Zona aman

Lantai 10 berhasil di taklukan oleh para murid akademi Zezzanaza setelah menang melawan Golem api.

Pintu selanjutnya adalah zona aman, dimana tempat itu tidak akan ada binatang iblis yang menyerang mereka. Sehingga bagi siapa pun dengan luka setelah pertarungan bisa beristirahat dengan tenang.

Pemandangan di zona aman terlihat begitu indah dengan pohon-pohon hijau, Padang rumput, danau kecil dan kristal cahaya di atas langit-langit dinding batu seperti bintang pagi.

Setiap mata murid akademi melihat kagum, hampir tidak akan ada yang percaya jika mereka sedang berada di bawah tanah. Termasuk adanya para pedagang yang membuka kios di dalam Dungeon. Meski tidak banyak tapi itu memiliki barang-barang yang di butuhkan para Hunter untuk menjelajah ke lantai selanjutnya.

Semua Hunter bisa melakukan transaksi jual-beli, menukarkan batu jiwa dari para monster untuk membeli makanan, ramuan penyembuh, senjata baru atau juga zirah pelindung.

Tentu ini sangat membantu kegiatan para Hunter, dikarenakan ketika mereka keluar maka jalan kembali harus dari pintu masuk awal. Sehingga akan merepotkan mereka jika pulang pergi untuk sekedar mengganti senjata.

"Kalian bisa beristirahat di tempat ini untuk satu hari, setelah itu, besok kita akan kembali ke permukaan melalui rangkaian sihir teleportasi." Ucap master Ziza kepada semua murid.

Semua rangkaian sihir teleportasi tersedia di setiap lantai zona aman, para Hunter membutuhkan kerja keras untuk masuk ke dalam Dungeon, sedangkan mereka yang memutuskan keluar bisa dilakukan dengan mudah.

Di butuhkan waktu satu hari penuh sampai Dungeon memulihkan diri, membentuk kembali para monster di bagian-bagian dalam yang telah di kalahkan. Itulah kenapa Dungeon dikatakan 'makhluk' karena mampu beregenerasi, tapi tidak memiliki wujud layaknya sebuah 'kehidupan'.

Sebuah keberadaan khusus yang tidak terdapat di bumi.

Zen bersantai di tepian danau untuk menikmati suasana selagi memandangi cahaya silau di atas langit-langit dengan rebahan.

Seseorang datang menghampiri Zen...."Maaf, boleh aku duduk di sebelah mu."

Suaranya lembut, sopan dan menunjukkan diri sebagai gadis cantik yang anggun, jelas itu bukan Sena.

"Silakan." Jawab Zen setelah melihat sosok gadis yang berdiri di sampingnya.

'Kenapa dengan gadis ini, apa aku berbuat salah kepadanya ?.'

Gadis itu tampak bingung, matanya melirik ke kiri dan kanan seperti ingin bicara namun ragu-ragu.

"Apa kau memerlukan sesuatu kepada ku nona ?." Tanya Zen.

Dia sedikit menunduk dan berkata ... "Ya begitulah."

"Katakan saja nona, aku tidak masalah untuk menjawabnya."

"Apa kau teman putri Sena ?." Itu yang dia tanyakan.

Mendengar pertanyaan itu Zen tertawa, memang bukan sesuatu yang lucu, tapi bagi dia seperti sebuah lelucon.

"Apa ada yang salah dari pertanyaan ku ?." Dia bingung ketika melihat Zen tertawa.

"Tidak bukan begitu, maaf, tapi apa aku terlihat seperti teman bagi putri Sena ?." Kini Zen balik bertanya.

"Begitulah, karena sejak penjelajahan, putri Sena selalu berbicara denganmu."

Zen tidak tahu cara berpikir gadis ini, hanya sekedar bicara dan sudah dianggap teman, sebuah pemikiran sederhana yang tidak masuk akal.

"Jika hanya berbicara saja sudah dianggap teman, maka aku bisa berteman dengan raja, bukankah mudah ?." Jawab Zen tersenyum sendiri.

"Tapi itu benar, jarang sekali Putri Sena bicara akrab dengan seseorang."

"Aku bahkan baru mengenal Sena dua hari yang lalu, di katakan teman pun, aku bingung. Anggap saja sebagai orang yang dipaksa untuk menuruti keinginan egoisnya."

Zen menjelaskan secara rinci tentang hubungannya dengan Sena. Sebagai lelaki yang sehat jasmani dan rohani, tentu dia pun tertarik memiliki kenalan secantik Sena, dalam beberapa alasan.

*******

Di sisi lain....

Sena kini berjalan-jalan di sekitar kios para pedagang, dia melihat ada banyak barang di jual oleh mereka, salah satunya adalah aksesoris dengan batu jiwa.

"Nona cantik, silakan dipilih, aku memiliki banyak barang-barang berkualitas disini."

Bagi seorang putri bangsawan, Sena tidak kurang apa pun jenis perhiasan, tapi sebagian besar dari itu adalah pemberian seseorang, sehingga dia merasa enggan untuk memakainya.

Tapi tetap saja, di saat semua orang menganggap dirinya adalah gadis kasar yang tidak anggun atau lemah lembut, Sena masihlah wanita dan menyukai pernak pernik indah.

Mengambil satu benda yang digunakan sebagai ikat rambut dengan batu jiwa binatang iblis warna biru membuat Sena tertarik.

"Berapa harga untuk ini, paman ?."

Senyum pemilik kios tidak lepas untuk merayu...."Pilihan yang bagus nona cantik, matamu benar-benar jeli dengan barang berkualitas, ikat rambut ini terbuat dari batu jiwa binatang iblis ikan snapper bertanduk di lantai 24. sulit sekali mendapatkannya, barang langka...."

"Aku tidak peduli soal deskripsi nya, aku tanya ini harganya berapa ?."

Sedikit kesal penjual itu kepada Sena ketika dia menjelaskan deskripsi.

"Kalau itu 30 koin emas. Nona, tidak akan rugilah anda membelinya, selain cantik, batu jiwa binatang iblis ikan snapper bertanduk memiliki manfaat untuk memperkuat aura kecantikan." Tapi tetap penjual menunjukkan rayuan handal menarik minat pembeli.

"Benarkah ?."

"Tidak mungkin aku ini berdusta nona, lihat saja orang-orang di belakang, semua sedang menatap nona penuh rasa kagum." Balasnya serius.

Sena memang sudah cantik dari sananya, tanpa batu apalah itu, mereka sejak awal melihat kehadiran Sena sudah seperti terhipnotis.

Namun rayuan pedagang yang memiliki jam terbang selama puluhan tahun dalam hal merayu pelanggan tidak bisa dianggap remeh.

Hingga seorang pahlawan utusan Dewa seperti Sena pun terpengaruh..."Aku beli yang ini."

Tanpa perlu berpikir untuk tawar menawar, Sena hendak mengambil sejumlah koin emas dari dimensi penyimpanan khusus. Seketika itu juga seseorang muncul dan menyodorkan koin emas kepada penjual.

"Ambil saja kembaliannya."

Mata pemilik kios tidak berkedip, dia melongo saat tahu bahwa orang yang membayar ikat rambut dari wanita itu adalah sosok penting, pangeran mahkota Alvardo.

"Terimakasih banyak, pangeran. Aku yakin kekasih anda akan menyukainya."

Tapi melihat kehadiran pangeran Alvardo senyum Sena turun, dia merasa mood yang sebelumnya baik, berubah kusut dan kesal.

"Apa kau menginginkan yang lain, tinggal pilih saja, biar aku yang membayar untukmu."

Sena tidak senang, meski itu tawaran menarik tapi dia tidak ingin menerimanya... "Maaf pangeran, harusnya anda tidak perlu merepotkan diri, aku merasa enggan menerima sebuah pemberian dari orang lain, sebaiknya aku mengganti uang itu."

"Jangan sungkan, itu tidak perlu, anggap saja sebagai hadiah untuk calon tunangan ku."

"Sekali lagi aku minta maaf."

Namun Sena tidak semudah itu dirayu hanya karena kebaikan palsu dari sang pangeran Alvardo. Dia cepat mengambil ikat rambut lain yang mirip dan menaruh koin emas dengan jumlah sama di dalam saku pedagang, tanpa di sadari oleh siapa pun.

Pangeran menganggap bahwa Sena mulai tertarik dan fokus memilih benda lain untuk dia berikan.

"Bagaimana dengan ini, apa kau menyukainya...." Wajah pangeran Alvardo bingung.

Karena saat dia mengambil sebuah kalung bermata batu merah besar, sosok Sena sudah lenyap dan pergi entah kemana.

"Gadis itu benar-benar sulit di tangani." Gumam pangeran kesal.

Cukup jauh dari tempat kios pedagang, Sena membuang ikat rambut yang sebelumnya di bayar oleh pangeran sekuat tenaga hingga jauh ke tengah danau.

Episodes
1 Prolog
2 Renkarnasi
3 Dunia baru, Dios
4 Otodidak
5 sang pahlawan
6 Sena Gelael Ars
7 Bukan manusia sembarangan
8 I love sate
9 Pertunangan
10 Hutan besar Orindo
11 Basoka
12 Sup kalajengking
13 Dungeon
14 pahlawan dan iblis
15 Sarapan
16 PKL
17 Dia punya dua
18 Lantai 10
19 Zona aman
20 inti jiwa Dungeon
21 Camping
22 Hanya bercanda
23 Lantai 46
24 Labirin besar
25 Memancing
26 Gurun pasir
27 kecanggungan
28 Sisi lain
29 Dimensi ilusi
30 Batas waktu
31 penyerangan
32 Keluarga Mivea
33 Evolusi
34 Ingatan masa lalu
35 masih per*awan
36 Dua belas pedang besar
37 kemunculan makhluk Legenda
38 monumen batu
39 Di waktu yang tidak tepat
40 Di dalam kamar
41 Memburu iblis
42 Roh kontrak
43 merasa beruntung
44 Tidak ada alasan
45 Empat hari kemudian
46 Potensi besar
47 Sikap Dewasa
48 gadis pesimis
49 tugas pertama
50 Bunga Rios
51 Perubahan hidup
52 Ratu semut hitam
53 Salah satu renkarnasi
54 Golput
55 Matang
56 Tamparan keras
57 luka wajah
58 Lima cangkir kopi
59 Dua wanita
60 Trending topik
61 Golden frog
62 Terlalu bersemangat
63 Teokrasi Ziberus
64 Pahlawan Haze
65 Sampah masyarakat
66 kue kering
67 Perpisahan
68 Pelatihan
69 Ibu kota kerajaan Zorgan
70 satu kamar dan satu tempat tidur
71 Bandit Olopus
72 Soal politik
73 Tiga iblis tingkat tinggi
74 benih kebangkitan
75 kekuatan baru
76 Plot twist
77 Esensi darah iblis
78 kembali ke kota
79 Tikus yang sombong
80 Perubahan sikap
81 Lebih besar
82 tanggung jawab
83 Para Dewan Suci
84 Bukan manusia sembarangan
85 Grandmaster
86 wilayah tersembunyi
87 calon menantu
88 obat impoten
89 Rumah lelang
90 Hadiah
91 Budak Elf
92 Daging Naga
93 Alamat rumah
94 Atraksi Sirkus
95 Minimalis
96 Taruhan
97 Cita rasa
98 ras iblis kaum Gouna
99 Penyerangan di dunia gelap
100 Manusia naga
101 wujud nyata
102 Seribu bayangan
103 Penguasa baru
104 Tujuh hari...
105 perserikatan Lomania
106 keluarga
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Prolog
2
Renkarnasi
3
Dunia baru, Dios
4
Otodidak
5
sang pahlawan
6
Sena Gelael Ars
7
Bukan manusia sembarangan
8
I love sate
9
Pertunangan
10
Hutan besar Orindo
11
Basoka
12
Sup kalajengking
13
Dungeon
14
pahlawan dan iblis
15
Sarapan
16
PKL
17
Dia punya dua
18
Lantai 10
19
Zona aman
20
inti jiwa Dungeon
21
Camping
22
Hanya bercanda
23
Lantai 46
24
Labirin besar
25
Memancing
26
Gurun pasir
27
kecanggungan
28
Sisi lain
29
Dimensi ilusi
30
Batas waktu
31
penyerangan
32
Keluarga Mivea
33
Evolusi
34
Ingatan masa lalu
35
masih per*awan
36
Dua belas pedang besar
37
kemunculan makhluk Legenda
38
monumen batu
39
Di waktu yang tidak tepat
40
Di dalam kamar
41
Memburu iblis
42
Roh kontrak
43
merasa beruntung
44
Tidak ada alasan
45
Empat hari kemudian
46
Potensi besar
47
Sikap Dewasa
48
gadis pesimis
49
tugas pertama
50
Bunga Rios
51
Perubahan hidup
52
Ratu semut hitam
53
Salah satu renkarnasi
54
Golput
55
Matang
56
Tamparan keras
57
luka wajah
58
Lima cangkir kopi
59
Dua wanita
60
Trending topik
61
Golden frog
62
Terlalu bersemangat
63
Teokrasi Ziberus
64
Pahlawan Haze
65
Sampah masyarakat
66
kue kering
67
Perpisahan
68
Pelatihan
69
Ibu kota kerajaan Zorgan
70
satu kamar dan satu tempat tidur
71
Bandit Olopus
72
Soal politik
73
Tiga iblis tingkat tinggi
74
benih kebangkitan
75
kekuatan baru
76
Plot twist
77
Esensi darah iblis
78
kembali ke kota
79
Tikus yang sombong
80
Perubahan sikap
81
Lebih besar
82
tanggung jawab
83
Para Dewan Suci
84
Bukan manusia sembarangan
85
Grandmaster
86
wilayah tersembunyi
87
calon menantu
88
obat impoten
89
Rumah lelang
90
Hadiah
91
Budak Elf
92
Daging Naga
93
Alamat rumah
94
Atraksi Sirkus
95
Minimalis
96
Taruhan
97
Cita rasa
98
ras iblis kaum Gouna
99
Penyerangan di dunia gelap
100
Manusia naga
101
wujud nyata
102
Seribu bayangan
103
Penguasa baru
104
Tujuh hari...
105
perserikatan Lomania
106
keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!