Takdir Cinta Gadis Pelunas Hutang
“Hei... Kau anak sialan, cepat bersihkan ruang tamu karena ruangan itu akan aku gunakan untuk arisan berlian dengan teman-temanku” seru seorang wanita paruh baya bernama Niken dengan bibir menyeringai sinis.
“Iya, bu” ucap seorang gadis sederhana dengan sedikit takut pasalnya kini sang ibu tiri tengah merokok sambil mengawasinya.
Bukan takut atau khawatir karena asapnya, namun dulu sewaktu gadis itu membantah ucapan dari ibu tirinya yang saat itu juga sedang merokok seketika saja tangannya disundut rokok sampai melepuh. Semenjak saat itu, ia benar-benar trauma akan rokok karena rasa terbakarnya benar-benar membuat ia ingin menyerah.
Seorang gadis cantik, ceria, dan lugu yang tengah menyapu ruang tamu itu adalah pelajar SMA tingkat akhir. Ia tinggal bersama ayah, ibu tiri, dan kakak laki-laki tirinya. Gadis itu bernama Grizzella Aneth atau biasa dipanggil
Grizz oleh orang-orang disekitarnya.
Wajah cantik dengan kulit putih susu, pipi chubby, bermata bulat, dan berlesung pipit membuatnya terlihat seperti boneka hidup. Namun sayang, perjalanan hidupnya tak secantikdan seindah wajahnya. Semenjak ibunya meninggal satu tahun yang lalu, ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu dua hari setelah kematian istrinya.
Ia pikir kehidupannya akan lebih bahagia karena kedatangan ibu dan kakak laki-lakinya, namun ternyata dugaannya salah. Hidupnya yang semula sudah mengerikan bertambah lebih menyakitkan lagi, bahkan rumah sederhana tu tak ubahnya seperti neraka bagi Grizz. Terlebih dia tak mempunyai teman atau orang dekat yang bisa mendengar keluh kesahnya. Semua temannya takut berdekatan dengannya karena ayahnya yang pemabuk dan pemarah.
Dulu ibunya yang selalu menjadi pelampiasan ayahnya yang gemar bermain judi jika mengalami kekalahan. Ibunya juga yang harus banting tulang demi membiayai hobby ayahnya itu. Ditambah lagi beliau harus memenuhi
kebutuhan makan setiap harinya. Saat ibunya sakit, Grizz lah yang harus bekerja paruh waktu di sela-sela kesibukan sekolahnya demi membeli obat ibunya dan kebutuhan sehari-hari.
Ayahnya yang tak punya pekerjaan, hanya bisa menghambur-hamburkan uang untuk berjudi. Bahkan sampai berhutang ke rentenir hingga beberapa kali rumahnya itu didatangi oleh debt collector. Puncaknya adalah saat ibunya terkena serangan jantung saat mendengar bahwa hutang suaminya itu sudah mencapai ratusan juta dan saat itu meninggal seketika.
"Ibu, kenapa kau tinggalkan aku? Grizz capek kaya gini terus" gumam Grizz sambil menyeka air matanya yang tiba-tiba keluar saat ia mengingat kehidupannya setelah ibunya meninggal.
Sejak saat itu, hidupnya setiap hari hanya penuh dengan bentakan dan pukulan dari ayahnya. Terlebih saat kedatangan ibu tiri dan kakak tirinya, hidupnya bagaikan di neraka. Ayah dan kakak tirinya mempunyai hobby yang sama yaitu berjudi dan selalu meminta uang dari hasil kerja paruh waktunya. Tak kalah dari mereka, ibu tirinya mempunyai hobby berbelanja barang-barang mewah.
Setiap harinya ia hanya diberi uang 20 ribu untuk makan sehari-hari mereka berempat. Hal itu tentu saja membuat Grizz sering berpuasa karena makanan yang disediakan kurang. Beruntungnya ia mendapatkan beasiswa di sekolahnya hingga tak perlu memikirkan biaya pendidikannya.
***
Grizz segera saja membereskan semua ruang tamu sampai bersih, bahkan ia juga menata makanan yang ibunya beli untuk teman-teman sosialitanya itu. Entah darimana uang yang didapatkan ibunya itu, Grizz sama sekali tak tahu. Setelah satu jam berlalu, acara sesi bersih-bersih itu selesai juga dan Grizz seketika bernafas lega karena aman dari amarah ibunya.
Namun tak berselang lama ayah dan kakak tirinya, Ayah Harto dan Neo datang dalam keadaan mabuk. Melhat hal itu, Grizz berniat pergi ke kamarnya karena takut menjadi pelampiasan kekejaman ayahnya itu.
“Mau kemana kau, Grizz? Mana uang hasil gajimu minggu ini?” seru Harto dengan mata yang memerah karena melihat Grizz yang sepertinya akan kabur menuju kamarnya.
“Udah aku kasih ibu, yah. Grizz udah nggak punya uang lagi” ucap Grizz dengan takut-takut sambil menunduk.
“Dasar tidak berguna. Harusnya kau sisihkan untukku” bentak Harto yang kemudian mengambil sebuah sapu lidi yang berada didekat pintu.
“Sini kamu” serunya sambil menarik tangan Grizz agar terduduk di lantai rumah yang dingin.
Bugh... Bugh... Bugh... Bugh...
“Ampun yah... Sakit... Kaki Grizz sakit...” rintih Grizz yang meminta ampun pada ayahnya itu, namun dihiraukan oleh Harto dengan masih memukuli kaki Grizz dengan sapu lidi.
Bak bagai orang kesetanan, Harto tak mempedulikan anaknya yang kini terkulai lemah di lantai karena menahan sakit yang teramat. Bahkan telinga Harto seakan tuli tak mendengar jeritan kesakitan bahkan tangis dari anak perempuannya itu. Tetangga sekitar pun sudah terbiasa mendengar suara Grizz menangis, namun mereka yang ingin membantu justru takut terkena amukan dari Harto. Akhirnya mereka terkadang memberikan bantuan obat dan makanan dari balik jendela kamar Grizz.
Bugh...
“Rasakan ini, dasar anak tidak berguna” serunya dengan terus memukul kaki Grizz dengan sapu lidi sampai kaki Grizz yang putih memerah bahkan sampai berdarah.
Sedangkan ibu tiri dan kakak tirinya Grizz hanya duduk santai di kursi ruang tamu sambil menikmati pertunjukan seorang ayah memukuli anaknya sampai lemas. Tak ada rasa iba terhadap Grizz yang diperlakukan seperti itu oleh ayah kandungnya. Justru mereka menikmati pertunjukan itu layaknya sebuah hiburan.
“Ibu, aku ingin ikut ibu aja” batin Grizz menangis sambil berusaha menahan rasa sakit pada kakinya.
“Sudah sana pergi” usir Harto dengan menendang kaki Grizz dengan kakinya.
Bukannya menolong, Harto malah menendang kaki anaknya yang terluka. Dalam tatapan matanya pun sangat terlihat kalau ia tak peduli anaknya akan mati atau tidak. Walaupun dalam keadaan mabuk, namun ia masih sadar jika tengah memukuli anaknya.
“Iya yah” ucap Grizz sambil mencoba berdiri dan berjalan tertatih menuju kamarnya karena rasa sakit di kakinya.
Sedangkan ayahnya malah berjalan menuju istri dan anak tirinya kemudian memakan cemilan bersama sambil tertawa. Tak ada yang mau membantunya walaupun hanya sekedar memapahnya ke kamar, semuanya seakan buta dengan keadaan Grizz. Bahkan Grizz kini mengepalkan kedua tangannya tanpa sepengetahuan mereka bertiga seakan ada dendam dan amarah yang membara di hatinya.
Pernah ia berpikir untuk kabur dari rumah ini, namun selalu saja teman-teman ayahnya membantu pria paruh baya itu agar bisa menemukannya. Ia juga belum bisa pergi jauh-jauh karena keterbatasan biaya terlebih gaji paruh waktu saat bekerjanya selalu tak bisa ia sisihkan karena ibu tirinya selalu ada cara untuk merampas semuanya.
Itulah makanan sehari-hari Grizz yang didapatkan dari semua anggota keluarganya. Grizz ingin sekali saja merasakan kebahagiaan, namun ternyata Tuhan belum mengijinkannya sampai saat ini. Dia hanya bisa berharap kelak ada seseorang yang membantunya pergi dari sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Wy Ky
.
2024-07-06
0
Rina Roy
bgs
2023-10-13
1