"Hueeee... Kaki Grizz yang udah lebam-lebam tambah sekarang memerah" ucap Grizz dengan mata berkaca-kaca.
"Drama..." ucap seseorang yang menabrak bahu Grizz.
Sebuah mangkuk berisi soup panas yang ada di tangannya jatuh tepat pada kakinya. Beruntungnya mangkuk sup itu terbuat dari kaca tebal sehingga sewaktu terjatuh tak pecah. Keseimbangan Grizz dalam berjalan membawa mangkuk soup itu seketika goyah karena disenggol oleh seseorang yang tak lain adalah Desi sehingga dengan refleks ia menjatuhkannya.
Sontak saja ucapan Grizz yang lumayan keras itu mengundang perhatian maid lainnya yang ada disekitar situ dan juga Bibi Yun yang berada di ruang makan. Bibi Yun langsung lari tergopoh-gopoh mendengarnya karena takut terjadi sesuatu pada Grizz.
"Astaga..." seru Bibi Yun saat sudah berada dihadapan Grizz.
Bibi Yun segera menyingkirkan mangkuk yang ada di lantai dibantu dengan maid yang ada disana yang langsung sigap membersihkan tumpahan kuah soup. Sedangkan Grizz kakinya hanya bisa gemetaran karena masih tak menyangka jika dia akan menumpahkan soup makanan untuk majikannya.
Bibi Yun segera saja menggandeng tangan Grizz untuk duduk di sebuah kursi dekat dapur. Ia yakin kalau kini Grizz tengah shock terutama dengan apa yang terjadi. Grizz meminum air putih yang disodorkan oleh maid dengan rakus.
"Bu, soupnya gimana? Nanti kalau tuan Alex dan tuan Luis akan makan terus nggak ada makanan gimana? Nanti kalau mereka marah sama Grizz gimana?" tanya Grizz beruntun sambil menatap kearah Bibi Yun.
"Nggak usah dipikirkan. Mereka orang kaya, kalau nggak ada makanan ya tinggal beli aja atau memasak lagi" ucap Bibi Yun menenangkan.
"Enak aja masak lagi. Dipikir masak itu nggak pakai tenaga apa" ketus Desi tiba-tiba.
Desi setelah meletakkan makanan yang dibawanya diatas meja makan, ia segera saja mendekat kearah Grizz dan Bibi Yun. Bahkan disana juga ada beberapa maid yang menenangkan gadis polos itu. Dia tak suka melihat kedekatan Grizz dengan Bibi Yun dan maid lainnya. Terlebih ia berpikir bahwa Grizz itu tak sepolos yang dibayangkan.
"Diam kau, Desi. Aku tahu kalau tadi kau yang sengaja menabrak bahu Grizz agar soup itu jatuh kan?" tuduh Bibi Yun.
"Bibi jangan nuduh sembarangan ya. Desi bisa laporkan bibi ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik" ucap Desi dengan mengancam Bibi Yun.
Bibi Yun sama sekali tidak takut dengan ancama dari Desi itu karena ia sudah mendengar penjelasan dari maid lainnya tentang gadis itu yang memang sengaja menabrak bahu Grizz. Lagi pula dia mempunyai Alex dan Luis yang akan selalu membela kebenaran. Desi sebenarnya takut jika Bibi Yun mengetahui kalau dia sengaja ingin mencelakai Grizz namun ia berusaha untuk menyembunyikan itu.
"Nggak takut" sinis Bibi Yun yang kemudian fokus untuk menghapus air mata yang mengalir pada pipi Grizz.
Saat mereka tengah fokus dengan Grizz, tiba-tiba terdengar seruan yang begitu menggelegar seseorang yang berasal dari belakan tubuh semuanya. Semuanya sontak saja membalikkan badannya kemudian menundukkan kepala yang berarti hormat. Yang datang itu adalah Alex dan juga Luis.
"Ada apa ini? Kenapa semuanya berkumpul disini? Memang kalian tidak ada kerjaan" sentak Alex dengan nada tegasnya.
Alex tak suka jika ada pekerjanya yang leha-leha atau bergosip ria disaat jam kerja mereka. Baginya waktu adalah uang. Jika kau menunda-nunda pekerjaan, sudah dipastikan kau akan kehilangan kesempatan yang ada didepan mata.
"Ini tadi ada sedikit insiden, nak. Mangkuk berisi soup yang dibawa nona Grizz terjatuh karena disenggol seseorang. Makanya kami disini untuk membersihkan semua kekacauan ini" ucap Bibi Yun sambil tersenyum lembut.
Hanya Bibi Yun yang tak takut menjawab semua pertanyaan dari Alex saat laki-laki itu tengah marah. Sedangkan semua maid yang ada disana sudah menundukkan kepalanya dalam-dalam terutama Desi yang seperti disindir sebagai penyebab kejadian ini. Grizz yang melihat wajah Alex terlihat marah juga ketakutan, namun ia tak ingin Bibi Yun dan maid lainnya dimarahi karena kesalahannya.
"Jangan marahi Bibi Yun dan yang lainnya. Ini salahnya Grizz yang nggak hati-hati" ucap Grizz dengan takut-takut.
"Dasar ular. Sok cari perhatian sama tuan Alex dan Luis" batin Desi tersenyum sinis.
Alex yang mendengar ucapan Bibi Yun dan Grizz pun hanya menatap datar semua orang disana. Walaupun dalam pancaran matanya sangat terlihat kalau sedari tadi ia mencuri pandang kearah kaki Grizz yang terlihat memerah. Bahkan luka lebamnya terlihat jelas karena ia kini tengah memakai rok yang tadi disiapkan oleh Bibi Yun.
"Obati kakinya dan bawa dia ke ruang makan" titah Alex dengan nada datarnya.
Alex tak lagi membahas kejadian yang menimpa Grizz dihadapan pekerja lain karena ia ingin mencari tahu kebenarannya sendiri. Setelah mengatakan itu, Alex segera berlalu dari hadapan semuanya diikuti oleh Luis. Sedangkan Grizz dan yang lainnya menatap kepergian kedua laki-laki itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Tolong ambilkan P3K" titah Bibi Yun ada maid yang ada disebelahnya.
"Untuk yang lainnya kembali pada tugas masing-masing" lanjutnya.
Semuanya pun membubarkan diri meninggalkan Bibi Yun dan Grizz yang kini terdiam. Grizz merasa bersalah akibat dirinya yang ceroboh membuat semua maid nanti akan dimarahi oleh Alex. Bahkan kini Grizz sudah memeluk Bibi Yun dengan eratnya.
"Sudah, tidak apa-apa. Lagi pula mereka itu takkan sebodoh ini untuk menyalahkan seseorang. Diam dan cukup lihat saja nanti apa yang akan terjadi" ucap Bibi Yun penuh teka-teki.
Mata Grizz yang berkaca-kaca pun sontak menatap kearah Bibi Yun dengan intens. Sontak saja hal ini membuat Bibi Yun menggigit bibirnya sendiri karena menahan kegemasan dengan wajah Grizz. Bibir mungil berwarna merah, kedua pipi tembem memerah karena menangis, dan mata jernih yang berkaca-kaca. Sungguh mirip boneka hidup bagi Bibi Yun.
"Kenapa kamu imut sekali, nak?" gemas Bibi Yun sambil menciumi pipi Grizz.
"Wah... Ibu harus terus memanggilku dengan sebutan nak karena Grizz nggak suka dipanggil nona" ucap Grizz sambil menganggukkan kepalanya cepat.
Bukannya menanggapi pertanyaan Bibi Yun, Grizz malah terfokus dengan panggilan yang disematkan wanita paruh baya itu kepadanya. Sungguh ia sudah lama sekali tak mendengar panggilan itu untuk dirinya. Ternyata menerima penawaran dari Alex dan Luis tak seburuk itu, bahkan ia disini masih bisa makan enak dan mendapatkan ibu baru.
Setelah kotak P3K diantarkan oleh salah satu maid, Bibi Yun segera saja mengobati luka yang ada di kaki Grizz kembali. Bahkan ia memeriksa semua badan Grizz karena tak ingin ada luka yang tertinggal. Setelah selesai, Bibi Yun membantu memapah Grizz untuk berjalan ke ruang makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments