Bekerja

Sudah satu bulan lamanya Nilam bekerja di rumah Sintia, Nilam bersyukur selama satu bulan ini tidak ada masalah yang terjadi saat dia tinggal di sini. Pagi pagi sekali Nilam sudah terbangun dan membereskan rumah, untuk memasak makanan Sintia melarang siapapun untuk memasak karena hanya dia sendiri yang akan memasak.

"Alhamdulillah ya Allah, selama hamba tinggal di sini baik baik saja". Ucap Nilam sambil berjalan menuju dapur dengan membawa alat pel.

"Tante Nilam bantu ya". Ucap Nilam sambil mengahampiri Sintia.

"Tidak perlu Nilam". Ucap Sintia.

"Kamu kerja yang lain saja". Sambung Sintia.

"Baik Tante". Ycap Nilam dan berjalan keluar menuju halaman belakang.

Setelah selesai memasak Sintia menghidangkan makanan yang dia buat di meja makan. Sintia tersenyum saat melihat suami dan si kembar.

"Pagi Bunda". Ucap Si Kembar.

"Pagi sayang". Ucap Ilham dan mencium pipi istrinya.

"Pagi". Jawab Sintia dan mengambilkan makanan untuk suaminya.

"Bun kapan bang Ari pulang". Tanya Eshal.

"Eshal Abang disana kan baru satu bulan, nanti kalau sudah waktunya pulang pasti pulang". Jawab Sintia.

"Tapi sudah kangen sama Abang ". Ucap Eshal.

"Yang sabar ". Ucap Sintia dan mengusap kepala putrinya yang tertutup hijab.

"Sudah ini di meja makan jangan banyak bicara, ayo segera makan sarapan Kalian habis itu Abi antar ke sekolah". Ucap Ilham.

Keluarga itu makan dengan nikmat sedangkan di belakang Nilam dan mbok Darmi sedang membersihkan halaman

"Mbok". Panggil Nilam.

"Ada apa nduk". Jawab mbok Darmi.

"Tante Sintia apa tidak takut dengan ku padahal baru kenal tapi sudah percaya begitu saja ". Tanya Nilam.

"Nyonya dan tuan orang baik nduk jadi mereka bisa menilai mana yang orang baik dan bukan". Jawab mbok Darmi.

"Mbok sudah lama bekerja di sini". tanya Nilam.

"Sudah cukup lama mbok masuk kesini waktu si kembar umur satu tahun". Ucap mbok. Darmi dan Nilam menanggukan kepalanya

setelah selesai sarapan sintia mengantarkan suami dan si kembar ke depan.

"Sayang mas berangkat dulu". Ucap Ilham.

"Bunda kami berangkat". Ucap Ehsan dan Eshal.

"Assalamualaikum". Ucap Ilham dan si kembar secara bersamaan.

"Waalaikumussalam hati hati di jalan". Jawab Sintia.

Ilham mencium kening istrinya dan di susul di si kembar dengan mencium punggung tangan bundanya. Sintia melambaikan tangannya saat mobil tersebut melaju meninggalkan halaman rumah.

Sedangkan di kediaman Sarah.

pyar

pyar

brak

"Kenapa kalian bodoh". Teriak Sarah pada anak buahnya.

"Ini satu bulan lamanya tapi kalian tidak bisa menemukan perempuan pembawa sial itu". Sambung Sarah.

"Maafkan kami nyonya".

"Dasar kalian semua bodoh, saya tidak mau tau mau hidup atau mati kalian harus membawanya kehadapan saya". Ucap Sarah.

"Cepat pergi dan temukan dia". Sambung Sarah.

"Baik nyonya".

"Awas kamu Nilam, jika bertemu aku tidak akan membiarkan kamu hidup dengan tenang". Ucap Sarah.

pyar

Sarah melempar piring yang ada di depannya dan mencengangkan erat kursi.

"Bibik". teriak Sarah.

"Iya nyonya".

"Bereskan ini semua". Uap Sarah lalu meninggalkan tempat itu.

Kembali ke rumah keluarga Sintia.

"Nduk". Panggil mbok Darmi.

"Iya mbok". Jawab Nilam.

"anduk mbok minta tolong kamu bisa pergi ke pasar, kaki mbok sakit nduk ". Ucap mbok Darmi dan Nilam diam saja karena di dalam hatinya Nilam merasa takut untuk keluar dari rumah ini.

"Bisa mbok". Ucap Nilam.

"Ini uang dan daftar belanjaannya". Ucap mbok Darmi dan memberikan uang serta catatan.

Nilam mengambilkan lalu masuk ke dalam kamarnya dan mengambil masker untuk menutupi wajahnya.

"Bismillah semoga aku tidak bertemu orang orang Tante Sarah". Ucap Nilam lalu keluar dari kamar.

Nilam berjalan menghampiri tukang ojek online yang dia pesan tadi. dengan perasaan was was Nilam duduk di motor tersebut. Sesampainya di pasar Nilam segera mencari barang barang yang ada di catatan. Nilam melebarkan matanya saat melihat seseorang yang ada di sampingnya.

"Astaga inikan anak buah Tante Sarah, kenapa ada di pasar ini". Ucap Nilam dan meletakan kembali sayuran yang di pegang lalu membalikkan badannya.

deg

Badan Nilam menegang ketika pundak di pegang, Nilam memegang erat kantong plastik serta menelan salivanya dengan kasar.

"Mbak dompetnya tertinggal". Ucap anak buah Sarah.

Nilam memejamkan mata lalu menghembuskan nafasnya dan membalikkan badannya, Nilam mengambil dompet tersebut

"Terima kasih". Ucap Nilam lalu buru buru keluar dari pasar itu.

bruk

"Maaf maaf". ucap Nilam karena menabrak seseorang karena tidak memerhatikan jalan.

"Buta atau gimana ha, lihat kotor baju saja terkena ikan mu".

Deg

Nilam mematung saat mengenali suara tersebut, Nilam mengangkat kepalanya dan matanya lebar saat melihat orang itu, Nilam segera mengambil belanjaannya yang berserakan lalu berlari begitu saja.

"Hey jangan kabur, kamu harus mengganti baju ku, dasar orang miskin pembawa sial". Ucap Sarah.

"Maaf nyonya saya lama".

"Kenapa lama sekali, hanya mencari itu lama". Ucap Sarah dengan marah.

"Pulang dulu baru ke kantor, saya harus ganti baju". Ucap Sarah dan masuk ke dalam mobil

Nilam menghembuskan nafasnya saat melihat mobil Sarah sudah meninggalkan pasar, Nilam keluar dari balik pohon dan segera memesan ojek online menggunakan ponsel mbok Darmi.

Sesampainya di rumah Nilam langsung masuk dan memberikan belanjaan pada mbok Darmi lalu masuk ke dalam kamarnya. Nilam menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Jam dua belas siang si kembar sudah pulang. Eshal mengahampiri mbok Darmi yang ada di dapur.

"Mbok mba Nilam dimana ya". Tanya Eshal.

"Ada di kamarnya non, sejak pulang dari pasar Nduk Nilam belum keluar kamar". Jawab mbok Darmi.

Setelah mendengar jawaban mbok Darmi, Eshal mengahampiri kamar Nilam.

tok

tok

"Mba Nilam". Ucap Eshal.

"Mba".

Ceklek

"Ada apa Eshal". Tanya Nilam sambil tersenyum dan Eshal memperhatikan Nilam dengan intens.

"Mba Habis nangis ya". Tanya Eshal.

"Iya , tadi mba habis liat film sedih di ponsel mbok Darmi, Eshal butuh sesuatu". Ucap Eshal.

"Tidak Mba , Eshal hanya ingin memastikan mba baik baik saja, tadi kata mbok Darmi mba tidak keluar kamar sejak pagi" Ucap Eshal.

"Mba baik baik saja". Ucap Nilam.

"Ya sudah Eshal masuk dulu". Ucap Eshal lalu meninggalkan Nilam.

Setelah Eshal masuk Nilam menutup pintu kamarnya.

Di Mesir

Ari dan Fatimah sedangkan mengerjakan tugas mereka bersama sama di taman kampus.

"Ari berlama lama lagi kamu ada di sini". Tanya Fatimah.

"Mungkin empat bulanan kalau tugas ini cepat selesai". Jawab Ari.

"Nanti setelah lulus kamu akan tetap di sini atau tinggal di Indonesia". Tanya Fatimah.

"Tinggal di Indonesia, aku di sini sudah lama dan aku harus mengurus usaha ku yang ada di sana juga". Jawab Ari dan Fatimah menganggukkan kepalanya.

"Perempuan yang menjadi istri nanti pasti beruntung, sudah pintar, memiliki usaha dan juga pintar, pasti banyak perempuan yang mengantri di Indonesia ". Ucap Fatimah dan Ari hanya tersenyum.

"Tipe perempuan mu seperti apa". Tanya Fatimah.

"Kenapa tanya seperti itu ". Ucap Ari.

"Hanya tanya saja, siapa tau aku bisa merubah diriku menjadi tipe mu". Ucap Fatimah dan Ari menatapnya.

"Ishhh jangan menatap ku seperti itu, Aku hanya bercanda ". Ucap Fatimah.

"Sebaiknya kita kerjakan ini ". Ucap Ari dan Fatimah menanggukan kepalanya.

Mereka berusaha melanjutkan tugasnya sedangkan Fatima sejak tadi terus menatap Ari dengan begitu intens.

💙💙💙

Hay maaf ya baru bisa update, untuk saat ini belum bisa update setiap hari nanti bulan depan mulai rutin update kembal.

Terpopuler

Comments

Marliana MARLIANA

Marliana MARLIANA

biza mellas rindu dengan nilam dan bang ari.

2023-04-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!