Harto berjalan menuju kearah warung yang ada didekat rumahnya. Beberapa warga yang tak sengaja berpapasan dengan dirinya menatap intens kearah laki-laki paruh baya itu. Hampir semua warga menatap sinis kearah Harto karena berita tentang Grizz yang dijual kepada penagih hutang itu sudah menyebar kearah ke seluruh desa. Terlebih Harto ini tak pernah keluar dari rumah untuk berkumpul dengan warga sekitar.
"Jangan biarkan anak-anak kecil dan remaja di daerah sini mendekat kearahnya. Bisa-bisa nanti dijual lagi buat hobbynya" ketus salah satu ibu-ibu.
Semua ibu-ibu yang ada disana segera saja mengamankan anak mereka agar tak diambil oleh Harto. Mereka semua melihat Harto bagaikan seorang predator anak yang bisa saja menikam dari belakang. Anak kandungnya saja ia begitu tega untuk menyakitinya apalagi yang tak mempunyai hubungan darah seperti mereka.
Sedangkan Harto terus berjalan tanpa mempedulikan gunjingan warga. Tak berapa lama, ia sampai di sebuah warung yang terlihat sepi dan dia segera mendekat kearah warung itu.
"Bu, saya mau beli beras 1 kg, gula 1 kg, teh 1, sama mie instant 3 ya" ucap Harto dengan santai.
"Beli atau ngutang nih?" sinis ibu-ibu penjual itu.
"Ngutang, bu" ucap Harto salah tingkah.
"Kalau ngutang jangan disini, nanti takutnya nggak bisa bayar terus jual anaknya tetangga lagi" ketus penjual itu.
Harto terdiam setelah mendengar ucapan ketus itu. Sebisa mungkin dia harus berbaik hati kepada pemilik warung itu agar diberikan apa yang diinginkannya. Pasalnya perutnya sudah tak bisa diajak kompromi lagi untuk tak makan hari ini. Terlebih nanti istrinya akan mengomeli dirinya jika pulang-pulang tak membawa apapun.
Harto melihat kearah pemilik warung yang ternyata pergi masuk kedalam rumahnya. Ia juga mengawasi sekitar warung itu, Harto mengelus dadanya lega karena ternyata area disitu sangatlah sepi. Niat jahat dalam otak Harto langsung saja tertaut bahkan kini matanya berbinar cerah.
Dengan gesitnya, tangan Harto langsung mengambil plastik hitam kemudian memasukkan beberapa bahan makanan yang bisa dijangkau olehnya tanpa harus masuk dalam warung. Bahkan matanya juga melihat kearah sekitar untuk mengawasi siapa tahu ada yang datang. Setelah dirasa cukup, Harto segera saja pergi dari warung itu dengan membawa satu plastik hitam besar berisi makanan dan cemilan.
Sedangkan si penjual warung tak sadar jika dagangannya telah diambil Harto. Pasalnya Harto terlalu pintar mengambil sesuatu, ia memilih barang-barang yang jumlahnya banyak jika diambil satu maka takkan ketahuan.
***
Grizz kini tengah duduk di gazebo belakang mansion Alex. Grizz memandang lurus kedepan memikirkan segala situasi yang akan terjadi mendatang. Dia masih tak menyangka dalam posisi seperti ini, walaupun ia diperlakukan sangat baik disini oleh Alex namun tetap saja ada rasa takut dalam dirinya. Ia takut jika suatu saat nanti akan dibuang lagi waktu dirinya sudah nyaman dengan keadaan ini.
"Semoga saja tuan Alex tak membuangku setelah mendapatkan apa yang dia mau" gumam Grizz sambil menutup matanya.
Ia benar-benar menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya. Rambutnya yang berterbangan membuatnya tampak seperti ingin melepaskan semua beban yang ada dipikirannya melalui tiap helai rambut itu. Namun tiba-tiba saja ketenangannya terganggu karena ada seorang yang sedari awal dirinya disini sudah mengibarkan bendera perang padanya.
"Enak banget ya santai-santai disini? Sedangkan yang lainnya harus kerja keras" sindir salah seorang maid, Desi.
Grizz langsung membuka matanya kemudian menyipitkan matanya kearah Desi. Sedangkan Desi kini malah menatap sinis kearah Grizz karena gadis didepannya ini seperti tak merasa bersalah sama sekali. Bahkan kini tatapannya begitu menyelidik kearahnya membuatnya mati kutu.
"Napa kamu ngelihat aku kaya gitu? Pasti terpesona dengan kecantikanku kan?" ucapnya dengan percaya dirinya bahkan ia mengibaskan rambutnya kearah wajah Grizz.
"Isssss... Masa iri sama kamu. Iri itu dosa, Grizz itu hanya aneh aja ngelihat Desi kok kayanya nggak suka sama aku. Padahal aku ini baik lho sama semua orang bahkan pekerja keras dan rajin menabung" ucap Grizz dengan cerianya.
Grizz terus menatap Desi yang kini melongo tak percaya dengan jawaban gadis itu. Ia pikir kalau bersikap ketus bahkan menyindir Grizz, gadis itu akan marah atau bahkan langsung menurutinya. Bahkan Desi masih mengira kalau Grizz itu hanya pura-pura baik sehingga kalau emosi akan keluar wujud aslinya.
"Pengen tahu kenapa aku nggak suka sama kamu?" tanya Desi dengan ketus.
Grizz menjawab dengan anggukan kepalanya antusias. Dia terlihat sangat penasaran dengan sebenarnya apa yang tak disuka orang lain terhadapnya. Setidaknya dia bisa memperbaiki diri agar oranglain bisa suka dan baik padanya.
"Gara-gara kehadiranmu, tuan Alex jadi berpaling dariku" ucap Desi dengan wajah yang disedih-sedihkan sambil menyeringai sinis tanpa Grizz ketahui.
Desi yang akhirnya sedikit percaya kalau Grizz adalah gadis polos dan mudah dibohongi pun akhirnya memilih cara untuk menarik simpatinya. Ia akan berpura-pura tersakiti agar Grizz bisa kasihan padanya.
"Memangnya Desi dan tuan Alex pacaran? Atau udah tunangan?" tanya Grizz sambil memiringkan kepalanya dan menatap intens kearah Desi.
"Enggak, tapi tuan Alex itu adalah jodoh yang sudah ditetapkan dan dikirimkan Tuhan untukku" ucap Desi dengan percaya dirinya.
"Desi udah pernah mati dan berbincang sama Tuhan? Kok bisa tahu kalau Tuhan kirimkan dan menetapkan Tuan Alex sebagai jodohmu. Bahkan orang yang sudah menikah saja bisa bercerai lho walaupun mereka sudah berjanji di hadapan Tuhan. Jodoh itu rahasia Tuhan" ucap Grizz sambil menatap intens kearah Desi.
Sontak saja jawaban Grizz itu membuat Desi marah, bahkan kini dia terlihat frustasi karena berbicara dengan gadis itu. Sepertinya Desi akan susah untuk mempengaruhi gadis itu agar segera pergi dari mansion.
"Dasar bego... Punya otak kapasitas dibawah 1 MB ya kaya gini nih, nggak bisa nandingin kecerdasanku" kesal Desi sambil menghina Grizz.
"Enak aja bilang Grizz bego. Asal Desi tahu ya, Grizz ini di sekolah juara satu terus selalu ikut olimpiade bahkan sampai tingkat kabupaten atau nasional dan menang. Itu sudah membuktikan kalau Grizz itu cerdas" ucap Grizz panjang lebar karena kesal diejek Desi.
"Dihhh... Gitu aja bangga, punya suami atau gebetan kaya raya tujuh turunan itu baru bisa dibanggakan" sinis Desi yang kemudian pergi dari hadapan Grizz.
Sedangkan kini Grizz masih kesal dengan ucapan Desi membuatnya mengerucutkan bibirnya. Bahkan ia langsung berdiri kemudian masuk dalam mansion dengan menghentak-hentakkan kakinya. Dalam hatinya ia mengumpati Desi dengan berbagai ucapan kasar. Sedangkan Alex yang mengamati dari atas balkon kamarnya hanya bisa menyeringai sinis melihat interaksi Desi dan Grizz.
"Dasar ulat bulu" gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments