"Kamu tak perlu khawatir dengan Luis, dia tahu apa yang harus dilakukan. Terlebih orang itu sudah mengganggu sesuatu yang begitu berharga" ucap Alex dengan wajah datarnya.
Grizz yang mendengar hal itu hanya bisa menganggukkan kepalanya walaupun sebenarnya ia tak mengerti dengan apa yang dimaksud. Grizz terus bersembunyi dibelakang tubuh Alex karena tak kuat melihat beberapa darah yang kini sudah berceceran di lantai.
"Cukup..." titah Alex pada Luis.
Ia tak mau Luis sampai kalap menghabisi kepala sekolah itu karena ia juga ingin bermain dengannya dalam keadaan masih hidup. Luis yang mendengar perintah dari Alex untuk menghentikan kegiatannya pun langsung berhenti. Bahkan kini ia sudah berdiri sedikit menjauh dari kepala sekolah itu dengan nafas yang terengah-engah dan wajah bercucuran keringat.
Sedangkan kondisi kepala sekolah itu tentunya sangatlah memprihatinkan, pasalnya wajahnya sudah penuh lebam dan darah. Bahkan Grizz yang melihatnya hanya bisa meringis kesakitan seakan merasakan dulunya saat disakiti ayah kandungnya. Alex berjalan mendekat kearah kepala sekolah yang masih setengah sadar itu, kemudian berjongkok didepan wajah pria paruh baya itu.
Bugh...
"Jangan ganggu milikku" tekan Alex yang kemudian memukul pipi kepala sekolah itu dengan kepalan tangannya.
"Hugo..." panggilnya.
Hugo yang tahu dengan maksud dari tuannya itu pun langsung saja melaksanakan perintahnya. Sedangkan Grizz langsung digiring keluar ruangan kepala sekolah oleh Alex dan Luis. Mereka tak ingin jika Grizz mengetahui apa yang akan dilakukan Hugo pada wanita paruh baya itu.
Saat ketiganya keluar dari ruang kepala sekolah, ternyata ada beberapa guru dan siswa yang sudah berkumpul di depan pintu ruangan itu. Mereka bertiga tak menyangka jika kegiatan didalam ruang kepala sekolah itu sudah berlalu begitu lama. Alex melirik jam yang ada ditangannya yang ternyata sudah menunjukkan pukul setengah 8. Pantas saja mereka sudah datang ke sekolah karena saat ini jam pelajaran sebentar lagi akan dimulai.
Semua siswa dan guru menatap Grizz yang tengah ketakutan dengan dua orang yang teramat mereka kenali dalam dunia bisnis. Mereka semua langsung mundur secara bersamaan saat melihat adanya dua tirani bisnis yang sangat terkenal. Namun ada satu orang siswa yang tiba-tiba saja menerobos kerumunan itu dan langsung menarik tangan Grizz. Dia adalah Dara, sahabat Grizz.
"Grizz, kamu nggak papa kan? Apa yang terjadi didalam ruang kepala sekolah tadi? Kamu nggak di apa-apainkan sama laki-laki tua itu? Kenapa juga kamu bisa didalam ruangan itu sih? Dia itu genit lho" ucap Dara bergidik ngeri.
Bahkan Dara memutar-mutar badan Grizz hingga sang empu terlihat pusing. Sedangkan Grizz hanya bisa pasrah saja diperlakukan seperti itu oleh sahabatnya, bahkan kini ketakutannya langsung saja menguap. Alex dan Luis yang melihat tingkah teman Grizz hanya bisa menatap tak percaya jika gadis polos itu berteman dengan Dara yang notabene bersikap sebaliknya.
"Hmm..."
Deheman Alex dan tatapan tajamnya tentunya menyadarkan mereka semua yang terpaku pada Grizz dan Dara. Sedangkan Dara yang baru menyadari adanya oranglain didekat sahabatnya pun langsung mengalihkan pandangannya. Dara begitu terkejut saat dihadapannya ini adalah dua orang yang ia curigai kemarin. Sontak saja Dara langsung menyembunyikan tubuhnya dibelakang Grizz, ia takut dengan tatapan tajam Luis yang langsung dilayangkan padanya.
Saat keheningan sedang tercipta, tiba-tiba saja beberapa orang berbaju hitam datang untuk membubarkan kerumunan itu. Semua siswa dan guru diusir agar tak mendekat kearah ruang kepala sekolah, sedangkan Dara masih berlindung dibalik ketiak Grizz.
"Bubar semua..." teriak anak buah Alex.
Bahkan ketika mereka sudah menjauh, namun tetap saja semuanya masih mencuri-curi pandang kearah ruang kepala sekolah. Tak berapa lama, Hugo membawa sebuah karung putih yang berisi bungkusan besar tubuh kepala sekolah namun tak ada yang mengetahuinya. Beberapa anak buah Alex langsung saja membantu membawanya dan mereka pergi dari area sekolah.
Sontak saja apa yang mereka lihat itu menjadi bahan pembicaraan semua orang yang ada disana. Banyak sekali yang menduga kalau isi dalam karung besar itu adalah kepala sekolah terlebih sedari tadi pria paruh baya itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Namun mereka tak berani bertanya karena takut dengan Alex dan Luis yang ada disana.
"Hari ini sekolah diliburkan. Silahkan pulang ke rumah masing-masing karena kami akan mengadakan rapat internal demi merombak tatanan sistem di sekolah ini" seru Luis.
Bukan lagi hal baru, semua orang disana tahu bahwa sekolah swasta terbaik ini masih dibawah naungan perusahaan Alex. Bahkan pemilihan guru dan pekerja lainnya pun terpilih namun entah mengapa Luis sepertinya kecolongan.
Luis dan Alex langsung saja pergi menuju sebuah ruangan dengan mengundang beberapa dewan guru melalui ponselnya. Sedangkan semua siswa langsung pulang ke rumah masing-masing walaupun mereka ingin sekali menginterogasi Grizz. Namun jelas sang pawang Dara langsung melindungi Grizz dari banyaknya orang yang ingin tahu.
"Pulang semua" teriak Dara.
Semua langsung menyoraki Dara yang seperti pahlawan bagi Grizz padahal saat tadi ada Alex dan Luis dia bagaikan tikus kecebur got. Akhieya semua memilih bubar sedangkan Dara langsung saja menarik tangan Grizz menuju ke parkir mobilnya.
"Maaf nona Grizz, mari saya antarkan pulang" ucap Hugo yang tiba-tiba datang dihadapan Grizz.
"Nanti dulu. Grizz mau ngobrol sama Dara, bentar aja" ucap Grizz dengan tatapan permohonan.
"Baiklah, 5 menit ya nona" ucap Hugo memperingatkan.
Grizz langsung berkacak pinggang dan memelototkan matanya kepada Hugo. Enak saja ngobrol hanya lima menit bersama Dara, tentunya ia tak terima dan langsung saja protes.
" Satu jam dong" pinta Grizz memprotes Hugo.
Hugo menggelengkan kepalanya tak setuju. Pasalnya nanti Alex akan marah jika perintahnya tak dituruti oleh gadis itu dan membuatnya akan terkena masalah. Dara yang melihat temannya mati kutu pun akhirnya membantu untuk mendapatkan ijin.
"Ayolah paman, kami takkan kemana-mana. Kami hanya berbincang di sana kok" ucap Dara sambil menunjuk kearah sebuah tempat duduk didekat parkir mobil.
"Silahkan anda sendiri ijin sama tuan Alex" putus Hugo yang kesal karena menghadapi dua perempuan keras kepala.
Keduanya mendengus kesal karena keinginannya tak dapat terpenuhi. Akhirnya Dara pergi meninggalkan Grizz dengan penasaran yang sangat tinggi kemudian masuk dalam mobilnya. Sedangkan Grizz wajahnya tertunduk lesu karena ia ingin sekali menikmati waktu bersama sahabat satu-satunya itu.
"Paman Hugo nggak asyik" seru Grizz yang langsung pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya.
Hugo yang disalahkan oleh dua orang gadis pun hanya bisa menghela nafasnya pasrah. Kini ia langsung saja menyusul Grizz yang sudah masuk kedalam mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Ahmad Syarif
lnjut
2023-04-16
1