Alex dan Luis sudah sampai di sebuah gedung tua yang sudah lama kosong. Mereka turun dari mobil disambut oleh beberapa anak buah Alex yang dengan sigap menunjukkan dimana letak tahanan yang tadi baru saja ditangkap. Keduanya berjalan dengan raut wajah datarnya membuat semua anak buahnya langsung menundukkan kepalanya hormat.
Klek... Klek...
Pintu jeruji besi dibuka dan terlihat disana dua orang laki-laki duduk disebuah kursi yang diikat. Bahkan penerangan baru saja dinyalakan oleh Alex. Kedua laki-laki itu langsung membuka matanya saat ada cahaya yang masuk dalam mata. Mereka menatap horor Alex yang ada di hadapannya. Baru kali ini ia melihat sosok yang katanya mengerikan dalam dunia bisnis, terlebih mereka terkejut dengan wajah Alex. Setelah menetralkan keterkejutannya, mereka berdua menatap remeh pada Alex.
"Ini toh yang dicari sama si bos? Pria buruk rupa kaya dia bisa apa?" ucap salah satu laki-laki itu dengan terkekeh geli.
Luis yang mendengar bosnya dihina dan diremehkan pun menatap tajamkearah dua laki-laki itu. Sedangkan Alex hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia sudah terbiasa mendapatkan ejekan dari oranglain karena wajahnya, namun jika mereka meremehkan kemampuannya tentu saja harus bersiap-siap menanggung resikonya.
"Lalu yang wajahnya biasa saja kaya kalian ini, bisa apa? Dikasih tugas sama bosnya saja nggak becus dan malah ketangkap" ejek Alex dengan raut wajah datarnya.
Kedua laki-laki itu terdiam karena ternyata Alex mampu mengucapkan kalimat pedas yang menghancurkan mental dan harga diri mereka. Alex yang melihat kedua laki-laki di hadapannya terdiam pun hanya bisa terkekeh sinis. Ia takkan membiarkan lawannya dengan mudah mati di tangannya.
"Siapa yang kau cari saat mengikutiku? Ingin bertemu dengan pria buruk rupa ini atau malaikat kematian" ucapnya dengan menyeringai sinis.
Wajah keduanya benar-benar ketakutan saat ini, apalagi melihat Alex bagaikan harimau yang siap menerkam mereka. Terlebih saat ini Alex tengah mengeluarkan sebuah botol putih kecil yang entah berisi apa namun yang pasti mereka mempunyai perasaan yang tidak enak.
"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Luis setelah melihat kode yang diberikan oleh Alex.
"Tidak ada" jawab keduanya secara bersamaan.
"Ternyata mereka sudah belajar kompak dalam menjawab pertanyaan kita, bos. Udahlah beri saja racun itu kepada mereka atau keluarganya?" ucap Luis dengan terkekeh sinis.
"Jangan..." seru keduanya bersamaan.
Keduanya tampak panik saat keluarganya disebut. Keluarganya tak tahu apa-apa mengenai pekerjaan keduanya membuat mereka tak ingin terjadi apa-apa dengan kerabatnya. Alex dan Luis yang melihat kepanikan keduanya tentunya merasa bahagia bahkan diam-diam tersenyum penuh kemenangan.
"Cepat katakan siapa yang suruh kalian" sentak Luis tak sabaran.
"Tapi tolong lindungi keluargaku dari orang yang menyuruh kami" nego salah satu laki-laki itu.
"Itu bukan urusan kami, cepat katakan" sentak Alex menatap tajam kearah mereka berdua.
Keduanya hanya bisa menundukkan kepalanya karena telah salah mencari lawan. Baru kali ini mereka gagal dalam menjalankan tugas, pasalnya sebelum ini keduanya lancar-lancar saja. Sepertinya riwayat hidup mereka berakhir sampai disini.
"Tuan Valdo" jawab salah satu disana jujur.
"Jadi pria tua itu yang ingin mencari masalah denganku. Sekali tendang juga mental ke atas genteng itu orang" ucap Alex sambil geleng-geleng kepala.
"Pukul mereka sampai satu bulan ke depan" lanjutnya memerintahkan anak buahnya.
Alex pun membalikkan badannya kemudian berlalu pergi dari sana. Sedangkan kedua laki-laki itu hanya bisa pasrah harus menjalani hukuman yang diberikan Alex. Namun mereka masih beruntung karena Alex tak menghabisi keduanya sehingga ada kesempatan untuk bertobat.
"Kasihan ketipu sama bosku, pasti mikirnya itu botol kecil isi racun ya padahal isinya cuma cairan tetes mata" ledek Luis yang kemudian pergi menyusul Alex.
Keduanya menganga tak percaya mendengar ucapan Luis. Ternyata apa yang mereka takutkan tak terjadi sama sekali. Lawan mereka terlalu licik bahkan manipulatif membuat seharusnya keduanya itu mencari tahu dulu siapa yang menjadi targetnya.
***
"Baru masuk sehari udah dikasih materi buat ujian besok mana katanya ini tes masuk sekolah lagi. Kan Grizz sudah diterima disana kok sekarang pakai tes lagi ya?" gumam Grizz bertanya pada dirinya sendiri.
Grizz heran saat tadi dipanggil oleh kepala sekolah disana kalau dirinya diwajibkan menjalani tes untuk masuk sekolahnya. Padahal sudah jelas kalau dia diberi akses masuk kelas yang artinya Grizz sudah diterima sekolah itu. Dia bingung namun tak mau menceritakan pada Dara atau siapapun karena takut merepotkan. Atau mungkin saja Luis dan Alex lupa memberitahunya jika ada tes lagi saat masuk sekolah.
"Nggak papa lah, Grizz kan cerdas. Pasti besok bisa ngerjain soal ujiannya" gumamnya yakin.
Grizz pun tenggelam dalam materi-materi yang ada di buku yang diberikan kepadanya. Karena terlalu fokus, akhirnya Grizz sampai melupakan jam makan malamnya membuat Bibi Yun segera masuk kedalam kamar gadis itu. Saat Bibi Yun membuka pintu pun Grizz masih juga tak sadar jika ada yang masuk.
"Nak, ayo makan. Jangan belajar terus" panggil Bibi Yun dengan menepuk bahu Grizz.
Grizz pun akhirnya mengalihkan pandangannya kearah Bibi Yun yang ada dibelakangnya. Grizz langsung saja memeluk Bibi Yun sambil menyandarkan kepalanya pada perut wanita paruh baya itu. Melihat tingkah manja Grizz tentunya membuat Bibi Yun hanya bisa mengelus lembut punggung gadis itu.
"Ayo makan, sudah ditunggu tuan Alex" ajaknya lagi.
Akhirnya Grizz menurut kemudian berdiri dan melepaskan pelukannya pada Bibi Yun. Keduanya berjalan berdampingan kemudian turun menuju ruang makan. Terlihatlah Alex dan Luis sudah duduk disana kemudian diikuti Grizz juga Bibi Yun. Mereka segera saja melaksanakan makan malam yang tertunda akibat menggu Grizz.
***
"Apa yang kau kerjakan di kamar sampai lupa jam makan malam?" tanya Luis penasaran setelah mereka menyelesaikan makan malam.
"Emm... Grizz belajar untuk tes masuk sekolah besok pagi" jujur Grizz dengan tatapan polosnya.
Alex dan Luis melebarkan matanya mendengar jawaban dari Grizz. Semua persyaratan administrasi sudah mereka selesaikan tinggal Grizz belajar saja disana tanpa test karena Alex menggunakan laporan penilaian gadis itu yang ada di sekolah lamanya. Alex dan Luis saling pandang seakan tengah berdiskusi.
"Baiklah, besok kami akan ke sekolahmu untuk menanyakan ini" putus Luis.
Alex menampilkan seringaian sinisnya karena ternyata ada yang ingin bermain-main dengannya. Atau mungkin ada siswa yang tak menyukai Grizz sehingga melaporkan gadis itu yang masuk sekolah itu tanpa tes. Semuanya akan terjawab esok hari dengan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi orang-orang yang telah mengganggu gadisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments