menikah jika si kembar selalu buat ulah, jadi Abi dan Bunda tolong buat si kembar jangan membuat perempuan yang dekat dengan ku pergi". Ucap Ari.
"Untuk masalah itu bunda tidak bisa janji nak, kamu tau sendiri bagaimana si kembar ". Ucap Sintia.
"Mungkin si Kembar membuat ulah itu akan mempertemukan perempuan yang pantas untuk mu Ari". Ucap Ilham dan Ari menanggukan kepalanya.
"Kapan pulang ". Tanya Sintia.
"Beberapa bulan lagi Bun, ini Ari lagi proses menyelesaikan tugas akhir ". Jawab Ari.
"Abi dan Bunda do'akan semoga selalu lancar dan di permudah ". Ucap Abi.
Ari berbincang cukup lama dengan kedua orang tuanya dan mengakhiri panggilan telepon saat mendengar suara si kembar. Ari membaringkan tubuhnya di ranjang lalu menatap langit langit.
"Semoga setelah selesai kuliah aku langsung bertemu dengan jodoh ku ". Ucap Ari lalu menutup matanya karena merasa lelah
Aldo memasuki kamar dengan pelan pelan saat melihat Ari sudah tertidur, satu ruangan itu hanya di isi oleh Ari dan Aldo.
Aldo duduk di bibir ranjang miliknya.
"Bro". Panggil Aldo.
"Hmmm". Guman Ari yang masih bisa di dengar Ilham.
"Bro misal kalau mau melamar seorang harus bawa apa ya". Tanya Aldo.
"Kamu ingin melamar siapa". Ucap Ari. langsung duduk menghadap ke ranjang Aldo
"Ada nanti pasti tau, kalau aku bilang sekarang nanti malu jika di tolak". Ucap Aldo dan Ari menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Marliana MARLIANA
kapan up laginya Thor....
2023-05-08
0
Marliana MARLIANA
penasaran bagaimana sikap Ari pas bertemu Nilam...
2023-05-05
0