"Kenapa ada ayah kandung yang jahat sepertinya, Tuhan?" tangis Grizz semakin histeris.
Bahkan ia seakan menyalahkan keadaan yang membuatnya rapuh seperti ini dengan menghadirkan sosok ayah kandung yang jahat seperti Harto. Isakan tangisnya menjadi-jadi membuat Grizz harus menepuk dadanya yang terasa sesak dan sakit.
"Kenapa Tuhan nggak adil? Sejak kecil Grizz belum pernah mendapatkan kebahagiaan apapun dari sosok yang disebut ayah itu hiks" lanjutnya meracau.
"Dasar anak tak berguna".
"Harusnya kau ikut mati bersama ibumu saja".
"Dasar menyusahkan".
Berbagai umpatan dan cacian yang dilayangkan Harto kepadanya seakan terputar dalam pikirannya membuatnya semakin mengeraskan tangisannya. Hatinya sudah dihancurkan oleh cinta pertama seorang anak perempuan. Entah bagaimana dia harus percaya lagi dengan arti kata "cinta" dari laki-laki selain keluarganya.
Brakkkk....
Saat dirinya masih larut dalam tangisannya, tiba-tiba saja pintu kamarnya yang semula tertutup dengan rapat didobrak dengan kerasnya. Ternyata itu adalah Alex yang tadi tak sengaja lewat didepan kamar Grizz yang memang tak ada fasilitas kedap suaranya dan mendengar suara tangisan gadis polos itu. Saat akan membuka pintu, ternyata dikunci dari dalam. Tanpa basa-basi, Alex langsung saja mendobrak pintu itu dengan tubuhnya.
Grizz yang masih larut dalam pikiran dan tangisannya seakan tuli dengan suara dobrakan pintu yang teramat keras itu. Ia masih terus melanjutkan tangisannya meratapi nasib hidupnya yang belum pernah mendapatkan kebahagiaan itu. Sedangkan Alex yang melihat kondisi Grizz yang memprihatinkan pun langsung saja menariknya dalam pelukannya.
"Apa yang kau tangisi? Calon istri seorang Alex jangan lemah seperti ini" seru Alex dengan nada datarnya.
Alex yang tak pernah menenangkan seorang perempuan yang menangis pun hanya bisa mengucapkan kalimat yang bahkan tak bisa dibilang sebagai penenang. Raut wajahnya begitu datar bahkan ucapannya begitu tajam membuat Grizz hanya diam membisu sembari meneruskan tangisannya.
Karena tak mendapatkan jawaban dari Grizz, Alex melepaskan pelukannya pada gadis polos itu. Ia menegakkan wajah Grizz membiarkan dirinya menatap langsung wajah gadis yang sudah bercucuran air mata itu. Tersirat kelembutan dalam sorot mata Alex yang ditujukan pada Grizz walaupun tak ada senyum di bibirnya.
"Katakan" ucapnya.
"Tuhan nggak adil kasih aku seorang ayah yang jahat untuk Grizz yang baik hati dan tidak sombong ini" ucap Grizz lirih diselingi isakan tangis.
Alex menahan tawanya mendengar ucapan dari Grizz. Niatnya dia ingin mengadu tentang betapa jahatnya ayah kandungnya namun juga membanggakan dirinya sendiri. Dia berusaha untuk tetap memperlihatkan wajah datarnya kepada gadis polos yang telah mencuri hatinya ini.
"Kalau kamu merasa Tuhan nggak adil karena memberikanmu seorang ayah yang jahat, itu menurutku salah besar. Pasalnya walaupun kamu nggak dikasih seorang ayah yang baik namun kamu diberi calon suami yang sempurna" ucap Alex dengan sedikit menggombal walaupun raut wajahnya sama sekali tak berekspresi.
Grizz hanya bisa melongo mendengar ucapan dari Alex, bahkan kini ia sudah menghentikan tangisannya. Hanya tinggal jejak air mata yang masih mengalir pada kedua pipinya itu. Bahkan wajah Grizz yang tepat pada hadapan mukanya itu terlihat melongo dengan ingus yang terus ditarik masuk oleh gadis itu. Alex terkekeh geli untuk pertama kalinya melihat pemandangan didepannya yang sangat menggemaskan menurutnya.
Tiba-tiba saja Grizz tersadar setelah Alex meniup matanya berulang kali membuat gadis itu mengerjapkan kedua matanya karena risih. Ia langsung saja menjauhkan wajahnya dari Alex dan menghapus kasar air mata yang berada pada kedua pipinya.
"Lihat tuh ingusmu sampai kemana-mana" ejek Alex dengan wajah sinisnya.
Grizz terlihat acuh tak acuh dengan ejekan dari Alex bahkan dengan sengaja ia memainkan ingus yang keluar dengan menarik mengeluarkannya hingga membuat seperti gelembung. Alex yang melihat hal itu langsung saja sedikit menjauh dari Grizz membuat gadis itu mempunyai ide cemerlang didalam otak cantiknya.
Ia langsung saja berdiri kemudian berlari mengejar Alex yang langsung dengan sigap menjauh. Bahkan keduanya tertawa karena hal yang menurut orang-orang sangat jorok dan aneh.
"Jorok..." seru Alex menghindari Grizz.
"Biarin nih... Rasain dapat calon istri ingusan kaya Grizz" ucap Grizz sambil tertawa dan mengejar Alex.
Tanpa mereka sadari, ada dua orang yang sedari tadi mengintip dibalik pintu kamar Grizz. Keduanya tersenyum melihat pemandangan yang begitu membuat mereka bahagia. Akhirnya dengan persamaan nasib yang buruk di masa lalu, dua orang yang dulunya hidup dalam kehampaan dan kesuraman bisa merasakan juga tawa bahagia. Mereka adalah Bibi Yun dan Luis yang memang langsung kesana saat mendengar bunyi suara dobrakan pintu.
***
Alex kini tengah berada di perusahaannya setelah tadi menyelesaikan urusannya dengan Grizz di mansion. Ia juga sudah memperingatkan Grizz untuk tak lagi berangkat atau pergi kemana-mana tanpa ijin darinya.
Bahkan ia masih teringat dengan moment candaannya tadi bersama gadis itu. Walaupun hanya berupa candaan sederhana, namun itu sudah membuatnya seperti orang yang tidak waras. Bahkan kini ia tengah tersenyum-senyum sendiri duduk di kursi kebesarannya sambil memainkan bolpoint yang ada di sela-sela jari tangannya.
"Lex, sehat?" tanya Luis yang terheran-heran dengan ekspresi wajah atasan sekaligus sahabatnya itu.
Sedari tadi Luis hanya bagaikan seorang patung disana karena Alex yang tadi memanggilnya untuk membahas pekerjaan nyatanya malah melamun. Bukan hanya melamun, namun laki-laki itu juga tersenyum sendiri membuat Luis bergidik ngeri.
"Gue sehat" jawab Alex yang langsung menegakkan badannya.
Bahkan Alex langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali saat tersadar dari lamunannya. Ia langsung membicarakan tentang masalah pekerjaannya itu bersama dengan Luis. Bahkan kini Luis langsung bertindak mode serius dan profesional setelah Alex mulai membicarakan tentang pekerjaan.
"Bagaimana keadaan si tua bangka itu?" tanya Alex setelah selesai membicarakan pekerjaan.
"Setiap hari dipukuli oleh Hugo membuatnya melemah, namun langsung diobati lagi agar anda bisa memberikan pelajaran padanya" ucap Luis dengan sedikit santai.
"Bagus, jangan sampai dia mati semudah itu" ucap Alex dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Luis hanya menjawab perintah dari Alex itu dengan anggukan kepalanya. Bahkan ia langsung mengalihkan pembicaraan tentang Grizz karena sudah mendapatkan beberapa laporan tentang keluarganya yang membuatnya sedikit resah.
"Istri ayahnya nona terus mencari keberadaan gadis itu. Bahkan ia sempat menyambangi sekolah nona muda yang lama, sepertinya jika bertemu maka si wanita itu akan memeras uangnya. Padahal nona sendiri tak punya uang simpanan" lapor Luis.
Mendengar laporan Luis tentunya membuat Alex geram. Padahal ia sudah memperingati keluarga itu untuk tak lagi mengurus atau ikut campur urusan Grizz namun tetap saja dilanggar. Sepertinya wanita itu belum tahu mengenai siapa tentang dirinya dan Luis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments