Hujan turun dengan lebatnya. Jalanan tampak lengang hanya beberapa mobil yang melintas.
Seorang pria tengah fokus menyetir mobilnya menembus derasnya air hujan.
Langit yang mulai gelap karena mendung serta waktu yang sudah sore membuat orang enggan keluar rumah.
Arga Yunanda Wijaya. Pria yang sering disapa Arga itulah yang sedang mengemudikan mobilnya.
Pria tampan blasteran yang wajahnya sudah tak asing lagi bagi para pengusaha serta eksis di berbagai majalah bisnis kini sukses menjadi pengusaha muda. Lahir dari keluarga konglomerat kaya di Asia kini sedang fokus menjalankan bisnisnya di Indonesia.
Arga mengurus beberapa perusahaan sehingga membuatnya harus sibuk wara wiri tak peduli hujan lebat menerjang.
Beruntung saat ini rapatnya dengan salah satu kolega sudah usai.
Saat perjalanan pulang dia melihat jalanan sepi. Namun perhatiannya tertuju pada salah satu tepi jalan.
Dari kejauhan dia mengamati seperti seseorang tengah tergeletak di pinggir jalan.
Karena penasaran dia akhirnya mendekati sosok tersebut.
Benar saja, tampak seseorang tengah pingsan tergeletak dibawah derasnya hujan.
Sebenarnya dia seorang yang cuek dengan sekitar. Namun entah kenapa hatinya tergugah melihat orang itu.
Arga keluar dari mobilnya untuk memastikan orang tersebut. Karena tidak membawa payung akhirnya dia berjalan menembus lebatnya hujan. Tak peduli akan tubuhnya yang basah kuyup oleh air hujan.
Arga mendekati orang tersebut dan saat membalikkan tubuhnya dia sangat terkejut ketika mendapati seorang wanita muda yang tergeletak tak berdaya.
Arga mencoba mengecek nafas dan detak jantungnya yang masih ada. Tanpa berpikir panjang dia segera menggendong wanita tersebut dan membawanya ke dalam mobil.
Dia meletakkan tubuh wanita itu di kursi belakang. Tampak wajahnya yang pucat serta bibirnya membiru.
Arga segera memacu mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
"Ku mohon bertahanlah" gumam Arga sembari menyetir mobilnya.
Akhirnya sampai juga mereka di salah satu rumah sakit. Arga segera memanggil perawat dan membawa wanita itu ke Instalasi Gawat Darurat.
Arga tak menghiraukan tubuhnya yang kini mulai terasa dingin karena pakaiannya yang basah kuyup. Yang ada di pikirannya saat ini adalah keadaan wanita itu, siapa dia dan bagaimana bisa sampai pingsan di jalan.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Rupanya Alvin asistennya yang menelepon.
"Hali Alvin, ada apa?" ucap Arga.
"Tuan, saya hanya ingin mengabarkan bahwa Pak Wijaya ingin mengundang makan malam bersama Istri anda akhir pekan ini" ujar Alvin melalui teleponnya.
Arga menghela nafas kasar. Lagi-lagi harus mengatur waktu untuk itu.
"Baiklah, aku akan mengaturnya. Tapi sekarang aku minta tolong antarkan pakaian ke rumah sakit X" ujar Arga.
"Baik Tuan, tapi ada apa Tuan berada di rumah sakit? Apa terjadi sesuatu" terdengar nada khawatir dari Alvin.
"Nanti saja akan ku ceritakan" ujar Arga.
Alvin adalah orang kepercayaan Arga. Bisa dibilang dia adalah tangan kanannya.
Kurang dari setengah jam Alvin datang membawa paper bag berisi pakaian ganti untuk Arga.
"Tuan, ini yang anda butuhkan." Alvin menyerahkan Paper bag tersebut sembari melihat Alvin yang basah kuyup.
Arga langsung bergegas mengganti pakaiannya di toilet. Setelah selesai barulah Arga mulai menceritakan apa yang terjadi.
Disaat itu pula seorang dokter menghampiri mereka.
"Maaf, apa anda wali dari pasien?" tanya dokter tersebut.
"Ya, saya yang membawanya dokter." ujar Arga.
"Pasien mengalami dehidrasi dan anemia. Usia kandungannya yang masih sangat muda memang membuat tubuhnya lebih rentan." ujar dokter itu.
"Untuk itu kami menyarankan agar pasien sementara harus menjalani rawat inap." imbuhnya.
"Baiklah lakukan yang terbaik dokter. Apakah saya bisa menemuinya?" tanya Arga.
"Bisa pak, setelah pasien dipindahkan ke ruang perawatan. Tapi sebelum itu mohon untuk mengurus administrasi terlebih dahulu"
"Biar saya yang mengurus administrasinya Pak" Alvin segera menuju ruang administrasi.
Arga menghampiri wanita yang kini telah dipindah ke ruangan rawat inap VVIP di rumah sakit tersebut.
Tampak dia masih belum sadarkan diri. Wajahnya yang putih pucat namun masih terlihat cantik.
Arga yang penasaran masih menunggu wanita itu hingga siuman.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 dan wanita itu masih saja belum bangun. Arga yang mulai mengantuk perlahan mulai memejamkan matanya tanpa menghiraukan posisinya sekarang menangkup tangan Kasih.
.
Detak jam yang terus berpacu menandakan waktu yang terus berjalan. Langit gelap itu perlahan menyiratkan semburat jingga di ufuk timur. Pertanda mentari mulai terbit.
Namun di sebuah ruangan VVIP rumah sakit tersebut masih sama. Lampu terang menyinari ruangan itu seolah tak membedakan siang atau malam.
Seorang wanita sedang berusaha mengerjapkan matanya. Terasa silau dan tubuhnya masih sangat lemah.
Tangan kirinya terasa berat seolah ada beban yang menindihnya.
Perlahan dia membuka mata. Tampak langit-langit ruangan berwarna putih bersih tapi sangat asing.
Kemudian pandangan itu mulai mengedar ke sekitarnya. Ruangan itu mirip hotel namun ranjangnya berbeda. Sudah bisa dipastikan bahwa ini adalah sebuah rumah sakit.
Sementara saat menoleh ke kiri di mendapati seseorang tengah tidur lelap sembari memeluk tangan kirinya.
Kasih terkesiap dengan sosok pria yang tengah tidur tersebut. Jelas bukan Felix jika dilihat dari postur tubuhnya.
Dengan hati-hati sekali Kasih mencoba untuk menarik tangannya dan membebaskan dirinya dari pria tersebut.
Namun sekecil apapun mencoba meredam gerakannya Kasih tetap saja menimbulkan getaran hingga membuat pria itu perlahan mulai bergerak.
Sementara Arga yang merasakan adanya pergerakan di tangan itu segera menyadarkan dirinya.
Arga mengumpulkan tenaganya dan mencoba untuk mengangkat kepalanya. Saat membuka mata dia mendapati wanita itu sudah siuman.
"Hmmm.. Kamu sudah sadar" suara serak dan berat keluar dari mulut Arga.
"Si-siapa anda... Aku ada di mana?" suara lirih keluar dari bibir itu.
"Aku menemukanmu pingsan di jalan. Jadi ku bawa kesini. Kamu sendiri siapa?" ucap Arga tanpa mengenalkan dirinya.
"Aku.. Kasih.." ucapnya lirih.
"Siapa? Kasih?" ujar Arga.
Kasih mengangguk pelan. Namun saat dia ingin menanyakan siapa pria itu tiba-tiba dia sudah beranjak keluar. Membuat Kasih penasaran.
Tak berselang lama datanglah seorang dokter dan perawat serta pria itu. Rupanya dia memanggil dokter.
"Selamat pagi nona. Bagai mana keadaanmu sudah merasa lebih baik?" tanya dokter itu.
Kasih hanya mengangguk pelan. Dia masih bingung dengan situasi ini. Saat mengingat-ingat terakhir kali dia memang berjalan sambil tubuhnya diguyur hujan. Tiba-tiba pandangannya buram dan setelah itu tidak ingat lagi.
Dokter memeriksa Kasih dengan seksama setelah itu mereka berbicara kepada pria itu.
"Pak Arga pasien keadaannya sudah berangsur stabil. Tapi alangkah lebih baik jika menjalani rawat inap dulu agar cepat pulih" ujar dokter tersebut.
"Baik dokter. Terimakasih" ujar Arga.
Kasih yang menangkap pembicaraan mereka akhirnya mulai mengetahui bahwa pria tersebut bernama Arga.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Nur Lizza
bt felix dn ayahny menyesal seumur hidup
2023-09-13
0
վմղíα | HV💕
KK nangis Thor 😭😭
2023-04-10
2
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
nasib kasih begitu memilukan 🤧🤧
2023-04-10
1