Alex mengadakan rapat dadakan di aula sekolah membuat semua undangan benar-benar kalang kabut. Terutama orang-orang yang bermasalah sudah mendengar tentang rumor apa yang terjadi tadi. Salah satu siswa yang dibawa langsung oleh tuannya menjadi sasaran korban tindakan tidak menyenangkan dari seorang kepala sekolah.
Alex dan Luis menatap semua peserta rapat yang kini tertunduk lesu terutama para dewan sekolah. Luis hanya tahu kalau kepala sekolah itu ternyata baru dan dipilih oleh beberapa dewan penting tanpa sepengetahuannya. Pantas saja tadi saat ia memukulinya, ia merasa sama sekali tak kenal dengan orang dihadapannya.
"Ada yang bisa kalian jelaskan mengenai pergantian kepala sekolah tanpa pemberitahuan kami dulu? Sudah sok berani mempin sekolah ini tanpa harus laporan ya? Sok pintar kalian" sentak Luis.
"Waktu itu kepala sekolah sebelumnya mengundurkan diri karena harus pindah mengikuti istrinya. Untuk sementara diganti oleh Pak Aben yang tadi ada didalam ruangan kepala sekolah itu. Baru 2 minggu ini beliau menjadi kepala sekolah sementara" jelas salah satu dewan guru.
Alex menatap salah satu dewan guru yang menjawab dengan tenang. Alex adalah orang yang sangat peka dengan keadaan sekitar bahkan ia tahu jika orang itu berbohong atau jujur kepadanya. Dan kini salah satu dewan guru yang menjawab itu berkata jujur sedangkan yang lainnya hanya mampu menundukkan kepalanya.
"Untuk sementara saya tunjuk anda sebagai kepala sekolah, Ibu Mega. Sekalian saya juga minta semua document semua guru dan pekerja yang ada di sekolah ini. Saya beri waktu sampai besok pagi untuk menyiapkannya" putus Alex.
Hampir semua peserta rapat langsung menegakkan kepalanya menatap Alex dengan tatapan tak percaya. Ibu Mega adalah salah satu guru senior yang sangat sulit didekati bahkan dia sendiri yang paling tak setuju saat pengangkatan Pak Aben sebagai kepala sekolah sementara.
Karena ia kalah suara makanya Pak Aben tetaplah menjadi kepala sekolah disana. Namun pada kenyataannya Ibu Mega tak pernah melaksanakan perintah kepala sekolah walaupun diancam dikeluarkan dari pekerjaannya. Baginya disiplin dan kejujuranlah yang utama.
"Bagi yang tak setuju dengan keputusan saya, silahkan ajukan surat pengunduran diri sebelum saya akan memecat dengan tidak hormat sesuai dengan bukti kecurangan yang nanti akan dibeberkan" lanjutnya.
Raut wajah ketakutan hampir terlihat oleh sebagian peserta rapat. Sedangkan Alex dan Luis tentunya akan langsung menendang orang-orang yang tak berkompeten mengurus sekolah yang didirikannya ini.
"Baik tuan. Besok pagi semua dokumen saya pastikan sudah siap" jawab Ibu Mega dengan tegas.
Tak ada yang bisa dilakukan oleh peserta rapat lain karena kini kursi kepemimpinan sekolah sudah diserahkan kepada Ibu Mega. Malam ini, mereka harus berpikir keras akan bertahan di sekolah itu atau menunggu ditendang.
"Bagus, kita akhiri rapat kali ini" ucap Luis.
Alex berdiri kemudian pergi berlalu dari ruang aula yang dijadikan rapat itu diikuti oleh Luis. Semua peserta rapat masih terdiam di tempatnya sambil melihat kepergian dua pebisnis sukses itu. Saat Alex dan Luis sudah tak terlihat lagi, ada beberapa orang yang menatap Ibu Mega dengan sinisnya.
"Seperti yang tuan Alex katakan tadi, yang tak suka dengan keputusannya maka silahkan buat surat pengunduran diri. Saya tunggu sampai besok pagi" ucap Ibu Mega dengan tegasnya.
Beruntung sekolah itu mempunyai beberapa anggota dewan guru yang tegas bahkan tak busa dipengaruhi oleh siapapun. Keputusan yang sudah diambil bersama akan terus menjadi pondasi kuatnya agar sekolah semakin maju.
***
Grizz masuk dalam mansion Alex dengan menghentak-hentakkan kakinya. Ia masih kesal dengan Hugo yang dengan seenaknya melarang dirinya berbincang lebih lama dengan Dara. Namun dirinya juga tak punya kuasa melawan karena sadar atas posisinya disini seperti apa.
Bibi Yun yang melihat Grizz masuk mansion dengan wajah ditekuk pun akhirnya mendekati gadis itu. Bibi Yun langsung menarik lembut Grizz ke dalam kamarnya. Sesampainya di kamar, Grizz langsung memeluk Bibi Yun yang sudah dianggapnya sebagai ibu kandungnya itu.
"Kenapa wajahmu cemberut seperti itu?" tanya Bibi Yun dengan lembut.
"Paman Hugo ngeselin. Grizz mau berbincang sama sahabat Grizz aja nggak boleh" adunya.
"Kan masih bisa besok ngobrol sama temannya. Pasti kamu hari ini juga pasti shock kan sama kejadian ini, orang tadi Tuan Alex panik saat tahu kamu berangkat pagi-pagi" ucap Bibi Yun dengan terkekeh pelan.
Grizz yang mendengar ucapan dari Bibi Yun pun langsung melepaskan pelukannya. Ia menatap penuh penasaran kepada ibunya itu dengan tatapan polosnya.
"Bibi tahu?" tanya Grizz.
Bibi Yun hanya menganggukkan kepalanya kemudian menceritakan saat Alex mencarinya dan langsung pergi saat mendengar Grizz berangkat sekolah. Grizz jelas tak percaya dengan apa yang didengarnya, pasalnya disini dia hanya sebagai calon istri sementara sampai hutang ayahnya itu lunas.
"Lain kali jangan pergi tanpa ijin tuan Alex ya. Lama-lama bisa kena serangan jantung kalau kamu kaya gitu terus" peringat Bibi Yun.
"Memangnya bisa, bu? Kalau Grizz berangkat sekolah kepagian terus nanti tuan Alex bisa serangan jantung?" tanya Grizz dengan polosnya.
Astaga... Bibi Yun hanya bisa mengelus dadanya sabar mendengar ucap Grizz yang begitu polos. Padahal Grizz itu cerdas namun tentang hal umum atau candaan seperti ini sepertinya kecerdasannya dibawah rata-rata.
"Udah sekarang kamu masuk kamar lalu ganti baju. Kamu juga harus sarapan karena tadi nggak sempat makan" suruh Bibi Yun untuk mengalihkan perhatiannya.
Grizz yang mendengar hal itu tentunya langsung menganggukkan kepalanya kemudian berdiri meninggalkan kamar Bibi Yun dengan melompat-lompat kecil. Bibi Yun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Grizz yang seperti anak kecil, bahkan ia juga mudah lupa tentang apa yang ditanyakannya itu setelah dialihkan dengan makanan.
***
Grizz membuka lemari pakaiannya dengan takjub, pasalnya semalam saat semua bajunya datang dan ditata oleh beberapa maid dirinya belum sempat melihat. Pakaian dengan berbagai merk terkenal terpajang rapi disana, seumur hidupnya dia mendapatkan banyak baju seperti ini.
Dulunya dia jarang sekali membeli baju padahal pakaiannya sudah banyak yang sempit. Akhirnya dia hanya pasrah saat hanya bisa dapat belas kasihan dari tetangga yang menyumbangkan baju bekasnya. Jika ingin membeli baju maka hanya bentakan saja yang ia dapatkan.
"Kalau bajunya masih bisa dipakai ya nggak usah beli. Habis-habisin duit saja" bentak Harto saat ibunya akan memberikan uang untuk Grizz demi bisa membeli sehelai baju di pasar.
Mata Grizz berkaca-kaca saat mengingat moment menyedihkan itu. Ia menjadi ingat bagaimana perlakuan ayah kandungnya saat ibunya masih ada itu. Bahkan kini tubuhnya jatuh merosot ke lantai dengan tergugu karena sesak didalam dadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments