Alexander Yudha Barata seorang mafia dengan wajah setengah cacat akibat peristiwa kebakaran yang menimpa rumahnya sewaktu dirinya masih kecil. Kedua orangtuanya meninggal dalam peristiwa kebakaran itu membuat Alex kecil bertekad untuk membalas dendam kepada orang-orang yang menjadi penyebab kebakaran itu terjadi. Peristiwa kebakaran itu terjadi karena adanya oknum yang ingin menjadikan kawasan perkampungan tempat tinggalnya menjadi sebuah mall.
Alex dan keluarganya dulu tinggal di sebuah perkampungan padat penduduk, yang mana membuat peristiwa kebakaran tersebut mengakibatkan banyak korban berjatuhan apalagi terjadi di malam hari. Alex yang waktu itu berumur 8 tahun berhasil di selamatkan oleh ayahnya, namun naas ada sebuah patahan kayu terbakar yang menimpa kepala dan mengenai wajahnya sebelah kiri hingga membuat sebagian wajah miliknya tampak mengerikan karena bekas luka bakar yang sulit hilang.
Walaupun sebenarnya masih bisa dilakukan operasi plastik namun Alex tak mau melakukan itu karena dulunya ia adalah orang susah jadi tak punya biaya untuk melakukan hal seperti itu. Saat ini Alex merupakan salah satu
ketua mafia yang sangat kejam bahkan sifatnya sangat temperamental dan egois. Tak ada kata maaf bagi orang yang mengkhianatinya. Ia mempunyai bisnis ilegal maupun legal yang tersebar dimana-mana membuat ia dinobatkan menjadi salah satu pebisnis yang sukses. Walaupun bisnis ilegalnya itu hanya diketahui oleh beberapa orang saja.
“Berapa banyak uang yang sudah dipinjam oleh si tua bangka dan istrinya itu?” tanya Alex dengan nada datarnya pada tangan kanannya, Luis Vanderson.
“2,5 Milyar, tuan. Tetapi mereka sampai sekarang tak ada sepeserpun niat untuk menyicilnya. Bahkan hampir setiap hari hanya membuat keributan di tempat kita” lapor Luis dengan nada tegasnya.
“Cari semua data-data tentang keluarga itu dan kita ke gubuknya sekarang. Aku akan menghancurkannya jika ia tak membayar hutangnya hari ini juga” ucap Alex dengan kekehan sinis.
“Baik tuan” patuh Luis kemudian berjalan mengikuti tuannya untuk keluar dari mansion yang megah itu.
Sesampainya di depan mobil, Alex segera masuk dan duduk di kursi penumpang sedangkan Luis berada di samping sang sopir. Sang sopir segera saja melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang setelah Luis memberikan alamat tujuan mereka.
“Menurut informasi yang saya dapat, keluarga itu termasuk keluarga toxic. Lelaki tua bangka itu mempunyai istri baru setelah istri pertamanya meninggal sekitar satu mingguan. Ia menikah dengan seorang janda anak satu. Dia mempunyai satu anak kandung perempuan namun diperlakukan seperti pembantu bahkan gadis itu sering mendapat kekerasan fisik. Dari 4 anggota keluarga yang tinggal, hanya gadis itu saja yang bekerja part time setelah pulang sekolah” lapor Luis pada tuannya.
Alex yang mendengar hal itu tentu saja hanya mengangguk-anggukkan kepala sampai tercipta sebuah senyum seringai yang menakutkan. Luis berpikir bahwa tuannya ini sedang memilih-milih rencana mana yang akan ia gunakan untuk menekan si tua bangka tak berguna itu.
***
Alex dan Luis segera saja turun dari mobil setelah dibukakan pintu mobilnya oleh salah satu bodyguard yang mengikuti mereka dari belakang. Alex memandang sekitar rumah itu dengan datar bahkan terkesan jijik dengan lingkungan yang kumuh dan banyaknya laki-laki pengangguran yang hanya duduk di pos ronda dan bermain kartu di siang hari begini.
Bahkan kedatangan mereka tentu menjadi magnet bagi warga sekitar. Pasalnya area tempat tinggal ini sama sekali tak pernah tersentuh oleh orang-orang berduit. Alex dan Luis segera berjalan memasuki rumah itu dengan langkah tegas dan berwibawanya.
Tok... Tok... Tok...
Luis mencoba mengetuk pintu rumah itu, tak berapa lama menunggu kemudian ada seseorang yang membuka pintu.
Ceklek...
Seorang gadis berkulit putih, berpipi chubby, bermata bulat dengan bibir tipis berwarna merah cherry membuka pintu kemudian sedikit terkejut saat melihat ada dua orang laki-laki berpakaian hitam di depannya. Sebenarnya ia sedikit terkejut ketika melihat wajah dari salah satu laki-laki itu yang terlihat mengerikan, namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya menjadi biasa saja.
“Emmm... Tuan-tuan sedang mencari siapa?” tanya gadis itu dengan sedikit memiringkan kepalanya karena tengah berpikir membuat Alex sedikit terpana dengan keimutan gadis itu.
“Saya mencari Harto” jawab Luis dengan nada datarnya membuat Grizz takut.
“Oh... Ayah ada, sebentar Grizz panggilkan. Silahkan masuk dulu tuan” ucap Grizz dengan ramah mempersilahkan keduanya untuk masuk.
Alex dan Luis pun masuk ke dalam ruang tamu, sedangkan Grizz masuk ke dalam untuk memanggil ayahnya. Tak berapa lama, orang yang mereka tunggu akhirnya datang juga dengan raut muka yang terlihat sehabis bangun tidur.
Tap... Tap... Tap...
“Tuan Alex, Tuan Luis...” kaget Harto saat melihat kedatangan kedua orang yang sangat dihindarinya itu.
Ayah Harto pun sudah bersiap akan kabur namun tentu saja rumah itu sudah dijaga ketat oleh anak buah Alex. Luis dengan sigap menarik kerah baju bagian belakang Ayah Harto yang telah membalikkan badannya dan bersiap untuk kabur.
“Jangan berniat untuk kabur, tuan. Saya kesini untuk menagih semua hutang-hutang yang tak pernah anda bayar. Saya ingin hari ini juga hutang anda lunas” tegas Luis mengutarakan niatnya datang ke rumah pria paruh baya itu.
“Maaf tuan, saya belum mempunyai uang untuk membayar hutang anda. Tolong beri saya waktu untuk menacri uang demi melunasi semua hutang saya” ucap Ayah Harto dengan tatapan memelas ke arah Alex namun laki-laki yang tengah duduk dengan kaki disilangkan itu tetap diam bergeming ditempatnya.
“Mau sampai kapan, ha? Anda saja pengangguran tak bekerja, bagaimana bisa mendapatkan uang untuk menyicil hutang-hutang yang sudah menumpuk kepada kami? Dasar laki-laki tak berguna” bentak Luis yang membuat harga diri Ayah Harto sedikit tersentil.
“Lebih mending saya yang tak punya harta dan banyak hutang daripada bosmu itu yang kaya tapi mukanya cacat. Mana ada wanita yang mau sama dia, melihat wajahnya saja sudah lari terbirit-birit hahaha” ucap Ayah Harto karena tak terima dihina sebagai pengangguran.
Bahkan pria paruh baya itu mengejek Alex yang sama sekali diam tak bersuara. Padahal awalnya dia takut dengan Alex, namun saat Luis mengejeknya seperti punya keberanian besar untuk menghadapi ketua mafia itu. Alex yang mendengar hal itu seketika amarahnya langsung memuncak begitu saja. Kedua tangannya kini mengepal erat bahkan matanya menatap tajam kearah laki-laki paruh baya itu. Hawa panas seketika menguar di seluruh area ruang tamu membuat Harto kini tersadar hingga merasakan ketakutan.
“Apa kau bilang? Kau menghina orang yang selama ini memberikanmu kemudahan untuk berhutang?” tanya Luis dengan tatapan tak percayanya karena ada orang yang berani menghina bosnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
aku mampir lagi nih thorrrr kuh
2023-06-26
0