Tempatku Untuk Pulang
Kepala Kasih terasa sangat berat. Bahkan sekujur tubuhnya kini terasa sangat sakit terutama di bagian intinya.
Dia hendak bergerak namun sesuatu mengikat tangan dan kakinya membuatnya tak bisa berkutik.
Dia berusaha membuka matanya yang sembab karena menangis semalaman.
Saat menundukkan kepala dia melihat tubuhnya yang hampir telanjang dan sangat mengenaskan. Bajunya terkoyak sana sini.
Kulit putihnya terdapat beberapa bekas cakaran serta tamparan di kedua pipi dan dadanya masih terasa sangat panas.
Dia hanya bisa nelangsa meratapi nasibnya setelah apa yang telah diperbuat oleh seorang pria yang tak dikenal.
Berteriak pun tak bisa karena pria itu menyumpal mulut Kasih dengan kain entah darimana dapatnya.
Hatinya bak teriris sembilu saat mengingat pe le cehan yang dia alami baru saja. Yang ada di pikirannya saat ini adalah berharap Felix sang suami datang menolongnya.
Sementara Felix saat ini sedang ada acara bersama teman-temannya di luar. Kasih sengaja tidak ikut karena merasa dirinya kurang enak badan.
Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam dan Felix baru saja sampai rumah.
Dia merasa heran karena sudah tengah malam namun pintu rumahnya masih terbuka. Apa mungkin Kasih ketiduran.
Felix berjalan menuju kamar dan saat membuka pintunya dia dibuat terkejut dengan keadaan istrinya yang sangat mengenaskan.
Kaki dan tangannya diikat serta mulutnya disumpal kain.
"Hhhmmmm... Hhhmmmm..." Kasih mencoba berteriak namun tertahan oleh peyumpal mulutnya.
"Sayang, apa yang terjadi" Felix langsung menghampiri istrinya. Membuka mulutnya serta melepas ikatan di tangan dan kakinya.
Kasih langsung menangis sejadi-jadinya sembari memeluk Felix.
"Aku... Aku takut.... Mas Felix aku takut" Kasih terus terisak dengan tubuh gemetar.
"Sayang.. Aku disini. Sudah jangan takut ya.." Felix terus memeluk Kasih. Dia tak kuasa menahan kesedihan serta rasa bersalahnya karena telah meninggalkan Istrinya sendiri di rumah.
Perlahan Felix menyeka dan membersihkan tubuh Kasih kemudian dia mengganti pakaiannya. Kasih tampak lemah di dalam pelukan Felix.
Ditatap wajah istrinya itu yang ujung bibirnya tampak terluka.
Sesekali Kasih mengigau dan menangis. Sepertinya dia benar-benar trauma atas kejadian yang baru saja dia alami.
"Maafkan aku Kasih... Maafkan aku..." gumam Felix sembari mengusap kepal istrinya tersebut.
...****************...
Seminggu berlalu sejak kejadian itu Kasih menjadi seorang yang sangat tertutup. Dia enggan keluar rumah juga tidak mau lebih lama ditinggal Felix.
Sebenarnya Felix ingin melaporkan kejadian ini ke Polisi namun Kasih menolak karena dia tidak ingin berita ini tersebar luas.
Alhasil dia hanya bisa berdiam diri dan meratapi semua yang telah dialaminya.
"Sayang aku harus mengecek beberapa gerai. Tidak apa kan aku tinggal sebentar?" Felix mengusap lembut kepala Kasih. Kasih hanya menjawab dengan anggukan pelan. Meski berat namun dia sadar akan tugas Felix yang menumpuk.
"Jangan lupa pintunya dikunci dari dalam ya, jika ada orang tak dikenal yang mengetuk pintu lebih baik tidak usah dibuka" ujar Felix sembari mengecup lembut kening Kasih.
Setelah keluar rumah Felix mendapati ponselnya tengah berdering. Dia mengecek siapa yang menelepon ternyata adalah David Ayahnya.
"Halo ayah, ada apa?" ucap Felix sedikit ketus. Karena selama ini komunikasi mereka sangat buruk.
"Felix. Ada yang ingin ayah sampaikan kepadamu. Tolong jika ada waktu segera temui ayah" ujar David.
"Baiklah setelah pekerjaanku selesai aku akan mampir" ujar Felix sebelum menutup teleponnya.
Felix pergi menuju kantornya dan melakukan pekerjaannya. Hingga pukul tiga sore akhirnya dia baru menyelesaikan pekerjaannya.
Meski enggan namun kali ini Felix akhirnya datang ke rumah ayahnya. Sejak Menikah dia sangat jarang datang ke rumah orang tuanya karena pernikahan Felix dan Kasih tak pernah direstui.
Felix berjalan melintasi beberapa staf yang ada di kantor ayahnya. Dia mengumbar senyum tatkala para staf menyapanya.
Akhirnya sampai juga Felix di ruangan ayahnya. Ruangan direktur utama yang seharusnya Felix tempati namun urung karena dia menikahi Kasih.
TOK.. TOK.. TOK..
Felix mengetuk pintu ruangan itu. Tak berselang lama suara seseorang dari dalam mempersilahkan masuk.
"Ayah, ada perlu apa?" ujar Felix saat baru memasuki ruangan itu.
"Duduklah dulu nak" ujar Bramantyo, Ayah Felix.
Kemudian Felix duduk di sofa ruangan itu. Dia menatap sekilas wajah ayahnya.
"Jadi, ada perlu apa ayah memintaku kesini?" tanya Felix.
"Ceraikan Kasih, Felix" ujar Bramantyo.
Tentu saja mendengar ucapan ayahnya Felix langsung bangkit dari duduknya.
"Apa-apaan ayah ini? Tidak ada angin tidak ada hujan bisa-bisanya menyuruhku bercerai dengan Kasih" Felix mulai meninggikan suaranya.
"Jika kamu bercerai dengan Kasih maka Ayah akan serahkan jabatan direktur utama kepadamu. Ayah serahkan perusahaan ini untukmu" ujar Bramantyo.
"Tapi aku mencintai istriku yah, aku mencintai Kasih" suara Felix mulai gemetar.
"Apa kamu masih mencintai istrimu sementara dia sudah ditiduri oleh pria lain?" Ucapan Bramantyo kini seolah menyentil keras Felix.
"Da_darimana ayah tahu?" padahal Felix dan Kasih berusaha menutup rapat kejadian itu.
"Apapun ayah tahu tentang kamu dan Kasih. Semuanya ayah tahu" Bramantyo tersenyum miring.
Felix mengepalkan tangannya. Hatinya mulai memanas. Memang benar Kasih telah dinodai oleh orang lain namun hal itu karena istrinya mengalami musibah.
"Kasih tidak sepenuhnya mengalami musibah itu. Bisa jadi pria itu memang memiliki hubungan dengan Kasih, namun karena rasa cemburunya kepadamu membuat pria itu membeberkan hubungannya seolah istrimu yang di le cehkan." Bramantyo sengaja mengarang cerita agar putra semata wayangnya mau bercerai.
"Ayah... Apa yang ayah katakan itu?" Felix menggertakkan giginya menahan amarah yang sedari tadi melandanya.
"Tergantung padamu sekarang. Kau ceraikan istrimu itu dan hidup enak seperti ini atau selamanya akan terjebak dengan wanita ular itu" ujar Bramantyo.
Sejenak ucapan ayahnya itu mulai menggoyahkan kepercayaan Felix.
"Tapi ayah, aku mencintai Kasih. Salah apa dia sampai ayah sangat membencinya" ujar Felix.
"Salah, karena dia tidak sederajat dengan kita" ujar Bramantyo bersungut-sungut.
"Dan kau pikir usahamu itu akan mengungguli semua yang ayah miliki? Bahkan ayah bisa membuatmu bangkrut seketika jika mau." Bramantyo tersenyum miring melihat ekspresi Felix yang mulai bingung.
Sejenak Felix terdiam. Dia menundukkan kepalanya dan memikirkan banyak hal.
"Lalu, jika aku menceraikan Kasih aku harus memakai alasan apa?"
Bramantyo kemudian menghampiri Felix dan mengusap bahunya.
"Seperti yang ayah bilang. Kasih sudah ditiduri oleh pria lain jadi kau tidak mau lagi menyentuhnya." ujar Bramantyo Meyakinkan Felix.
...****************...
Malam itu, setelah Felix berpamitan kepada Kasih untuk menghadiri pertemuan dengan rekan-rekannya. Tiba-tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu.
"Siapa malam-malam mengetuk pintu." Kasih segera berjalan keluar untuk membuka pintu.
Saat dibuka terlihat seorang pria mengenakan pakaian kurir pengantar barang.
"Selamat malam, benar dengan ibu Kasih?" tanya pria tersebut.
"Iya, benar dengan saya sendiri. Ada apa mas?" tanya Kasih.
"Ini ada paket untuk anda. Mohon diterima" ujar pria itu.
Namun karena Kasih tidak merasa memesan apapun sehingga dia masih ragu antara menerima atau tidak.
"Mungkin ini mas Felix yang beli" gumam Kasih yang akhirnya menerima paket itu.
Saat dia hendak berbalik tiba-tiba seseorang memukul punggungnya hingga dia jatuh tersungkur.
Pria pengantar paket itu langsung merangsek masuk dan mengunci pintu rumah Kasih.
Kasih yang kesakitan pun tak berdaya akan perlakuan pria itu. Dia sempat meronta namun kekuatan pria itu jauh lebih kuat darinya.
"Siapa kamu, mau apa kamu hah?" dengan gemetar Kasih mencoba untuk mencari tahu siapa pria itu. Air mata sudah mulai terurai dari netranya.
Tanpa menunggu lama pria itu langsung mengikat tangan dan kaki Kasih dengan tali yang dia keluarkan dari tasnya. Tak lupa menyumpal mulut Kasih dan membopongnya ke dalam kamar.
Perbuatan be jat pria itu pun tak terhindarkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sheng
Tukang paket nya ngewri euyy🙂👍🏻
2023-10-09
0
Nur Lizza
mampir thor
kshn kasih
2023-09-12
0
𝐙⃝🦜𝙯𝙞ғ𝙚ɪƙαɳɠʀᴇᴏɢ𝕸𝙮💞
mampir dulu nanti baca
2023-04-30
0