"Buruan naik" seru Alex sambil membuka jendela mobilnya.
Tadi Grizz sudah bertanya dan akan diantar ke sekolah oleh sopir yang telah disuruh oleh Alex. Namun saat dirinya keluar dari pintu mansion, tiba-tiba saja sebuah mobil hitam mewah berhenti tepat dihadapannya. Hal ini tentu membuat Grizz terkejut, bahkan saat jendela terbuka menampilkan wajah Alex yang begitu datar duduk di kursi penumpang. Grizz masih melongo tak percaya bahkan terus menatap kearah Alex dengan tatapan sulit diartikan.
"Kau mau naik atau tidak? Luis, kita tinggal saja dia biar ke sekolah jalan kaki" seru Alex menyuruh asistennya untuk segera menjalankan mobilnya saat melihat tak ada pergerakan dari Grizz.
Mendengar seruan itu membuat Grizz tersadar dari keterkejutannya. Bahkan dengan wajah paniknya, Grizz segera saja membuka pintu mobil sebelah kemudi kemudian masuk kedalamnya. Bahkan nafasnya sampai terengah-engah karena harus sedikit berlari kecil akibat mobil yang dikendarai oleh Luis itu sudah berjalan walau pelan.
Alex hanya bisa mendengus kesal melihat Grizz memilih duduk disebelah Luis. Padahal tadi dirinya sudah menyiapkan kursi yang ada disampingnya agar kosong.
"Isss... Kenapa udah dilajukan sih mobilnya? Kan Grizz harus lari-lari buat masuk" gerutu Grizz sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
Luis hanya bisa menahan tawanya melihat kekesalan dan mendengar gerutuan dari gadis disampingnya, sedangkan Alex hanya menatap Grizz dengan tatapan datarnya. Sebenarnya Luis adalah tipe orang yang humoris dan santai ketika tak sedang berhadapan dengan pekerjaan. Namun saat bersama Alex, ia harus dituntut mempunyai wajah menyeramkan terlebih harus menghadapi musuh dan orang-orang yang berniat menghancurkan laki-laki itu.
"Kalau mau ketawa ya tertawa aja lagi, sebelum nanti yang dibawah malah yang bunyi" ketus Grizz.
Hahahaha...
Akhirnya tawa yang sedari tadi ditahan oleh Luis keluar juga. Entah mengapa ketika berhadapan dengan gadis polos ini, Luis merasakan hal yang membahagiakan. Bahkan ia juga teringat akan adik perempuannya yang dulu meninggal karena kekerasan fisik yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dalam hatinya, Luis berjanji akan menganggap bahkan menjadikan Grizz sebagai adiknya karena sifatnya yang begitu mirip dengan mendiang sang adik.
Tanpa Luis sadari, Alex yang sedari tadi mengamati dari kursi penumpang mengepalkan kedua tangannya. Bahkan kini aura mencekam sudah menguar dari dalam tubuhnya membuat suasana dalam mobil itu sedikit mengerikan. Luis dan Grizz pun menyadari hal itu, sontak saja keduanya melirikkan matanya kearah kaca spion untuk melihat bagian kursi penumpang.
Terlihatlah kini Alex tengah menatap tajam lurus kedepan, membuat kedua orang itu langsung mengerti jika suasana suram itu berasal dari laki-laki itu. Keduanya bersamaan mengalihkan pandangan kearah depan. Sontak saja Luis mengerti jika Alex tengah cemburu padanya karena bercanda dengan Grizz, sedangkan gadis itu bingung dengan apa yang membuat laki-laki itu marah.
Akhirnya setelah kejadian itu, tak ada yang membuka suara sama sekali. Grizz yang memandang jalanan yang begitu ramai dengan kendaraan sedangkan Luis fokus pada kemudinya. Alex diam dengan tatapan yang sulit diartikan bahwa suasana suram didalam mobil itu masih terasa.
***
Tak berapa lama mobil itu membelah jalanan kota, mereka sampailah di sebuah sekolah swasta tingkat menengah atas yang merupakan tempat gadis itu akan menuntut ilmu. Saat mobil itu memasuki sebuah tempat khusus bagi pengantar siswa, Grizz begitu terpukau dengan bangunan mewah yang ada disekitarnya.
