Grizz dan Luis begitu terkejut mendengar ucapan dari Alex. Pasalnya Grizz merasa tak mengenal Alex jadi ia tak mau kalau menikah dengan sembarangan orang walaupun nasibnya pun kini tengah dipertanyakan. Ucapan Alex bagaikan ancaman bagi Grizz. Sedangkan Luis, kini hanya bisa menganga tak percaya mendengar ucapan sahabatnya. Selama ini Luis tak pernah melihat adanya ketertarikan atasannya itu pada seorang perempuan, namun dalam sekali bertemu dengan Grizz langsung mengajaknya menikah. Ini benar-benar diluar logika.
"Nggak, Grizz masih sekolah. Nggak mau nikah-nikahan" ucap Grizz sambil menggelengkan kepalanya cepat.
Tanpa menjawab pertanyaan Grizz, Alex berjalan mendekat kearah gadis itu. Bahkan kini Grizz merasa bahwa dirinya tengah bersiap untuk dimangsa oleh Alex. Dirinya tak menyangka jika akan ada dalam posisi ini.
"Kamu mau menikah denganku atau ku jual semua organ dalammu?" tanya Alex dengan tatapan tajamnya kearah Grizz.
Grizz segera saja menatap Alex saat mendengar ancaman yang keluar dari mulut laki-laki itu. Grizz belum siap menikah namun dia juga tak mau mati sia-sia. Terlebih keluarganya yang akan bahagia jika tanpa hadirnya dia membuat relung hati Grizz merasa tercubit.
"Apa tak sebegitu berharganya aku sampai keluarga sendiri tak menginginkanku? Sampai oranglain pun ingin menjual apa yang ada di tubuhku" ucap Grizz lirih.
Melihat tatapan sendu dari Grizz membuat Alex sedikit goyah hingga ia mengalihkan pandangannya kearah lain. Luis juga merasa kasihan dengan apa yang terjadi pada Grizz bahkan ia belum pernah merasakan kebahagiaan sama sekali dalam hidupnya.
Tanpa berkata apapun, Alex segera berlalu pergi dari ruang tamu kemudian naik tangga ke lantai 2. Sedangkan Luis yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafasnya pasrah karena ia juga bingung tujuannya apa Alex membawa Grizz kemari. Namun tak lama kebingungan itu terjawab setelah mendengar nada dering ponselnya.
"Jadikan dia pembantu di rumah ini dan sekolahkan dia sampai lulus. Setelah lulus nanti akan ku nikahi dia"
Itulah pesan perintah yang ada di ponsel Luis. Luis pun segera mendekat kearah Grizz yang masih termenung ditempatnya.
"Ayo ku antar ke kamarmu. Untuk sementara bantulah bekerja disini sebagai ART sebelum umurmu mencukupi untuk menikah. Sepertinya pilihan untuk menikah dengan tuanku tidaklah buruk. Dia hanya mempunyai kekurangan pada wajahnya, namun aslinya dia adalah orang yang baik" ucap Luis menenangkan Grizz.
"Apa tak ada pilihan lain selain menikah dengannya? Aku masih ingin meraih cita-citaku dulu sebelum menikah" ucap Grizz dengan lirih.
Grizz begitu ingin menjadi seorang dokter. Menjadi dokter adalah cita-citanya sedari kecil walaupun ia harus bersusah payah untuk mendapatkan beasiswa kelak demi berkuliah di jurusan kedokteran.
"Menikah dengan tuan Alex takkan mengganggu cita-citamu, bahkan kau akan jauh lebih mudah untuk mewujudkannya. Asalkan kamu minta ijin padanya baik-baik dan akan terus setia padanya walaupun dia tak sempurna" saran Luis.
Grizz terdiam mendengar ucapan Luis, ia tengah memikirkan keputusan yang tepat untuk dirinya. Sebenarnya ia sedikit beruntung telah dibawa keluar dari rumah itu oleh Alex walaupun konsekuensinya harus menikah dan menjadi pembantunya. Namun ia takut jika Alex akan memperlakukan dia sama dengan saat tinggal bersama ayahnya.
"Baiklah aku menerima tawaran itu tapi jangan pukuli aku" ucap Grizz dengan memberikan sedikit syarat.
"Siapa juga yang mau memukulimu? Mending mukul ayam goreng lalu ku jadikan ayam geprek biar bisa dimakan" ucap Luis dengan sedikit bercanda.
Grizz hanya mendelikkan matanya tak terima saat dirinya dibandingkan dengan ayam. Grizz pun bangkit dari duduknya kemudian berjalan tertatih mengikuti Luis. Grizz menggunakan celana panjang kulot sehingga luka akibat pukulan sapu tak terlihat sama sekali walaupun dari cara berjalannya sangat kelihatan.
"Kenapa kau jalan seperti siput?" seru Luis saat melihat kearah belakang ternyata Grizz tertinggal jauh.
Namun Luis merasakan ada keanehan dari kaki Grizz yang terlihat pincang. Bahkan sesekali dari raut wajahnya terlihat bahwa gadis itu sedang menahan kesakitan. Sedangkan Grizz yang mendengar seruan itu tentunya langsung mempercepat langkahnya tanpa mempedulikan rasa sakitnya.
Saat Grizz berada tepat didepannya, Luis segera berjongkok dihadapan Grizz. Sontak saja Grizz memundurkan langkahnya karena merasa perlakuan Luis ini berlebihan.
"Eh... Apa yang kau lakukan?" tanya Grizz sambil menggelengkan kepalanya.
"Diam disitu dan jangan berisik" seru Luis karena merasa bahwa Grizz ini aslinya adalah gadis yang bawel.
Grizz pun akhirnya memilih untuk diam dan membiarkan Luis melakukan apa yang dia mau. Luis yang melihat Grizz diam ditempatnya pun akhirnya menaikkan celana kulotnya keatas kemudian terlihatlah kaki gadis itu yang memerah bahkan masih ada darah yang mengering. Banyak juga obat merah yang membekas disana.
Melihat apa yang dilakukan oleh Luis membuat Grizz tersadar dengan yang sebenarnya ingin laki-laki itu ketahui. Luis sedikit meringis melihat banyaknya luka yang ada di kaki Grizz. Tanpa mengucapkan apapun, Luis berdiri setelah mengembalikan posisi celana kulot itu.
"Ada apa dengan kakimu?" tanya Luis dengan tatapan yang sulit diartikan.
Grizz mengalihkan pandangannya tak ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Luis. Matanya terlihat berkaca-kaca saat mengingat peristiwa sebelum Alex dan Luis datang.
"Hanya jatuh" jawab Grizz singkat.
"Hanya orang bodoh yang percaya dengan jawabanmu" ucap Luis dengan terkekeh sinis.
Grizz tak mau menanggapi ucapan Luis dan laki-laki itu pun langsung berjalan pergi menuju kamar yang akan ditempati oleh gadis itu. Grizz pun akhirnya mengikuti Luis dalam diamnya.
"Ini kamarmu" ucap Luis sambil membuka pintu sebuah kamar tamu.
Grizz pun memasuki kamar itu bahkan melongo tak percaya dengan apa yang didepannya. Pasalnya kamar ini tak ubahnya seperti yang ada di negeri dongeng dengan kasur king sizenya. Bahkan luas kamar yang ada di rumahnya pun kalah jauh dengan ini, mungkin bisa 3 kali lipatnya.
"Apakah tuan yakin jika atasan anda memberikan kamar ini untukku? Bukannya kamar pembantu tak mungkin sebagus ini" tanya Grizz pada Luis.
"Perlu kamu garis bawahi, kau hanya jadi pembantu sementara. Setelahnya akan jadi istri tuanku yang berarti kau tak cocok berada di kamar pembantu" ucap Luis.
Grizz pun hanya menganggukkan kepalanya mengerti dan seperti pasrah dengan nasibnya yang kini ditentukan oleh Alex. Setelahnya Luis keluar dari kamar itu kemudian Grizz merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk itu.
Tanpa mereka sadari, semua kegiatan keduanya terpantau oleh seseorang dari ponsel pintarnya. Bahkan saat Luis menaikkan celana kulot Grizz yang membuat seseorang itu sedikit marah namun ketika melihat apa yang dilakukan asistennya itu, dia menurunkan egonya.
"Takkan ku biarkan kau terluka kembali seperti ini. Bahkan aku akan membalaskan semua rasa sakitmu pada mereka yang telah menyakitimu" gumam seseorang itu yang tak lain adalah Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments