Ehsan dan Eshal

Setelah mengganti pakaian Ehsan dan Eshal masuk ke dalam kamar Ari. Ari bersandar di kepala ranjang dan mengabaikan si kembar. Ehsan dan Eshal berjalan menghampiri Abang

"Abang kami minta maaf". Ucap Eshal

"Iya Abang, kami tau kami salah jadi kami minta maaf". Sambung Ehsan

Ehsan dan Eshal meletakkan kedua tangannya di kedua telinganya dan menunjukkan ekspresi memelas. Ari menghela nafasnya dan meletakan ponselnya di atasnya.

"Duduk". Perintah Ari dan si kembar langsung duduk di di depan Ari

"Ehsan dan Eshal kan sudah besar dan SMA, jadi Abang mohon jangan di ulangi lagi seperti itu". Ucap Ari dengan pelan

"Tapi Eshal melakukan untuk kebaikan Abang ". Ucap Eshal

"Eshal feeling mu belum tentu benar, dan sudah berapa kali kalian melakukan seperti ini". Ucap Ari

"Tapi waktu itu feeling Eshal benar kan, waktu Abang melamar kak Kinan eh taunya seminggu setelah Abang melamarnya, kak Kinan melarikan ". Ucap Eshal dengan pelan

Ari menghela nafasnya saat mengingat pertama kali jatuhnya dan memutuskan untuk langsung melamar gadis itu tapi ternyata pilihannya salah

"Kami hanya ingin Abang dapat istri yang baik , bukan hanya ingin harta Abang saja". Ucap Ehsan

"Oke baiklah tapi Abang mohon jangan lakukan hal itu lagi di depan umum, jika memang kalian tidak menyukai katakan pada Abang saja". Ucap Ari

"Kami tidak janji, kami punya cara sendiri agar perempuan yang tidak baik menjauh dari Abang ". Ucap Eshal lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar Ari bahkan meninggalkan Ehsan

"Ehsal tunggu ". Ucap Ehsan langsung mengejar adiknya

Ari menghela nafasnya dan memijat dahinya karena merasa pusing dengan ular si kembar.

"Kenapa si kembar tidak juga berubah, kapan aku bisa menikah jika si kembar selalu membuat ulah seperti ini". Ucap Ari

Eshal dan Ehsan tertawa saat menuruni tangga tapi saat melihat Abi dan Bundanya mereka langsung menghentikan tawanya

"Ehsan Eshal sini nak Abi ingin bicara". Ucap Ilham dengan lembut.

Ehsan dan Eshal duduk di sofa yang ada di depan ayahnya

"Tadi apa yang kalian lakukan pada Abang ". Tanya Ilham

"Eshal mengaku calon istri Abang di depan perempuan yang Abang temui ". Jawab Eshal

"Dan Ehsan ". Tanya Ilham

"Membantu Eshal bi agar perempuan itu percaya ". Jawab Ehsan

"Abi tau kalian ingin yang terbaik untuk Abang kalian dan tidak ingin kejadian waktu itu terjadi tapi jangan membuat Abang kalian malu". Ucap Ilham

"Maaf Abi ". Ucap si kembar

"Jangan di ulangi lagi ". Ucap Ilham

"Iya Abi tapi kami akan selalu membuat perempuan yang tidak pantas untuk Abang menjauh sampai kami menemukan perempuan yang cocok untuk Abang". Ucap Ehsan

Ilham dan Sintia menghela nafasnya saat mendengar Ucapan Ehsan

"Emang kalian ingin perempuan seperti apa untuk Abang ". Ucap Ari yang kemudian duduk di samping adiknya

"Yang pastinya dia baik, Sholeha dan sayang sama Abang dan kita semua, tidak rakus". Jawab Ehsan

"Dan yang pasti perempuan itu tidak membuat kita kehilangan sosok Abang". Sambung Eshal

Ari mengusap kepala Eshal dan lembut

"Tidak akan ada yang mengambil Abang dari kalian, walaupun Abang sudah menikah Abang tetap Abang kalian ". Ucap Ari

"Abang harus selalu mengenalkan pada kita perempuan yang dekat dengan Abang dan Abang harus menikah dengan perempuan yang kami sukai ". Ucap Eshal

"Kami pasti akan memilihkan yang terbaik ". Sambung Ehsan

"Iya". Jawab Ari singkat

"Eshal sayang Abang ". Ucap Eshal

"Ehsan juga". Ucap Ehsan

si kembar langsung memeluk Ari dan Ari membalas pelukan mereka. Sintia dan Ilham melihat itu saling tersenyum

"Sudah belajar". Tanya Ari

"Sudah". Jawab si kembar kompak

"Bagaimana dengan perusahaan Ari". Tanya Ilham

"Alhamdulillah lancar Abi tidak ada kendala dan kemarin baru saja masuk dua belas lusin abaya dan sepuluh Lusin koko untuk di kirim ke Mesir bi". Jawab Ari

"Alhamdulillah ". Jawab Ilham

Ilham bangga pada putranya yang bisa mendirikan sendiri sebuah perusahaan yang di beri nama MA Store. Ilham hanya memberikan sebuah pembelajaran bagaimana mendirikan sebuah usaha dan juga memberikan dukungan serta sebuah satu bangunan yang kini menjadi perusahaan milik Ari sendiri. Kenapa Ilham tidak memberikan perusahaan miliknya jawaban karena Ilham meminta perusahaan itu untuk di berikan pada si kembar saja.

"Abi bangga padamu nak". Ucap Ilham

"Semua yang Ari dapatkan karena dukungan Abi dan Bunda". Ucap Ari

"Abi dengan Ghazali sudah berhasil membuat toko pakaian muslim dengan berbagai cabang". Tanya Ilham

"Iya Bu, tapi Ari belum sempat bertemu dengannya". Ucap Ari

Ari sendiri sangatlah sibuk bahkan berada di Indonesia hanya bisa di hitung dengan jari karena Ari lebih sering berada di Mesir

"Tadi bunda sudah masak, sebaiknya sekarang kita makan". Ucap Sintia

"Let's Go bunda ". Ucap Eshal

keluarga kecil itu makan dengan nikmat. Sintia tersenyum melihat suaminya dan anaknya

"Terima kasih ya Allah sudah memberikan kebahagiaan padaku". Ucap Sintia

"masakan bunda emang paling the best ". Ucap Ehsan

"Ehsan Abi mengajarkan apa". Tanya Ilham saat melihat Ehsan berbicara saat makan bahkan di mulutnya masih ada makanan

"Maaf Abi, Abi mengajarkan tidak boleh berbicara ketika makan". Ucap Ehsan

setelah selesai makan Ari kembali ke kamarnya dan duduk di balkon kamarnya dan mengeluarkan sebuah foto

"Umi , Ari rindu dengan umi, lihat Ari sudah dewasa sekarang". Ucap Ari dan mengusap foto uminya

"Umi tau, bunda sangat sayang dengan Ari , walaupun sudah ada di kembar kasih sayang bunda tidak pernah berkurang pada Ari umi". Ucap Ari

"Ari sangat bersyukur wanita yang menjadi istri ayah setelah umi adalah bunda Sintia, mungkin jika orang lain Ari tidak akan sebahagia ini ". Sambung Ari

Ari menolehkan kepalanya saat merasakan sebuah usapan di bahu lalu tangannya mengusap air matanya yang jatuh

"Kalau rindu dengan umi, Ari bisa mengunjungi makamnya dan mendo'akan umi setelah selesai sholat ". Ucap Sintia

"Bunda ". Panggil Ari

"Ada apa ". Jawab Sintia

"Kenapa bunda tidak membenci Umi, padahal Umi pernah membuat bunda berada di situasi yang tidak pernah bunda inginkan ". Tanya Ari

setelah mengetahui apa yang di lakukan uminya di masa lalu pada bundanya hari sempat membencinya dan sampai sekarang belum pernah berkunjung ke makamnya

"Ari sebuah kebencian hanya akan membuat hidup kita tidak tenang nak, dan itupun hanya masalah dan sekarang Allah sudah mengganti dengan kebahagiaan yang tidak pernah bunda bayangkan". Ucap Sintia

"Jadi jangan ada kebencian di hati kita, kita semua hanya manusia biasa yang bisa khilaf dan melakukan kesalahan". Sambung Sintia

"Nanti sore ke makam Umi ya , sudah lama kamu tidak kesana". Ucap Sintia

"Iya bunda, terima kasih". Ucap Ari

Ilham yang mendengar pembicaraan mereka tersenyum lalu berjalan keluar dari kamar putranya.

Terpopuler

Comments

ma" athif 😊

ma" athif 😊

babang ilhamku tetep bikin aku mleyot walaupun udah ada si kembar 🥰🥰🥰

2023-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!