Bahkan ia kini juga menatap banyaknya siswa yang memakai perlengkapan sekolah bermerk terkenal seperti yang dipakainya. Tentunya semua perlengkapan yang dipakai Grizz ini sudah dipersiapkan lengkap oleh Alex melalui Luis. Bahkan Grizz tadi pagi sampai sangat berhati-hati dalam memegangnya karena takut merusak barang itu.
Setelah tersadar dari rasa kagumnya, Grizz segera saja membuka pintu mobil itu untuk segera masuk kedalam setelah diberi sebuah kartu akses loker dan dimana kelasnya. Namun gerakan itu berhenti saat Alex memanggilnya dan menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam kehadapannya.
"Grizz..." seru Alex.
Grizz masih bingung dengan kartu hitam yang ada di hadapannya. Pasalnya, baru pertama kali ini ia melihat kartu berwarna hitam seperti ini. Grizz terus melihat kartu itu tanpa mengambilnya sama sekali.
"Ini kartu apa? Apa ini kartu pengenal yang di cat warna hitam" tanya Grizz setelah puas melihat kartu itu.
Luis dan Alex begitu terkejut saat mendengar pertanyaan Grizz, bahkan keduanya seakan ingin tertawa saat melihat wajah kebingungan Grizz. Baru kali ini seorang perempuan di sekitar mereka tak tahu ini adalah kartu apa.
"Itu kartu hitam atau Black Card, bisa buat kamu belanja tanpa ada batasnya" jelas Luis.
Grizz menganggukkan kepalanya mengerti namun tak megambil kartu itu juga. Ia malah mengambil uang saku dari Bibi Yun yang berjumlah 200 ribu itu. Grizz menunjukkannya kehadapan Luis dan Alex dengan sumringahnya.
"Grizz udah dikasih uang sama ibu, 200 ribu lho. Grizz nggak mau kartu itu, ini udah cukup. Lagi pula Grizz cuma mau jajan cilok, telur gulung, cireng, dan es campur jadi ini aja udah cukup" jawab Grizz dengan senyuman merekahnya.
"Kalau gitu Grizz keluar dan sekolah dulu ya" pamitnya yang kemudian buru-buru turun dari mobil.
Grizz meninggalkan dua orang laki-laki yang masih bengong mendengar jawaban gadis itu. Bahkan keduanya sampai geleng-geleng kepala karena Grizz menolak Black Card miliknya dan lebih memilih uang 200 ribu dari Bibi Yun. Padahal para wanita kelas atas pasti akan kegirangan jika diberikan kartu itu terlebih untuk membeli tas dan sepatu branded. Namun gadis polos yang mereka bawa itu ternyata lebih memilih membeli jajanan pedagang kaki lima yang tentunya tak bisa menggunakan Black Card sebagai pembayarannya.
"Gokil... Black Card ditolak demi uang 200 ribu" ucap Luis masih menatap tak percaya.
"Dia berbeda" jawab Alex singkat kemudian memasukkan kembali kartunya dalam dompet.
Luis menganggukkan kepalanya paham dengan ucapan dari Alex. Grizz memang berbeda dari perempuan yang berada disekitar keduanya, bahkan saat sudah tahu jika akan menjadi Nyonya Alex pun ia sama sekali tak memanfaatkan kesempatan untuk mengeruk uang yang dimiliki laki-laki itu. Alex pikir bahwa Harto telah membuang berlian demi dua kerikil yang ada di rumahnya itu. Padahal Grizz jika diberikan kasih sayang pastinya akan tumbuh menjadi gadis baik dan penurut.
Luis segera melajukan mobilnya setelah tak melihat tubuh Grizz yang telah masuk dalam area sekolah. Keduanya akan pergi ke suatu kawasan hutan belantara yang nantinya menjadi ladang uang untuknya. Mobil itu melaju cepat membelah keramaian ibu kota selama 2 jam lamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments