Lantai 10

Ternyata banyak pula murid akademi Zezzanaza yang tertarik atas kehadiran Zen bersama mereka. Tapi sayangnya rasa tertarik itu bukan suatu kekaguman atau hal lain yang membuat mereka terpesona, melainkan sebuah sindiran karena Zen tidak melakukan apa pun dari awal masuk Dungeon.

Dia hanya berjalan-jalan, mengikuti dari belakang bersama para Hunter yang berbaris menjaga kelompok mereka.

Bisik-bisik....

"Lelaki itu benar-benar tidak berguna, dia ada disini hanya karena meminta Sena mengajaknya. Cih menyusahkan saja."

'Mulut siapa yang bicara itu ?.'

Zen tentu bisa mendengarnya, telinga yang dia miliki benar-benar sensitif untuk semua penghinaan.

"Sudah jadi beban keluarga, sekarang jadi beban kelompok, apa itu memang hobinya."

Mereka tertawa keras.

'Kau itu beban keluarga, ngaca dulu sana.' Zen tidak bisa untuk tidak kesal.

Tapi dia tahu posisinya hanya sebagai orang luar yang dibawa oleh Sena, sehingga tidak mungkin mencari masalah kepada anak-anak bangsawan.

"Aku yakin, Sena kasihan, dia merengek dan memohon-mohon di kakinya. Karena ingin masuk ke Dungeon. Jika bukan teman Sena, sudah aku tendang dia itu."

'Gara-gara gadis itu sembarangan membuat alasan, sekarang aku yang dianggap tidak berguna. Aku ingin pulang.'

Zen tidak ingin menanggapi ocehan mereka, sejak awal dia hanya menjadi korban paksaan Sena agar mengikuti kemauan egoisnya.

Tapi mereka-mereka yang baru memiliki gelar sebagai jubah biru, seakan dunia ada di dalam genggaman, menganggap orang lain hanya seonggok sampah dan mereka adalah rajanya.

Bahkan jika Zen ingin membunuh semua Golem, dia tidak akan perlu repot-repot mengangkat tangan.

Kapten Sam Soul yang bertugas mengawasi kelompok Dua di dalam Dungeon mendekati Zen dan dia pun mengajaknya bicara.

"Kau anak dari dokter Remus kan ?."

"Oh. Kapten Sam Soul mengenal ayahku ?." Balas Zen.

"Ya begitulah, aku seringkali mendapat bantuan dari tuan Remus. Jadi kenapa kau ada disini ?, apa kau murid akademi Zezzanaza ?."

"Pertama aku bukan murid akademi, paling tidak untuk sekarang. Kedua Aku dipaksa ke tempat ini karena gadis gila itu." Tunjuk Zen ke arah Sena.

Wanita itu sedang membabi-buta menghancurkan setiap Golem tanpa memberi kesempatan bagi murid lain.

"Tapi apa kau tidak berniat melawan golem-golem itu, setidaknya bisa menjadi pengalaman seru." Tanya Sam Soul tersenyum sendiri.

Zen tidak cocok untuk suasana ramai seperti ini...."Aku tidak menyukai pengalaman, sedangkan aku terpaksa melakukannya."

"Kau benar-benar teguh dengan pendirian mu yah..." Jelas itu bukan pujian dari Sam.

Tapi Zen tetap menjawab ...."Terimakasih."

Kelompok dua menjadi kelompok pertama yang sampai di lantai 9, dimana satu lantai lagi mereka akan menghadapi penguasa lantai 10.

Tapi master Ziza memerintahkan untuk setiap kelompok harus berkumpul terlebih dahulu sebelum melawan penguasa lantai 10 dan menyerang secara bersamaan.

Sena sangat bersemangat perjalanan membasmi para Golem, hingga ketika mereka beristirahat sembari menunggu kelompok lain, senyum di wajah Sena tidak turun sama sekali.

"Kau benar-benar menikmatinya."

"Tentu saja, tapi apa-apaan kau itu, sejak tadi kau hanya diam tanpa melakukan apapun, sungguh rugi sekali." Balas Sena mengejek.

"Bahkan jika aku membantu, semua Golem sudah dihancurkan olehmu."

Sena tertawa tanpa dosa ... "Apa aku berlebihan ?."

"Tidak juga, kau mempermudah pekerjaan murid lain, sampai-sampai mereka bosan dan memiliki banyak waktu untuk melihat kau bertarung."

Cukup lama menunggu, dimana kelompok dua datang lebih cepat, dua kelompok lain pun akhirnya datang. Berbeda dengan kelompok Sena, para murid yang baru saja sampai terlihat begitu kelelahan dan ada juga yang terluka.

Tapi memang begitulah harusnya praktik kerja lapangan, merasakan langsung sebuah pertarungan dengan kerja keras dan rasa sakit melawan para monster.

Master Ziza bisa tahu bahwa jika kehadiran Kelompok dua yang sampai lebih cepat adalah karena perbuatan Sena, sedikit rasa penyesalan di wajah guru cantik itu.

"Harusnya aku tidak memperbolehkan mu untuk bertarung." Master Ziza menyesal.

"Yang benar saja, master, tidak mungkin aku melewatkan pertarungan pertama ku di dalam Dungeon ini." Tegas Sena tidak menerima permintaan Ziza.

Sena seakan tidak sabar untuk memasuki lantai 10 dan melawan penguasa di lantai dalamnya. Tapi master Ziza meminta Sena menunggu, karena ada banyak murid harus memulihkan kondisi akibat perjalanan sebelumnya.

Master Ziza pun memberi sedikit arahan ...

"Baik semua tolong perhatikan, sebelum kita melawan penguasa lantai 10, ada beberapa hal yang harus aku jelaskan...."

Mereka tentu sudah memiliki beberapa informasi soal monster yang menguasai lantai 10, dimana di dalam sana terdapat seekor monster setara binatang iblis kategori C, Golem api.

Sebuah golem yang memiliki kekuatan elemen api, biasanya mereka mampu mengeluarkan api di sekujur tubuh dan melemparkan batu-batu terbakar sebagai bentuk serangan.

Bagi Sena itu bukan lawan sepadan, tapi untuk murid akademi yang setingkat jubah putih dan biru, sudah menjadi lawan sulit.

Sehingga bagi para kelompok murid mereka harus mengatur serangan sihir dari elemen yang melemahkan api, yaitu air. Kemudian menjaga jarak saat Golem melempar batu-batu terbakar ke arah mereka.

Selama penyerangan di jalankan sesuai rencana, tentu para murid akademi pemula pun masih mampu mengalahkan Golem api.

"Untuk kali ini aku ingin kau tidak melakukan apa pun Sena." Tegas peringatan dari master Ziza.

"Eh kenapa ?, Itu sama saja, Aku tidak bisa menunjukkan kekuatanku."

"Kami tahu seberapa kuat kau sekarang, jadi beri kesempatan untuk murid-murid lain."

"Cih, tidak seru." Gumam Sena.

Saat para Hunter membuka pintu menuju ke ruangan penguasa lantai sepuluh dan semua murid bergerak masuk. Secara tiba-tiba kobaran api menyala di sekeliling ruangan.

Sosok Golem yang awalnya hanya setumpuk batu tidak beraturan, kini bergerak membentuk tubuh dengan tinggi 3 meter. Selimut api pun menyala membakar wujud itu dan tampak takjub bagi semua murid saat melihatnya.

Tiga murid yang menjadi pemimpin kelompok segera mengatur posisi sesuai rencana, ada dua belas kesatria sihir dengan senjata lengkap maju di barisan depan.

Di bagian belakang para ahli sihir melepas serangan energi berupa element air untuk melemahkan kobaran api di tubuh Golem.

Heller sudah mulai merapal mantra peningkatan kekuatan fisik kepada dua belas kesatria sihir. Dimana saat Golem menjadi lebih lemah barulah kesatria sihir menyerang maju.

Masing-masing senjata terselimuti energi sihir untuk menambah tingkat kerusakan kepada lawan, dan itu memang sangat efektif.

Ketika Golem kembali bangkit, semua murid berlindung ke belakang dimana para ahli sihir membuat perisai energi untuk menahan lemparan batu yang terbakar.

Berulang kali, menyerang dan bertahan, hingga dalam satu serangan terakhir, Golem api hancur dan berhamburan meninggalkan batu jiwa yang jatuh di atas lantai.

Rencana berjalan lancar, tidak ada korban jiwa atau murid yang terluka, hanya saja, mereka tampak kelelahan akibat kekurangan energi sihir dalam tubuh.

Ini cukup wajar, jumlah energi setingkat jubah putih dan biru tidaklah sebanyak jubah Raja seperti Sena. Apa lagi jika menjadikan Sena sebagai tolak ukur kekuatan mereka.

Seorang pahlawan tidak hanya memiliki jumlah energi di atas normal, tapi regenerasi energi pun selalu aktif, dimana artinya mereka bisa bertarung dalam waktu lama tanpa takut kehabisan energi. Kecuali mendapat serangan kuat dan memberi luka fatal di bagian vital, bahkan seorang pahlawan pun akan tewas.

Terpopuler

Comments

Ya Fi

Ya Fi

memang dari awal tu cwek egois kan

2023-08-22

2

jingga

jingga

👎👎👎👎👎👎👎 MC nya goblok banget

2023-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Renkarnasi
3 Dunia baru, Dios
4 Otodidak
5 sang pahlawan
6 Sena Gelael Ars
7 Bukan manusia sembarangan
8 I love sate
9 Pertunangan
10 Hutan besar Orindo
11 Basoka
12 Sup kalajengking
13 Dungeon
14 pahlawan dan iblis
15 Sarapan
16 PKL
17 Dia punya dua
18 Lantai 10
19 Zona aman
20 inti jiwa Dungeon
21 Camping
22 Hanya bercanda
23 Lantai 46
24 Labirin besar
25 Memancing
26 Gurun pasir
27 kecanggungan
28 Sisi lain
29 Dimensi ilusi
30 Batas waktu
31 penyerangan
32 Keluarga Mivea
33 Evolusi
34 Ingatan masa lalu
35 masih per*awan
36 Dua belas pedang besar
37 kemunculan makhluk Legenda
38 monumen batu
39 Di waktu yang tidak tepat
40 Di dalam kamar
41 Memburu iblis
42 Roh kontrak
43 merasa beruntung
44 Tidak ada alasan
45 Empat hari kemudian
46 Potensi besar
47 Sikap Dewasa
48 gadis pesimis
49 tugas pertama
50 Bunga Rios
51 Perubahan hidup
52 Ratu semut hitam
53 Salah satu renkarnasi
54 Golput
55 Matang
56 Tamparan keras
57 luka wajah
58 Lima cangkir kopi
59 Dua wanita
60 Trending topik
61 Golden frog
62 Terlalu bersemangat
63 Teokrasi Ziberus
64 Pahlawan Haze
65 Sampah masyarakat
66 kue kering
67 Perpisahan
68 Pelatihan
69 Ibu kota kerajaan Zorgan
70 satu kamar dan satu tempat tidur
71 Bandit Olopus
72 Soal politik
73 Tiga iblis tingkat tinggi
74 benih kebangkitan
75 kekuatan baru
76 Plot twist
77 Esensi darah iblis
78 kembali ke kota
79 Tikus yang sombong
80 Perubahan sikap
81 Lebih besar
82 tanggung jawab
83 Para Dewan Suci
84 Bukan manusia sembarangan
85 Grandmaster
86 wilayah tersembunyi
87 calon menantu
88 obat impoten
89 Rumah lelang
90 Hadiah
91 Budak Elf
92 Daging Naga
93 Alamat rumah
94 Atraksi Sirkus
95 Minimalis
96 Taruhan
97 Cita rasa
98 ras iblis kaum Gouna
99 Penyerangan di dunia gelap
100 Manusia naga
101 wujud nyata
102 Seribu bayangan
103 Penguasa baru
104 Tujuh hari...
105 perserikatan Lomania
106 keluarga
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Prolog
2
Renkarnasi
3
Dunia baru, Dios
4
Otodidak
5
sang pahlawan
6
Sena Gelael Ars
7
Bukan manusia sembarangan
8
I love sate
9
Pertunangan
10
Hutan besar Orindo
11
Basoka
12
Sup kalajengking
13
Dungeon
14
pahlawan dan iblis
15
Sarapan
16
PKL
17
Dia punya dua
18
Lantai 10
19
Zona aman
20
inti jiwa Dungeon
21
Camping
22
Hanya bercanda
23
Lantai 46
24
Labirin besar
25
Memancing
26
Gurun pasir
27
kecanggungan
28
Sisi lain
29
Dimensi ilusi
30
Batas waktu
31
penyerangan
32
Keluarga Mivea
33
Evolusi
34
Ingatan masa lalu
35
masih per*awan
36
Dua belas pedang besar
37
kemunculan makhluk Legenda
38
monumen batu
39
Di waktu yang tidak tepat
40
Di dalam kamar
41
Memburu iblis
42
Roh kontrak
43
merasa beruntung
44
Tidak ada alasan
45
Empat hari kemudian
46
Potensi besar
47
Sikap Dewasa
48
gadis pesimis
49
tugas pertama
50
Bunga Rios
51
Perubahan hidup
52
Ratu semut hitam
53
Salah satu renkarnasi
54
Golput
55
Matang
56
Tamparan keras
57
luka wajah
58
Lima cangkir kopi
59
Dua wanita
60
Trending topik
61
Golden frog
62
Terlalu bersemangat
63
Teokrasi Ziberus
64
Pahlawan Haze
65
Sampah masyarakat
66
kue kering
67
Perpisahan
68
Pelatihan
69
Ibu kota kerajaan Zorgan
70
satu kamar dan satu tempat tidur
71
Bandit Olopus
72
Soal politik
73
Tiga iblis tingkat tinggi
74
benih kebangkitan
75
kekuatan baru
76
Plot twist
77
Esensi darah iblis
78
kembali ke kota
79
Tikus yang sombong
80
Perubahan sikap
81
Lebih besar
82
tanggung jawab
83
Para Dewan Suci
84
Bukan manusia sembarangan
85
Grandmaster
86
wilayah tersembunyi
87
calon menantu
88
obat impoten
89
Rumah lelang
90
Hadiah
91
Budak Elf
92
Daging Naga
93
Alamat rumah
94
Atraksi Sirkus
95
Minimalis
96
Taruhan
97
Cita rasa
98
ras iblis kaum Gouna
99
Penyerangan di dunia gelap
100
Manusia naga
101
wujud nyata
102
Seribu bayangan
103
Penguasa baru
104
Tujuh hari...
105
perserikatan Lomania
106
keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!